Rabu, 28 Desember 2022

Cerita Kehidupan


"Doakan aku semoga aku tidak menjadi gila ya"
itu wa penutup yang dia kirim kepadaku. 
Sesak membaca wa nya tapi aku bingung harus membalas apa.

Baru kali ini kuliat dia begitu emosi, aku tau sulit untuk tetap waras pada saat kondisinya saat ini. 

Ayah tercinta nya baru saja di rawat pasien pasca stroke yang sehari harinya di bantu oleh dua perawat. Sedangkan ibunya baru saja pulang dari rawat inap minggu lalu karena penyakit kormobid yang sudah lama diidapnya. Sedangkan ia sendiri saat ini sedang berjuang dengan pengobatan kankernya. 

Aku sendiri merasakan bagaimana sulitnya mengurus lansia. Hampir 7 tahun mengurus mama dengan segala macam penyakit, operasi yang berulang, sifat dan mood yang cepat berubah, kemauan keras jika dilarang dan sebagainya. 

Ia berkali kali mengatakan padaku andai badan ini bisa dibelah aku ingin badanku menjadi 3, mengurus bapak ku, ibu ku dan aku sendiri.

"Say aku capek dan lelah" itu kalimat yang sering aku katakan kepada suamiku di malam hari ketika ia pulang kantor. Biasanya suamiku langsung memelukku dan mengusap kepala ku sambil mengatakan, "cape mu itu menjadikan jalan ke surga, banyak orang di luar sana yang menginginkan capek seperti itu birulwalidain, tapi mereka ga bisa. Sabar ya sayang".
Biasanya setelah itu aku lega ternyata aku hanya butuh perhatian saja setelah seharian lelah mengurus mama sendiri.

 Saking terbawa emosinya temanku itu sampai berkata kepadaku "kamu bisa bertahun tahun mengurus ibumu, karena kamu ga ada kanker, sedangkan aku?"

Aku menjawab selow aja chat nya itu, aku tau dia lagi emosi, tidak perlu aku jelasin panjang lebar, aku hanya mengatakan kita sama-sama berdoa ya semoga Allah tolong dan jaga kita. Allah mudahkan dan berikan kita kekuatan. 

Sore ini aku duduk sambil berurai air mata, sudah seminggu mama sakit kondisinya drop, lebih banyak diam, tidak bisa beraktifitas apa-apa semuanya harus dibantu. Segala keluhan tentang cape menguap di udara. 
Ya Allah aku masih pengen ngobrol dan liat senyuman mama lagi.

Sabtu, 03 Desember 2022

19 Tahun Kita


19 Tahun

Hanya ingin...
Saling jaga
Tingkatkan taqwa 
dan...
Mendoakan tanpa jeda

Dunia kita memang fana
Yang kita perjuangkan
Mengabadikan cinta
Agar kelak tetap bersanding di surga 

Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi thathimush shalihahat 
19 tahun rasa dua tahun
Makin bucin
Maunya dekat-dekat terus
Pengen diperhatiin terus

Padahal uban si doi makin banyak,  warna kulit di mukaku semakin belang karena flek, mata pun semakin berkantong
Ujian kehidupan makin ada aja

Alhamdulillah klo ga karena pertolongan Allah, jujur ga kuat juga menghadapi pernak pernik kehidupan yang menyesakkan dada. 
Tapi hidup juga ga selalu lara tetap ada cinta yang menggetarkan rasa. 

Pas tanggal 29 November ini di kasih si doi tausiah yang lumayan panjang, aku sih yang minta, pengen tau perasaan dia setelah 19 tahun bersabar dan bersyukur dengan istrinya. 

Beberapa point yang ku ingat, 
1. Banyak syukur 
2. 19 tahun bukan umurnya seperti anak-anak lagi udah dewasa, dia berharap sikap kami sama-sama matang.
3. Dia bilang walau udah 19 tahun masih tetap belajar tentang istrinya begitu juga istrinya karena kami dua orang yang dengan latar belakang yang berbeda yang menjadi satu.
4. Saling mencintai karena Allah
5. Katanya dia jatuh cinta sangat dengan istrinya, semakin semakin (langsung sumringah)
6. Saling support kebaikan dan keluarga besar, karena hidup ga hanya mikirin keluarga inti aja tapi ada keluarga besar juga di belakang kita, ada dakwah juga yang harus di tunaikan. 
7. Untuk kebaikan harus bergerak dengan segera, segera dan segera

Semoga Allah ridho dan beri keberkahan dengan semua yang kami rencanakan dan laksanakan. 
 
Hidup kami yang rencanakan, Hasil Allah yang tentukan, ikhtiar kami usahakan, biidznillah. 






Selasa, 02 Agustus 2022

KONTEMPLASI

Ada yang protes klo aku sekarang berubah, suka marah-marah, level bicara naik berapa oktaf dan emosian.

Yang bikin sedih protes ini datang dari lingkaran pertamaku, orang orang terdekatku, yang mana mereka lah yang seharusnya dapat perlakuan terbaik dariku. 

Ya Rabb sedihnya...

Berhari hari aku coba merenung apa yang salah dari diri ini, kenapa bisa seperti ini? 
Apakah karena kelelahan? Tertekan? Kecapean? atau kurang tidur? 

Sejujurnya sedih, kok bisa gini? Kucoba berdialog dengan diri sendiri dan meminta pertolongan dari Allah. 

Dalam doa, aku menyerah, benar benar mengakui sebagai hamba yang lemah.
 Aku ga sanggup mengelola hati, ga sanggup mengontrol lisan.  

Memohon Allah perbaiki akhlak dan lisanku dengan sebaik sebaiknya perkataan dan adab. 

Jika didepan orang-orang tercinta yang aku harus berbakti dan beradab dengan baik tidak terlaksana bagaimana dihadapan orang lain? 

Biidznillah, semoga diri ini berubah dengan rahmat dan pertolongan Allah. 

Selasa, 14 Juni 2022

Hikmah Dari Seorang Eril

Anak muda, yang awalnya ga dikenal oleh dunia, mendadak terkenal. Benar bapaknya pejabat, bener berita tenggelamnya meninggalkan kesedihan. Dulunya bukan siapa2 yang dikenal banyak orang tapi di akhir hidupnya begitu banyak yang menyayanginya.

Yang Masya Allah itu bagaimana sikap banyak orang yang mendoakan, banyak orang yang ziarah, bagaimana sikap keluarga khusus orang tuanya dalam menyikapi musibah. Tauhidnya sudah mengakar kuat. 
Saya yakin ketika tauhid orang tuanya bagus biasanya anaknya juga bagus apalagi didukung dengan sekolah agama yang diikutinya dari dasar. 

Hidup sejatinya memang harus diisi dari satu kebaikan ke kebaikan lainnya. 
Semua orang mendambakan akhir hidup yang husnul khatimah, saya pun begitu. Biidznillah. 

Percayalah tetap agama dan keimanan yang fundamental dalam hidup, prestasi2 dunia lainnya itu hanya sebagai jembatan untuk melakukan kebaikan dan manfaat buat orang lain. 

Selasa, 07 Juni 2022

Dear Bona

6 Juni 2022

Dear Bona
Dari pertama kita kenal semenjak kelas 2 SMA
Setelah itu kita bersahabat satu genk
Jujur yang bikin aku betah bekawan itu karena lucu nya 
Setelah itu karena kamu emang baik dan tulus 

Saking udah biasa berteman, kamu ga sungkan lagi berlama2 main ke rumah. Pas lebaran kamu komentari kue ku yg gosong sambil kamu makanin semua yang gosong biar orang lain yang bertamu ga tau dan tinggalin kue yang bagus.

Kamu juga kreatif pas SMA jualan kartu lebaran dan yang bikin aku ketawa kamu nawarin bikin desain kartu lebaran unik padahal kamu sendiri non muslim tapi toh aku beli juga karena emang bagus.

Dear Bona 
Selepas SMA aku kuliah keluar kota dan kita satu genk juga berpencar. Bertemu di saat libur atau disaat lebaran, dengan moment buka bersama atau ketemuan sesudah lebaran. 

Perasaan masih sama hangat saat kita bertemu, ceria saat bercanda. Padahal seringnya topik utama kita saat bercanda nge bully kamu. Tapi ga pernah sekalipun kamu marah.
Malah ngejawab dengan jawaban yang lucu. 

Bontek.... 
(itu panggilan kesanyangan kita)
Terakhir ketemu sebelum pandemi, Aku, Desi N, Indra, Wawan liburan ke Bandung nginap di rumah Deasy Y, sempat ditraktir makan malam sama kamu, trus pas mau bayar aku malah ambil snack lagi, biasanya suka sungkan klo di bayarin tapi saat itu enak aja bilang, bon bayarin ya.

Bona...
Saat tau pas kamu meninggal karena sakit dan aku ga tau kamu sakit, awalnya sedih tapi kemudian maklum tiap orang punya sifat yang berbeda dalam keadaan tertentu.

Aku juga selama ini sikapku disaat sedih atau sakit lebih sering menghindar dari keramaian, menjauhi sosmed dan lebih tambah diam. Karena ga mudah sharing perasaan disaat kita sedih, beda disaat kita senang tentu kita pengen rasanya berbagi bahagia dengan semua orang. 
Jadi bon aku menghargai pilihanmu. Cuman aku mencubit diriku kenapa tidak perhatian ketika.dirimu jarang berkabar, kenapa tidak menjapri. Iya itu kesalahanku. 
Saat bulan Maret sampai Mei aku juga lagi berjuang untuk tetap tegar dan sabar mengurus mama karena saat itu mama berapa kali drop. Sempat menghilang dari group yang aku ikuti, tidak ikut kegiatan2 seperti biasa, dan juga tidak menyapa 'how is your life' Maaf ya bon..

Hanya 2 Minggu sebelum kamu pergi, sempat bilang ke si Uda, liburan yuk ke Belitong, si Uda ngeliat dengan wajah aneh seakan bertanya, kok tumben tempatnya itu, sebelum dia ngomong aku jawab aja, disana ada Bona dan aku mau kasih suprise tiba2 kesana. Rencana itu minggu depan, ternyata...

Bon...
Mungkin nanti kita mau janjian lagi ketemu ramai2 seperti kita ketemu terakhir dulu, ga tau juga nanti akan seperti apa klo bontek ga ada. Siapa yang ngelucu ? Siapa yang jadi sasaran bully?
Pasti rasanya tidak akan pernah sama, ga apa2 akan kita jalani aja,  hidup khan emang gitu ada yang ditinggalkan dan ada yang meninggalkan. Biar ruang kosong di hati itu yang akan menjadi pengingat, bahwa kehilangan itu benar adanya. 

Bon...
Selamat menjalani kehidupan baru ya, kami disini juga melanjutkan hidup yang penuh cerita entah itu cerita yang mengeluarkan airmata atau cerita yang penuh dengan senyuman. Sampai nanti dari kami menjalani takdirnya masing2 berhenti disatu titik dan berharap banget dikumpulkan lagi bersama orang2 yang dicintainya.

Makasih bon untuk segala kebaikan nya dan kekurang ajarannya. Tetap sayang kok. See you


Lia 






Kamis, 26 Mei 2022

Lebaran Tahun Ini 2022


Ada yang berubah dengan lebaran saat ini. Dulu ketika kuliah di luar kota ketika pulang lebaran aku sudah siap dengan segudang rencana ketemuan bersama teman-teman.
Setelah menikah ketika mudik aku sibuk berencana hendak jalan-jalan sekalian pergi silaturahmi bersama keluarga ke rumah saudara-saudara.

Saat ini ketika mama menjadi orang yang paling tua dengan kondisi sakit, rumahku yang dikunjungi para keluarga. 

Ada kebiasaan yang berubah, ada kehidupan yang tidak lagi sama dan ada rasa yang sulit kuhindarkan.  Kesedihan yang timbul ketika melihat orang yang kita cintai semakin tua dan lemah.

Suami menjadi satu2nya orang yang menjadi tempat aku meletakkan kesedihan yang kerap aku sembunyikan di depan mama. Memberikan senyum di depan mama dan menumpahkan air mata di dada suami.
Aku tau ini sunatullah, umur yang menua, nikmat sehat yang banyak hilang. Rasanya aku seperti belajar lebih awal, begini rasanya menjadi tua, begini rasanya ketika badan sudah tidak berdaya dan begini rasanya ujian sabar menghadapi orang tua yang berubah tingkah menjadi seperti anak2.

Dengan segala perubahan ini, dengan banyak rasa yang kualami, aku menerima semua perubahan ini, aku mencintai apapun yang Allah takdirkan, tugasku hanya taat tanpa alasan. Biidznillah.


Senin, 16 Mei 2022

Ramadhan 2022

Sebelum Ramadhan aku udah cemas memikirkan bagaimana nanti Ramadhan apakah aku bisa melewati dengan baik? Mengingat mama masih sering sakit dan puasa ini 1 tahun pasca tindakan coiling aneurisma. 

Sering aku bilang sama mama, ma ntar ramadhan gimana mau puasa apa bayar fidyah? Mama tetap pengen puasa. Sebenarnya ragu juga karena kondisi mama yang tiap hari ada aja yang sakit, tapi karena mama niatnya udah bulat kita latihan dulu sebelum Ramadhan untuk mama belajar puasa lagi. 
Sebelum sakit mama rutin puasa Senin Kamis, setelah sakit aja ketika kondisi badan gampang drop kebiasaan puasa Senin Kamis mama berhenti. 

Kuakui menjadi suster buat lansia itu berat. Hati ikhlas tapi badan ga bisa bohong. Sering begadang karena jagain mama, membuat badanku sering letih dan lelah. Ketika lelah emosi menjadi tidak stabil. 

Bismillah, banyak berdoa agar bisa melalui ramadhan dengan baik. 
Alhamdulillah mama bisa puasa hanya batal 3 hari, satu karena maag sesudah minum susu, 2 hari lagi akhir Ramadhan karena kecapean semangat memasak untuk menyambut para tamu. 

Aku punya banyak kejadian sedih di Ramadhan dan itu sering terbawa pikiran. Sering memohon kepada Allah agar jangan ada kejadian sedih lagi di Ramadhan. 

Ketika akhir Ramadhan aku udah senang, Alhamdulillah ga ada kejadian sedih, qadarullah mama sakit pas akhir Ramadhan tapi levelnya dianggap tidak terlalu mengkhawatirkan. 
Semoga pikiran2 buruk ini bisa hilang ga enak rasanya ketakutan menjelang ramadhan karena trauma masa lalu. Semoga Allah tolong dan mudahkan.  

Sabtu, 09 April 2022

Kelas Onlineku Selama Pandemi (2)

Ada juga kelas online yang saya ambil di bidang agama. Kelas fiqih muamalah dasar bersama ustadzah Meti, kelas muamalah kontemporer serta kelas Bengkel Diri. 

Kemajuan tekhnologi membuat hidup serba mudah, tapi jujur bagi saya tetap kelas offline punya nilai lebih terutama saat belajar agama. Saya termasuk orang yang suka memperhatikan gerak gerik seorang guru. Ada pelajaran adab yang bisa diambil. 

Di dunia penuntut ilmu sudah sering dikatakan belajar adab lebih dahulu sebelum belajar ilmu. Kadangkala belajar adab ini jarang pembahasan khusus makanya saya suka memperhatikan gerak gerik guru, bagaimana cara dia menyampaikan sesuatu, merespon pertanyaan bahkan mengatasi suasana yang tidak menyenangkan di suatu majelis. 

Tapi tidak ada yang sia sia karena kemaren lagi pandemi tidak ada pertemuan langsung tatap muka sebagai pengobat rindu majelis agama, belajar agama lewat online termasuk Alhamdulillah.

Dari sekian kelas online yang saya ikuti selama pandemi, ada satu yang bagi saya manfaatnya bintang lima, belajarnya setiap hari habis subuh selama dua tahun non stop, yang ngajar juga ustadnya Masya Allah, bagus ilmunya dan adem penyampaiannya.

Kajian riyadush shalihin setiap Subuh dan kajian wanita tiap Senin siang bersama ustad Nudzul Zikri. Dengan belajar rutin seperti itu perubahan nyata terlihat dalam hidup saya. Kata suami secara prilaku saya lebih baik. Pemahaman dan pengalaman agama lebih bagus. Masya Allah terharu ketika orang terdekat kasih testimoni seperti itu, ternyata selama ini ketika ada prilaku saya yang buruk  suami diam aja dan tidak disampaikan secara langsung, menegur dengan caranya sendiri. 

Alhamdulillah untuk semua hal yang terjadi selama 2 tahun ini. Pandemi telah mengajarkan banyak hal. Kelas ini hanya sebagian kecil pelajaran yang saya dapat. Pelajaran hidup lebih banyak lagi. 
Ketika kita sudah percaya rencana Allah itu pasti yang terbaik, mau apalagi selain menerima dengan bersyukur.


Saat itu ketika mama pergi

Kupikir aku pengen sendiri tanpa mama
Trnyata setelah mama pergi
Aku kolaps ketika mendengar mama sakit

Inilah perasaanku yang sebenarnya
Aku sayangggg bgt sama mama
Kemaren2 itu ketika perasaan ingin pergi ternyata karena aku lelah dan bosan
Sekarang ketika ga ada mama hidup terasa ada yang kurang dan hampa

Aku berjanji ketika nanti mama pulang aku akan merawat mama sebaik2 baiknya dan ketika aku mulai kesal dan merasa ingin pergi aku akan mengingat bagaimana perasaan hampa ketika mama ga ada dan perasaan cemas pangkat seribu ketika mama sakit.

Akan kuingat dengan baik perasaan itu 

Selasa, 15 Maret 2022

Kelas Menulis Biografi bersama AE Alberthine Endah


Saya melihat AE sebagai orang yang menguasai penulisan biografi di Indonesia. 
Perkenalan saya pertama kali dengan karya AE lewat buku Merry Riana, Mimpi Sejuta Dolar.
Terus terang saya kaget baca buku tersebut. Buku tersebut bagus tapi di luar apa yang saya pikirkan tentang biografi selama ini. Biasanya buku biografi itu ditulis seperti buku diktat dan membacanya seperti CV seseorang. Sedangkan di buku Mery Riana ini seperti membaca buku fiksi layaknya novel, begitu banyak cerita drama yang penuh lonjakan emosi. 
Setelah itu saya bertanya-tanya apakah bisa cerita biografi dibikin seperti non-fiksi?

Lama pertanyaan itu menggantung di pikiran saya, setelah itu setiap buku biografi yang ditulis oleh AE keluar saya baca ada Athirah, Chrisye, blue bird, dll.
Semua buku itu mempunyai benang merah yang sama, ada cerita rasa dan emosi yang terselip dalam setiap biografi. Untuk Athirah saya sampai heran, kok bisa-bisanya biografi tentang Jusuf Kalla, tapi banyak bercerita tentang bagaimana efek dari keluarga yang bapaknya poligami. Saya pikirJK sebagai seorang pengusaha dan pejabat pemerintah, pasti banyak bercerita tentang kisah suksesnya. 

AE bercerita di sesi kelas penulisan biografi " sewaktu saya ketemu pak JK saya sampaikan, "pak di toko buku banyak buku biografi bapak semuanya bercerita yang sama tentang kesuksesan di bisnis dan pemerintahan, saya mau nulis dengan sudut pandang yang lain,  adakah dalam hidup bapak mengalami perasaan sedih yang paling mendalam?" Ada AE kata  pak JK, sewaktu bapak saya poligami, saya menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap adik-adik dan menjaga ibu saya yang perasannya jatuh saat itu"

Aha, sekarang saya tau jawabannya, pantesan setelah baca buku AE saya berlinang air mata terutama Athirah dan Merry Riana. 

Untuk Mery Riana saya bahkan terbayang-bayang bagaimana seorang mahasiswa, karena ga punya uang untuk makan memilih banyak minum air kran yang banyak tersedia di setiap sudut Singapore. 

Untuk ini AE bercerita, saat bertemu Merry Riana untuk wawancara saya minta diajak dimana tempat-tempat dia dulu berjuang menyebarkan brosur, meminum air kran, dan tempat dia berjuang mencari uang dengan susah. 

Duhh pinter kali pertanyaan AE nih, siapa sih yang ga terbawa emosi saat mengenang dulu tempat dia berjuang dan susah sampai untuk makan pun ga ada uang. 

Yes sampai sini terjawab sudah pertanyaan saya bertahun tahun. Tapi masih banyak lagi ilmu yang diberikan AE. 

Bersyukur saya bisa mendapatkan ilmu itu dari seorang AE. Saya doakan semoga AE ilmunya berkah dan bermanfaat untuk banyak orang. Sehat-sehat bersama anjing-anjing lucunya. 

Kalimat AE yang menjadi catatan penting bagi saya,  "pakai hati dalam menulis bukan hanya sekedar transkip wawancara. Hati kita adalah perangkat yang baik." 


Senin, 03 Januari 2022

Kelas Onlineku Selama Pandemi

Salah satu berkah saat pandemi covid adalah maraknya kelas-kelas online yang bagus dengan harga bersahabat.
Dulu mau belajar macam-macam kita harus pergi ke suatu tempat dengan biaya yang lumayan dan saya cuman bisa ngiler jika ada kelas bagus yang saya minati tapi diadakan yang tempatnya jauh, saat weekend plus harga yang lumayan. Hanya bisa tarik nafas dan berdoa suatu saat ada waktu saya untuk belajar apa yang saya inginkan.

Ketika awal covid dua tahun lalu, saya panik dan khawatir mengenai berita tentang virus, apalagi banyak beritanya yang bikin deg2an. Saat itulah saya memulai mengambil kelas foto sebagai refreshing. Saya ikut kelas foto teh Ina, mulai dari foto dasar, intermediet sampai advance, kemudian lanjut ambil kelas makro.

Senang dan bikin sibuk ikut kelas foto ini karena tiap hari harus setor tugas sesuai materi. Tugas bisa saya lakukan, cuman hasilnya biasa-biasa aja. Saya Lebih suka kelas foto makro, memotret sesuatu yang kecil tapi setelah di foto bisa terlihat detail, rasanya amazing.
Ternyata foto bagus itu tidak gampang prosesnya, banyak sekali tekhnik dan editnya. Mencoba sesuatu yang baru selain bikin kita tau, kita juga bisa menghargai nilai sebuah foto.

Selama covid juga terlintas untuk mencoba menanam sayur karena pemerintah melarang masyarakat untuk keluar rumah. Pergi kepasar bagi saya adalah aktivitas keseharian, jika tidak kepasar, bagaimana persediaan makanan? Belanja online yang sering saya lakukan hanya untuk membeli stok lauk, untuk sayur saya lebih suka beli langsung pada hari itu juga. Kemudian kepikiranlah untuk menanam sayur. Akhirnya saya ikut kelas kak Britania Sari tentang menanam sayur. Belajar dari dasar tentang tanaman, media tanam, cara mencampur media dan menanam bibit sayur. 
Sekarang setelah 2 tahun saya merasa punya karya dalam menanam,  kebutuhan sayur saya sehari-hari diperoleh dari kebun halaman saya yang imut. Ga terbayang bisa menjadi bagian urban farming dengan tagarnya #darihalamankemejamakan 😀

Belajar menanam sayur, juga mengasah kesabaran dan tawakal saya. Bagaimana sabar menikmati proses dari menyemai benih yang ukurannya sangat kecil kemudian tumbuh dan akhirnya bisa di konsumsi. Tentu tidak semua semulus rencana, kadangkala hasil semai ga tumbuh atau sayur yang sudah di rawat, tumbuh dengan bagus dan siap di panen kemudian dimakan ulat, tikus atau di berantakin kucing, awal-awal saya sedih dan kesal, lama-lama muncul kesadaran ini risiko menanam, jika dimakan hama anggap aja sedekah memberi mereka makanan, bisa sewoles itu rasanya pencapaian yang luar biasa bagi saya yang kadang suka emosi.

Kelas muslimah sehat kepunyaan dr Herlin adalah kelas berjenjang yang paling lama saya ikuti hampir dua tahun dan ada 4 level. 
Dikelas ini sangat banyak ilmu kesehatan yang baru saya tau. Mengaplikasikan hidup sehat ini bagaikan sebuah perjalanan yang butuh proses,  namanya hidup sehat pasti banyak tantangannya karena harus keluar dari kebiasaan selama ini. Tapi saya suka banget dengan kelas ini sehat yang di bahas tidak hanya fisik tapi juga jiwa, materi kajian agama bersinergi dengan sehat fisik. Jadi yang diajarkan sehat dari hulu ke hilir.

Banyak pengetahuan hidup sehat yang akhirnya merubah mindset saya serta mengaplikasikan ilmu sehat sehari hari. Layaknya seperti sebuah perjalanan, belum semua materi bisa saya terapkan. Sedikit demi sedikit yang penting konsisten. Menu makanan real food harus yang menjadi utama di banding kemasan dan fast food.
Semoga bisa mencoba semua resep yg di berikan mulai dari membuat produk personal care sampai makanan sehari hari. 

Bagi saya pengetahuan tentang kesehatan itu terus berkembang dan berubah, mungkin dulu yang kita anggap benar dan baik ternyata sekarang berubah menjadi tidak baik berdasarkan penelitian atau ilmu yang baru ditemukan. Makanya penting menanamkan di hati dan pikiran, makan sehat bukan satu-satu nya jalan untuk menjadi sehat dan apa yang kita lakukan bukanlah satu-satu nya yang benar dan orang lain salah. Menghargai apa yang orang lakukan bagi saya itu penting, lakukan saja apa yang menurut kita benar dan biarkan orang melihat sendiri hasilnya tanpa perlu kita yang bicara.

Kelas penulisan tetap menjadi juara di hati saya, selalu aja pengen ikut apabila ada kelas menulis. 
Kelas pertama menulis pada masa covid yaitu kelas Dewi Lestari alias Dee. Kemampuan Dee dalam menulis sudah diakui paripurna. Ternyata dalam mengajar secara langsung Dee tetap keren. Ketika kelas berlangsung, mata saya hampir ga berkedip, Dee menyampaikan materi dengan komunikatif dan lucu 
Menurut saya kelas Dee ini sangat cocok bagi orang yang sudah terbiasa menulis dan membuat buku karena materinya advance.  Buat pemula seperti saya agak gagap dengan istilah kepenulisan novel, tapi kelebihannya saya jadi tau betapa panjang proses membuat novel Dee selama ini, mulai dari perencanaan, pengaturan waktu, serta ketatnya jadwal penulisan yang tidak bisa di ganggu.
Pantesan hasilnya bagus, riset dan upaya nya juga ga main main.

Kelas penulisan lain yang saya ikuti yaitu kelas penulisan Uda A Fuadi, yang mengambil tema, menulis dari hati. Saya suka pointnya dan itu benar no debat, apapun yang dikerjakan dari hati akan sampai ke hati. Maksudnya menulis dari hati itu libatkan emosi kita, untuk apa kita menulis, jika kita sudah dapat jiwanya kemudian diikuti dengan tekhnik yang bagus, maka hasilnya hati yang akan bicara. 

Gong dari kelas penulisan yang saya ikuti, saking sukanya sampai ikut dua kali dan materinya hampir tiap hari saya dengar kemudian saya borong buku referensi yang dianjurkan. Pokoknya kelas terniat dan gairah saya meletup. Kelas penulisan puisi bersama Helvy Tiana Rosa  (HTR). 

HTR memang idola saya dari zaman kuliah, saya baca semua novelnya, hingga saya hijrah di awal kuliah banyak terpengaruh oleh novel islami yang ia buat. Makanya begitu HTR buka kelas puisi dan saya mendengar langsung suara merdunya dalam mengajar, sukses membuat saya termehek mehek. 

Saya memang menyukai puisi dan produktif menulis puisi ketika zaman kuliah yang di mana saat itu hidup saya baru keluar dari zona nyaman.
Ketika perasaan saya sedang emosional puisi adalah tempat pelarian saya dalam memgeluarkan keresahan.

Sayangnya setelah kuliah, terutama setelah menikah ketika hidup saya lebih tenang, saya seperti berjarak dengan puisi.

 Setelah mengikuti kelas saya menyadari ternyata saya begitu mencintai puisi, seperti bertemu kembali teman lama yang telah lama pergi. 
Kemudian saya berjanji pada diri sendiri, akan sering bercengkrama lagi dengan puisi. Saya yang sempat mengabaikan bermain kata dengan puisi ternyata saya sadar bahwa puisi itu jiwa dan rumah saya.

Kelas penulisan lain yang saya ikuti adalah kelas copywriting bersama om Bud alias Budiman Hakim. Ini kelas penulisan tergokil yang saya ikuti dan saya mengakui saya lemah dalam hal kreativitas. Om Bud itu lucunya pol dan rada saru tapi kreativtasnya selangit. 
Kelas copywriting ini berbeda dengan kelas penulisan lainnya. Disini fokusnya menulis untuk iklan. Iklan yang bagus tentu iklan yang berhasil mencuri perhatian kita dengan keunikannya makanya materi pertama dalam copy writing adalah creative attitude, kreativitas adalah sikap hidup bukan hanya sekedar job description. Cerita yang bagus adalah cerita yang menggugah emosi, misalkan ketika kita membuat cerita humor dan pembaca sampai ketawa berarti cerita kita sukses.
Dikelas ini belajar menulis kata tidak hanya asal harus unik bisa dengan makna ganda atau yang menggugah emosi. Contoh, ada pic seorang nenek sedang berjemur di beri caption, menikmati pagi di saat senja, hhhmm gimana, sesuatu yang berbeda khan?

Masih banyak kelas online yang saya ikuti, karena disini sudah panjang tulisannya, bersambung ke tulisan ke 2 aja ya. See you 😊