Jumat, 31 Maret 2023

Ramadhan 2023

Alhamdulillah masih di kasih umur buat menjalani Ramadhan di tahun ini yang sudah lebih bebas beraktifitas di bandingkan dua tahun yang lalu masa pandemi. 
Tahun ini masih mengurus mama yang kondisinya lebih menurun dari tahun lalu. Tahun lalu mama masih bisa puasa tahun ini ketika di coba jam 10 pagi mama sudah kliyengan dan suhu badan mulai panas. Akhirnya kita putuskan tahun ini mama full bayar fidyah saja. 
Kegiatanku juga masih lebih banyak mengurus mama karena mama untuk aktifitas ke kamar mandi, duduk dan berdiri harus di bantu. 
Sempat hati ini bertanya, apa aku bisa optimal beribadah ya di bulan ramadhan ini dengan kondisi menjadi suster siaga 24 jam buat mama? 
Ayang bebeb langsung bilang bukankah apa yang kamu lakukan itu sudah ibadah dan pahalanya lebih besar karena itu kewajiban. Iya sih aku tau tapi tetap saja pengen ibadah yang istimewa di luar hari lain, aku juga pengen ke mesjid untuk tarawih merasakan vibes nya ramadhan eh sepertinya itu salah niat klo cuman untuk merasakan vibes 😊
Aahhh sudahlah, cuman bisa  banyak berdoa dan minta pertolongan Allah agar aku bisa beribadah dengan maksimal di bulan ramadhan ini gimana nanti pelaksanaanya terserah Allah saja. 
Laa hawla waa laa quwwata Illa Billah , tiada daya upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung. 

Kamis, 23 Maret 2023

Ketika Istri Flexing

Akhir-akhir ini banyak sekali berita mengenai flexing atau pamer. Seorang istri Asn yang pamer harta di sosmed efeknya netizen investigasi pada seluruh kehidupannya, sampai suami yang bersangkutan di bebas tugaskan. 
Untuk keluarga seorang Asn memang rasanya ga patut jika pamer harta karena orang juga tau gaji dan tunjangan seorang pegawai negeri sipil itu berapa. 
Jika memang dia seorang pengusaha dan duitnya halal, orang akan terus mengejar apakah modalnya termasuk pencucian uang apalagi untuk yang bekerja di bidang yang bersentuhan dengan penerimaan uang masyarakat. 

Saya jadi teringat dulu sewaktu saya memutuskan untuk menikah dengan calon suami yang pekerjaannya seorang Asn saya ditanya oleh keluarga, apa saya siap dengan hidup seperti layaknya seorang istri Asn, gaji yang terbatas dan terukur serta waktu yang tidak bisa di pakai suka-suka. Latar belakang keluarga saya adalah wiraswasta, kami pernah hidup mapan dan juga pernah jatuh. Saya terbiasa di beri uang berlebih apalagi untuk pendidikan dan buku, sangat bebas mau berapa aja. Untuk waktu juga kami sering liburan bareng keluarga. 
Awalnya saya menganggap pertanyaan itu biasa aja tapi keluarga terus bertanya agar saya berpikir matang jangan sampai sikap saya nanti tidak mencerminkan sebagai seorang istri abdi negara. 
Sampai-sampai ada saudara mencontohkan, jika keluarga yang non ASN dalam membeli barang misalkan piring dia akan langsung beli satu set atau satu lusin. Beda jika dia istri Asn tidak bisa beli langsung semuanya karena keterbatasan uang, belinya dengan mencicil, bulan ini mungkin dua buah, bukan depan beli lagi atau bulan berikutnya. Saya hanya ketawa sewaktu di ceritain begitu. Memang waktu itu saya tidak memikirkan sampai segitunya. Saya pikir ya sudahlah klo uang gajinya cuman 200 ya hidup dengan uang sebanyak itu ternyata yang ditakutkan keluarga pengaruh orang luar itu sangat besar, bisa jadi di tengah jalan saya pengen hal lebih karena melihat kehidupan orang lain. Setelah menikah baru saya mengerti apa yang di khawatirkan keluarga dan saya bersyukur diingatkan di awal hingga saya tau bagaimana menjaga keluarga saya. 
Buat yang sudah punya usaha mapan kenapa tidak fokus kepada usahanya saja dan berhenti menjadi ASN, klo udah murni swasta mau pamer seperti apapun ya terserah aja,  masyarakat tidak akan mempertanyakan. 

Saya tau orang yang paling rese posting tentang pamer ini dari dahulu kala adalah Tere Liye dan setiap dia posting ulang artikel itu banyak sekali yang menghujat. Saya sendiri merasa cocok dengan apa yang disampaikan Tere Liye ngapain juga kita sering posting kita ada dimana, kita punya apa, apa untungnya buat orang lain yang melihat. Cuman tiap orang khan mempunyai kebahagiaan yang beda, mungkin itu jadi ajang ekspresi dia dan itu bikin dia bahagia, bagi saya why not, terserah aja. 
Jika dia bukan istri Asn, didapat dari uang yang halal, ya udah ga apa2, woles aja. 
Saya percaya jika istri bisa menjaga kehidupan keluarganya di jalan yang lurus walaupun sulit dan godaan banyak, berkahnya akan terasa lebih nikmat dan tahan lama.
Bismillah, yuk bisa. 

Selasa, 21 Maret 2023

Membersihkan Hati


Apa yang harus kita siapkan untuk menyambut ramadhan agar kita benar-benar bisa fokus dengan beribadah.
Sepengetahuan saya selama ini, selain ilmu tentang ramadhan, meminta pertolongan Allah, menghadirkan rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita agar hati kita lebih khusuk. 
Beberapa hari lalu saya dengar kajian dengan tema mempersiapkan ramadhan.
 Ustad menjelaskan sesuatu dari sudut pandang yang lain yang terus terang tidak terpikirkan oleh saya. 
Kebersihan hati merupakan bagian penting dari kesuksesan kita beribadah. Apakah tahun lalu target ibadah kita terlampaui, bagaimana dengan dua atau lima tahun yang lalu? Jika ibadah kita tidak sesuai dengan target yang kita canangkan misalkan khatam Al-Qur'an berapa kali selama Ramadhan, shalat malam yang tidak full, bisa di cek apakah hati kita telah bersih. Karena pokok dari segala hal itu adalah hati yang bersih. 
Ilmu agama saya memang tahap baru belajar, pendidikan saya juga bukan sekolah agama makanya sering ketika mendengar ceramah agama pikiran saya suka mengatakan loh gitu ya, kok bisa sih? Tapi itulah  belajar, nikmatnya mendapatkan ilmu, sebagai seorang penuntut ilmu, jika hal yang disampaikan sudah sesuai dengan Alquran dan hadis nabi, sikap saya hanya taat dan patuh. 
Yang saya senangi itu jika saya tau hal tentang sesuatu saya suka menghubungkan dengan kejadian yang saya alami. Misalkan tentang kebersihan hati. Sering terjadi jika kita mempunyai perasaan tidak senang, jengkel, marah dan hal lainnya efek yang di timbulkan biasanya penyakit dan itu langsung bisa berupa maag, sesak dan lainnya. Jadi benar logis apa yang disampaikan gurunda, jika hati yang kotor saja bisa membuat jasad kita sakit apalagi bathin kita, Masya Allah. 

Antalogi Ramadhan

Moment ramadhan tahun ini bikin lebih spesial dengan ikutan menulis antalogi tema ramadhan. 
Aku mengambil judul "Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Memprioritaskan Akhirat"
Tema ini kuambil karena ingat peristiwa tiga tahun terakhir adanya pandemi covid yang merubah segala kehidupan manusia hampir  di seluruh dunia.
Hampir tiga tahun kebelakang Ramadhan yang kita lalui tidak sebebas seperti biasa, sholat eid di rumah hanya dengan keluarga inti, tarawih juga di rumah, hampir setiap hari mendengar korban yang berpulang, dan itu juga menimpa orang terdekat kita, keluarga, saudara, teman, tetangga dan kerabat. Saat itu rasanya benar-benar kelabu. 
Rasa yang ingin dihadirkan bukan rasa ketakutan tapi rasa bagaimana jika ini adalah ramadhan terakhir kita, karena tiga tahun terakhir kita merasa maut itu sangat dekat, tiba-tiba, mudah dan berjamaah. Suatu hal yang bikin ngeri. Efeknya hari yang kita lalui terutama pada saat Ramadhan sangat bermakna. Rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita, efeknya membuat kita lebih khusuk dan mindful istilah gen z.  
Memprioritaskan akhirat yang seperti apa? Prioritas yang membuat dunia menjadi kebutuhan no 2 setelah akhirat. Seharusnya prioritas ini merupakan prioritas seumur hidup kita dan kita lakukan setiap hari. Tapi jika kita belum melakukannya maka inilah saatnya ketika ramadhan kita menomor duakan dunia dan menomorsatukan akhirat . Mumpung masih ada waktu dan umur. 
Yang perlu kita ingat juga semua ini akan berhasil jika kita meminta pertolongan Allah dan membersihkan hati kita. Tanpa pertolongan Allah sekuat apapun usaha kita belum tentu berhasil. 
Bagaimana dengan hati yang bersih? Ini juga sangat penting, dengan hati yang baik maka baik juga lah seluruh anggota badan kita dan baik juga segala rencana kita. Biidznillah. 

Menomor Duakan Dunia

Seorang ulama salaf berkata,"Wahai anak cucu adam! Engkau butuh kepada bagianmu dari dunia, dan kebutuhanmu terhadap akhirat itu lebih penting. Apabila engkau memulai mengambil bagianmu dari dunia, niscaya engkau akan menghilangkan bagianmu dari akhirat dan dahulu bagian dari duniamu berada dalam bahaya. Apabila engkau memulai mengambil bagianmu dari akhirat niscaya engkau akan menang dari bagianmu itu dari dunia secara terorganisir" 

Tadi pagi saya mendengar kajian wanita yang disampaikan oleh ustad Nudzul Zikri, judul kajian tersebut, Kenalilah Kebutuhanmu. 
Ada satu penjelasan ustad yang langsung tersimpan dalam pikiran saya dan kemudian pernyataan tersebut membuat saya menghubungkan dengan peristiwa yang lain. 
"Jika ingin sukses di dunia maka nomor duakanlah dunia dan nomor satukan akhirat, sebaliknya jika kita menomorsatukan dunia maka yang kita dapatkan kehidupan dunia kita berantakan"
Terus terang saya sering mendengar kalimat prioritaskan akhirat , tapi kalimat ustad yang menegaskan jika ingin mendapatkan dunia secara penuh maka nomor duakanlah dunia. Logika pendek manusia saya langsung berkata how come? Kok bisa gitu biasanya kita mendapatkan apa yang kita prioritaskan. 
Ustad menjelaskan dengan dalil Al-Qur'an, secara keimanan saya percaya dan nurut. Kemudian saya ingat siapa ya orang sukses seperti itu. Ketika lagi baca sosmed saya baca profil seorang ustadzah yang sudah lama saya ikuti, dia seorang pengusaha dan  pendakwah. Bisnisnya perawatan wajah dan skin care, bisnisnya ini sangat maju dengan cabang puluhan tempat. Saya juga lihat postingan dakwahnya juga kenceng. Sasaran utamanya para muslimah. Dia banyak membuat fasilitas tempat tinggal gratis untuk para janda, klinik kesehatan gratis, termasuk mengajarkan ilmu agama, bahasa arab dll secara gratis juga
Disini saya paham seketika bahwa bener apa yang dikatakan ustad jika kita prioritaskan akhirat, kita dapatkan dunia bahkan dunia itu yang mengejar kita.
Sering kita mendengar istilah, usaha tidak mengkhianati hasil. Dulu saya sangat percaya akan kalimat ini. Sekarang dengan bertambahnya umur, pengalaman dan ilmu. Saya sudah tidak menyakini lagi sepenuhnya bahwa hasil yang kita peroleh itu karena usaha kita.
Kenapa?
Banyak contoh di kehidupan nyata yang saya lihat, ada orang yang usahanya habis-habisan tapi hasilnya biasa aja tidak sesuai dengan target yang dia harapkan. Tapi ada juga usahanya biasa tapi hasil yang dia dapatkan lebih dari yang dia harapkan. Apa sebabnya? Kita percaya segala sesuatu sesuai rencana Allah. Bukan semata karena usahanya tapi karena pertolongan Allah.
 Lalu yang saya percaya saat ini seperti apa? Usaha yang kita lakukan tujuannya mencari ridho Allah dan hasil yang kita dapatkan sesuai dengan rencana Allah. 
Ya itu khan sama aja dengan yang kita percayai sebelumnya, mungkin ada yang berkomentar seperti itu. Iya tapi itu kita percayai setelah kita mempercayai yang pertama bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hasil didapat dari usaha kita. Siapa kita yang bisa memastikan hasil. Kita hanya seorang hamba yang manut cerita kehidupan kita kepada sang sutradara, yaitu Allah yang maha besar. 
Lalu apa hubungannya dengan tema menomor duakan dunia? Jelas sekali apa yang disampaikan ustad terkoneksi dengan yang disampaikan tadi. Bagaimana mungkin kita menomorkan dunia tapi yang kita dapatkan dunia secara komplet dan sistematis. Jika bukan karena kehendak dan pertolongan Allah. 
Wallahualam bish-shawab (hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya). Semoga Allah berikan kita ilmu yang bermanfaat. 


Minggu, 19 Maret 2023

Perjalanan Rasa





Perjalanan rasa. Sesuai judulnya isinya mengenai perjalanan hidup saya dengan banyak rasa yang di tulis dalam bentuk quote. Berawal dari promo di sosmed Instagram milik Ahmad Rifa'i seorang penulis best seller non fiksi yang terkenal dengan salah satu judul buku profokatifnya, Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk. Awalnya saya cukup heran seorang AR mengajak untuk membuat buku kumpulan quote karena beliau sendiri penulis non fiksi dengan puluhan judul yang laris di pasaran.  Kenapa quote ? Alasan AR karena inilah yang sekarang di sukai oleh generasi milenial yang malas banyak membaca tulisan panjang mereka menyukai tulisan yang pendek contohnya buku yang hits di pasaran dengan judul Nanti Kita Bercerita Tentang Hari Ini (NKBTHI) buku ini sampai berkali kali cetak dan berseri, hingga dibuat filmnya padahal isiny berupa quote. Bagi penyuka buku yang usianya bukan anak zaman now tentu saja buku ini agak tidak biasa karena biasanya buku itu full dengan isi tulisan bukan hanya beberapa baris kalimat motivasi.  Saat ini kebutuhan membaca juga rendah dan sekarang orang membeli buku untuk hiburan bukan untuk memenuhi kebutuhan intelektual.  
Untuk isi semua memang dari pengalaman pribadi, pengamatan terhadap orang lain. Menyenangkan ternyata menulis quote itu. Semoga tulisan yang sedikit ini bisa jadi perjalanan rasa yang bermanfaat untuk orang lain. Seperti kalimat penutup yang saya tulis, terhadap semua rasa yang ada biasa sajalah, karena hidup di dunia juga sementara. 

Jumat, 17 Maret 2023

Tentang Buku, Judul: Kisah Shahih Para Nabi dan Rasul by Abun Nada


Terus terang saya awalnya membeli buku ini karena kaget, saat iklan di sebutkan buku ini bercerita mengenai para Nabi dan Rasul tapi berbentuk puisi apalagi ini berdasarkan kitab Ibnu Katsir. Dalam pikiran saya, apa bisa pelajaran ilmu agama yang begitu serius dan membutuhkan uraian panjang di buat dalam bentuk puisi.
Sepengetahuan saya puisi itu permainan kata yang dibuat dalam bentuk singkat sering kali diksinya memakai metafora. Orang awam sendiri menganggap puisi itu sulit dipahami karena bahasanya terlalu tinggi. 


Pertanyaan saya sepertinya sudah di duga oleh penulis, langsung terjawab pada halaman pertama muqaddimah, Abun Nada sang penulis menerangkan. "kenapa puisi? Syaikh utsmain rahimahullah menyatakan, "Pada umumnya puisi lebih mudah di hafal dan tahan lama." Puisi bukan sekedar seni merakit kata. Namun juga ia mengasah rasa. 
Kenapa puisi? Sebabnya, anak-anak kita perlu tahu bahwa puisi bukan otoritas seniman, yang kesannya hanya memuja perasaan mereka. Puisi bukan hanya soal asmara pemudi dan pemuda, buka pula sekedar lirik untuk disenandungkan dalam lagu-lagu yang melalaikan jiwa."
"Dalam peradaban Islam, puisi menempati kedudukan yang mulia. Sebut saja, misalnya kitab Alfiyah karya Imam Ibnu Malik rahimahullah yang merangkum kaidah pelajaran bahasa. Demikian juga, kitab Diwan Imam Syafi'i rahimahullah yang padat akan ilmu dan hikmah. Ilmu berbalut bahasa indah tentu akan menimbulkan kesan tersendiri pada jiwa, sebagaimana Allah 'Azza wa jalla juga menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa yang indah. Tentu ada hikmah besar di dalamnya. Bait-bait puisi dalam buku ini tidak keluar dari ruang hampa, bukan pula sekedar hasil perenungan belaka. Setiap kalimat nya saya ambil dari buku Imam Ibnu Katsir, baik secara tekstual maupun secara makna. Kesempatan bagi kita untuk menjelaskan, "Nak, tulisan kecil ini namanya catatan kaki. Ia menunjukkan sumber rujukan. Artinya, puisi ini tidak ditulis asal-asalan. Bukan lahir dari lamunan atau khayalan "

Masya Allah saya terharu membacanya, ternyata seni tidak bertentangan di dalam Islam. Dulu saat saya belum banyak belajar ilmu agama, saya mengira puisi itu adalah bentuk bahasa yang paling indah, romantis, syahdu dan dalam. Anggapan itu semua terpatahkan ketika saya aktif belajar Alquran terutama ketika belajar arti dan maknanya. Saya banyak beristigfar atas pemahaman saya dulu. 
Saat ini walau sudah belajar ilmu agama secara tetap saya tetap tidak bisa meninggalkan kesukaan saya terhadap puisi. Memang ada hal yang kadang tidak sejalan jika saya sedang berada di ruang kelas puisi. Teorinya mengatakan puisi itu mempunyai ciri bahasa yang tidak biasa dengan bahasa yang padat sedangkan saya menyukai puisi yang seperti bercerita tapi tidak panjang seperti cerpen atau prosa, tapi mempunyai makna tidak hanya sekedar kata yang indah. Setelah membaca buku ini saya seperti dikuatkan bahwa sah saja kita membuat puisi dengan kalimat yang panjang apalagi mempunyai catatan kaki sebagai rujukan. 
Tentu kita semua ingin tulisan kita itu setiap hurufnya membawa kebaikan, menjadi amal jariah. Dengan menuliskan hal yang bermanfaat semoga tulisan menjadi jalan untuk kebaikan tersebut walaupun berbentuk puisi. 
Buku ini recomended bagi anak-anak maupun dewasa untuk belajar kisah para nabi dan rasul, uraian yang berbeda dengan buku yang lain.
Akhirnya dari sini saya mencoba membuat sebuah puisi setelah mendengar kajian bada subuh. 


Uf

Jangan katakan Uf
Pada orang tuamu
Apakah arti Uf?

Uf 
Menurut para ulama 
cara paling lembut yang membuat orang tidak nyaman/terganggu/tersakiti. 

Uf
Cara menujukkan keberatan dengan cara paling halus. 

Uf 
Jangan sakiti keduanya dengan cara apapun
Jangan angkat tanganmu pada keduanya 

Uf
 Kenapa aku terus? 
Aku kan sibuk

Uf
 Ekspresi paling lunak yang membuat orang lain ga nyaman. 
Apabila salah seorang dari orang tua dalam asuhanmu, ketika mendapatkan aroma tak sedap dari mereka jangan membuat eskpresi atau ucapan yang membuat mereka tidak nyaman. 

Uf
Hanya dua kata
Tapi bisa mengantarkan kita ke neraka

Uf
Jaga adab dan lisan kita


*Disadur dari Kajian Riyadus Shalihin, Ustad Nuzul Dzikri*







Rabu, 08 Maret 2023

Saat Usia Senja

Saat usia sudah senja

Mama menanyakan sesuatu 
Ini hari apa?
Sekarang jam berapa?
Apakah sudah sholat?

Pertanyaan terus berulang
Aku selalu menjawab
Walau hatiku kelu

Apakah sudah waktunya
Dimensia itu hadir
Aku takut mengingatnya

Ketika bapak dimensia
Kami belum mengerti
Sesuatu yang aneh

Bapak melupakan segalanya
Yang tersisa hanya satu
Dia tetap ingat
Semua nama anaknya  


Tutur Bathin Fala Adinda


 
Barusan nonton podcast yang nara sumbernya Falla Adinda, seorang dokter, penulis, influencer, pecinta olahraga, selebgram, yang tulisannya dari dulu udah tak baca di blog. Dokter Falla ini setahun lalu di diognosa terkena kanker payudara stadium awal, status tersebut di ceritainnya di story dan feed Ig, yang membuat berbeda, cara menyikapinya sungguh unik, entah karena basic nya dokter dia udh tau apa yang harus dilakukan dan risikonya atau emang anaknya seunik dan selucu itu. 
Sebelum kemo dia udh janji untuk sulam alis biar kelak ketika kemo dan rambutnya rontok dia masih ada alis dan kelihatan cantik, saya tersenyum sungguh out of the box cara yang manis menyikapi kesedihan hidup. Falla ini selama sakit dia tetap olahraga dan dia mengkampanyekan bahwa kanker itu sama aja seperti sakit lain, jadi dia pengen orang bersikap normal aja kepadanya. Kenyataannya sewaktu dia di diagnosa kanker teman2nya banyak menghilang dengan alasan bingung mau ngobrol apa, takut bikin sedih, padahal dia butuh orang yang diajak bicara secara normal kehidupan seperti biasa aja. 
Bagi saya ini ilmu baru, karena yang saya lakukan sama seperti teman Falla sewaktu ada teman yang kanker setiap saya mau chat wa menanyakan kabar saya bingung apakah ini menganggu atau bikin dia tersinggung atau gimana. Karena selama ini yang saya tau orang yang sakit kanker itu pada awalnya tertutup trus klo kita tanya2 kabarnya mereka jadi sedih. Ternyata ini salah. Sakit kanker sama seperti sakit lain, stigma yang berkembang di masyarakat yang membuat penyakit ini menjadi angker dan orang menghadapinya pun menjadi suram dan penuh ketakutan. Padahal jika ujungnya kematian semua orang hidup pun akan mati. Endingnya sama jalannya saja yang berbeda. 
Pemaknaan Falla terhadap sakit ini juga bagus, dia udah pengerti pesan yang Allah sampaikan " kita ini kecil mudah aja bagi Allah untuk mengambil segalanya dari kita, seperti saya dalam 1X24 jam hidup saya berubah dari dokter menjadi pasien. Saya sekarang sangat mindfull menghadapi hari perhari, tidak lagi memikirkan hari esok, karena bisa jadi hari esok sudah berganti cerita. Saya yang dulu bukan seperti ini penuh rencana jangka panjang, jika mau melakukan sesuatu ntar ah besok aja"
Sungguh mengharu biru mendengar ceritanya walau dia bercerita masih tetap dengan manis hanya sedikit menangis. 

Satu hal lagi yang jadi catatan saya, Falla mengatakan yang harus diperhatikan itu bukan hanya pasien saja tapi juga care giver. Merawat pasien itu efeknya juga sakit, walau yang sakit perasaan. Kadang mereka juga ningung berbuat apa, belum lagi kelelahan. 
Itu benar adanya dan Alhamdullah terjawab lah pertanyaan saya selama ini. Saya merawat mama intensif hampir 4 tahun. Mama umur 80, untuk beraktivitas memakai rolator dan harus dibantu, sudah dua kali operasi tulang, terakhir tahun lalu operasi syaraf. Tahun lalu saya merasa aneh dengan emosi saya, seperti marah tapi tidak tau kenapa. Cape tapi di bawa istirahat juga tidak hilang. Kesel tapi bingung sama siapa. Sempat curhat dengan suami karena dia juga tidak tau hanya di jawab sabar, ini peluang surga. 
Saya tidak menampik ini sebagai ladang surga bentuk ketaatan saya kepada Allah dalam rangka mematuhi perintah Allah, birulwalidaian. Secara sadar saya juga mengambil keputusan untuk merawat mama dan meninggalkan kesibukan yang lain.
Yang saya tidak mengerti kenapa  emosi saya kacau, biasanya ini datangnya jika Pms. Sekarang saya baru sadar care giver juga rentan menjadi sakit. 
Beruntung Falla yang mengerti kondisinya hingga ketika sakit ia menitip suaminya kepada teman-temannya, menitip dengan maksud tolong beri perhatian karena dia lagi sakit mungkin tidak bisa memberi perhatian secara penuh.

Minggu, 08 Januari 2023

Berapa Biaya Untuk Pengobatan Coiling Aneurisma?


Kita lanjut dari postingan sebelumnya ya, Aneurisma, Jangan Sampai Pecah.

Sewaktu Adilla istri Bekti posting buka donasi untuk suaminya dihari ke 4 di rawat di RS, banyak komentar netizen, ada komentar positif ada juga yang mempertanyakan. Bisa dimaklumi karena klo cuman koment khan gratis coba klo bayar, lain ceritanya 😄

Lagi2 cerita ini berdasarkan pengalamanku sebagai pendamping dan yang merawat mama dalam menjalani sakit aneurisma, apabila ada yang salah istilah medis nya boleh dikoreksi 🙏

Sewaktu operasi selesai dan mbak dari alat kesehatan mengatakan kepadaku untuk nanti tidak kaget atas kenaikan biaya yang berkali lipat, aku sempat koment, mbak please jangan banyak2 donk naiknya. Di jawab mbaknya saya ga punya kebijakan untuk menentukan ini semua wewenang RS. 
Sebelumnya kita sempat ngobrol tentang alat2 kesehatan, dan ternyata sekarang tekhnologi itu sudah sangat wow, canggih dalam bidang kesehatan. Seperti coiling ini merupakan intervensi dsa yang memakai alat, lalu aku dilihatkan sama mbaknya ada lagi alat, apabila ada orang terkena stroke kemudian ke RS sebelum satu jam dan diintervensi memakai alat dsa dengan memasukan alat yang berbentuk jaring2 untuk memperbaiki saraf yang rusak. Jadi waktu itu aku diliatin gambar syaraf orang yang terkena stroke, lalu alat itu dimasukan ke dalam kepala sifatnya seperti spons untuk menyerap sumbatan2 yang ada di kepala, sayang namanya aku lupa sangat canggih dan itu dilakukan hanya berapa menit dan keliatan hasil scan syaraf sebelum dan sesudah diintervensi dengan alat itu. Recovery pun cepat bahkan dari catatan mereka ada yang bisa langsung pulang esoknya tanpa efek dari stroke nya.

Pertanyaan pertama setelah mbaknya cerita tentu saja biaya nya berapa tuh, disebutlah angka ratusan juta. Langsung kaget, kebayang jika ada kejadian masuk RS mendadak karena serangan stroke kemudian mau langsung tindakan seperti itu dalam hitungan berapa menit menyediakan uang cash ratusan juta tentu berat bagi rakyat jelata yang bukan termasuk golongan sultan. 

Jadi aku sangat mengerti ke kalutan istri Bekti dalam menghadapi tagihan perawatan suaminya. Apalagi RS tempat di rawatnya terkenal dengan biaya tinggi.

Bagaimana dengan BPJS. 
Sorry to say, BPJS tidak bisa mencover tindakan intervensi dsa ini. 

Waktu memutuskan untuk operasi coiling aku udah mencari info ke BPJS dan beberapa RS apakah bisa menggunakan BPJS. Ternyata yang dicover hanya operasi besar pembedahan dalam keadaan darurat misalkan datang ke RS sudah dalam keadaan pecah pembuluh darah.

Mama mempunyai BPJS dan aktif dalam membayar tagihan setiap bulan. Selama ini mama sakit untuk kontrol dll semua memakai dana pribadi. Kenapa?
Mama fisiknya udah lemah sedangkan untuk memakai BPJS harus melewati prosedur antrian yang cukup lama, ini yang tidak bisa dilakukan mama. Jadi selama ini kami mengeluarkan dana pribadi karena kondisi mama yang tidak memungkinkan.

Kira2 habis berapa untuk coiling ini? Tergantung dari kondisi pasien, semakin besar ukuran Aneurisma semakin besar juga biaya karena alat yang di gunakan semakin banyak. Mungkin hitungan kasarnya seharga satu mobil.

Terbukti ya klo mencegah itu lebih murah daripada mengobati. Tapi apabila sudah menjaga dengan pola hidup sehat tetap kena juga itu ya namanya qadarullah. 

Menurut keterangan dokter penyebab aneurisma ini bisa bermacam2, pada umumnya karena hipertensi tapi bisa juga karena foktor bawaan, sejak lahir pembuluh darah lemah dan membengkak. Ada kasus di RS ini ada anak kecil belum sekolah terkena aneurisma. 

Sekarang banyak di kampanyekan untuk orang usia 40 tahun ke atas atau orang yang beresiko walau belum umur 40 untuk skrining otak. Tapi dengan adanya kasus Bekti ini umur 40 tidak lagi menjadi patokan boleh2 saja umur 30 untuk skrining otak. Untuk skring awal bisa mri dan mra brain.

Setelah mengetahui kecanggihan alat2 kesehatan masa kini, saya merasa untuk masa depan dokter itu seperti pekerja seni, seni memadukan perkembangan tekhnologi dengan ilmu teoritis kesehatan. 
Tapi tentu saja karena yang di hadapi manusia banyak kemungkinan2 yang terjadi dan tetap mengenai hasil hanya tawakal kepada Allah. 

Semoga cerita aneurisma ini bermanfaat, tadinya hanya untuk berbagi kisah dan rasa karena melihat berita yang lagi heboh, semoga ada hikmah dan keterangan yang bisa diambil manfaatnya. Biidznillah.

Kamis, 05 Januari 2023

Aneurisma, Jangan Sampai Pecah

Sekarang lagi ramai berita mengenai artis Indra Bekti yang di temukan tidak sadar diri di toilet karena pecah pembuluh darah.
Setelah itu banyak tulisan2 ahli kesehatan untuk waspada terhadap  pecahnya pembuluh darah. 

Aku juga mau sharing tentang aneurisma, qadarullah yang sakit mama, jadi aku sebagai pendamping yang mengurus mama.

Sakit kepala itu penyakit yang umum dan bisa disebabkan oleh banyak hal. Awalnya mama sering sakit kepala yang sakitnya itu benar2 sakit sampai kliatan mama menahan sakitnya segitu rupa. Tidak mudah waktu itu untuk menemukan penyebabnya. Awalnya kita ke dr syaraf kemudian di kasih pengantar ct scan, hasil ct scan terlihat ada benjolan di kepala, kata dokter ini mungkin tumor kemudian di rujuk ke dr ahli bedah syaraf. Ketemu dr bedah syaraf setelah melihat hasil CT scan dia membenarkan ada benjolan tapi jika itu tumor untuk orang lanjut usia, mama berumur 80 tahun sangat riskan diambil tindakan  pembedahan. 

Sambil cari info yang lain mama periksa gigi, mata dan akupuntur tetap belum ada perbaikan tetap sakit kepala.

Karena udah bingung cari info gimana lagi aku searching di google dokter bedah terbaik di Jakarta, muncul nama prof E di Karawaci. 
Waktu itu masa pandemi untuk ketemu dokternya ga mudah karena dia hanya melayani yang darurat. Aku wa an sama asisten dokter kirim ct scan minta opinion prof E. Akhirnya di bikin jadwal dan ketemulah dengan prof E. Begitu melihat ct scan yang aku bawa dan aku cerita dokter sebelumnya diagnosa tumor, prof E cuman bilang tidak semua yang benjol itu tumor atau kanker bisa jadi ini kelainan pembuluh darah berupa pembengkakan pembuluh darah. 
Mari kita buktikan dengan pemeriksaan radiologi lebih lanjut, mama periksa mri, mra dan cta. Setelah melihat hasilnya fix ini bukan tumor tapi aneurisma.

Pembuluh darah yang bengkak itu namanya aneurisma, sakitnya luar biasa, mama sering teriak klo lagi sakit. Klo menurut dokter A yang menangani operasi aneurisma mama, Jika dibuat skala satu sampai sepuluh,  sakit disebabkan aneurisma skala sembilan. Pantesan mama klo lagi kumat teriak2 kesakitan yang aku sendiri ngelihatnya ga tega, didepan mama menguatkan tapi dibelakang menangis sendiri.

Aneurisma ini sifatnya seperti bom waktu, bisa sewaktu-waktu pecah tanpa bisa diprediksi kapan waktunya. 
Itulah sebabnya ketika diagnosa aneurisma tidak ada jalan lain harus dioperasi agar jangan sampai pecah. 

Apa efek pecah? Tanyaku ke Prof E, dengan lugas ia menjawab, masih mending klo pecah langsung mati, enak ga masalah, yang ada malah banyak kejadian, pasien yang sudah pecah pembuluh darah hidupnya lebih banyak di ICU tidak sadarkan diri berbulan bulan bahkan tahunan. recovery saraf ini lama bertahun tahun.
Coba kita hitung2 dari segi biaya, tau sendiri khan berapa biaya di ICU apalagi ICU di RS swasta. Kita berhitung saja untuk operasi aneurisma kira2 habis berapa ratus juta, kemudian di ICU berapa hari untuk memulihkan kondisinya. Beda jika sudah pecah di ICU waktunya tidak bisa di prediksi, recovery yang lama menghabiskan biaya berkali lipat dari biaya operasi aneurisma. 

Penjelasan Prof E yang to the point sukses membuat kepalaku nyut2 ngilu membayangkannya.

Akhirnya setelah rembukan keluarga kita putuskan mama untuk operasi. 
Yang jadi pikiran umur mama yang sudah mendekati 80 risiko nya juga tinggi, sedangkan prof E menyarankan operasinya berbentuk klip yaitu membuka sayatan di kepala kemudian pembuluh darah yang bengkak itu di klip atau di tutup dengan alat agar tidak pecah. Disarankan metode ini karena hampir 90 persen metode ini berhasil karena langsung memotong atau memasang alat di batang aneurisma supaya tidak pecah. 

Terus terang kami sekeluarga ga berani, mengingat usia mama yang lanjut usia dan kami sudah melihat bagaimana mama pernah menjalani operasi besar tulang dua kali, berat memutuskan untuk operasi besar konvensional.

Second opinion kucari lagi, Aku menemui dr bedah syaraf yang dulu pernah kutemui, aku cerita klo hasil diagnosa aneurisma dan ketemu langsung dengan prof E. Dia menjelaskan Prof E ini memang sudah super pengalaman dalam hal bedah membedah syaraf. 
Jadi dia udah tau dengan segala risiko. 
Akhirnya aku disarankan ke RS pon RS khusus otak disana ada dr ahli aneurisma dan aku di kasih satu nama dr A, yang langsung ia telp.

Setelah ketemu dr A, aku cerita semuanya, dia juga paham dengan kekhawatiran ku, dan dia juga ga berani untuk operasi bedah kepala orang lanjut usia. Umur 80 itu badan udah seperti kaca yang gampang retak dan harus ekstra di jaga itu alasannya.

Akhirnya dr A menyarankan coiling.
Metode ini dikategorikan dengan metode DSA. Metode ini bukan seperti operasi bedah konvensional. Coiling dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil di paha untuk memasukan kateter, dan kateter ini di gerakkan dengan mesin yang di dalamnya berisi coil atau kawat halus yang di gunakan untuk menambal pembuluh darah yang bengkak tersebut. Diharapkan tambalan ini akan menahan pembuluh darah agar tidak pecah. 

Masing masing metode mempunyai nilai plus dan minus, metode cooling ini risiko minim efek bedah tapi hasilnya tidak secepat dan setahan bedah konvensional. Coiling ini karena namanya tambalan tentu tidak sebagus yang ditutup paten prosesnya berlangsung lama, dan tidak bisa untuk jangka waktu lama. Kawat halus ini ketika dimasukan ke pembuluh darah untuk menyumbat tentu masih ada celah2 halus yang membuat darah tetap masuk ke daerah aneurisma, dengan waktu darah yang masih masuk ini akan mengeras bersama coil dan akan memadat hingga bisa menyumbat pembuluh darah. 

Kami memutuskan mama untuk coiling, sebelumnya nanya dulu ke mama dan aku pertemukan dengan dr A karena selama ini yang bolak balik konsul ke dr aku sendiri tanpa mama dengan pertimbangan lagi pandemi risiko bawa mama ke RS.

Melihat kondisi fisik mama secara langsung dan dr menguji mengenai ingatan mama, dr optimis mama bisa menjalani coiling. 
 
Bagaimana hasil yang didapat mama setelah coiling? Dari rata2 pasien yang telah melakukannya hasil yang didapat bagus.
Tapi karena mama lansia, yang kondisi badannya tidak seperti orang yang usia muda hasilnya tidak sama .  

Operasi mama berlangsung 5 jam, sedangkan rata2 pasien lain hanya berlangsung 30 menit. 

Saat gelisah dan hati ga tenang menunggu mama di ruangan tunggu operasi, yang duduk di sebelahku menanyakan, ibuk nunggu siapa? Aku cerita lagi nunggu mama yang operasi aneurisma. Wajahnya kaget dan langsung bilang ohh ini keluarga pasiennya. Saya dari alat kesehatan yang membawa cooling pesanan dr A katanya memperkenalkan diri. 
Langsung lah terjadi banyak percakapan dan aku bisa tau apa yang terjadi di dalam ruangan operasi karena dia online dengan orang yang berada di ruang operasi. Biasanya sebelum pandemi dia masuk ke ruangan operasi untuk menyiapkan alat yang diperlukan, karena pandemi di batasi orang di ruangan operasi.
Ternyata alat yang di bawa banyak satu koper. Karena pesanan sering berubah ketika operasi kadang butuh lebih banyak, butuh ukuran yang lebih besar dll. 

Operasi berjalan lama karena alat tidak bisa naik ke pembuluh darah atas, pembuluh darah mama sudah tidak elastis lagi dan mnempunyai banyak cabang yang berbelok2, jadi kateter susah untuk mencapai lokasi aneurisma. Disaat dokter sudah kepayahan dan mengatakan ini upaya terakhir karena pasien sudah lama dibius dan efeknya tidak baik, Alhamdulillah kateter bisa naik ke pembuluh darah yang di targetkan.

Setelah tau operasi telah berhasil, petugas alkes itu menatapku sambil mengelus punggungku dia mengatakan, Alhamdulillah operasi sudah selesai tapi nanti ibuk jangan kaget ya ada perubahan biaya yang sangat besar nanti dr akan menjelaskan. Aneurisma yang ukuran di cta bulan lalu hanya berapa mm sekarang telah mencapai cm jadi alat yang diperlukan lebih banyak, dan ukuran alat yang di pakai lebih besar tidak sesuai dengan yang di pesan. 
Aku hanya diam dan mengiyakan sambil berhitung berapa lagi tambahan yang dikenakan, tapi sudahlah itu nanti bisa dipikirkan yang penting sekarang mama bisa cepat siuman dan recovery lancar. 

Bersambung di postingan selanjutnya ya 😊

#30haribercerita

Selasa, 03 Januari 2023

Ketika Kita Melepaskan Hak Kita Bisa Jadi Suatu Saat Orang Lain Akan Melepaskan Haknya Untuk Kita

Beberapa minggu lalu sewaktu mendengar kajian Riyadus shallihin ustad Nuzul Dzikri, pada saat sesi tanya jawab saya terpukau dengan tata bahasa ustad dan sistematis nya ustad menjawab persoalan. 

Seorang akhwat bertanya ia tinggal bersama mertua yang sudah sepuh dan harus dilayani sepenuhnya karena sudah tidak bisa apa-apa lagi. Sedangkan ia ingin sekali tinggal di rumah sendiri sedangkan suaminya tidak mau dengan alasan tidak bisa meninggalkan orang tua, bagaimana saya harus menyikapi ini ustad, sedangkan saudara lain sepertinya cuek saja. 

Jawaban Ustad; 

Mendapatkan tempat tinggal merupakan hak istri dan suami berkewajiban memberikannya ini termasuk dalam penjelasan bab nafkah. Jadi istri berhak meminta disediakan rumah dan suami berkewajiban memenuhinya. 
Jika alasannya karena orang tua yang sudah sepuh dan harus dilayani sepenuhnya mungkin bisa di cari solusinya dengan tinggal dekat dengan rumah orang tua. Tidak harus membeli, menyewa juga bisa. 
Mengurus orang tua itu pahala yang utama, birulwalidaian merupakan jalan tengah menuju surga apalagi sebagai anak laki-laki berkewajiban mengurus orang tua, dan istri yang membantu juga mendapat pahala karena membantu suaminya untuk berbakti kepada orang tua. 
Dalam kehidupan sehari hari kita berhadapan dengan hak dan kewajiban. Banyak masalah dalam hidup ini karena kita terlalu banyak menuntut hak daripada melakukan kewajiban. 
Memperoleh rumah merupakan hak istri dan kewajiban suami memberikannya, sebagaimana kewajiban jika tidak dipenuhi tentu suami yang menanggung akibatnya. Tapi jika istri melepaskan hak nya maka Allah yang akan menggantinya. Jika saat ini kita melepaskan hak kita buat orang lain, bisa jadi suatu saat orang lain akan melepaskan haknya buat kita.
Jadi jangan bersedih dan berkecil hati. 
Untuk saudara yang tidak perduli harusnya kita kasihan kepada mereka karena mereka menyiakan2 pahala yang utama. Lebih baik doakan agar Allah berikan taufik kepada saudara2 kita. 

Masya Allah sewaktu mendengarnya saya terpaku, Islam itu indah, Islam itu keren.
Jawaban pertama ustad tetap mengatakan istri berhak mendapatkan rumah karena itu bagian dari kewajiban suami menyediakan tempat tinggal, kemudian ustad menjelaskan lagi jika kondisi tertentu tidak memungkinkan istri bisa melepaskan haknya dengan keutamaan mendapatkan pahala. 

Jadi tetap yang namanya hak disampaikan terlebih dahulu, dan konsekwensi kewajiban jika tidak dipenuhi, bukan langsung menjawab ga boleh karena suami harus mengurus orang tua. 

Kehalusan tata bahasa dan pikiran yang sistematis ini tentu Allah berikan kepada orang pilihannya yang banyak mengkaji ayat2 Nya dan dekat dengan Rabbnya. 

Saya berdoa semoga Allah berikan juga taufik kepada saya untuk mau terus belajar ayat2  Nya dan bisa berpikir jernih dengan landasan ilmu, iman dan taqwa, biidznillah. 

#30haribercerita


Senin, 02 Januari 2023

Ketika Mama Minta Maaf 😥


Di akhir bulan Desember kesehatan mama lagi drop yang biasanya bisa jalan sendiri untuk ke kamar mandi sekarang jadi ga bisa. Kakinya susah di gerakkan. Badan juga lemes untuk duduk aja mama ga kuat.

Di rumah aku lagi berdua sama mama, mbak yang bantuin buat bantu mama ke kamar mandi belum datang, biasanya sore hari sekalian mandiin mama.
Habis dzuhur mama minta diantar ke kamar mandi katanya mau pup ga nyaman di pampers. Aku bilang sama mama, di rumah cuman ada aku ntar takut klo kenapa2 aku ga kuat angkat mama. Mama tetap ngotot katanya bisa, akhirnya kubawa juga ke kamar mandi. Setelah selesai pada saat mau keluar kamar mandi udah sampai di depan pintu kaki mama mulai kaku di jalankan sudah susah, aku coba untuk mengangkat tapi ga bisa, mama kurus tapi karena di tahan jadinya berat. 
Aku berusaha mengangkat tapi mama tetap berpegangan di rolator sedangkan rolator jadi bergerak karena di pegang sedangkan kaki mama masih tertinggal. 

Tanganku memeluk mama dari belakang untuk memastikan mama aman tapi karena rolator bergerak terus mama jadi keseret aku ga bisa angkat mama, akhirnya aku menjatuhkan diri dengan posisi mama diatas aku, secara posisi aku menganggap kondisi ini aman buat mama, tapi pasti tetap sakit karena menahan dan panik. 

Ketika mama terduduk di lantai aku menangis, aku katakan "Khan ma udah dibilang bahaya, aku ga kuat angkat mama sendiri" aku nangis tersedu-sedu. 
Aku nangis karena merasa gagal menjaga mama, selama ini aku mengurus mama all out berusaha mungkin jangan sampai jatuh karena mama punya masalah dengan tulang, dan sudah dua kali operasi.  

Aku tlp mbak untuk segera datang, karena aku juga ga bisa angkat mama sendiri sambil menunggu mbak, aku bilang sama mama, jangan gini lagi ya. Mama bilang, maafin mama ya nak.

Aku tambah nangis mendengar mama minta maaf, aku jawab aku sayang sama mama aku takut mama kenapa-kenapa. Kata mama kita serahkan aja sama Allah, berdoa minta sama Allah supaya ga kenapa2. 

Setelah mbak datang dan mama diangkat di tidurkan di kasur, di buatkan minum dan mama tertidur karena capek. Aku di kamar menangis lagi terisak-isak. Ini entah kejadian yang udah berapa kali mama ga mau dengar apa yang aku bilang. Padahal aku menyampaikan apa yang disampaikan oleh dokter, tapi mama tetap melakukannya akibatnya efeknya fatal buat mama. 

Kejadian seperti ini membuat aku sedih. Memang mengurus lansia itu susah karena prilakunya seperti anak kecil kembali. Kadang disaat jiwaku kuat aku bisa menerima dan menganggap santai tapi disaat hati rapuh entah karena capek, kesal atau apa, aku jadi ngomel dan berakhir nangis. 

Ya Allah pantesan birulwalidaian itu jalan pintas menuju surga, terutama mengurus orang tua di usia lanjut yang mereka sudah tidak bisa apa2.

Tapi tetap sesusah apapun aku ga mau nyerah, tetap sayang dan mau urus mama dalam keadaan apapun, biidznillah. Anggaplah ini cerita yang akan aku kenang, yang aku kenang mama tetap lembut hatinya, usianya kini 80, badannya sudah tidak berdaya lagi tidak seperti dulu dan ketika meminta maaf dengan suara sendu,  "maafin mama ya nak"
Aku patah hati.

#30haribercerita

Tentang Mama dan Alquran


Sudah beberapa bulan ini mama ingatannya agak berkurang. Orientasi waktunya kacau. Magrib di kira subuh. Dzuhur di kira malam. 
Jangankan soal waktu apa yang baru dikerjakannya aja jika ditanya lagi, mama lupa.

Tapi ada yang istimewa, saat sholat berjamaah bersama suami klo ada yang  kelupaan penggalan surat terutama surat-surat yang ayatnya panjang dan yang selalu mengoreksi mama, bukan aku, karena aku ga hapal (malunyaa).

Masya Allah itulah the power Alquran, mama bisa lupa banyak hal tapi tidak dengan hapalan alqurannya, Allah yang menjaga ayatnya. Biidznillah. 

#30haribercerita

Minggu, 01 Januari 2023

Review 2022

Menjelang pergantian kalender tahunan, mencoba mengingat apa yang telah terjadi selama setahun ini; 

Tentang hari-hariku:

Tentang waktu masih banyak di habiskan untuk mengurus mama, lelah tapi suka.

Tentang ilmu, setiap hari mendengar kajian dengan ustad ND dan mengikuti kelas lainnya. 
Sayang pengamalannya belum optimal ada aja yang terlupa dan luput, harus semakin banyak doa minta pertolongan Allah.

Tentang harta, tahun ini aku di khianati pegawaiku yang menyebabkan aku harus mengganti uang puluhan juta, karena aku tidak punya dana cash terpaksa aku meminjam dulu sampai jaminan nya terjual untuk mengganti uang yang kupinjam.
Hikmah dari kejadian ini, waktu awal tau sedih luar biasa kok bisa hubungan hampir 17 tahun, udah dianggap keluarga dan selama ini selalu aku tunaikan hak bahkan lebih, tapi setelah dipikir bisa jadi ini teguran Allah, ada hak Allah yang aku langgar sehingga Allah melepas penjagaannya, harus banyak  ishtigfar dan tobat.

Tentang kesehatan fisik, so far so good ga banyak keluhan, kecuali mata yang semakin bengkak karena hampir tiap hari begadang, mama mempunyai kebiasaan bangun di awal malam sebelum jam 12, akhirnya kita bergadang bersama.

Untuk kesehatan jiwa rapornya agak merah, aku belum lulus mengendalikan emosi ketika capek melanda sering mewek sendiri. Ini juga harus banyak berdoa minta pertolongan Allah agar Allah kuatkan jiwa dan fisik.

Mengenai pekerjaan, aku ambil keputusan untuk tutup buku dulu sampai keadaan memungkinkan, semakin susah untuk meninggalkan mama, mencoba untuk tetap berjalan keduanya yang ada malah di curangi karena kurang pengawasan.

Tentang rumah tangga, Alhamdulillah baik dan grafiknya bagus, lebih paham dan bisa memaknai apa arti mencintai karena Allah yang sesungguhnya.


Tahun ini juga banyak teman yang datang dan pergi dan yang tertinggal memang hanya kebaikan dan kenangan.
Sering kali aku memikirkan dunia itu cuman segini gininya, apa yang perlu aku resahkan, apa yang perlu aku ributkan. Fokus aja untuk persiapan yang pasti 
Tapi tetap syetan berusaha aja menggoda manusia, kadang muncul rasa ga bersyukur, merasa insecure, merasa diri stuck di tempat sedangkan orang lain berkembang dengan banyak hal. 
Alhamdulillah ada penjaga iman yang sering mengingatkan aku, ada ustad yang setiap hari kudengar tausiahnya membuat hidup ini on the track, biidznillah.

Awal tahun aku juga kena covid karena variannya lebih moderat tingkat stressnya ga terlalu tinggi tapi tetap aja badan merasa ga enak, sesak, dada terasa sakit, badan lemah. Tapi ada yang bikin haru dan senang, di komplek saling bantu membantu ketika pandemi, saling mengirimkan makanan, iuran untuk beli obat dan test. Semua turun tangan, terasa nikmatnya bertetangga.
Sampai ada jadwal setiap hari pagi dan malam siapa yang mengantar makanan, belum termasuk yang lainnya. Semuanya saling menjaga dan satu rasa, rasa peduli karena bagaimana juga jika ada apa-apa tetap tetangga yang bisa bergerak lebih dulu apalagi saat covid terjadi pembatasan tamu.

Kesimpulannya satu tahun ini klo ditulis lebih terperinci banyak nikmat yang harus di syukuri, toh aku masih sehat, bisa ngurus mama, sedangkan kurang ini dan itu hanyalah persepsi aku dalam ukuran dunia.

Siap mengganti kalender 2023?

Insya Allah siap, kalendernya juga udah ada😊
Yang penting selama Allah jaga dan tolong dalam mengisi hari, ga masalah apapun yang terjadi insya Allah siap dilakoni. 

Oh iya ada satu hal yang dari dulu aku rencanakan baru terwujud tahun ini yaitu belajar bahasa Arab, ternyata belajar bahasa Arab membuatku sering berurai air mata ketika belajar, sedih kenapa ga ngerti-ngerti, sedih karena ustadzah jadi ngomel soalnya aku berulang kali dibilangin ga masuk-masuk ke kepala. Klo nurutin nafsu pengen udahan aja toh ini sifatnya sukarela tapi hatiku ingin tetap bertahan walaupun sulit. Semoga bisa tetap Istiqomah, ga apa apa sekarang menangis besok-besok tersenyum, mana tau Alllah takdirkan aku tinggal di Madinah untuk beberapa bulan, Aamiin ya Allah, its my dream.

Untuk 2023 aku berdoa semoga dalam setiap tarikan nafas Allah tolong dan Allah jaga dalam menjalani hidup ini.