Senin, 16 Desember 2019

😪


Ya Rabb..
Ya Rahman Ya Raahim
Kini ku tau arti kesedihan dan kegelisahan
Ketika memikirkan mama yang sendiri dengan kondisi sakit
Ketika melihat bapak dengan dimensia nya yang semakin rapuh

Sebagai anak hati ini rasanya hancur
Aku sadar ini qadarullah
Aku tau aku harus sabar dan tawakal
Tapi rasa sedih tetap ada...

Ya Allah Yang Maha menyembuhkan
Aku mohon padamu, jadikan hati ini semakin dekat padaMu
Ku pasrahkan dan kuterima apapun yang Engkau takdirkan 

Kuatkan kami
Untuk selalu sabar dan bersyukur
Untuk setiap tangis dan senyuman 

Jumat, 06 Desember 2019

16 Tahun


Masya Alah, Alhamdulillah, udah sampai dalam.perjalanan 16 tahun, rasanya seperti masih satu tahun 🙂

Sekarang targetnya keluarga ini makin dekat sama Allah, bermanfaat waktu dan umurnya untuk kebaikan, dan berkah segala sendi kehidupan.

Untuk dunia secukupnya, untuk akhirat sebanyak banyaknya.

Ingin menghabiskan sisa waktu dengan belajar, memahami, menghapal dan melaksanakan isi Alquran. Rasa cinta itu sudah ada di dada, perlu upaya dan doa agar tetap istiqomah.

Di dunia rumah tangga ini insya Allah rasanya sudah seperti surga sebelum surga, semoga tiap ujian bisa dilewati dengan iman dan keyakinan hanya kepada Allah.

Banyak banyak berdoa semoga Allah ridho untuk perjalanan seterusnya rumah tangga ini, hingga nanti akhirnya kami tetap bisa bersama dan berkumpul di surga, Aamiin.  

Senin, 11 November 2019

Repost Tulisan Tere Liye "Tahan"

Tulisan ini buat pengingat diri sendiri yang kadang suka lupa klo sudan kepengen 😢

*Tahan

Saya pengin besok2 kalau nikah, maka menikahnya di gedung mewah, cateringnya banyak dan lezat, pelaminannya indah menawan, dan semua bagus2. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh ngutang?

Saya pengin punya HP bagus. Yang bisa moto bagus. Yang bisa main game kenceng. Yang keren banget kalau dibawa. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh berhutang atau kreditan?

Saya pengin jalan2 kemanalah. Yang bisa selfie keren2. Sy lagi bosan, kalau jalan2 pasti seru. Naik pesawat terbang. Nginep di hotel bintang lima. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh minjam duit?

Saya tidak tahu apa yang mendidik generasi hari ini. Tapi kalau jaman dulu, setahu saya, ketika kita pengin sesuatu, lantas tidak ada duitnya, maka solusinya simpel: Tahan nafsu kepengin elu itu. Selesai urusan. Itu cuma kepengin. Itu bukan kebutuhan pokok yang kalau elu nggak penuhi elu bakal mati. Maka simpel sekali mengatasinya, buang jauh2 penginnya. Mau apa dia sekarang? Sudah tidak pengin lagi.

Tapi hari ini, entah kenapa, sy tidak tahu apa yg berubah. Ribuan (atau malah jutaan) orang terjebak hutang di aplikasi. Kasusnya bagai gunung es. Puncaknya saja terlihat, di bawahnya lebih banyak lagi yg sedang terbenam ditagih oleh debt collector aplikasi. Juga ada yang tega sampai menipu demi memenuhi kepenginnya, mencuri, bahkan mempermalukan diri sendiri, mengemis, dll hanya demi kepengin. Juga ada yang halu, bergaya seolah sudah punya ini, itu, tapi halusinasi saja.

Kita memang hidup dijaman serba pamer. Buka HP sebentar, wuaah, isinya pamer. Foto2 pamer, video2 pamer, status2 pamer. Ampun dah. Maka menularlah budaya pamer dan kepengin ini hingga ke gang2 sempit, pelosok2 desa. Sampai lupa, hei, itu selebgram, sosialitas, dan orang2 keren di layar HP kita itu belum tentu juga hidupnya seindah foto pamernya. Jangan bego sekali lihatnya. Ketahuilah, justeru orang paling tajir sedunia, dia tidak pamer foto2. Apalagi orang paling bahagia sedunia, dia tidak minat sedikitpun lapor di media sosial. Lah, situ cuma lihat orang tajir abal2, sosialita KW saja.

Boleh pengin ini, pengin itu? Silahkan. Tapi pastikan kita ngaca dan tidak merepotkan orang lain. Jangan sebaliknya, saat kita diam2 berhutang demi kepengin tersebut, besok2 keluarga yg kacau balau harus bayar itu hutang. Saat kita pengin yang lain lagi, teman kita repotkan untuk berhutang, besok2 persahabatan jadi rusak. Tetangga. Kerabat, dll, direpotkan semua oleh keinginan yang sebenarnya tdk penting2 amat. Buat apa?

Tahan nafsu penginnya. Hidup ini tetap berjalan baik2 saja, bahkan saat 99% kepengin kita tidak ada yang terpenuhi. Tapi saat kita dikendalikan oleh nafsu sendiri. Dunia ini bisa jungkir balik bahkan saat hanya 1% kepengin kita gagal dipenuhi.

*Tere Liye