Minggu, 01 Januari 2023

Review 2022

Menjelang pergantian kalender tahunan, mencoba mengingat apa yang telah terjadi selama setahun ini; 

Tentang hari-hariku:

Tentang waktu masih banyak di habiskan untuk mengurus mama, lelah tapi suka.

Tentang ilmu, setiap hari mendengar kajian dengan ustad ND dan mengikuti kelas lainnya. 
Sayang pengamalannya belum optimal ada aja yang terlupa dan luput, harus semakin banyak doa minta pertolongan Allah.

Tentang harta, tahun ini aku di khianati pegawaiku yang menyebabkan aku harus mengganti uang puluhan juta, karena aku tidak punya dana cash terpaksa aku meminjam dulu sampai jaminan nya terjual untuk mengganti uang yang kupinjam.
Hikmah dari kejadian ini, waktu awal tau sedih luar biasa kok bisa hubungan hampir 17 tahun, udah dianggap keluarga dan selama ini selalu aku tunaikan hak bahkan lebih, tapi setelah dipikir bisa jadi ini teguran Allah, ada hak Allah yang aku langgar sehingga Allah melepas penjagaannya, harus banyak  ishtigfar dan tobat.

Tentang kesehatan fisik, so far so good ga banyak keluhan, kecuali mata yang semakin bengkak karena hampir tiap hari begadang, mama mempunyai kebiasaan bangun di awal malam sebelum jam 12, akhirnya kita bergadang bersama.

Untuk kesehatan jiwa rapornya agak merah, aku belum lulus mengendalikan emosi ketika capek melanda sering mewek sendiri. Ini juga harus banyak berdoa minta pertolongan Allah agar Allah kuatkan jiwa dan fisik.

Mengenai pekerjaan, aku ambil keputusan untuk tutup buku dulu sampai keadaan memungkinkan, semakin susah untuk meninggalkan mama, mencoba untuk tetap berjalan keduanya yang ada malah di curangi karena kurang pengawasan.

Tentang rumah tangga, Alhamdulillah baik dan grafiknya bagus, lebih paham dan bisa memaknai apa arti mencintai karena Allah yang sesungguhnya.


Tahun ini juga banyak teman yang datang dan pergi dan yang tertinggal memang hanya kebaikan dan kenangan.
Sering kali aku memikirkan dunia itu cuman segini gininya, apa yang perlu aku resahkan, apa yang perlu aku ributkan. Fokus aja untuk persiapan yang pasti 
Tapi tetap syetan berusaha aja menggoda manusia, kadang muncul rasa ga bersyukur, merasa insecure, merasa diri stuck di tempat sedangkan orang lain berkembang dengan banyak hal. 
Alhamdulillah ada penjaga iman yang sering mengingatkan aku, ada ustad yang setiap hari kudengar tausiahnya membuat hidup ini on the track, biidznillah.

Awal tahun aku juga kena covid karena variannya lebih moderat tingkat stressnya ga terlalu tinggi tapi tetap aja badan merasa ga enak, sesak, dada terasa sakit, badan lemah. Tapi ada yang bikin haru dan senang, di komplek saling bantu membantu ketika pandemi, saling mengirimkan makanan, iuran untuk beli obat dan test. Semua turun tangan, terasa nikmatnya bertetangga.
Sampai ada jadwal setiap hari pagi dan malam siapa yang mengantar makanan, belum termasuk yang lainnya. Semuanya saling menjaga dan satu rasa, rasa peduli karena bagaimana juga jika ada apa-apa tetap tetangga yang bisa bergerak lebih dulu apalagi saat covid terjadi pembatasan tamu.

Kesimpulannya satu tahun ini klo ditulis lebih terperinci banyak nikmat yang harus di syukuri, toh aku masih sehat, bisa ngurus mama, sedangkan kurang ini dan itu hanyalah persepsi aku dalam ukuran dunia.

Siap mengganti kalender 2023?

Insya Allah siap, kalendernya juga udah ada😊
Yang penting selama Allah jaga dan tolong dalam mengisi hari, ga masalah apapun yang terjadi insya Allah siap dilakoni. 

Oh iya ada satu hal yang dari dulu aku rencanakan baru terwujud tahun ini yaitu belajar bahasa Arab, ternyata belajar bahasa Arab membuatku sering berurai air mata ketika belajar, sedih kenapa ga ngerti-ngerti, sedih karena ustadzah jadi ngomel soalnya aku berulang kali dibilangin ga masuk-masuk ke kepala. Klo nurutin nafsu pengen udahan aja toh ini sifatnya sukarela tapi hatiku ingin tetap bertahan walaupun sulit. Semoga bisa tetap Istiqomah, ga apa apa sekarang menangis besok-besok tersenyum, mana tau Alllah takdirkan aku tinggal di Madinah untuk beberapa bulan, Aamiin ya Allah, its my dream.

Untuk 2023 aku berdoa semoga dalam setiap tarikan nafas Allah tolong dan Allah jaga dalam menjalani hidup ini.





Rabu, 28 Desember 2022

Cerita Kehidupan


"Doakan aku semoga aku tidak menjadi gila ya"
itu wa penutup yang dia kirim kepadaku. 
Sesak membaca wa nya tapi aku bingung harus membalas apa.

Baru kali ini kuliat dia begitu emosi, aku tau sulit untuk tetap waras pada saat kondisinya saat ini. 

Ayah tercinta nya baru saja di rawat pasien pasca stroke yang sehari harinya di bantu oleh dua perawat. Sedangkan ibunya baru saja pulang dari rawat inap minggu lalu karena penyakit kormobid yang sudah lama diidapnya. Sedangkan ia sendiri saat ini sedang berjuang dengan pengobatan kankernya. 

Aku sendiri merasakan bagaimana sulitnya mengurus lansia. Hampir 7 tahun mengurus mama dengan segala macam penyakit, operasi yang berulang, sifat dan mood yang cepat berubah, kemauan keras jika dilarang dan sebagainya. 

Ia berkali kali mengatakan padaku andai badan ini bisa dibelah aku ingin badanku menjadi 3, mengurus bapak ku, ibu ku dan aku sendiri.

"Say aku capek dan lelah" itu kalimat yang sering aku katakan kepada suamiku di malam hari ketika ia pulang kantor. Biasanya suamiku langsung memelukku dan mengusap kepala ku sambil mengatakan, "cape mu itu menjadikan jalan ke surga, banyak orang di luar sana yang menginginkan capek seperti itu birulwalidain, tapi mereka ga bisa. Sabar ya sayang".
Biasanya setelah itu aku lega ternyata aku hanya butuh perhatian saja setelah seharian lelah mengurus mama sendiri.

 Saking terbawa emosinya temanku itu sampai berkata kepadaku "kamu bisa bertahun tahun mengurus ibumu, karena kamu ga ada kanker, sedangkan aku?"

Aku menjawab selow aja chat nya itu, aku tau dia lagi emosi, tidak perlu aku jelasin panjang lebar, aku hanya mengatakan kita sama-sama berdoa ya semoga Allah tolong dan jaga kita. Allah mudahkan dan berikan kita kekuatan. 

Sore ini aku duduk sambil berurai air mata, sudah seminggu mama sakit kondisinya drop, lebih banyak diam, tidak bisa beraktifitas apa-apa semuanya harus dibantu. Segala keluhan tentang cape menguap di udara. 
Ya Allah aku masih pengen ngobrol dan liat senyuman mama lagi.

Sabtu, 03 Desember 2022

19 Tahun Kita


19 Tahun

Hanya ingin...
Saling jaga
Tingkatkan taqwa 
dan...
Mendoakan tanpa jeda

Dunia kita memang fana
Yang kita perjuangkan
Mengabadikan cinta
Agar kelak tetap bersanding di surga 

Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi thathimush shalihahat 
19 tahun rasa dua tahun
Makin bucin
Maunya dekat-dekat terus
Pengen diperhatiin terus

Padahal uban si doi makin banyak,  warna kulit di mukaku semakin belang karena flek, mata pun semakin berkantong
Ujian kehidupan makin ada aja

Alhamdulillah klo ga karena pertolongan Allah, jujur ga kuat juga menghadapi pernak pernik kehidupan yang menyesakkan dada. 
Tapi hidup juga ga selalu lara tetap ada cinta yang menggetarkan rasa. 

Pas tanggal 29 November ini di kasih si doi tausiah yang lumayan panjang, aku sih yang minta, pengen tau perasaan dia setelah 19 tahun bersabar dan bersyukur dengan istrinya. 

Beberapa point yang ku ingat, 
1. Banyak syukur 
2. 19 tahun bukan umurnya seperti anak-anak lagi udah dewasa, dia berharap sikap kami sama-sama matang.
3. Dia bilang walau udah 19 tahun masih tetap belajar tentang istrinya begitu juga istrinya karena kami dua orang yang dengan latar belakang yang berbeda yang menjadi satu.
4. Saling mencintai karena Allah
5. Katanya dia jatuh cinta sangat dengan istrinya, semakin semakin (langsung sumringah)
6. Saling support kebaikan dan keluarga besar, karena hidup ga hanya mikirin keluarga inti aja tapi ada keluarga besar juga di belakang kita, ada dakwah juga yang harus di tunaikan. 
7. Untuk kebaikan harus bergerak dengan segera, segera dan segera

Semoga Allah ridho dan beri keberkahan dengan semua yang kami rencanakan dan laksanakan. 
 
Hidup kami yang rencanakan, Hasil Allah yang tentukan, ikhtiar kami usahakan, biidznillah.