Kamis, 03 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 3


Setiap pulang ke Yogya, ia aku menyebutnya pulang, bukan sekedar jalan-jalan atau singgah karena aku merasa Yogya itu rumah, menelusuri jalan yang biasa kulalui dan menyicipi makanan yang biasa kubeli dulu. Hhhmm benar semua perjalanan untuk dan atas nama kenangan.

Aku mencoba menghadirkan kenangan lama dalam pikiran walaupun dalam mataku semua telah berubah. Yogya yang ku kenal dulu tidak sama dengan 25 tahun yang lalu. Tentu saja perubahan itu keniscayaan. Aku bukan tipe orang yang anti kemapanan dan menolak perubahan asalkan perubahan tersebut untuk kebaikan dan tidak merugikan masyarakat serta tidak menghilangkan ke keotentikan Yogya.

Yogya kini dalam pandanganku terlalu penuh dengan hotel dan mall baru, zaman dulu kuliah sudah ada mall tapi masih satu dua dan itu pun jarang kesana lebih suka blusukan di pasar bringharjo. Mall itu sudah mainstream sedangkan pasar traditional lebih banyak memberikan warna. Melihat simbah tua yang sudah terbongkok tapi masih berjualan di pasar, menerbitkan rasa haru, mungkin bukan hanya alasan ekonomi masih tetap bekerja tapi tetap ingin bekerja yang membuat mereka masih disana. Sapaan mbak penjual yang ramah dan tersenyum membuat hati cerah dan membalas senyuman itu lagi, walaupun tidak membeli tapi berbagi senyuman saja sudah bikin bahagia, dan tidak ada paksaan untuk membeli.

Yogya sekarang memang tambah lebih moderm layaknya kota besar tapi seperti kehilangan jiwa, menelusuri tempat kos kosan yang dulu berjajar sekarang sudah berubah jadi hostel, kemacetan pun juga sudah menjadi rutinitas, perubahan yang tidak bisa dielakkan lagi. Untungnya semua itu tetap membuat Yogya berhati nyaman, karena semua penilaian apapun dengan kenyataan yang terpampang nyata kemudian bercampur dengan rasa yang sudah ada, hasilnya tetap ada cinta walau terselip kecewa

Love Yogya and you 😊

Tetaplah menjadi kota yang selalu di rindukan
Rindu karena kesederhanaanya
Rindu karena keramahannya

Tetaplah memanusiakan masyarakatnya dengan cinta dan kasih sayang
Yogya tunggu aku...
Percayalah aku akan selalu kembali, in sya Allah

#ybc1903

Rabu, 02 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 2


Sudah menjadi cita citaku untuk kuliah di Yogya. Ga masalah negri atau swasta. Karena aku tau diri cukup sulit untuk lolos di universitas negeri ternama di Yogya itu.

Setelah lulus di salah satu pts terkenal, mengambil fakuktas hukum, saat itulah babak baru cerita kehidupan di mulai. Inilah pertama kalinya aku hidup jauh dari keluarga, ga ada pengalaman hidup secara mandiri sebelumnya, dari yang semuanya serba terhidang sekarang harus menjalankan semuanya sendiri eh tapi tidak sendiri juga karena aku tinggal bersama sepupu di sebuah rumah tapi rasanya tetap sendiri karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Urusan perkuliahan lancar jaya, hanya sedikit penyesuaian untuk bersosialisasi. Bagiku yogya itu sederhana, sama seperti orang-orangnya. Aku cukup banyak menemukan teman asli yogya, ekonomi keluarganya mapan tapi gayanya biasa aja, asli plain, ga banyak pernak pernik dan ga dandan. Dibandingkan dengan kampung asalku Sumatera Barat, yang gaya orang disana meriah dan mengkilat. 😀

Tapi yang bikin lebih senang kok ya disana banyak orang pintar. Ketika ngobrol pertama kali dengan mereka banyak sekali yang punya wawasan luas baik pengetahuan umum apalagi agama, jadinya mikir selama ini aku yang kurang ilmu dan informasi atau kenapa ya? aku yang anak dari daerah awalnya minder tapi jadi bersemangat pengen pintar kayak mereka juga. Untunglah Yogya itu surga ilmu, kesukaanku membaca sangat beruntung karena banyak yang jual buku murah dan bagus dan salah satu tempat yang sering aku kunjungi namanya shoping center yang lokasinya belakang malioboro.

Sesuai namanya kota pelajar, benar akhirnya aku banyak belajar dari kehidupan di kota itu, ga hanya belajar secara ilmu kuliah tapi juga belajar banyak ilmu kehidupan.

Ahhh yogya matur nuwun sangat atas segalanya. Alhamdulillah.

#ybc1902

Yogyakarta Bercerita 2019


Ada tagar di ig #yogyakartabercerita2019, jadi tertarik buat ikutan karena ada yogya nya,  kata yang sangat melekat di hati 😊

Harusnya dimulai tanggal 1 Oktober selama 14 hari, tapi kemaren karena hectic jadinya kelupaan, its ok tetap semangat menulis.

Bicara yogya bicara kenangan 25 tahun yang lalu, masya Allah ternyata sudah lama berlalu, tapi mengingatnya masih terasa hangat di hati dan pikiran, awwww 😍.

Pengen rasanya cerita ini bersambung, untuk menjait kenangan yang telah berlalu agar tertuang dan bermakna dalam bentuk tulisan.

Semoga ga baper mengingat yang dulu untuk sesuatu kini dan akan datang.

#ybc1901