Minggu, 27 Mei 2018

Mencintai Alquran Seumur Hidup

Ini janji saya dan doa yang saya ucapkan di saat kepala ini bersujud. Betapa saya ingin hari hari saya diwarnai dengan Alquran bukan hanya sekedar hapalan tapi juga pelaksanaan.

Benar hidup ini penuh banyak godaan dan kemalasan. Setiap saya berusaha untuk Istiqomah , godaan juga ada untuk membelokkan niat saya.

Ya Rabb...
Bantu saya untuk mewujudkan cita cita ini.

saya telah merasakan betapa ketenangan dan ketentraman saya dapat ketika saya dekat dengan Al Qur'an
Bacaan dan hapalan saya yang terbata bata, bahkan satu hapalan ayat , yang saya hapal dalam waktu satu minggu bukan satu hari tetap membuat hati saya tenang walau hasilnya tidak sesuai harapan.

Semoga Allah ridho dengan segala niat dan cita cita ini. Aamiin ...

Jumat, 25 Mei 2018

Bekerja Merupakan Bagian Dari Ibadah

Apakah ibadah tidak berhubungan dengan perilaku?
Maksudnya apakah jika seorang itu rajin ibadah maka prilakunya baik, begitu juga sebaliknya .

Pertanyaan ini menjadi diskusi hangat di group dan menjadi sebuah pemikiran yang panjang dan renungan yang mendalam bagi saya. Kenapa?

Berawal dari sebuah kejadian di sebuah instansi ada pegawai yang tertangkap oleh KPK , kejadian ini menjadi bahasan dimana-mana termasuk di jajaran atas para pimpinan kemudian tercetuslah komentar bahwa yang bersangkutan seorang yang alim, rajin ibadah, kalem dll.

Kemudian apa yang terjadi ternyata  realita lapangan berkata lain, apakah ini termasuk orang yang bermuka dua?

Saya termasuk tidak setuju ketika dikatakan ibadah yang dilakukan percuma karena itu sebuah kewajiban  seorang muslim, tetapi saya juga tidak bisa menutup mata ketika orang yang rajin beribadah ternyata melakukan perbuatan yang terlarang. Idealnya memang seharusnya orang yang rajin beribadah, perilakunya dalam bekerja juga bagus, tidak korupsi.

Mungkin ini disebabkan kesalahan dalam berpikir (di luar asumsi adanya godaan) adanya pemisahan pemikiran antara bekerja dan beribadah. Ibadah hubungannya dengan akhirat sedangkan bekerja hubungannya dengan dunia.

Seharusnya segala hal yang kita lakukan di dunia ini kita niatkan sebagai ibadah. Jadi bekerja itu bagian dari ibadah, ibadah itu bukan hanya di mesjid. Jika kita bekerja dengan jujur, amanah, apakah itu bukan sebuah ibadah? Berbuat baik dalam bekerja merupakan amalan kebaikan yang mendatangkan pahala dan merupakan kewajiban dari sebuah profesionalitas dalam bekerja.

Tidak cukup hanya sebuah sistem dalam bekerja saja yang diperbaiki. Sebagus apapun sebuah sistem yang diciptakan manusia tetap punya celah untuk disalah gunakan. Bagi saya ini sebuah pengingat buat diri sendiri dan menjadi landasan dalam berpikir, selalu perbaiki niat, lakukan segala sesuatu itu untuk ibadah. Menjemput nafkah yang halal itu wajib karena halalnya saja di hisab , haramnya di azab.

Kekuatan yang paling besar dalam sebuah keberhasilan pekerjaan bukan hanya sekedar modal, sistem, pelayanan, sdm tapi adanya kekuatan iman dalam setiap orang yang bekerja. Iman yang mendasari bahwa bekerja tidak hanya bertujuan untuk dunia tapi juga sebagai bekal untuk hari akhir. Bukan jumlah harta yang penting tapi berkahnya yang paling penting.

Bagaimana hubungannya dengan Ramadhan? Apakah kita kurangi pekerjaan agar bisa fokus untuk beribadah? Bagi saya, tetaplah bekerja apalagi untuk yang bekerja dalam ranah publik, sedangkan untuk yang bekerja mandiri, pilihan untuk mengurangi pekerjaan  menjadi lebih gampang karena tidak terikat oleh aturan perijinan.

Tapi tekatkan dalam hati, mumpung masih di beri kesempatan di bulan Ramadhan perbanyak amal ibadah, puasa, sholat, membaca Alquran, taklim dll.

Allah tau kadar kondisi dan kekuatan seorang hamba, maka tugas kita mari berlomba lomba dalam melakukan kebaikan soal hasil dari sebuah target, biar Allah yang menyempurnakannya.

9 Ramadhan
Mengikat makna dari rasa dan pikiran

Sang 'Mengikat Makna' Itu telah tiada

Puluhan tahun lalu saat masih kuliah, saya membaca sebuah buku dengan judul yang menarik, Mengikat Makna. Isinya tentang literasi, rangkain kata, menulis dan membaca.

Intinya mengambil hikmah dari sebuah hadist, 'ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya'.
Setelah membaca buku tersebut saya kemudian membeli karya-karya lain pak Hernowo tentang dunia kata.

Kemudian saya mencoba mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menulis apa yang telah saya baca, apa yang saya rasa dan apa yang saya pikirkan. Sampai sekarang buku-buku notes yang saya pakai sehari-hari saya beri judul di depannya 'Mengikat Makna'.

Hari ini saat saya membuka beranda FB dan membaca berita duka pak Hernowo telah berpulang tadi malam, di bulan istimewa Ramadhan, selain bersedih dan berdoa saya juga bersaksi bahwa manfaat buku bapak besar artinya bagi kehidupan saya, semoga menjadi amal jariah yang tak berkesudahan sampai hari akhir. Selamat berpulang pak, kita tidak saling mengenal tapi saya mengenal dengan baik hasil karya bapak.