Selasa, 10 Juni 2025

Assalamualaikum Mama

Assalamualaikum ma...
Hampir tiga bulan kita berpisah kehidupan dan ini pertama kalinya aku memulai untuk menulis tentang mama. Walaupun menulis merupakan sesuatu yang aku sukai ternyata saat mama berpulang untuk menulis berita duka aja aku ga sanggup, sesuatu yang ga pernah aku kira, hanya menulis tentang berita mama berpulang aku stuck. 
Sampai kalimat ini aja aku sudah berurai mata. Ternyata berat ma sangat berat.

Ma...tiap hari merindu, pengen peluk dan cium seperti yang biasa aku lakukan. Sewaktu mama sakit dan kondisi semakin menurun aku sudah memikirkan kemungkinan ini dan sudah mempersiapkan perasaan. Ternyata ketika waktunya tiba aku terjatuh dalam kesedihan yang mendalam, luka yang tidak terlihat.

Ma...tapi aku sempat lega pada diriku, sehari sebelum mama berpulang dan dokter menyatakan hanya bisa berdoa, aku berpikir jika saat itu tiba apa yang harus di persiapkan. 

Dengan bicara tercekat dan hati yang perih aku bertanya kepada Abang "mama mau di kuburkan dimana"? Ketika semua sudah menyerahkan sepenuhnya kepadaku. Walau aku anak bungsu tapi bersama akulah mama tinggal bertahun tahun.
Saat itu juga suamiku mengontak orang yang mengurus kuburan, menanyakan pihak RS mengenai ambulance, memandikan dan segala sesuatunya. Besok siang ketika hari itu disaat para saudara menanyakan mengenai kuburan, dimandikan dll dengan tenang aku bilang semuanya sudah disiapkan. 

Ma...lima hari setelah kepergian mama, mata dan mukaku masih sembab karena menangis setiap malam. Aku mengambil keputusan untuk pergi umroh dengan niat ibadah dan berdoa di rumahNya menumpahkan segala rasa. 

Ma..dua jam sebelum mama berpulang, aku yang dari malam tidur satu kasur bersama mama sambil memeluk mama, membisikkan sesuatu yang kemudian aku lihat mama menitikkan air mata. Sesuatu yang berat aku katakan tapi dinasehati seorang tetangga yang sudah menjadi teman akrab kita berdua untuk mengatakannya. 

Ma...sewaktu aku pergi umroh, dalam rombongan aku dipertemukan dengan banyak oma-oma alhasil sepanjang perjalanan aku banyak mendekat dan membantu Oma-oma tersebut seakan akan aku mengurus mama.

Ma...setiap hari hapeku mengingatkan foto kenangan yang ada di galery dan yang muncul foto mama, isi hpku kebanyakan foto mama dalam berbagai moment. Bagaimana aku ga tambah rindu. 

Ma ..rasanya masih aneh ketika sekarang aku bebas untuk pergi keluar rumah setelah hampir 5 tahun jadi suster 24 jam buat mama, yang klo mau keluar rumah walau ke warung harus ada yg menggantikan untuk menjaga. 

Ma...dulu aku kira luka terdalam ku soal kesedihan adalah saat tidak berhasilnya program bayi tabung yang mana aku seperti kehilangan iman. Ternyata kehilangan mama luka ku lebih dalam tapi Alhamdulillah tidak membuatku marah padaNya tapi aku semakin dekat padaNya.

Ma...hampir setiap hari aku mimpi tentang mama kecuali saat aku umroh, random aja mimpinya seperti kegiatan kita sehari hari. Bangun di pagi hari membuat aku sering menatap ke kamar mama dan melihat tempat tidur mama kosong.

Ma ..aku ga mau menghilangkan pikiran mengingat mama, biar saja kunikmati proses ini, biar aja airmata yang tumpah setiap malam ketika tiba-tiba ingat mama. Aku berdoa kok setiap ingat mama. 

Ma ..setelah hampir lima tahun aku hentikan kegiatanku di luar rumah sekarang aku mencoba memulai lagi. Aku jadi kurang percaya diri ma, antara bingung dan merasa banyak tertinggal informasi dan keahlian. Tapi mantu kesayangan mama itu terus menyakinkan, "yang penting coba dulu ga ada yang menyuruh kamu wajib berhasil", itu katanya ma.

Ma...semoga mama ridho atas kekuranganku dalam merawat mama, semoga Allah ampuni kesalahanku dalam membersamai mama baik ketika mama masih sehat maupun ketika saat mama sakit. 

Ma.....sayang banget sama mama. I love you selamanya. Sayang karena Allah. Berkumpul dan berpisah karena Allah. Biidznillah kita berkumpul lagi di tempat istimewa ya ma, surga firdaus, tempat impian kita bersama. Aamiin. 

Rabu, 29 Januari 2025

Menerka Perasaan Mama

Begitu mama keluar dari ruang hcu aku langsung memeluk mama, maaa baik baik aja khan? kangen mama sambil kupeluk dan kucium mama. Padahal berpisah tiga hari dua malam saja tapi rasanya tak tertahankan.

Hari pertama di ruang perawatan setelah keluar dari hcu mama seperti ketakutan jika di tinggal, padahal kita selalu mendampingi. Mama selalu manggil dan ga mau tidur.

"Ma bisa tidur ga di hcu? mama menggeleng, trus mama ngapain pas malam. Manggil Lia Lia Lia. Trus ada suster ga, ga ada"
Langsung peluk dan cium mama, nanti kita di rumah aja ya ma. 

Kusimpan tangis di hadapan mama, ya Allah betapa aku sayang dan ga tega liat mama kemaren sendiri di ruang hcu, hanya bisa melihat di luar kaca dan kami hanya bisa saling menatap, sepertinya mama bingung, kenapa ini, kenapa ga bisa bertemu?

Bicara tentang mama, bicara tentang kehidupan. Kehidupan yang penuh warna ada tawa, senyum dan airmata. 

Jumat, 24 Januari 2025

Cerita Kehidupan di Ruang Tunggu ICU dan HCU


Sepertinya nama lain dari ruang tunggu ICU ialah ruang air mata dan kesabaran. 

Baru satu malam menghuni ruang tunggu sudah 4 orang keluarga pasien di panggil ke ruang ICU dan kemudian mereka keluar dengan tangisan pertanda keluarga yang berpulang. 
Belum lagi cerita tentang pasien yang sakit, ada yang udah sebulan menunggu anaknya, ada kakek yang sudah dua minggu menunggu istrinya. Kalau aku bisa bilang level kesedihan dari satu sampai sepuluh semuanya ada di cerita para penunggu ICU.

Rasanya mental benar diuji di ruang ini, mau cuek fokus ngaji, berdoa dan tenang ga bisa karena ruangan ini diisi orang banyak campur laki-laki dan perempuan.

Tiga hari dua malam menjadi penghuni ruang tunggu ICU membuat hatiku bertambah perasa, bawaannya pengen nangis. Keindahan dan gemerlapnya dunia menjadi hampa ketika di ruangan yang ada bersyukur dan menghadirkan Allah dalam setiap tarikan nafas. 

Jika hidupmu galau, merasa kurang dan merasa ga berarti di bandingkan pencapaian orang lain, hadirlah di ruang tunggu ICU maka sisi lain kehidupan dunia yang kamu anggap tidak berpihak akan mengubah rasa tersebut.