Rabu, 16 April 2014

Mempelajari Al-Quran Sepanjang Usia

Sudah beberapa bulan ini saya dan tetangga muslim lainnya di komplek rumah mengadakan kelas tahsin tiap minggu. Dari dulu rencana mau bikin kegiatan pengajian di komplek tapi tertunda terus, Alhamdulillah sekarang terlaksana juga. Better late than never khan :). 

Jika ditanya dari kapan belajar membaca Al-Quran, tentu orang tua mengajarkannya dari kecil. Tapi kalau ditanya apakah rutin membacanya tiap hari, mesti jawabnya senyum simpul dan malu (pengakuan hehe). 

Belajar tahsin ini semua memulainya dari cara membaca huruf hijaiyah. Ternyata untuk yang dasar aja banyak yang salah pengucapannya. Ya Allah saya maluuuu. Sekarang umur saya 30 tahun lebih, belajar Al Quran dari tk, sd, smp,sma dan kuliah Ternyata yang saya pelajari itu ga ada apa-apanya hanya sekedar bisa membaca. Padahal salah pengucapan bisa salah arti. Terasa banget kemana aja waktu saya selama ini :(. Alhamdulillah selama 4 bulan belajar tahsin selama ini timbul kesadaran baru dalam diri saya. Belajar Al Quran itu sepanjang masa, bukan hanya sekedar bisa baca dan itu tingkat yang paling rendah. Sekarang saya baru belajar bagaimana membaca yang benar, panjang pendek huruf. Masih banyak yang ingin saya pelajari lagi, tafsir, bahasa arab dan menghafal Al Quran. Ya Allah semoga masih Engkau beri kesempatan, kesehatan dan waktu untuk mempelajari itu semua.

Sekarang untuk mempelajari Al-Quran sarananya begitu banyak dan mudah apalagi dengan tiap hari terhubung dengan gadget dan internet. Hanya tinggal kemauan saja. Sosial media juga menjadi sarana semangat untuk mengajak orang lain dengan mencintai Al-Quran. Dengan adanya program ODOJ one day one juz. Terlepas dari kontroversialnya ODOJ bagi saya yang tidak rutin membaca Al-Quran program ini ikut membantu untuk mengingatkan jangan pernah terlepas dari Al-Quran. Semoga dengan niat yang lurus karena Allah, bersihkan hati dengan sifat yang buruk, berdoa agar Allah memberi rahmat, ridho dan mempermudah langkah ini. Aamiin...

Alhamdulillah banget liat ibu-ibu yang semangat untuk belajar walaupun belajarnya sambil nyusuin bayi, ngasuh anak dan setumpuk urusan domestik tapi tetap rutin datang. Seneng rasanya kalau lingkungan sekitar mempunyai semangat yang sama. Semoga saja setelah belajar baca Al-Quran bareng suatu saat juga bisa menghafal Al-Quran bareng satu komplek ahh indahnyaaa :). Ternyata satu hal yang sesuatu bagi saya, ibu-ibu itu meminta kelas lagi untuk tausiah ceramah agama biar pengetahuan agama terus nambah katanya, aahh terharu dan bangga liat ibu rumah tangga yang produktif ini. Siapa bilang ibu rumah tangga kerjaanya cuman gosip dan nonton sinetron hehe. 

Jumat, 14 Maret 2014

Merindukan Hujan Dalam Kepungan Asap #Save RIau

Udara telah bercampur asap dan
Racun-racun pun bertebaran

Beginilah rasanya hidup di kota penuh asap?
Apa yang engkau pikirkan hei tangan-tangan yang menyuruh dan membakar hutan?

Hujan turunlah.........
Basuh asap-asap yang telah mengerogoti nafas kami

Tuhan maafkan kami, hambaMu yang kurang bersyukur
Tidak menjaga dengan baik apa yang telah Engkau ciptakan


Kejadian yang terus berulang asap,asap dan asap. Biasanya asap datang dan pergi hanya beberapa hari hingga tidak pernah menjadi perhatian yang serius. Tapi kini puncaknya hampir tiga bulan asap semakin parah.
Sebagai  orang yang lahir dan besar di Pekanbaru saya merasakan kepedihan dan kemarahan masyarakat Riau walaupun kini saya tinggal di Bekasi, apalagi hampir sebagian besar keluarga saya tinggal di Pekanbaru.

Sudah menjadi rahasia umum Riau itu bagaikan bunga yang mekar bagi perusahaan-perusahaan besar. Begitu banyak perusahaan besar yang mengeruk kekayaan alam Riau. Tapi apa yang masyarakat dapatkan? bukan kesejahteraan tapi musibah. Yang sejahtera para pengusaha, pemerintah yang korup dan petugas yang tidak amanah.

Ya Allah... ketika hati mereka telah buta dan nafsu mereka rakus akan kekayaan. Mereka tidak pikirkan lagi saudara-saudara mereka yang sengsara. Apa karena mereka tidak tinggal disana?

Saya berharap dan berdoa kejadian ini menjadi pelajaran dan membuka hati nurani orang-orang yang berkepentingan untuk berhenti membakar hutan dengan alasan ekonomis.
Semoga ada keberkahan dan hikmah yang besar setelah ini semua berlalu. Aamiin.

Senin, 10 Maret 2014

Berburu Buku dan Menuai Ilmu di Islamic Book Fair (IBF) 2014

Perhelatan IBF datang lagi, seneng rasanya liat buku baru dan ketemu penulis :). Dua kali saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke IBF, bagi saya ini tidak hanya sekedar melihat tapi juga me time  sebagai seorang penyuka buku apalagi ada discount hehehe.
Minggu pertama saya datang sudah niat untuk mengikuti kajian soft launching buku Salim A Fillah yang berjudul Lapis-lapis keberkahan. Selalu ada rasa haru dan tersentak setiap mendengar tausiah ustad Salim. Merasa diingatkan kembali dan harus belajar lebih dalam lagi tentang Islam.
Ketika berbicara dunia kadang kita lupa tujuan keberkahan. Halal pasti kita cari tapi keberkahan? apakah kita sudah perhatian terhadap hal ini ? 
Apalagi yang kita cari dalam hidup ini kalau bukan lapis-lapis keberkahan. Mari penuhi hati hanya dengan kebaikan, kebaikan dan kebaikan.
Kadangkala keberkahan pada hal-hal kecil mengalahkan sesuatu hal yang besar dan jangan pernah lupakan nikmat-nikmat kecil yang Allah berikan.
Rasanya ga sabar buat baca buku ini semoga dimudahkan penyelesaiannya dan segera terbit agar lapis-lapis keberkahan juga tumpah kepada pembaca :)

Minggu ke dua ada diskusi dengan A Fuadi penulis trilogi 5 menara. Tema diskusinya menarik "Mengenalkan Islam Indonesia Ke Barat Melalui Novel Trilogi 5 Menara". Novel Fuadi ini sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris dan sudah tersebar ke luar negri. Buku yang bercerita tentang Islam dan pesantren ini diminati oleh non muslim, mereka jadi tau apa itu pesantren dan Islam. Buku serius yang berbicara tentang Islam pasti sudah banyak dan belum tentu bagi non muslim mau membacanya. Disini keunggulan novel, walaupun bercerita fiksi tetapi latar belakang dan nilai yang ada dalam cerita tersebut menjadi nilai lebih dan menjadi sarana dakwah yang tepat.

"Menulis adalah cara "berdakwah" melintas zaman, negara, geografi dan bahasa" 


"Kata bisa lebih hebat dari peluru, yaitu menginformasikan, menginspirasi dan menggerakkan"

Nah buat yang suka nulis, ternyata banyak media untuk melakukan kebaikan termasuk nulis walaupun novel fiksi sekalipun. Asal niatnya karena Allah, yang ditulis membawa manfaat dan kebaikan, dan ditulis dari hati maka bisa menjadi inspirasi dan menggerakkan orang lain ke arah kebaikan.

Satu lagi acara yang di tunggu, bagi penggemar karya Tere Liye (TL), ada meet and greet bersama TL. Bagi saya TL ini unik publikasi tentang dia pribadi ga ada di media manapun termasuk bukunya, padahal zaman narsis dan selfie gini hal tersebut sesuatu yang langka :)). Tapi disinilah letak konsisten TL walaupun sudah puluhan karya best seller yang telah di terbitkan, dan sudah di filmkan juga, tetap ia hanya mau dikenal karyanya bukan orangnya. 
Tl mengatakan "saya dalam menulis hanya simple saja dan saya tidak melabeli diri saya penulis religi, saya hanya menulis kisah fiksi dengan memberi suasana dan cerita indah disertai pemahaman yang baik. Semua karya fiksi hanyalah rekaan semata, seribu kebaikan yang dalam buku fiksi itu semua hanyalah rekaan tapi kebaikan yang melekat di hati itu adalah kongkrit dan kebaikan yang dilakukan karena insprirasi dari cerita itu adalah sesuatu yang nyata. Kadangkala penulis itu dekat dengan kesia-siaan. adakalanya inspirasi yang ia tulis tidak membawa insprisasi bagi dirinya hanya kepada pembacanya. Maka jadilah pembaca yang melakukan kebaikan nyata dari sebuah inspirasi yang ada"