Jumat, 31 Maret 2023

Ramadhan 2023

Alhamdulillah masih di kasih umur buat menjalani Ramadhan di tahun ini yang sudah lebih bebas beraktifitas di bandingkan dua tahun yang lalu masa pandemi. 
Tahun ini masih mengurus mama yang kondisinya lebih menurun dari tahun lalu. Tahun lalu mama masih bisa puasa tahun ini ketika di coba jam 10 pagi mama sudah kliyengan dan suhu badan mulai panas. Akhirnya kita putuskan tahun ini mama full bayar fidyah saja. 
Kegiatanku juga masih lebih banyak mengurus mama karena mama untuk aktifitas ke kamar mandi, duduk dan berdiri harus di bantu. 
Sempat hati ini bertanya, apa aku bisa optimal beribadah ya di bulan ramadhan ini dengan kondisi menjadi suster siaga 24 jam buat mama? 
Ayang bebeb langsung bilang bukankah apa yang kamu lakukan itu sudah ibadah dan pahalanya lebih besar karena itu kewajiban. Iya sih aku tau tapi tetap saja pengen ibadah yang istimewa di luar hari lain, aku juga pengen ke mesjid untuk tarawih merasakan vibes nya ramadhan eh sepertinya itu salah niat klo cuman untuk merasakan vibes 😊
Aahhh sudahlah, cuman bisa  banyak berdoa dan minta pertolongan Allah agar aku bisa beribadah dengan maksimal di bulan ramadhan ini gimana nanti pelaksanaanya terserah Allah saja. 
Laa hawla waa laa quwwata Illa Billah , tiada daya upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung. 

Minggu, 26 Maret 2023

Saat Lanjut Usia



Hal yang paling dirasakan orang tua saat tubuh sudah lemah, tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri lagi adalah perasaan kesepian, terutama yang masa mudanya aktif berkegiatan kesana kemari walaupun dia seorang ibu rumah tangga tapi suka bepergian.

Saya hampir 4 tahun ini mengurus mama yang sudah sepuh dan sakit, harus di bantu untuk segala aktivitas. Mood beliau gampang sekali berubah. Walaupun setiap hari ada anak yang menemani, tiap pekan anak dan cucu berkumpul jika tidak bisa seluruhnya mesti ada yang datang. Begitu pun keluarga besar ada jadwal tiap bulan untuk berkumpul. Tapi tetap saja ketika beliau di rumah lalu ketika anak-anak pamit pergi keluar kota atau luar negri, raut wajah beliau terlihat sedih, rasanya pengen ikut tapi badan sudah ga kuat, hal tersebut menimbulkan kemuraman dalam harinya  
Kelihatanya masalah sepele karena  logikanya sudah tua ya begitu, memang cuman bisa di rumah saja ternyata bagi beliau itu juga menimbulkan masalah emosi. Menimbulkan perasaan tidak berguna dan kesepian. Dari sini saya belajar, begini rasanya tua, merasakan apa itu rasanya sepi, memang menyedihkan walaupun kehidupan memang berjalan seperti itu. 

Peer banget bagaimana menjaga mood dan perasaan orang tua tetap happy dan tidak merasa di tinggalkan, pengennya ditemani terus, jika sedang bersama beliau jangan sibuk dengan hp, diajak ngobrol, sering-sering telp walaupun hanya mengatakan satu kalimat, apa kabar. 

Saya sendiri walau sudah bertahun tahun merawat mama tetap saja suka kebablasan menjaga emosi. Orang tua yang kita hadapi sekarang bukan orang tua kita yang dulu, sifat dan tingkah nya sudah berbeda kembali seperti anak-anak dan itu sudah sunatullah, kesukaan makananpun bisa berubah total dari saat muda dulu. Susah dibilangin, suka melakukan apa yang dilarang. Tapi jika melihat tubuh lemah beliau, wajah dan tangan yang keriput hati jadi gemetar menahan haru. Tangan yang dulu banyak berjasa melakukan apapun buat keluarga, sekarang lemah tak berdaya. Kaki yang tak lagi kuat melangkah jangankan banyak langkah hanya sekedar mengangkat kaki saja terasa berat dan tak sanggup, untuk menapak menginjak lantai saja limbung, untuk satu langkah saja perlu waktu bermenit menit. 

Surga dan neraka begitu tipis jaraknya jika tak sabar dalam merawat orang tua. Berharap surga yang didapat malah neraka jika tidak ikhlas dan sabar. 
Pernah saya menahan tangis saat mengangkat mama ke kamar mandi, saya menahan sakit di pinggang tapi berusaha kuat di depan mama, tangis lepas saat sudah beres merapikan mama, bukan tangisan sedih karena mengurus mama tapi sedih karena tidak kuat sedangkan yang di lakukan mama dulu  terhadap saya lebih dari itu. Saat suami melihat saya menangis dia langsung memeluk sambil mengusap kepala dan mengatakan "sabar ya, Allah beri kekuatan kepada anak yang berbakti, Allah jaga kesehatan kamu, kenapa birrul walidaian itu ga mudah karena surga itu juga mahal'.

Kajian Riyadush Shalihin sudah hampir  tiga bulan tiap hari membahas tema 'Berbakti Kepada Orang Tua dan Silaturahmi'. Kelihatannya tema nya sepele yang semua orang juga sudah tau tapi ternyata ketika dibahas begitu detail ternyata banyak hal yang saya baru mengerti.
Contohnya, masalah uf, saya tau dalam Al-qur'an ada ayat yang melarang kita berbicara ahh,uf kepada orang tua. Uf ternyata bukan hanya tentang sebuah perkataan kasar tapi juga mengenai cara paling lembut untuk menolak dengan cara paling halus. Bayangkan cara paling halus untuk menolak atau keberatan saja kita dilarang. Astagfirullah, udah berapa banyak kesalahan yang telah saya buat. Inilah pentingnya ilmu, tanpa ilmu kita tidak bisa beramal dan beribadah.
Semoga Allah mudahkan untuk beramal sesuai syariat. Aamiin. 

Kamis, 23 Maret 2023

Ketika Istri Flexing

Akhir-akhir ini banyak sekali berita mengenai flexing atau pamer. Seorang istri Asn yang pamer harta di sosmed efeknya netizen investigasi pada seluruh kehidupannya, sampai suami yang bersangkutan di bebas tugaskan. 
Untuk keluarga seorang Asn memang rasanya ga patut jika pamer harta karena orang juga tau gaji dan tunjangan seorang pegawai negeri sipil itu berapa. 
Jika memang dia seorang pengusaha dan duitnya halal, orang akan terus mengejar apakah modalnya termasuk pencucian uang apalagi untuk yang bekerja di bidang yang bersentuhan dengan penerimaan uang masyarakat. 

Saya jadi teringat dulu sewaktu saya memutuskan untuk menikah dengan calon suami yang pekerjaannya seorang Asn saya ditanya oleh keluarga, apa saya siap dengan hidup seperti layaknya seorang istri Asn, gaji yang terbatas dan terukur serta waktu yang tidak bisa di pakai suka-suka. Latar belakang keluarga saya adalah wiraswasta, kami pernah hidup mapan dan juga pernah jatuh. Saya terbiasa di beri uang berlebih apalagi untuk pendidikan dan buku, sangat bebas mau berapa aja. Untuk waktu juga kami sering liburan bareng keluarga. 
Awalnya saya menganggap pertanyaan itu biasa aja tapi keluarga terus bertanya agar saya berpikir matang jangan sampai sikap saya nanti tidak mencerminkan sebagai seorang istri abdi negara. 
Sampai-sampai ada saudara mencontohkan, jika keluarga yang non ASN dalam membeli barang misalkan piring dia akan langsung beli satu set atau satu lusin. Beda jika dia istri Asn tidak bisa beli langsung semuanya karena keterbatasan uang, belinya dengan mencicil, bulan ini mungkin dua buah, bukan depan beli lagi atau bulan berikutnya. Saya hanya ketawa sewaktu di ceritain begitu. Memang waktu itu saya tidak memikirkan sampai segitunya. Saya pikir ya sudahlah klo uang gajinya cuman 200 ya hidup dengan uang sebanyak itu ternyata yang ditakutkan keluarga pengaruh orang luar itu sangat besar, bisa jadi di tengah jalan saya pengen hal lebih karena melihat kehidupan orang lain. Setelah menikah baru saya mengerti apa yang di khawatirkan keluarga dan saya bersyukur diingatkan di awal hingga saya tau bagaimana menjaga keluarga saya. 
Buat yang sudah punya usaha mapan kenapa tidak fokus kepada usahanya saja dan berhenti menjadi ASN, klo udah murni swasta mau pamer seperti apapun ya terserah aja,  masyarakat tidak akan mempertanyakan. 

Saya tau orang yang paling rese posting tentang pamer ini dari dahulu kala adalah Tere Liye dan setiap dia posting ulang artikel itu banyak sekali yang menghujat. Saya sendiri merasa cocok dengan apa yang disampaikan Tere Liye ngapain juga kita sering posting kita ada dimana, kita punya apa, apa untungnya buat orang lain yang melihat. Cuman tiap orang khan mempunyai kebahagiaan yang beda, mungkin itu jadi ajang ekspresi dia dan itu bikin dia bahagia, bagi saya why not, terserah aja. 
Jika dia bukan istri Asn, didapat dari uang yang halal, ya udah ga apa2, woles aja. 
Saya percaya jika istri bisa menjaga kehidupan keluarganya di jalan yang lurus walaupun sulit dan godaan banyak, berkahnya akan terasa lebih nikmat dan tahan lama.
Bismillah, yuk bisa. 

Selasa, 21 Maret 2023

Membersihkan Hati


Apa yang harus kita siapkan untuk menyambut ramadhan agar kita benar-benar bisa fokus dengan beribadah.
Sepengetahuan saya selama ini, selain ilmu tentang ramadhan, meminta pertolongan Allah, menghadirkan rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita agar hati kita lebih khusuk. 
Beberapa hari lalu saya dengar kajian dengan tema mempersiapkan ramadhan.
 Ustad menjelaskan sesuatu dari sudut pandang yang lain yang terus terang tidak terpikirkan oleh saya. 
Kebersihan hati merupakan bagian penting dari kesuksesan kita beribadah. Apakah tahun lalu target ibadah kita terlampaui, bagaimana dengan dua atau lima tahun yang lalu? Jika ibadah kita tidak sesuai dengan target yang kita canangkan misalkan khatam Al-Qur'an berapa kali selama Ramadhan, shalat malam yang tidak full, bisa di cek apakah hati kita telah bersih. Karena pokok dari segala hal itu adalah hati yang bersih. 
Ilmu agama saya memang tahap baru belajar, pendidikan saya juga bukan sekolah agama makanya sering ketika mendengar ceramah agama pikiran saya suka mengatakan loh gitu ya, kok bisa sih? Tapi itulah  belajar, nikmatnya mendapatkan ilmu, sebagai seorang penuntut ilmu, jika hal yang disampaikan sudah sesuai dengan Alquran dan hadis nabi, sikap saya hanya taat dan patuh. 
Yang saya senangi itu jika saya tau hal tentang sesuatu saya suka menghubungkan dengan kejadian yang saya alami. Misalkan tentang kebersihan hati. Sering terjadi jika kita mempunyai perasaan tidak senang, jengkel, marah dan hal lainnya efek yang di timbulkan biasanya penyakit dan itu langsung bisa berupa maag, sesak dan lainnya. Jadi benar logis apa yang disampaikan gurunda, jika hati yang kotor saja bisa membuat jasad kita sakit apalagi bathin kita, Masya Allah. 

Antalogi Ramadhan

Moment ramadhan tahun ini bikin lebih spesial dengan ikutan menulis antalogi tema ramadhan. 
Aku mengambil judul "Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Memprioritaskan Akhirat"
Tema ini kuambil karena ingat peristiwa tiga tahun terakhir adanya pandemi covid yang merubah segala kehidupan manusia hampir  di seluruh dunia.
Hampir tiga tahun kebelakang Ramadhan yang kita lalui tidak sebebas seperti biasa, sholat eid di rumah hanya dengan keluarga inti, tarawih juga di rumah, hampir setiap hari mendengar korban yang berpulang, dan itu juga menimpa orang terdekat kita, keluarga, saudara, teman, tetangga dan kerabat. Saat itu rasanya benar-benar kelabu. 
Rasa yang ingin dihadirkan bukan rasa ketakutan tapi rasa bagaimana jika ini adalah ramadhan terakhir kita, karena tiga tahun terakhir kita merasa maut itu sangat dekat, tiba-tiba, mudah dan berjamaah. Suatu hal yang bikin ngeri. Efeknya hari yang kita lalui terutama pada saat Ramadhan sangat bermakna. Rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita, efeknya membuat kita lebih khusuk dan mindful istilah gen z.  
Memprioritaskan akhirat yang seperti apa? Prioritas yang membuat dunia menjadi kebutuhan no 2 setelah akhirat. Seharusnya prioritas ini merupakan prioritas seumur hidup kita dan kita lakukan setiap hari. Tapi jika kita belum melakukannya maka inilah saatnya ketika ramadhan kita menomor duakan dunia dan menomorsatukan akhirat . Mumpung masih ada waktu dan umur. 
Yang perlu kita ingat juga semua ini akan berhasil jika kita meminta pertolongan Allah dan membersihkan hati kita. Tanpa pertolongan Allah sekuat apapun usaha kita belum tentu berhasil. 
Bagaimana dengan hati yang bersih? Ini juga sangat penting, dengan hati yang baik maka baik juga lah seluruh anggota badan kita dan baik juga segala rencana kita. Biidznillah. 

Menomor Duakan Dunia

Seorang ulama salaf berkata,"Wahai anak cucu adam! Engkau butuh kepada bagianmu dari dunia, dan kebutuhanmu terhadap akhirat itu lebih penting. Apabila engkau memulai mengambil bagianmu dari dunia, niscaya engkau akan menghilangkan bagianmu dari akhirat dan dahulu bagian dari duniamu berada dalam bahaya. Apabila engkau memulai mengambil bagianmu dari akhirat niscaya engkau akan menang dari bagianmu itu dari dunia secara terorganisir" 

Tadi pagi saya mendengar kajian wanita yang disampaikan oleh ustad Nudzul Zikri, judul kajian tersebut, Kenalilah Kebutuhanmu. 
Ada satu penjelasan ustad yang langsung tersimpan dalam pikiran saya dan kemudian pernyataan tersebut membuat saya menghubungkan dengan peristiwa yang lain. 
"Jika ingin sukses di dunia maka nomor duakanlah dunia dan nomor satukan akhirat, sebaliknya jika kita menomorsatukan dunia maka yang kita dapatkan kehidupan dunia kita berantakan"
Terus terang saya sering mendengar kalimat prioritaskan akhirat , tapi kalimat ustad yang menegaskan jika ingin mendapatkan dunia secara penuh maka nomor duakanlah dunia. Logika pendek manusia saya langsung berkata how come? Kok bisa gitu biasanya kita mendapatkan apa yang kita prioritaskan. 
Ustad menjelaskan dengan dalil Al-Qur'an, secara keimanan saya percaya dan nurut. Kemudian saya ingat siapa ya orang sukses seperti itu. Ketika lagi baca sosmed saya baca profil seorang ustadzah yang sudah lama saya ikuti, dia seorang pengusaha dan  pendakwah. Bisnisnya perawatan wajah dan skin care, bisnisnya ini sangat maju dengan cabang puluhan tempat. Saya juga lihat postingan dakwahnya juga kenceng. Sasaran utamanya para muslimah. Dia banyak membuat fasilitas tempat tinggal gratis untuk para janda, klinik kesehatan gratis, termasuk mengajarkan ilmu agama, bahasa arab dll secara gratis juga
Disini saya paham seketika bahwa bener apa yang dikatakan ustad jika kita prioritaskan akhirat, kita dapatkan dunia bahkan dunia itu yang mengejar kita.
Sering kita mendengar istilah, usaha tidak mengkhianati hasil. Dulu saya sangat percaya akan kalimat ini. Sekarang dengan bertambahnya umur, pengalaman dan ilmu. Saya sudah tidak menyakini lagi sepenuhnya bahwa hasil yang kita peroleh itu karena usaha kita.
Kenapa?
Banyak contoh di kehidupan nyata yang saya lihat, ada orang yang usahanya habis-habisan tapi hasilnya biasa aja tidak sesuai dengan target yang dia harapkan. Tapi ada juga usahanya biasa tapi hasil yang dia dapatkan lebih dari yang dia harapkan. Apa sebabnya? Kita percaya segala sesuatu sesuai rencana Allah. Bukan semata karena usahanya tapi karena pertolongan Allah.
 Lalu yang saya percaya saat ini seperti apa? Usaha yang kita lakukan tujuannya mencari ridho Allah dan hasil yang kita dapatkan sesuai dengan rencana Allah. 
Ya itu khan sama aja dengan yang kita percayai sebelumnya, mungkin ada yang berkomentar seperti itu. Iya tapi itu kita percayai setelah kita mempercayai yang pertama bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hasil didapat dari usaha kita. Siapa kita yang bisa memastikan hasil. Kita hanya seorang hamba yang manut cerita kehidupan kita kepada sang sutradara, yaitu Allah yang maha besar. 
Lalu apa hubungannya dengan tema menomor duakan dunia? Jelas sekali apa yang disampaikan ustad terkoneksi dengan yang disampaikan tadi. Bagaimana mungkin kita menomorkan dunia tapi yang kita dapatkan dunia secara komplet dan sistematis. Jika bukan karena kehendak dan pertolongan Allah. 
Wallahualam bish-shawab (hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya). Semoga Allah berikan kita ilmu yang bermanfaat. 


Minggu, 19 Maret 2023

Perjalanan Rasa





Perjalanan rasa. Sesuai judulnya isinya mengenai perjalanan hidup saya dengan banyak rasa yang di tulis dalam bentuk quote. Berawal dari promo di sosmed Instagram milik Ahmad Rifa'i seorang penulis best seller non fiksi yang terkenal dengan salah satu judul buku profokatifnya, Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk. Awalnya saya cukup heran seorang AR mengajak untuk membuat buku kumpulan quote karena beliau sendiri penulis non fiksi dengan puluhan judul yang laris di pasaran.  Kenapa quote ? Alasan AR karena inilah yang sekarang di sukai oleh generasi milenial yang malas banyak membaca tulisan panjang mereka menyukai tulisan yang pendek contohnya buku yang hits di pasaran dengan judul Nanti Kita Bercerita Tentang Hari Ini (NKBTHI) buku ini sampai berkali kali cetak dan berseri, hingga dibuat filmnya padahal isiny berupa quote. Bagi penyuka buku yang usianya bukan anak zaman now tentu saja buku ini agak tidak biasa karena biasanya buku itu full dengan isi tulisan bukan hanya beberapa baris kalimat motivasi.  Saat ini kebutuhan membaca juga rendah dan sekarang orang membeli buku untuk hiburan bukan untuk memenuhi kebutuhan intelektual.  
Untuk isi semua memang dari pengalaman pribadi, pengamatan terhadap orang lain. Menyenangkan ternyata menulis quote itu. Semoga tulisan yang sedikit ini bisa jadi perjalanan rasa yang bermanfaat untuk orang lain. Seperti kalimat penutup yang saya tulis, terhadap semua rasa yang ada biasa sajalah, karena hidup di dunia juga sementara. 

Jumat, 17 Maret 2023

Tentang Buku, Judul: Kisah Shahih Para Nabi dan Rasul by Abun Nada


Terus terang saya awalnya membeli buku ini karena kaget, saat iklan di sebutkan buku ini bercerita mengenai para Nabi dan Rasul tapi berbentuk puisi apalagi ini berdasarkan kitab Ibnu Katsir. Dalam pikiran saya, apa bisa pelajaran ilmu agama yang begitu serius dan membutuhkan uraian panjang di buat dalam bentuk puisi.
Sepengetahuan saya puisi itu permainan kata yang dibuat dalam bentuk singkat sering kali diksinya memakai metafora. Orang awam sendiri menganggap puisi itu sulit dipahami karena bahasanya terlalu tinggi. 


Pertanyaan saya sepertinya sudah di duga oleh penulis, langsung terjawab pada halaman pertama muqaddimah, Abun Nada sang penulis menerangkan. "kenapa puisi? Syaikh utsmain rahimahullah menyatakan, "Pada umumnya puisi lebih mudah di hafal dan tahan lama." Puisi bukan sekedar seni merakit kata. Namun juga ia mengasah rasa. 
Kenapa puisi? Sebabnya, anak-anak kita perlu tahu bahwa puisi bukan otoritas seniman, yang kesannya hanya memuja perasaan mereka. Puisi bukan hanya soal asmara pemudi dan pemuda, buka pula sekedar lirik untuk disenandungkan dalam lagu-lagu yang melalaikan jiwa."
"Dalam peradaban Islam, puisi menempati kedudukan yang mulia. Sebut saja, misalnya kitab Alfiyah karya Imam Ibnu Malik rahimahullah yang merangkum kaidah pelajaran bahasa. Demikian juga, kitab Diwan Imam Syafi'i rahimahullah yang padat akan ilmu dan hikmah. Ilmu berbalut bahasa indah tentu akan menimbulkan kesan tersendiri pada jiwa, sebagaimana Allah 'Azza wa jalla juga menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa yang indah. Tentu ada hikmah besar di dalamnya. Bait-bait puisi dalam buku ini tidak keluar dari ruang hampa, bukan pula sekedar hasil perenungan belaka. Setiap kalimat nya saya ambil dari buku Imam Ibnu Katsir, baik secara tekstual maupun secara makna. Kesempatan bagi kita untuk menjelaskan, "Nak, tulisan kecil ini namanya catatan kaki. Ia menunjukkan sumber rujukan. Artinya, puisi ini tidak ditulis asal-asalan. Bukan lahir dari lamunan atau khayalan "

Masya Allah saya terharu membacanya, ternyata seni tidak bertentangan di dalam Islam. Dulu saat saya belum banyak belajar ilmu agama, saya mengira puisi itu adalah bentuk bahasa yang paling indah, romantis, syahdu dan dalam. Anggapan itu semua terpatahkan ketika saya aktif belajar Alquran terutama ketika belajar arti dan maknanya. Saya banyak beristigfar atas pemahaman saya dulu. 
Saat ini walau sudah belajar ilmu agama secara tetap saya tetap tidak bisa meninggalkan kesukaan saya terhadap puisi. Memang ada hal yang kadang tidak sejalan jika saya sedang berada di ruang kelas puisi. Teorinya mengatakan puisi itu mempunyai ciri bahasa yang tidak biasa dengan bahasa yang padat sedangkan saya menyukai puisi yang seperti bercerita tapi tidak panjang seperti cerpen atau prosa, tapi mempunyai makna tidak hanya sekedar kata yang indah. Setelah membaca buku ini saya seperti dikuatkan bahwa sah saja kita membuat puisi dengan kalimat yang panjang apalagi mempunyai catatan kaki sebagai rujukan. 
Tentu kita semua ingin tulisan kita itu setiap hurufnya membawa kebaikan, menjadi amal jariah. Dengan menuliskan hal yang bermanfaat semoga tulisan menjadi jalan untuk kebaikan tersebut walaupun berbentuk puisi. 
Buku ini recomended bagi anak-anak maupun dewasa untuk belajar kisah para nabi dan rasul, uraian yang berbeda dengan buku yang lain.
Akhirnya dari sini saya mencoba membuat sebuah puisi setelah mendengar kajian bada subuh. 


Uf

Jangan katakan Uf
Pada orang tuamu
Apakah arti Uf?

Uf 
Menurut para ulama 
cara paling lembut yang membuat orang tidak nyaman/terganggu/tersakiti. 

Uf
Cara menujukkan keberatan dengan cara paling halus. 

Uf 
Jangan sakiti keduanya dengan cara apapun
Jangan angkat tanganmu pada keduanya 

Uf
 Kenapa aku terus? 
Aku kan sibuk

Uf
 Ekspresi paling lunak yang membuat orang lain ga nyaman. 
Apabila salah seorang dari orang tua dalam asuhanmu, ketika mendapatkan aroma tak sedap dari mereka jangan membuat eskpresi atau ucapan yang membuat mereka tidak nyaman. 

Uf
Hanya dua kata
Tapi bisa mengantarkan kita ke neraka

Uf
Jaga adab dan lisan kita


*Disadur dari Kajian Riyadus Shalihin, Ustad Nuzul Dzikri*







Rabu, 08 Maret 2023

Saat Usia Senja

Saat usia sudah senja

Mama menanyakan sesuatu 
Ini hari apa?
Sekarang jam berapa?
Apakah sudah sholat?

Pertanyaan terus berulang
Aku selalu menjawab
Walau hatiku kelu

Apakah sudah waktunya
Dimensia itu hadir
Aku takut mengingatnya

Ketika bapak dimensia
Kami belum mengerti
Sesuatu yang aneh

Bapak melupakan segalanya
Yang tersisa hanya satu
Dia tetap ingat
Semua nama anaknya  


Tutur Bathin Fala Adinda


 
Barusan nonton podcast yang nara sumbernya Falla Adinda, seorang dokter, penulis, influencer, pecinta olahraga, selebgram, yang tulisannya dari dulu udah tak baca di blog. Dokter Falla ini setahun lalu di diognosa terkena kanker payudara stadium awal, status tersebut di ceritainnya di story dan feed Ig, yang membuat berbeda, cara menyikapinya sungguh unik, entah karena basic nya dokter dia udh tau apa yang harus dilakukan dan risikonya atau emang anaknya seunik dan selucu itu. 
Sebelum kemo dia udh janji untuk sulam alis biar kelak ketika kemo dan rambutnya rontok dia masih ada alis dan kelihatan cantik, saya tersenyum sungguh out of the box cara yang manis menyikapi kesedihan hidup. Falla ini selama sakit dia tetap olahraga dan dia mengkampanyekan bahwa kanker itu sama aja seperti sakit lain, jadi dia pengen orang bersikap normal aja kepadanya. Kenyataannya sewaktu dia di diagnosa kanker teman2nya banyak menghilang dengan alasan bingung mau ngobrol apa, takut bikin sedih, padahal dia butuh orang yang diajak bicara secara normal kehidupan seperti biasa aja. 
Bagi saya ini ilmu baru, karena yang saya lakukan sama seperti teman Falla sewaktu ada teman yang kanker setiap saya mau chat wa menanyakan kabar saya bingung apakah ini menganggu atau bikin dia tersinggung atau gimana. Karena selama ini yang saya tau orang yang sakit kanker itu pada awalnya tertutup trus klo kita tanya2 kabarnya mereka jadi sedih. Ternyata ini salah. Sakit kanker sama seperti sakit lain, stigma yang berkembang di masyarakat yang membuat penyakit ini menjadi angker dan orang menghadapinya pun menjadi suram dan penuh ketakutan. Padahal jika ujungnya kematian semua orang hidup pun akan mati. Endingnya sama jalannya saja yang berbeda. 
Pemaknaan Falla terhadap sakit ini juga bagus, dia udah pengerti pesan yang Allah sampaikan " kita ini kecil mudah aja bagi Allah untuk mengambil segalanya dari kita, seperti saya dalam 1X24 jam hidup saya berubah dari dokter menjadi pasien. Saya sekarang sangat mindfull menghadapi hari perhari, tidak lagi memikirkan hari esok, karena bisa jadi hari esok sudah berganti cerita. Saya yang dulu bukan seperti ini penuh rencana jangka panjang, jika mau melakukan sesuatu ntar ah besok aja"
Sungguh mengharu biru mendengar ceritanya walau dia bercerita masih tetap dengan manis hanya sedikit menangis. 

Satu hal lagi yang jadi catatan saya, Falla mengatakan yang harus diperhatikan itu bukan hanya pasien saja tapi juga care giver. Merawat pasien itu efeknya juga sakit, walau yang sakit perasaan. Kadang mereka juga ningung berbuat apa, belum lagi kelelahan. 
Itu benar adanya dan Alhamdullah terjawab lah pertanyaan saya selama ini. Saya merawat mama intensif hampir 4 tahun. Mama umur 80, untuk beraktivitas memakai rolator dan harus dibantu, sudah dua kali operasi tulang, terakhir tahun lalu operasi syaraf. Tahun lalu saya merasa aneh dengan emosi saya, seperti marah tapi tidak tau kenapa. Cape tapi di bawa istirahat juga tidak hilang. Kesel tapi bingung sama siapa. Sempat curhat dengan suami karena dia juga tidak tau hanya di jawab sabar, ini peluang surga. 
Saya tidak menampik ini sebagai ladang surga bentuk ketaatan saya kepada Allah dalam rangka mematuhi perintah Allah, birulwalidaian. Secara sadar saya juga mengambil keputusan untuk merawat mama dan meninggalkan kesibukan yang lain.
Yang saya tidak mengerti kenapa  emosi saya kacau, biasanya ini datangnya jika Pms. Sekarang saya baru sadar care giver juga rentan menjadi sakit. 
Beruntung Falla yang mengerti kondisinya hingga ketika sakit ia menitip suaminya kepada teman-temannya, menitip dengan maksud tolong beri perhatian karena dia lagi sakit mungkin tidak bisa memberi perhatian secara penuh.