Senin, 14 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 14

Alhamdulillah sampai juga di penghujung akhir kegiatan ini menulis selama 14 hari. Terharu aku tuh, ga nyangka bisa konsisten dan setia, maklum penyakit malas sering menghantui dengan alasan ga sempat karena kesibukan ternyata kenangan bisa mengalahkan seribu alasan.

Huff begini rasanya menulis dengan senang hati dan bahagia, karena apa coba? Ya karena tema nya tentang Yogya, yang di liat dari sudut manapun akan membuat hati sesak bahagia dan walaupun ada luka dan sedih yang tersisa hanya doa.

Aahhhh Yogya makasih udah memberi banyak ide dan sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Ini sebagai bagian dari rasa terima kasihku dengan mengabadikan kenangan dalam bentuk tulisan dan cerita.

Untuk akun ig @yogyabercerita yang keren, makasih sudah membangkitkan kenangan dan memberikan ide untuk menuliskan segala rasa tentang Yogya.

Yogya baik baik ya...
Tetap hangat dan terbuka menerima para perantau yang ingin mencari ilmu
Besok2 kita akan bertemu lagi di lain cerita yang lebih baik
Love jogja and you 😊

Minggu, 13 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 13


Ada Apa Dengan Yogya?

Apa yang paling di rindukan dari sebuah kota Yogya? Suasana keilmuannya yang kental.
Mau belajar apa aja banyak sarana dan fasilitasnya. Senang rasanya ikut seminar, kursus atau datang mengunjungi pameran. Benar2 banyak kegiatan bagus yang sayang di lewatkan.

Ilmu atau info yang disampaikan itu beragam, kadang aku pikir Yogya itu sebagai barometer untuk menyampaikan sesuatu produk atau knowladge yang baru, mungkin responnya bisa beraneka macam dan akan di bahas dari berbagai sudut tapi setidaknya mereka mau menerima dan mendengar.

Jadi jika beberapa hari ini membaca di media tentang salah satu ustad yang di batalkan berceramah setelah diundang di Universitas Gadjah Mada, rasanya kok aneh, ini Yogya loh kota pendidikan yang egaliter, kota yang menyunjung tinggi keilmuan, ga suka dengan sesuatu maka konsep akan di balas dengan konsep.
Apalagi sampai mesjd tidak boleh dipakai kegiatan berceramah setelah di setujui dan diberitakan di media masa, aku merasa ini bukan Yogya yang aku kenal atau aku yang salah membaca berita. Entahlah jika berita itu benar aku merasa kecewa, teringat permulaan hijrahku start awal di Yogya.

Perjalananku mencari ilmu agama di Yogya ini sangat beragam tapi tidak pernah kudengar sekalipun ceramah tentang ujaran kebencian yang membenci satu golongan. Selama bertahun tahun yang kudengar betapa islam itu kasih sayang, belajar aturan islam dengan tauhid yang benar, walaupun tegas untuk lakum dinukum waliyadin.

Semoga ini bukan suatu kemunduran, tapi hanya salah memahami dari sudut pandang yang berbeda.
Jika dari kejadian ini banyak hikmah yang bisa di dapat mungkin ini yang dinamakan walau pait tapi rezeki karena berakhir dengan kebaikan, karena rezeki pun di katakan berkah jika mendekatkan kepada kebaikan, wallahualam.

Terima kasih ya Yogya, sedekah kebaikanmu sangat banyak kepada ku, begitu banyak yang aku tidak tau akhirnya menjadi tau.
Datang ke yogya dengan culun banyak yang aku ga tau, setelah di Yogya makin merasa culun ternyata semakin banyak yang aku belum mengerti.

Hanya berharap dan berdoa, semoga Yogya mempunyai pimpinan yang mencintai Allah dan Allah pun cinta padanya hingga memberkahi kota ini menjadi kota yang baldatun thayyibatun warrabun ghafur. Aamiin.

Sayangggg banget sama Yogya
Rindu sama suasana nya,
Irama kehidupannya termasuk orang2 dan segala rupa yang ada padanya.

Sabtu, 12 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 12

Setelah banyak bercerita tentang kenangan rasa kali ini hanya mau list tempat yang sering di kunjungi yang dulu jadi kegiatan sehari hari (biar ga lupa 10, 20 atau 30 tahun lagi, in sya Allah klo masih ada umur😊)

- Sonopakis 158 (rumah) dari S1 sampai S2 betah di sini. Rumahnya adoh banget klo dari kampus. Naik bis jalur 15 sekitar 1 jam, naik motor sekitar 30 menit. Trus kenapa betah? Ya karena jiwa ku jiwa keluarga cemara wkwkwk, di rumah itu banyak saudara ada sepupu, ponakan dll, jadinya ya gituu.

- FH UII jalan Taman Siswa, ini kampus tercinta hampir 4 tahun lebih wara wiri disini, ya belajar ilmu hukum, ilmu agama, ilmu kehidupan dan ilmu asmara hihihi.

-Rm Padang Tamsis, ya gimana atuh, gen ku padang jadinya selera yang cocok disini, walaupun klo makan disini banyak yang ga mau nemanin, expensive buat anak kos 😊

- Lotek Tamsis, duhh ini loteknya juara, seger dan enak, seminggu cuman makan lotek aja aku sanggup, mumer tapi sehat.

-LB Lia Gowongan Kidul, ini kegiatan sampingan aja, pengen bisa waswiswus english tapi sampai sekarang ya biasa aja 😀

- Shoping Center, jualan buku. Ini surganya buat yang hobi baca, bisa tiap hari kesini kadang ga beli juga cuman sekedar liat tumpukan buku aja udah senang sampai saya hafal judul2 buku yang lagi hits.

-Toko Progo, malioboro. Ini tempat belanja bulanan atau lagi cari pernak pernik rumah, harga disini murce tapi barang nya lucu2

- Lantai paling atas pasar Brigharjo tempat jualan kerajinan. Klo kesini buat cuci mata aja atau ada pesanan barang dari teman atau saudara.

- Rm padang sonopakis, yahh padang lagi, klo lagi di rumah ya kesini, buat makan malam belinya sore soale klo udah malam malas keluar, yang di beli menunya itu lagi itu lagi, nasi setengah, pakai ikan gembung goreng, plus sambel ga pakai kuah, wes itu thok dari hari kehari.

- Nasi goreng malam Ikip dekat sonopakis. Ini menu klo rm padang tutup atau saya lagi bosan. Yang bikin enak karena masaknya pakai arang.

- Asrama Ygm (tiap bulan pengajian atau kegiatan ippsa). Ini rumah kedua saya dan keluarga pengganti selama di Yogya. Kenal dan cinta kampuang baru timbul setelah di Yogya karena bergaul sama orang sekampuang dari berbagai daerah. Dulu definisi kampuang bagi saya klo lebaran pulang kesana dan dua tahun sekali ada acara pulang basamo. Ternyata ke minangan ku bergelora saat di tanah jawa. Eh iya karena organisasi ini saya ketemu jodoh. Niatnya pengen dapat orang jawa biar bisa tinggal di Yogya eh malah dapat orang sekampuang, Alhamdulillah 😉. Langsung deh teman sma ku bilang " aduh lia udah disekolahin jauh2 masih dapat jodoh orang sekampuang juga"  hahaha asem.

- Kolam renang Umbang Tirto, tiap jumat khusus perempuan. Ini moment yang paling di tunggu, karena hobi renang jadinya semangat tiap jumat pergi nyebur.

- Soto di samping kolam renang atau samping galeria. Ini makanan wajib setelah renang, pas banget lapar dan dingin ketemu yang hangat.

- Toko buku sosial agency samping galeria. Klo bosan ke shoping malioboro sukanya ke sini, tapi paling intens kesini setelah kuliah di Ugm karena lebih dekat dan sejalur arah pulang.

- Mesjid Syuhada, mesjid perjuangan bagiku dan telah banyak cerita tentang ini.

- Kampus Notariat FH Ugm, kuliah disini dua tahun plus tambah setahun untuk penyetaraan S2. Ga terlalu banyak cerita disini, karena sekolah ini emang sekolah profesi dan lintas angkatan dan daerah jadi ya tujuannya gimana ntar habis lulus bisa dapat cuan yang banyak 😊

- Masjid Ugm, mesjid super kenangan, banyak merenung disini saat masa transisi dari mahasiwa asyik2 aja beralih menjadi mahasiswa serius yang mulai belajar untuk hidup sebenarnya.

- SGPC Bu Wiryo, nahh ini tempat ngisi bahan bakar habis kuliah. Biasanya ke sini sama 'geng ember bocor' tapi kata susi cewek kenes dari padang harga disini mahal jadinya klo mau kesini pakai perdebatan panjang dulu. Dulu emang mau makan itu yang jadi pertanyaan harga dulu baru rasa, boro2 kepikiran tempat yang fancy, beda banget sama zaman sekarang, klo mau cari makan berdasarkan yang hits dan fancy tujuannya buat selfie dan insta story.

Mungkin masih banyak tempat yang saat ini kelupaan tapi lupa bukan berarti melupakan, yakan yakan.

Klo udah bicara soal rindu, Yogya dan kenangan, aku bisa apa hanya selain menuntaskan rindu. Ya itu agenda wajib klo ke Yogya .