Selasa, 08 Juli 2014

9 Juli 2014, Memilih Dengan Syarat ....

" Pak Prabowo, kami memilih anda tapi.... "

Sungguh Anda terpilih ataupun tidak, kami sama was-wasnya. Bahkan mungkin, rasa-rasanya kami lebih was-was jika Anda terpilih. Kami tidak tahu hal yang gaib. Kami tidak tahu yang disembunyikan oleh hati. Kami tidak tahu masa depan. Kami hanya memilih Anda berdasarkan pandangan lahiriah yang sering tertipu, disertai istikharah kami yang sepertinya kurang bermutu.
Mungkin jika anda terpilih nanti, urusan kami tak selesai sampai disitu. Bahkan kami juga akan makin sibuk. Sibuk mendoakan Anda. Sibuk mengingatkan Anda tentang janji Anda. Sibuk memberi masukan demi kemaslahatan. Sibuk meluruskan Anda jika bengkok. Sibuk menuntut Anda jika berkelit
(Salim A Fillah)


Disaat hingar bingar kicauan sosmed tentang pencapresan saya masih memilih diam dan tidak berkomentar. Keputusan saya masih tetap tidak mau memilih terlebih-lebih melihat berita yang lebay dan serem sampai bikin males bin eneg. Apalagi ini bulan Ramadhan lebih baik fokus buat ibadah dan ditambah lagi senang-senangnya belajar Al-Quran :))

Allah lah yang membolak balikan hati manusia dan itu terjadi, pada saat santai saya membaca di web tulisan  salimafillah.com/pak-prabowo-kami-memilih-anda-tapi/  ada rasa haru dan nyess terasa di hati, Alhamdulillah beginilah seharusnya adab seorang muslim mendukung seseorang bukan dengan cinta buta tapi dengan syarat. Syarat saling mengingatkan untuk kebaikan dan menepati janji sesuai amanah yang diberikan.

Saya percaya kedua calon ini siap menang dan siapa kalah (semoga pendukungnya juga). Siap mengucapkan istighfar ketika menang karena terbayang amanah berat yang kelak akan di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya dan siap berucap Alhamdulillah ketika kalah karena yakin rencana Allah itu pasti dan yang terbaik.

Semoga pemilhan besok lancar dan Allah beri keberkahan buat bangsa ini dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang Rahamatan Lil Alamin dan diberi pemimpin yang mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Aamiin...

Salam 10 jari.....(salam doa maksudnya hihihi)



Senin, 07 Juli 2014

Tutur Penerang Hati by Ibnu Athaillah al-Sakandari


Makna persahabatan dengan Allah adalah bersahabat dengan semua karunia dan nikmat-Nya. Bersahabat dengan nikmat-Nya adalah bersyukur. Bersahabat dengan ujian-Nya adalah bersabar. Bersahabat dengan perintah-Nya adalah menghormati dan menunaikan. Bersahabat dengan larangan-Nya adalah menjauhi. Bersahabat dengan ketaatan adalah bersikap ikhlas. Dan bersahabat dengan Al-quran adalah merenungkan



Saya masih belum bisa move on dari buku Ibnu Athaillah :) , kali ini saya ambil dari bagian buku yang judulnya Tutur Penerang Hati. Buku ini saya beli satu paket yang isinya ada 5 buku. Ternyata sekarang buku Ibnu Athaillah yang terapi makrifat di jual per paket padahal beberapa tahun lalu salah satu dari buku tersebut "misteri kepada Allah" saya beli secara eceran. Strategi marketing ini bagus menurut saya karena memudahkan pembaca untuk membeli langsung secara lengkap. 


Semakin bagus isi sebuah buku semakin susah bagi saya untuk sharing isi buku tersebut secara keseluruhan. Saya sering menulis di blog ini resensi sebuah novel dan begitu mudah rasanya untuk bercerita kembali tetapi untuk sebuah buku agama yang isinya yang menggugah jiwa dan membuat saya tambah cinta kepada Islam dan Allah rasanya perlu ketenangan hati dan pemahaman jiwa terlebih dahulu, ada getaran sendiri yang membuat saya tidak ingin begitu cepat menuntaskannya saya ingin perlahan lahan belajar, meresapinya dan mempraktekkannya.

Dalam buku Tutur Penerang Hati ini ada 27 bab penjelasan bagaimana menjadi seorang hamba yang dekat kepada Allah. Ada penjelasan mengenai cinta rasul, tobat, mendekati Allah, menghias ibadah, menjauhi maksiat dan dosa, kalbu seorang muslim dll. yanng kesemuanya itu bertujuan bagaimana membersihkan hati dan jiwa agar dekat dan cinta kepada Allah.

Mendekati Allah dapat dilakukan dengan dua jalan yaitu mendekati untuk meminta dan mendekati untuk mencinta. Sebagai seorang yang beriman hanya Allah tempat kita berharap dan bersandar. Bagaimana mungkin berharap kepada makhluk jika makhluk itu diciptakan dan tergantung kepada Allah. Segala sesuatu yang terjadi melalui izin Allah dan takdir Nya.
Siapa yang mengarahkan cintanya kepada Allah maka Allah juga akan menebarkan kemurahan padanya, "orang-orang yang berbuat baik akan mendapat kebaikan (yang setara) pula bahkan melebihi.
Bila muncul pertanyaan, bagaimana caranya bersahabat dengan Allah? Dengan cara mengerjakan perintah Nya dan menghindari larangan Nya dan bertawakal kepada-Nya pada setiap urusan.
Bersahabat dengan kedua malaikat (Raqib dan Atid) adalah dengan mendiktekan berbagai amal kebaikan. Bersahabat dengan Alquran dan sunnah adalah dengan mengamalkan isinya. Bersahabat dengan langit adalah dengan merenungkannya. Bersahabat dengan bumi adalah dengan mengambil pelajaran dari yang ada di dalamnya. Persahabatan tidak harus dengan melihat dan menyaksikannya.

Kalbu yang mengikuti nafsu tak ubahnya seperti manusia yang menggantungkan diri pada orang yang tenggelam di lautan. Akhirnya, keduanya sama-sama tenggelam. Sedangkan menyerahkan nafsu kepada kalbu seperti manusia menyerahkan dirinya pada perenang mahir. Ia pun bisa berenang bersamanya hingga selamat sampai daratan.


nafsu adalah merupakan musuh yang paling hebat yang bisa menghalangi kita untuk taat dan menyebabkan kita berbuat maksiat. Pada zaman sekarang ini perang yang paling susah adalah perang melawan hawa nafsu.
Seandainya Allah memberimu akal tanpa nafsu pastilah engkau taat dan tidak bermaksiat. Sebaliknya, seandainya engkau diberi nafsu tanpa akal pasti engkau terus bermaksiat tanpa taat. Oleh karena itu Allah berikan untukmu kalbu, akal, nafsu dan keinginan. Allah hendak mematahkan nafsu dengan kalbu, dan ajakan kalbu dengan nafsu.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik (Q.S. Al-Ankabut 29:69)

Rasulullah saw bersabda, "Kalbu manusia lebih bergolak daripada kuali yang sedang mendidih di atas api." Betapa banyak orang mukmin yang kalbnya kadang menyatu dengan Allah tetapi sebentar kemudian berpisah. Betapa banyak ahli ibadah yang menghabiskan malamnya dalam taat kepada Allah, tetapi ketika matahari menyingsing ia tak ingat lagi kepada-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah saw berdoa, "Ya Mutsabit al-qulub wa al-abshar tsabbit qalbi ala dinika wathaatika." (Wahai yang membolak balikkan kalbu dan pandangan. Teguhkanlah kalbuku ini di atas agama dan ketaatan pada-Mu).

4 hal yang bisa menghidupkan kalbu :
1. Banyak berzikir dan membaca Al-Quran
2. Selalu diam dan sedikit bicara
3. Menyendiri untuk munajat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui
4. Sedikit makan dan sedikit minum

Sebaliknya ada 4 hal yang bisa mematikan kalbu :
1. Duduk bersama orang kaya
2. Berbicara dengan wanita
3. Jarang berzikir
4. Banyak makan.

Berkaitan dengan ramadhan saat ini, terbukti bahwa puasa dapat menghidupkan kalbu kita begitu juga dengan rajin membaca Al-Quran. Inilah sebabnya kenapa pada saat puasa kita begitu mudah menjalankan kebaikan-kebaikan seperti khatam Al-quran berkali kali, sholat malam, sedekah,  karena pada saat itu kalbu kita hidup. Subhanallah...

Bersikaplah tawaduk dan merendah jika ingin menang terhadap musuh dan ingin menggapai kebahagian dunia dan akhirat. Allah berfirman, "Sungguh Allah telah memenangkan kalian dalam perang Badar di saat kalian lemah." (Q.S.Ali Imran 3:123)

Apabila engkau ingin diberi karunia dan ingin agar mata batinmu bersinar, tampakkan kepapaan dan rasa butuhmu. Ketahuilah bahwa cahaya Tuhan terdiri dari dua bagian : cahaya yang masuk ke dalam kalbu dan cahaya yang sampai tapi tidak masuk. Oleh karena itu, bisa jadi cahaya tersebut sudah sampai, tapi karena kalbumu masih terisi oleh gambaran dunia, ia pergi ke tempat semula. Rahmat Allah hanya turun bagi orang yang tawaduk.
Orang yang sombong adalah orang orang yang menolak kebenaran dan merendahkan manusia, serta merasa lebih tinggi dari mereka.


Wahhh rasanya semua kalimat yang tertulis dalam buku ini sangat penting untuk direnungkan. Rasanya terlalu banyak yang ingin saya tulis untuk menjadi pengingat bagi diri saya. Insya Allah di lain tulisan saya akan sharing lagi, semoga yang sedikit ini bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan Alhamdulillah jika bermanfaat buat orang lain :). Selamat berpuasa.....:)












Selasa, 01 Juli 2014

Hikmah Berusaha (Misteri Berserah Kepada Allah by Ibnu Athaillah

Seperti biasa jika bulan Ramadhan saya niatnya makin sering untuk menulis. Biasanya yang saya tulis review sebuah buku atau catatan dari sebagian isi buku yang saya anggap bermanfaat Dengan harapan orang lain juga mendapat manfaat dari isi buku tersebut, karena saya menyadari membaca sebuah buku apalagi tebal kadangkala tidak semua orang bisa (iya saya sering males juga hehe) apalagi manusia dasarnya lupa begitu baca sekarang besok-besok sudah lupa apa yang di baca. Jadi dengan menulis apa yang saya baca, saya mengikat maknanya agar tidak lenyap dimakan ribuan informasi yang setiap hari menyerbu terutama dari dunia sosial media :)

Judul diatas masih merupakan bagian dari buku Misteri Berserah Kepada Allah. Pada tulisan ramadhan tahun lalu saya pernah menulis tentang mengapa kita tidak boleh ikut mengatur. Dalam penjelasannya Ibnu Athaillah mengatakan pasrah bukan berarti tidak berusaha. Berusaha tetap penting karena ada keutamaan dari berusaha tersebut. 

Manfaat dari usaha yang dilakukan manusia yaitu :

1. Allah mengetahui bahwa hati manusia itu lemah, tidak mampu melihat pembagian-Nya, dan kurang yakin kepada-Nya. Karena itu, Dia membolehkannya berusaha agar kuat hatinya dan kukuh jiwanya. jadi, usaha merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia.

2. Usaha yang dilakukan seseorang dapat menjaga kehormatannya sehingga ia tidak merendahkan diri dengan meminta minta sekaligus dapat memelihara imannya sehingga ia tidak mengemis kepada makhluk. Namun, ketahuilah bahwa tidak ada jasa manusia pada setiap yang Allah berikan kepadamu melalui usahamu. Sebab, ketika seseorang membeli darimu atau mengupahmu untuk melakukan sesuatu, sesungguhnya ia tidak sedang memberi. Ia memberimu agar ia sendiri mendapatkan keuntungan.

3. Kesibukan kerja dapat menghindarkan seseorang dari maksiat dan dosa. Tidakkah kaulihat, ketika tidak bekerja di hari raya atau di hari libur, orang yang lalai melakukan perbagai perbuatan dosa dan tenggelam dalam maksiat kepada Allah? jadi kesibukan kerja merupakan rahmat dari Allah Swt untuk manusia.

4. Dalam kerja dan usaha terdapat rahmat dan karunia dari Allah bagi para ahli ibadah dan hamba yang sibuk menaati-Nya.

5. Allah Swt ingin agar orang beriman bersatu karena sesama orang beriman itu bersaudara. Usaha dan kerja merupakan sarana untuk saling mengenal dan untuk memunculkan cinta diantara mereka. Tidak ada yang menentang kerja kecuali orang yang bodoh atau hamba yang lalai dari Allah.
Ketika mengajak manusia ke jalan Allah, Rasulullah saw tak pernah sekalipun memerintahkan mereka untuk berhenti bekerja. Rasulullah saw membiarkan mereka mengerjakan sesuatu yang di ridhai Allah Swt, seraya mengajak mereka menuju jalan hidayah. Al-Quran dan sunnah penuh dengan petunjuk yang menghalalkan usaha.
Sungguh tepat ungkapan syair berikut.

Tidakkah kautahu, Allah berkata kepada Maryam
Guncangkan pohon itu, kurma segar pasti akan gugur
Kalau mau, Dia akan langsung memberikan buah itu
Maryam tak perlu bersusah payah mengguncangnya
Namun, segala sesuatu membutuhkan sebab dan usaha

Sama seperti burung yang terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Kepergiannya di pagi hari dan kepulangannya di waktu sore hari merupakan sebab dan usaha, sama seperti keluarnya manusia ke tempat kerja, kemudian pulang di sore hari. Kesimpulannya, dari sisi lahir kau harus berusaha dan bekerja, namun dari sisi batin kau tidak boleh terfokus pada kerjamu. Bekerja dan berusahalah sesuai dengan ketetapan-Nya. Namun, jangan bersandar kepadanya karena kau mengetahui keesaan-Nya.

Cara mencari rezeki yang baik :

1. Cara mencari rezeki yang baik adalah yang tidak melalaikanmu dari Allah Swt. 

2. Mencari rezeki dan mencarinya kepada Allah Swt, tanpa menetapkan batasan, sebab dan waktunya sehingga Dia akan memberikan kepadanya apa yang Dia kehendaki, dengan cara yang Dia kehendaki, dan di waktu yang Dia kehendaki. itulah etika meminta rezeki. Orang yang mencari rezeki seraya menetapkan kadar, sebab dan waktunya, berati telah mengatur Tuhannya dan sikap itu menunjukkan kelalaian hatinya.

3.Meminta kepada Allah Swt dan jangan jadikan apa yang kauinginkan sebagai tujuan doamu. Permintaanmu itu sesungguhnya hanyalah sarana untuk bermunajat kepada-Nya.

4. Dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa jatahmu telah di tetapkan dan akan mendatangimu, bukan permintaan dan usahamu yang akan mengantarkanmu kepadanya. Dengan demikian, ketika meminta dan berusaha kau benar-benar larut dalam lautan ketidakberdayaan dan kelemahan.

5, Meminta kepada Allah rezeki yang bisa mencukupi bukan yang melenakan. Jangan menghendaki sesuatu secara berlebihan.

Diantara mereka ada yang berjanji kepada Allah, 
Jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, tentu kami akan bersedekah dan termasuk orang yang shaleh. Namun, setelah Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada mereka, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling. Mereka orang yang senantiasa membelakangi. Sebagai akibatnya Allah memunculkan kemunafikan pada hati mereka sampai mereka bertemu dengan Allah karena mereka telah mengingkari janji mereka kepada Allah dan karena mereka selalu berdusta
(Q.S. Al-Tawbah 75-77)

6. Bisa dengan cara meminta bagian dunianya

7. Meminta tanpa meragukan jatah yang diberikan kepada Tuhan serta tetap menjaga diri dari segala sesuatu yang dilarang.

8. Meminta tanpa menuntut untuk segera dikabulkan.
    Nabi saw melarang kita mengatakan : aku telah berdoa tetapi belum juga terkabul.

9. Meminta dan bersyukur kepada Allah jika diberi dan menyadari pilihan terbaik-Nya jika tidak diberi
Memintalah dengan berserah diri karena apa yang kita inginkan masih samar, belum mewujud dalam kenyataan.

10. Meminta kepada-Nya agar kau berpegang pada pembagian-Nya yang telah ditetapkan


Subhanallah penjelasan dari Ibnu Atthaillah ini. Selama ini saya berusaha dalam mencari rezeki atau apapun tujuannya hanya karena tanpa berusaha kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan apabila berhasil mencapai tujuan ya itu karena kita telah berusaha semaximal mungkin ternyata hikmah dari berusaha itu bukan hanya sekedar itu saja tapi bisa mengukuhkan jiwa, menghindarkan maksiat dan juga mempererat tali persaudaraan. Sedangkan hasil yang kita capai itu sudah merupakan ketetapan Allah kita tinggal menjemput yang telah ia tentukan dan lakukan dengan kesadaran seorang hamba yang lemah yang butuh kekuatan dari Allah.

Penjelasan etika dalam mencari rezeki juga begitu mengena, ternyata selama ini saya kurang beretika dalam mencari rezeki :(. Jujur saya pernah minta agar doa segera di kabulkan dan menetapkan batasan kadar, sebab dan waktunya suatu rezeki. Astagfirullah semoga hal ini menjadi pelajaran dan ilmu agar tidak terulang di masa yang akan datang. Menjadi pengingat juga bagi saya jangan sampai dalam mencari rezeki kita melalaikan Allah, karena Dia lah yang memberi kita rezeki. Insya Allah. Aamiin.