Selasa, 16 Oktober 2018

WorkShop Pencatat Syariah

Sudah hampir dua tahun ini saya berusaha menyelesaikan membaca dan  memahami isi buku ustad Erwandi, mengenai Harta Haram Muamalat Kontemporer.
Rasanya kok bingung dan terlalu banyak istilahnya.

Emang sih, untuk bisa mengerti fiqih muamallah perlu belajar ilmu bahasa arab dan ilmu syariah, tapi jika tidak punya latar belakang ilmu tersebut bukan menjadi alasan dan penghalang untuk tidak belajar mengenai akad muamalah ini, semoga bisa sambil jalan untuk bisa belajar ilmu dasar tersebut.

Untuk profesi notaris sebagai pencatat akad tentu berhubungan dengan bank, untuk bank konvensional permasalahan sudah selesai tidak ada toleransi karena ada riba di dalamnya. Untuk bank syariah ada catatan agar sesuai dengan syariah. Catatan ini masih menjadi peer banget untuk di pelajari.

Pada saat tanya jawab, ada seorang notaris senior menanyakan, dia sudah hijrah dari bank konvensional karena tau ada riba, kemudian ia masuk ke bank syariah kemudian hijrah lagi karena ternyata ada beberapa yang tidak sesuai syariat, pertanyaannya : "apa solusinya untuk keadaan seperti ini, apakah ada lembaga yang benar-benar murni syariah untuk dia bisa bekerjasama membuat akad disana"?

Jawaban ustad Erwandi cukup membuat saya merenung, ia mengatakan "jika tidak ada lembaga kenapa tidak dibuat, jika bank syariah itu tidak sesuai kenapa tidak di beri masukan bagaimana yang seharusnya, mungkin jika seorang notaris yang bicara tidak akan di dengar tapi jika kaum muslimin banyak yang sudah mengetahui atau belajar fiqih muamalah dan notaris juga belajar dan kemudian memberi masukan kepada masyarakat tentu bank akan menyesuaikan karena tujuan mereka semata mata untuk mencari dana.

Nah disini pointnya, belajar dan berdakwah.

Saya pikir ini benar banget jika kita pasrah dan hanya sekedar tau riba itu haram dan tidak belajar apa dan bagaimana nya , padahal aplikasi dalam praktek riba itu banyak jenisnya.
Tapi jika semua sama-sama mau belajar dan berdakwah, bank - bank yang ada di Indonesia ini akan menyesuaikan dengan keinginan masyarakat dan pihak terkait lainnya.

Workshop ini memang belum detail menjelaskan teknis seperti apa akad syariah itu, tetapi ustad Erwandi membuka pandangan para notaris agar mereka mau belajar seperti apa muamalah syariah itu. Jika mereka sudah mengerti dasarnya tentu gampang mengaplikasinya di draf akta notaris .

Yang penting pegang prinsip dalam muamalah seperti yang diatur dalam syariah, apapun bentuk muamalah diperbolehkan kecuali ada syariat yang melarangnya.

Closing yang mengharukan pada saat salah seorang notaris bertanya, "ustad bagaimana dosa yang telah kami perbuat sebelum kami mengetahui dengan adanya riba ini"?

Ustad Erwandi mengatakan, Allah itu maha pengasih dan penyayang, sayangnya Allah lebih dari seorang ibu yang menyusukan anaknya. Pada zaman dahulu ada seorang yang telah membunuh 100 org lebih dan kemudian ia bertobat, dan Allah menerima tobatnya. Bayangkan betapa besar dosanya di bandingkan anda para notaris yang telah membuat akta riba karena tidak tau. Bersyukurlah Allah telah memilih anda semua yang hadir disini , Allah beri rahmat dan kasih sayang nya untuk mau belajar.  Yang penting sekarang terus belajar mencari ilmu karena hakekat hijrah itu terus mencari ilmu. Tidak rugi belajar ilmu muamalah itu jika tidak bermanfaat untuk anda sehari-hari, anda berpahala karena telah mempelajari ilmu syariat Allah.

Alhamdulillah Allah kulli hall, bersyukur hadir di majelis ilmu ini , semoga ilmu yang di dapat menjadi amal kebaikan dunia dan akhirat, barakallah fiik.

Selasa, 09 Oktober 2018

3 Buku Yang Saling terkoneksi

Dalam rentang waktu yang berbeda, saya membaca 3 buku yang menarik perhatian saya. Setelah selesai membaca dan merenungkannya, hhmmm seperti menemukan satu prinsip yang sama walaupun buku tersebut temanya sangat jauh berbeda. 

Sempat bertanya dalam hati, kok bisa ya buku yang satu dengan yang lain seperti saling terkoneksi walaupun yang di bahas jauh berbeda dan waktunya juga jauh.

Pertama, buku kembali ke titik nol, tentang tobat dari hutang riba karangan Saptuari. Buku itu banyak berkisah tentang pengalaman orang-orang yang jatuh karena terjebak hutang riba, bagaimana hancurnya kehidupan mereka karena terlilit hutang riba. Kemudian cerita bagaimana mereka semua bisa bangkit kembali dan sukses setelah meninggalkan riba.

Kedua, buku merapikan rumah ala Marie Kondo. Ternyata beres-beres rumah pun ada ilmunya dan bisa di jadikan pekerjaan profesional.

Ketiga, buku mengenai zero waste, bagaimana hidup selaras dengan alam, mengurangi sampah dan tidak merusak alam dengan sampah-sampah yang tidak bisa di daur ulang.

Nah keliatan khan ketiga buku tersebut temanya jauh berbeda? trus kenapa saya bilang ke tiga buku tersebut saling terkoneksi?

Tema boleh berbeda tetapi pemahaman yang disampaikan semua nya sama, hidup sederhana.

Buku tentang tobat riba, memberi solusi bagaimana cara agar terhindar dari jerat hutang riba, ya dengan cara tidak berhutang.  Hidup saja sesuai kemampuan, klo memang sanggup nya pergi naik kendaraan umum, ya udah lakoni saja dulu, ga usah sampai maksain diri berhutang untuk beli mobil. Tentunya sambil tetap ikhtiar untuk punya mobil.

Buku tentang konmari, memberi cara agar rumah bisa beres dan rapi ala konmari prinsip pertama yang di lakukan terhadap barang yang kita punya adalah membuang atau memberikan barang yang tidak atau jarang kita pakai kepada orang lain dan hanya menyimpan barang yang membawa kebahagian. Prinsipnya jangan suka menumpuk barang di rumah, beli hanya barang yang di perlukan, dengan kata lain hidup minimalis.

Buku tentang zero waste, menuntun bagaimana cara meminalisir sampah dalam hidup sehari hari. Memakai barang-barang yang berkelanjutan bukan yang sekali pakai , misalnya membawa botol minum dan tempat makan. Kalaupun ada sampah di manfaatkan lagi agar tetap berguna seperti sampah organik menjadi kompos, sampah plastik menjadi bahan kerajinan tangan.

Bagi saya ke 3 prinsip buku tersebut sama, yaitu hidup sederhana. 

Dan yang lebih penting lagi jauh sebelum ke tiga buku ini ada, Allah telah mengatur mengenai life style hidup sederhana ini di dalam Al-Qur'an .

Surat At Taubah ayat 35 ;

(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."


Surat Al-Baqarah: 195

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Alhamdulillah Alla kuli hall atas pengalaman membaca ini. Bersyukur banget dapat pemahaman seperti ini dan lagi-lagi membuktikan kesempurnaan kalam Allah. 

Mau ngeles seperti apalagi, sudah cukup bukti bahwa Alquran sebagai penuntun hidup, apapun itu masalahnya.

Semoga ilmu ini tidak hanya menjadi sekedar wawasan tapi di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting lagi harus istiqomah. Biidznillah.

Jumat, 05 Oktober 2018

Daper Family Gathering

Minggu lalu saya mengikuti tugas negara sebagai istri seorang pns, family gathering kantor suami 

Ini family gathering pertama, awalnya saya males mau datang, karena merasa ga kenal sama yang lain ntar malah bengong. Tapi kata anak zaman now,  ga kenal makaa.....ya kenalan 

Bertempat di Highland resort Bogor, acara pertama, sesudah makan malam diadakan acara perkenalan, game, ramah tamah  dan sambutan dengan pejabat terkait, ada dirjen, direktur, kasubdit dan lainnya.

Ada satu hal yang menarik yang disampaikan, dan menjadi pengingat di hati dan memori saya, bahwa dukungan keluarga terutama istri terhadap kinerja suami di kantor sangat penting.
Contoh kasus, adanya pegawai Kemenkeu yang ott oleh KPK, pada saat awal persidangan terungkap betapa banyak uang dan barang suap yang ia terima. Jumlahnya fantastis. Dan bagi saya mustahil ia sembunyikan sendiri tanpa keluarganya tau. Trus kalau keluarganya tau gimana? Ya jadilah satpam bagi suaminya tersebut, duhh satpam, penasehat pribadi aja deh istilahnya biar lebih asyik 

Jadilah istri yang selalu mengingatkan suami akan penting nya sebuah amanah dan hanya membawa harta yang halal pada keluarganya.

Jadilah istri yang kepo akan pekerjaan suami. Suami bekerja di bagian apa, apa saja yang berkaitan dengan pekerjaan suami tersebut, jika suami dinas keluar daerah ia ngapain dan bertemu siapa saja.

Takut di bilang istri yang cerewet? Ahh biarin, lebih baik jadi istri cerewet dan suami terjaga dari pada istri hanya diam dan tidak mau tau tiba-tiba suaminya terlibat masalah.

Jadi ketika pak dirjen dan pak direktur mengingatkan kami para istri untuk terlibat juga secara moril terhadap pekerjaan suami, saya setuju banget. Siapa sih yang ga sayang istri, anak dan keluarga. Semua pasti sayang. Jangan sampai karena sayang nya itu suami sampai khilaf di jalan yang tidak sesuai dengan aturan.

Klo dalam agama Islam, apapun yang kita lakukan itu niatkan lillah, dan diikuti dengan Fillah dan Billah.

Secara aturan dan teknis kementrian ini sudah bagus dalam membuat aturan, gaji dan tunjangan sudah mencukupi, jam kerja sudah diatur sedemikian rupa dengan absensi sidik jari, tapi tetap beberapa kejadian ada saja pegawai yang tertangkap terkena kasus hukum suap . Trus dimana letak salahnya?

Menurut saya semua itu terletak pada niat, niat nya benar maka benarlah pekerjaannya, niatnya salah maka mudah saja ia tergoda.

Bagaimana meluruskan niat? Ini pekerjaan panjang sepanjang waktu, selama orang tersebut bekerja dan selama ia masih hidup.

Kalau sepanjang waktu ya lama donk baru benar? Ya nggak juga khan dimulai saat ini . Trus bagaimana menjaga niat tersebut tetap on the track? Perlu usaha bersama untuk saling mengingatkan, jika salah tegur, jika benar beri apresiasi.

Untuk pegawai muslim adakan kajian rutin, untuk yang non muslim adakan juga sesuai dengan kepercayaan mereka.

Bagi saya walaupun sejuta motivator di datangkan untuk memotivasi pegawai hasilnya tidak akan wow jika yang di motivasi hanya target pekerjaan. Perlu motivasi iman dan melaksanakan segala sesuatu dengan hati, karena secara teknis dan sarana semuanya sudah di perbarui dengan maksimal.

Duhhh kok saya jadi sok kepintaran gini ya, padahal mereka di sana jauh lebih super . Anggap aja ini curhatan seorang istri pns , ibu rumah tangga yang sayang pada suaminya, instansi pekerjaannya dan negaranya 

Karena latar belakang saya pendidikan hukum, saya sudah hafal banget, sebagus apapun produk hukum di buat pasti ada aja celahnya untuk dilanggar.

Jadiii ya gituuu, mari kita sama sama berjuang, saya berjuang dari rumah untuk menjaga suami saya agar tetap amanah, dengan doa dan waskat (pengawasan melekat) orang-orang kantor juga berjuang bersama sama menciptakan dan menjaga niat agar tetap lurus. Dan selanjutnya kita minta pertolongan Allah untuk memudahkan segala sesuatunya, dan satu lagi yang penting, Fillah, pekerjaan ini harus sesuai dengan syariat dan aturan Allah, hhmm ini lebih panjang lagi pembahasannya dan saya ga punya cukup ilmu untuk membahasnya.

Hanya berharap dan berdoa semoga Allah berkahi negara ini.

Allah berkahi para abdi negara yang bekerja siang dan malam, semoga setiap tetes keringat menjadi amal pemberat kebaikan kelak.

Untuk para istri pns semua semoga Allah kuatkan kita untuk menjadi penjaga iman para suami kita, kelak jalan lurus yang kita perjuangkan ini menjadi asbab dikumpulkannya kita kembali bersama orang-orang yang kita cintai di tempat paling terindah yaitu surga-Nya

Aamiin..