Sabtu, 11 Mei 2013

Berita Kematian Bagaikan Alarm

Tadi malam di group Bb bio 1 sma 6, ada berita duka, telah berpulang teman sekelas kami Aulina.

Saya terakhir ketemu Aulina ketika buka puasa bersama 2 tahun yang lalu. Saat itu kondisinya sudah kurang fit dan ia datang terlambat. Aulina yang saya liat waktu itu masih sama seperti 18 tahun yang lalu, mungil, kalau bicara lembut dan halus.

Alhamdulillah beberapa dari perwakilan teman sekelas sempat membezuk beberapa bulan yang lalu sambil memberikan tanda kasih sayang kami semua.

Sebelum Aulina, teman kami Afdhal yang 2 tahun lalu juga ikut berbuka bersama telah mendahului kami karena kecelakaan lalu lintas.

Jika mengingat orang-orang yang telah pergi, akan terselip pertanyaan giliranku kapan ya?

Semua yang bernyawa pasti akan mati dan kembali kepadaMU. Ya Allah.. Jujur ketika ditanya siapkah saya ketika saatnya waktu itu datang? Saya ga siap. Masih banyak dosa dan kekurangan yang ada. Belum cukup rasanya kebaikan dan amal yang saya perbuat di dunia ini. Tapi inilah hidup siap ga siap jika saatnya tiba tidak ada kata menolak.

Berita kematian ini benar-benar menjadi nasehat bagi kami semua. Sebaik-baik bekal adalah bekal untuk akhirat. Alhamdulillah di group tersebut salah seorang teman sering memposting tausiah dan do'a. Bagi saya saling menasehati itu sangat berarti walaupun kadang kita sudah tau ilmunya tapi kita sering lupa.

Teman yang saling mencintai karena Allah itu adalah teman yang selalu membawa kebaikan dan ketaqwaan.

Semoga alarm ini tidak hanya bekerja pada saat berita ini terjadi tapi selalu tertanam di hati dan jiwa. Selalu lakukan amal kebaikan dimanapun berada. Manfaatnya sejatinya bukan untuk orang lain tapi berpulang kepada diri sendiri.

Ya Allah ampunilah dosa teman kami Aulina, terimalah amal perbuatannya dan lapangkanlah kuburannya. Berikan tempat terbaik disisimu Ya Allah, semoga Aulina khusnul khatimah. Aamiin...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 10 Mei 2013

Ammar Bugis, Penakluk Kemustahilan (Perjuangan Pemuda Berkebutuhan Khusus Melampaui Keterbatasan)


Lumpuh total kecuali lidah dan mata tidak menjadikan seorang Ammar Bugis bersedih dan terpuruk. Yang terjadi lulus cumlaude, menjadi wartawan olahraga, penulis dan hafal Alqur'an 30 juz, Subhanallah.
Sebelum membaca buku ini saya pernah membaca berita Ammar Bugis selintas saja. Kemudian pada saat umroh dan sedang duduk di loby hotel Madinah, saya melihat beberapa pria arab sedang mengelilingi seseorang yang seperti sedang berbaring di kursi roda dan keliatan fisiknya sangat kecil. Pada saat itu awalnya saya kaget dan bertanya itu siapa ya? Rasanya saya pernah liat. Karena rasa penasaran, akhirnya saya goggling dan ketemu profil Ammar Bugis di internet. Setelah pulang ke tanah air saya membeli buku ini.
Buku ini bercerita tentang kegigihan seorang Ammar Bugis melawan keterbatasan. Tidak ada kata pantang menyerah dalam jiwanya. Keluarga juga sangat mendukung semangat Ammar Bugis ini sehingga apapun keinginan dan cita-citanya keluarga selalu membantu.
Kehendak Allah adalah segalanya. Ada hikmah dalam setiap peristiwa. Allah sangat baik dan sayang kepada umatnya, walaupun secara fisik Ammar terbatas tapi Allah mudahkan dia menghafal Qur'an dalam usia 13 tahun, sekolah, bekerja dan melakukan apa yang menjadi kesukaannya.
Buku ini juga menjadi nasehat bagi saya dan kita yang fisiknya Allah berikan sempurna. Ammar saja yang terbatas bisa menghafal 30 juz sedangkan saya... Ahh saya malu menjawabnya :(
"Saya selalu mendayagunakan pengalaman kesuksesan saya untuk menyelesaikan misi yang saya pikul di pundak saya, yaitu berupa cacat fisik yang sama sekali tidak pernah menjadi cacat tekad dan cacat inovasi. Karena cacat yang sesungguhnya adalah cacat tekad, cacat cita-cita dan sikap menyerah pada keadaan, tanpa pernah melawan dan membiarkan hidup dalam penderitaan". Itulah yang menjadi tekad Ammar hingga ia berhasil mewujudkan misinya.
Menjadi seorang penulis dan menceritakan kisahnya dalam buku ini sempat membuat Ammar ragu karena saat menulis buku ini ia sempat kehilangan ide dan materi yang telah ditulisnya di komputer hilang. Tapi karena Ammar merasa bertanggung jawab terhadap masyarakat dan teman-teman dari kalangan berkebutuhan khusus agar mereka dapat mengambil hikmah dan mengubah pandangan masyarakat bahwa orang berkebutuhan khusus itu dianggap hanya menjadi beban.
Buku ini memberi banyak pelajaran bahwasanya orang yang bertakwa, bersungguh-sungguh dan bersabar insya Allah akan menuai kebahagiaan dan keberhasilan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®





Rabu, 08 Mei 2013

Nasehat Seorang Suami Kepada Istrinya

Seperti biasa curhat kepadamu itu seperti rutinitas
Berbagi segala cerita

Saat itu aku bercerita tentang kegalauanku, kesedihanku dan airmataku
Satu persatu cerita keluar dari bibirku dengan sendu

Setelah selesai kamu menatapku, memegang tangan kemudian memeluk ku sambil berkata

"Jika seorang hamba mempunyai perasaan galau, sedih, putus asa dsb. Maka saatnya introspeksi bagaimana kualitas kedekatan hamba itu dengan Allah. Jika seorang hamba itu dekat dia akan yakin pertolongan Allah dan setiap kejadian yang terjadi kepada manusia atas izin Allah. Percayalah skenario kehidupan dari Allah adalah yang terbaik"

Aku langsung terdiam sambil membenarkan di hati
Terbayang bagaimana kualitas hubunganku selama ini dengan Allah
Sholat yg masih tidak tepat waktu, membaca Alqur'an seingatnya saja aahhggg... masih banyak kesalahanku yang lain

Ya Allah.....
Aku malu dan merasa berdosa
Begitu banyak kebiasaan buruk yang telah kulakukan selama ini tapi sayang dan cinta kasihMU tidak berkurang sedetikpun

Terima kasih Ya Allah telah Engkau berikan pasangan yang saling menasehati dalam kebaikan dan mencegah keburukan

Untuk suamiku...
Aku mencintaimu seperti aku mencintai kebaikan-kebaikan yang ada di muka bumi ini
I love you more... ;)

Powered by Telkomsel BlackBerry®