Senin, 16 Desember 2019

😪


Ya Rabb..
Ya Rahman Ya Raahim
Kini ku tau arti kesedihan dan kegelisahan
Ketika memikirkan mama yang sendiri dengan kondisi sakit
Ketika melihat bapak dengan dimensia nya yang semakin rapuh

Sebagai anak hati ini rasanya hancur
Aku sadar ini qadarullah
Aku tau aku harus sabar dan tawakal
Tapi rasa sedih tetap ada...

Ya Allah Yang Maha menyembuhkan
Aku mohon padamu, jadikan hati ini semakin dekat padaMu
Ku pasrahkan dan kuterima apapun yang Engkau takdirkan 

Kuatkan kami
Untuk selalu sabar dan bersyukur
Untuk setiap tangis dan senyuman 

Jumat, 06 Desember 2019

16 Tahun


Masya Alah, Alhamdulillah, udah sampai dalam.perjalanan 16 tahun, rasanya seperti masih satu tahun 🙂

Sekarang targetnya keluarga ini makin dekat sama Allah, bermanfaat waktu dan umurnya untuk kebaikan, dan berkah segala sendi kehidupan.

Untuk dunia secukupnya, untuk akhirat sebanyak banyaknya.

Ingin menghabiskan sisa waktu dengan belajar, memahami, menghapal dan melaksanakan isi Alquran. Rasa cinta itu sudah ada di dada, perlu upaya dan doa agar tetap istiqomah.

Di dunia rumah tangga ini insya Allah rasanya sudah seperti surga sebelum surga, semoga tiap ujian bisa dilewati dengan iman dan keyakinan hanya kepada Allah.

Banyak banyak berdoa semoga Allah ridho untuk perjalanan seterusnya rumah tangga ini, hingga nanti akhirnya kami tetap bisa bersama dan berkumpul di surga, Aamiin.  

Senin, 11 November 2019

Repost Tulisan Tere Liye "Tahan"

Tulisan ini buat pengingat diri sendiri yang kadang suka lupa klo sudan kepengen 😢

*Tahan

Saya pengin besok2 kalau nikah, maka menikahnya di gedung mewah, cateringnya banyak dan lezat, pelaminannya indah menawan, dan semua bagus2. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh ngutang?

Saya pengin punya HP bagus. Yang bisa moto bagus. Yang bisa main game kenceng. Yang keren banget kalau dibawa. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh berhutang atau kreditan?

Saya pengin jalan2 kemanalah. Yang bisa selfie keren2. Sy lagi bosan, kalau jalan2 pasti seru. Naik pesawat terbang. Nginep di hotel bintang lima. Tapi nggak ada duitnya. Gimana dong? Boleh minjam duit?

Saya tidak tahu apa yang mendidik generasi hari ini. Tapi kalau jaman dulu, setahu saya, ketika kita pengin sesuatu, lantas tidak ada duitnya, maka solusinya simpel: Tahan nafsu kepengin elu itu. Selesai urusan. Itu cuma kepengin. Itu bukan kebutuhan pokok yang kalau elu nggak penuhi elu bakal mati. Maka simpel sekali mengatasinya, buang jauh2 penginnya. Mau apa dia sekarang? Sudah tidak pengin lagi.

Tapi hari ini, entah kenapa, sy tidak tahu apa yg berubah. Ribuan (atau malah jutaan) orang terjebak hutang di aplikasi. Kasusnya bagai gunung es. Puncaknya saja terlihat, di bawahnya lebih banyak lagi yg sedang terbenam ditagih oleh debt collector aplikasi. Juga ada yang tega sampai menipu demi memenuhi kepenginnya, mencuri, bahkan mempermalukan diri sendiri, mengemis, dll hanya demi kepengin. Juga ada yang halu, bergaya seolah sudah punya ini, itu, tapi halusinasi saja.

Kita memang hidup dijaman serba pamer. Buka HP sebentar, wuaah, isinya pamer. Foto2 pamer, video2 pamer, status2 pamer. Ampun dah. Maka menularlah budaya pamer dan kepengin ini hingga ke gang2 sempit, pelosok2 desa. Sampai lupa, hei, itu selebgram, sosialitas, dan orang2 keren di layar HP kita itu belum tentu juga hidupnya seindah foto pamernya. Jangan bego sekali lihatnya. Ketahuilah, justeru orang paling tajir sedunia, dia tidak pamer foto2. Apalagi orang paling bahagia sedunia, dia tidak minat sedikitpun lapor di media sosial. Lah, situ cuma lihat orang tajir abal2, sosialita KW saja.

Boleh pengin ini, pengin itu? Silahkan. Tapi pastikan kita ngaca dan tidak merepotkan orang lain. Jangan sebaliknya, saat kita diam2 berhutang demi kepengin tersebut, besok2 keluarga yg kacau balau harus bayar itu hutang. Saat kita pengin yang lain lagi, teman kita repotkan untuk berhutang, besok2 persahabatan jadi rusak. Tetangga. Kerabat, dll, direpotkan semua oleh keinginan yang sebenarnya tdk penting2 amat. Buat apa?

Tahan nafsu penginnya. Hidup ini tetap berjalan baik2 saja, bahkan saat 99% kepengin kita tidak ada yang terpenuhi. Tapi saat kita dikendalikan oleh nafsu sendiri. Dunia ini bisa jungkir balik bahkan saat hanya 1% kepengin kita gagal dipenuhi.

*Tere Liye

Senin, 14 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 14

Alhamdulillah sampai juga di penghujung akhir kegiatan ini menulis selama 14 hari. Terharu aku tuh, ga nyangka bisa konsisten dan setia, maklum penyakit malas sering menghantui dengan alasan ga sempat karena kesibukan ternyata kenangan bisa mengalahkan seribu alasan.

Huff begini rasanya menulis dengan senang hati dan bahagia, karena apa coba? Ya karena tema nya tentang Yogya, yang di liat dari sudut manapun akan membuat hati sesak bahagia dan walaupun ada luka dan sedih yang tersisa hanya doa.

Aahhhh Yogya makasih udah memberi banyak ide dan sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Ini sebagai bagian dari rasa terima kasihku dengan mengabadikan kenangan dalam bentuk tulisan dan cerita.

Untuk akun ig @yogyabercerita yang keren, makasih sudah membangkitkan kenangan dan memberikan ide untuk menuliskan segala rasa tentang Yogya.

Yogya baik baik ya...
Tetap hangat dan terbuka menerima para perantau yang ingin mencari ilmu
Besok2 kita akan bertemu lagi di lain cerita yang lebih baik
Love jogja and you 😊

Minggu, 13 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 13


Ada Apa Dengan Yogya?

Apa yang paling di rindukan dari sebuah kota Yogya? Suasana keilmuannya yang kental.
Mau belajar apa aja banyak sarana dan fasilitasnya. Senang rasanya ikut seminar, kursus atau datang mengunjungi pameran. Benar2 banyak kegiatan bagus yang sayang di lewatkan.

Ilmu atau info yang disampaikan itu beragam, kadang aku pikir Yogya itu sebagai barometer untuk menyampaikan sesuatu produk atau knowladge yang baru, mungkin responnya bisa beraneka macam dan akan di bahas dari berbagai sudut tapi setidaknya mereka mau menerima dan mendengar.

Jadi jika beberapa hari ini membaca di media tentang salah satu ustad yang di batalkan berceramah setelah diundang di Universitas Gadjah Mada, rasanya kok aneh, ini Yogya loh kota pendidikan yang egaliter, kota yang menyunjung tinggi keilmuan, ga suka dengan sesuatu maka konsep akan di balas dengan konsep.
Apalagi sampai mesjd tidak boleh dipakai kegiatan berceramah setelah di setujui dan diberitakan di media masa, aku merasa ini bukan Yogya yang aku kenal atau aku yang salah membaca berita. Entahlah jika berita itu benar aku merasa kecewa, teringat permulaan hijrahku start awal di Yogya.

Perjalananku mencari ilmu agama di Yogya ini sangat beragam tapi tidak pernah kudengar sekalipun ceramah tentang ujaran kebencian yang membenci satu golongan. Selama bertahun tahun yang kudengar betapa islam itu kasih sayang, belajar aturan islam dengan tauhid yang benar, walaupun tegas untuk lakum dinukum waliyadin.

Semoga ini bukan suatu kemunduran, tapi hanya salah memahami dari sudut pandang yang berbeda.
Jika dari kejadian ini banyak hikmah yang bisa di dapat mungkin ini yang dinamakan walau pait tapi rezeki karena berakhir dengan kebaikan, karena rezeki pun di katakan berkah jika mendekatkan kepada kebaikan, wallahualam.

Terima kasih ya Yogya, sedekah kebaikanmu sangat banyak kepada ku, begitu banyak yang aku tidak tau akhirnya menjadi tau.
Datang ke yogya dengan culun banyak yang aku ga tau, setelah di Yogya makin merasa culun ternyata semakin banyak yang aku belum mengerti.

Hanya berharap dan berdoa, semoga Yogya mempunyai pimpinan yang mencintai Allah dan Allah pun cinta padanya hingga memberkahi kota ini menjadi kota yang baldatun thayyibatun warrabun ghafur. Aamiin.

Sayangggg banget sama Yogya
Rindu sama suasana nya,
Irama kehidupannya termasuk orang2 dan segala rupa yang ada padanya.

Sabtu, 12 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 12

Setelah banyak bercerita tentang kenangan rasa kali ini hanya mau list tempat yang sering di kunjungi yang dulu jadi kegiatan sehari hari (biar ga lupa 10, 20 atau 30 tahun lagi, in sya Allah klo masih ada umur😊)

- Sonopakis 158 (rumah) dari S1 sampai S2 betah di sini. Rumahnya adoh banget klo dari kampus. Naik bis jalur 15 sekitar 1 jam, naik motor sekitar 30 menit. Trus kenapa betah? Ya karena jiwa ku jiwa keluarga cemara wkwkwk, di rumah itu banyak saudara ada sepupu, ponakan dll, jadinya ya gituu.

- FH UII jalan Taman Siswa, ini kampus tercinta hampir 4 tahun lebih wara wiri disini, ya belajar ilmu hukum, ilmu agama, ilmu kehidupan dan ilmu asmara hihihi.

-Rm Padang Tamsis, ya gimana atuh, gen ku padang jadinya selera yang cocok disini, walaupun klo makan disini banyak yang ga mau nemanin, expensive buat anak kos 😊

- Lotek Tamsis, duhh ini loteknya juara, seger dan enak, seminggu cuman makan lotek aja aku sanggup, mumer tapi sehat.

-LB Lia Gowongan Kidul, ini kegiatan sampingan aja, pengen bisa waswiswus english tapi sampai sekarang ya biasa aja 😀

- Shoping Center, jualan buku. Ini surganya buat yang hobi baca, bisa tiap hari kesini kadang ga beli juga cuman sekedar liat tumpukan buku aja udah senang sampai saya hafal judul2 buku yang lagi hits.

-Toko Progo, malioboro. Ini tempat belanja bulanan atau lagi cari pernak pernik rumah, harga disini murce tapi barang nya lucu2

- Lantai paling atas pasar Brigharjo tempat jualan kerajinan. Klo kesini buat cuci mata aja atau ada pesanan barang dari teman atau saudara.

- Rm padang sonopakis, yahh padang lagi, klo lagi di rumah ya kesini, buat makan malam belinya sore soale klo udah malam malas keluar, yang di beli menunya itu lagi itu lagi, nasi setengah, pakai ikan gembung goreng, plus sambel ga pakai kuah, wes itu thok dari hari kehari.

- Nasi goreng malam Ikip dekat sonopakis. Ini menu klo rm padang tutup atau saya lagi bosan. Yang bikin enak karena masaknya pakai arang.

- Asrama Ygm (tiap bulan pengajian atau kegiatan ippsa). Ini rumah kedua saya dan keluarga pengganti selama di Yogya. Kenal dan cinta kampuang baru timbul setelah di Yogya karena bergaul sama orang sekampuang dari berbagai daerah. Dulu definisi kampuang bagi saya klo lebaran pulang kesana dan dua tahun sekali ada acara pulang basamo. Ternyata ke minangan ku bergelora saat di tanah jawa. Eh iya karena organisasi ini saya ketemu jodoh. Niatnya pengen dapat orang jawa biar bisa tinggal di Yogya eh malah dapat orang sekampuang, Alhamdulillah 😉. Langsung deh teman sma ku bilang " aduh lia udah disekolahin jauh2 masih dapat jodoh orang sekampuang juga"  hahaha asem.

- Kolam renang Umbang Tirto, tiap jumat khusus perempuan. Ini moment yang paling di tunggu, karena hobi renang jadinya semangat tiap jumat pergi nyebur.

- Soto di samping kolam renang atau samping galeria. Ini makanan wajib setelah renang, pas banget lapar dan dingin ketemu yang hangat.

- Toko buku sosial agency samping galeria. Klo bosan ke shoping malioboro sukanya ke sini, tapi paling intens kesini setelah kuliah di Ugm karena lebih dekat dan sejalur arah pulang.

- Mesjid Syuhada, mesjid perjuangan bagiku dan telah banyak cerita tentang ini.

- Kampus Notariat FH Ugm, kuliah disini dua tahun plus tambah setahun untuk penyetaraan S2. Ga terlalu banyak cerita disini, karena sekolah ini emang sekolah profesi dan lintas angkatan dan daerah jadi ya tujuannya gimana ntar habis lulus bisa dapat cuan yang banyak 😊

- Masjid Ugm, mesjid super kenangan, banyak merenung disini saat masa transisi dari mahasiwa asyik2 aja beralih menjadi mahasiswa serius yang mulai belajar untuk hidup sebenarnya.

- SGPC Bu Wiryo, nahh ini tempat ngisi bahan bakar habis kuliah. Biasanya ke sini sama 'geng ember bocor' tapi kata susi cewek kenes dari padang harga disini mahal jadinya klo mau kesini pakai perdebatan panjang dulu. Dulu emang mau makan itu yang jadi pertanyaan harga dulu baru rasa, boro2 kepikiran tempat yang fancy, beda banget sama zaman sekarang, klo mau cari makan berdasarkan yang hits dan fancy tujuannya buat selfie dan insta story.

Mungkin masih banyak tempat yang saat ini kelupaan tapi lupa bukan berarti melupakan, yakan yakan.

Klo udah bicara soal rindu, Yogya dan kenangan, aku bisa apa hanya selain menuntaskan rindu. Ya itu agenda wajib klo ke Yogya .

Kamis, 10 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 11

Stasiun dan kereta sudah menjadi teman perjalanan selama tinggal di Yogya. Klo liburan ke Jkt seringnya naik kereta senja utama.
Dulu kereta yang bagus dan aman itu hanya kereta eksekutif, sayang harganya ga terjangkau buat kantong mahasiswa. Senja utama itu kereta bisnis tapi tanpa ac dan klo malam pedagang masuk.

Saking banyaknya pedagang dan orang yang bebas hilir mudik masuk kereta dan stasiun, dua kali aku mengalami kejadiaan sedih, kecopetan dan di jambret.

Saat mencopet mereka memulai aksinya dengan cara beberapa orang memepet badanku kemudian sedikit mendorong. Disaat aku marah menatap mereka kemudian mereka berpencar ternyata saat mendorong dan memepet badan itulah mereka beraksi membuka tas. Kejadiannya saat itu ketika aku baru keluar dari stasiun dan berjalan di jalan setapak dekat gerobak mie ayam.  Alhamdulillah hanya dompetku yang diambil, tapi bikin sedih juga karena pulang liburan dompet lebih berisi beda klo di copet ketika pergi dompetku kosong.

Setelah kejadian hanya bisa lemes dan terduduk di aspal jalan depan stasiun sambil menenangkan diri.

Sedangkan pada saat di jambret aksinya lebih drama lagi seperti film laga. Kejadiannya jam 1 malam saat aku lagi tidur nyenyak, dan posisi kursi di tepi jendela. Yang jambret dari atas kereta mereka memakai clurit untuk menarik tas lewat jendela. Saat tas di tarik dan bergesek, aku terbangun dan kaget, saat sadar tas sudah di tarik langsung berteriak, penumpang sebelah cuman ngeliat dan penumpang lain juga hanya berdiri menoleh.
Akhirnya tarik tarikan tali tas dengan si pejambret, mungkin karena kesal clurit didekatkan kepadaku dan mereka sabet tali tas, putuslah tali tas ku, ak mendapat tali tas, mereka mendapat badan tas.

Langsung pucat dan terdiam, hanya bisa menatap kosong ke arah dinding kereta. Penumpang yang lain ga bertanya hanya melihat saja, mbak di sebelah akhirnya berkata "udah mbak ga apa2 yang penting mbak nya ga terluka".

Menjelang subuh ketika kereta hampir sampai, aku bingung bagaimana caranya mau pulang, uang ga ada blas, semua yang penting ada di dalam tas. Akhirnya mbak disebelah ngomong " mbak ini saya kasih uang 20 ribu ya buat ongkos pulang kerumah naik becak". Terharu dengar mbak nya ngomong gitu apalagi sebelum kejadian saat kereta baru jalan kita sempat ngobrol basa basi nanya tinggal dan kerja dimana, mbak nya cerita klo dia kerja di mickey mouse dan tak pikir itu tempat mainan anak2 ternyata itu tempat judi.

Ya Rabb ga tega menerima uang dari mbak nya, aku bilang aja "ga usah mbak aku khan bisa naik becak, nanti bayar di rumah, pinjam dulu sama saudara".
Kata mbak nya "ia kalau saudaranya ada di rumah mbak, klo udah pergi gimana? Saya emang ga punya uang banyak, hanya segini yang saya bisa bantu". Mau nangis rasanya dengar mbak nya bilang gitu, sebenarnya rasa khawatirku soal status uang tersebut, takut klo ga halal. Mbak nya meletakan uang itu di tangan ku dan akhirnya terpaksa kuterima sambil berdoa semoga Allah ampuni dosa ku klo tindakan ini salah.

Setelah lulus agak trauma naik kereta ke Yogya, lebih memilih naik pesawat. Alhamdulillah yang kuliat kereta sekarang beda dengan kondisi kereta yang dulu tahun 90, sekarang sudah tertata rapi, lebih bagus dan aman.

Aku berjanji akan mencoba menyembuhkan ketakutan 25 tahun lalu dengan berkereta ke Yogya, semoga Allah berikan rezeki, kesempatan dan kesehatan.

Mungkin nanti ketika naik kereta yang sudah berbeda rasa dan fasilitas saat ini ketika tengah malam terbangun aku bisa tersenyum mengenang kejadian masa lalu. Mengambil hikmah bahwa segala ketakutan, keterbatasan, dan kekurangan di masa lalu, itu yang membuatku kuat menjalani hidup saat ini.

Kapal yang kokoh bukan hanya sekedar kapal itu bagus secara desain dan materialnya tapi kapal itu telah teruji tetap tegak disaat ombak terus terusan menerjang.

Alhamdulillah alla kulli hall, untuk segala kenangan di Yogya, yang sedih untuk menguatkan dan yang senang untuk disyukuri.

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 10

Dulu klo ada yang tanya hoby ku mesti tak jawab baca sambil tidur2an.
Menulis belum termasuk hoby.

Kenal dunia menulis itu saat kuliah, ketika ikut kegiatan organisasi LPM (Lembaga Pers Mahasiswa).
Yang bikin suka waktu pertama kali ikut training Patihan Dasar Pers Mahasiswa. Presentasi materinya bagus sambil cerita pengalaman menulis dan ngasih semangat klo menulis itu gampang. Untuk orang yang suka baca modal nulis itu 75% sudah dimiiki karena bahan udah ada tinggal nulis aja.

Masih ingat tempat acara waktu itu di wisma kaliurang dan dianjurkan membawa mesin tik bagi yang punya. Tugas pada saat sesi terakhir disuruh buat tulisan berapa halaman dengan mesin tik. Saat itu antara bingung dan pusing. Ga pernah pakai mesin tik, nulis juga belum pernah eh ini di kasih tugas yang wajib di kumpul. Jadilah begadang semalaman untuk bikin tugas tersebut. Walaupun selesai tapi hasilnya terpaksa, banyak membuang kertas, bikin buang bikin buang gitu aja sampai pagi.

Jadi disitulah cerita awal jatuh cinta sama kegiatan menulis. Awalnya sulit tapi penasaran, begitu selesai jadi senang. 
Mungkin efek membaca juga, semakin banyak membaca rasanya kepala ini penuh dan ingin sekali membuang pikiran dan gagasan tersebut. Ternyata menulis jawabannya.

Bersyukur Yogya banyak sekali kegiatan training atau belajar menulis. Jadinya gampang klo mau belajar. Dan dari sini pula mengenal istilah "mengikat makna" yag di gagasi oleh alm pak hernowo.

Walaupun belum mempunyai karya sebuah buku tapi hoby ini sangat membantu menghadapi permasalahan hidup secara psikis. Setiap ada masalah atau emosi, berusaha menyalurkannya lewat tulisan, apa yang dirasa ditulis, kemudian setelah berapa lama ketika melihat tulisan itu lagi sering bikin ketawa dan senyum sambil bilang, " duhh gini amat ya waktu ada masalah, kok lebay" jadinya tahu cara berpikir dulu dan sekarang, ketika emosi dan tenang, jadi bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Zaman kuliah juga rajin bikin jurnal, kegiatan tiap hari ditulis, apa yang di rasa hari itu juga di tulis,serta dapat pelajaran apa saat itu. Seru klo membaca ulang jurnal2 tersebut, seperti menonton film terbayang apa yang dulu dilakukan sehari hari.

Sempat ketika lulus S1, ingin jadi jurnalis, ngelamar di koran Bernas Yogya, dapat jawaban positif tapi harus menyertakan surat izin ortu, disitu mundur karena saat itu ada kasus terbunuhnya wartawan, maklum mentalnya masih cemen.

Jadi buat mahasiswa, rajin2 eksplore kegiatan apa yang kamu suka, dulu apa aja kegiatan yang kliatan menarik aku ikutin aja walaupun nanti pada akhirnya berhenti di tengah jalan karena ga cocok, entah berapa macam kegiatan yang diikuti baik yg di lingkungan kampus maupun yang di luar. Nanti ada saatnya klo udah lulus yang dipikirkan bukan lagi belajar cari pengalaman tapi bagaimana caranya dapat cuan.

Rabu, 09 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 9

Sonopakis lor ds ix no 158

Alamat yang masih kuhapal

Walaupun jauhnya pol

Yang kata temanku "rumahmu kok ndesit banget" 😂

Tapi nyaman dan tenang

Dulu rasanya sepi dan jauh

Sekarang jangan ditanya, udah serasa di tengah kota 😀

Dulu

Setiap pagi ada rombongan sapi yang lewat

Jalan dikit banyak sawah yang masih terhampar

Subuh2 sudah banyak yang jual gudeg enak

Di tengah sawah dekat kampung sebelah ada simbok penjual jamu yang fresh dan enak banget

Sekarang

Semuanya sudah berubah

Banyak bangunan baru, rumah yang bagus, jalan yang makin ramai

Yang dulu dibilang ndesit sekarang jadi kutho

Sedangkan aku apa ya yang berubah?

25 tahun berlalu

Rasanya masih gitu2 aja

Tetap manis

Dan masih suka nangis 😀

Selasa, 08 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 8


"Yogya itu terdiri dari rindu, pulang dan angkringan " (Jopkin)

Banyak yang jatuh hati tapi
Tapi aku menanggapinya tidak dengan hati

Banyak yang meminta
Tapi aku tidak memberi janji

Perasaanku seperti apa?
Suka bukan cinta

Susah untuk menghidupkan perasaan
Jika tidak dari hati

Lama mencari dan bertanya
Hingga pada akhirnya rasa itu muncul
Disaat dan di waktu yang tepat

Berterima kasih kepada orang2 yang pernah meminta hatiku
Dari kalian aku belajar banyak
Ketegasan soal hati itu penting
Ojo sungkanan
Maaf jika banyak merepotkan

Jka hati mempunyai banyak tempat
Tentu mudah untuk memutuskan
Sayang tidak ada dua cinta dalam satu hati 😊

Teruntuk dua teman dekat yang telah berpulang
Kita belum pernah bertemu lagi setelah lulus
Akupun belum sempat meminta maaf atas semua yang telah terjadi
Hanya doa sebagai penebus rasa bersalah
Semoga kita bisa bertemu lagi dengan perasaan yang sama
Bahagia dan tersenyum menertawakan masa lalu

Senin, 07 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 7

Dear Yogyakarta

Selamat ulang tahun ke 263 ya

Kamu seperti judul lagu S07 bagiku

Anugrah terindah

Walaupun banyak di kangeni orang

Jangan sombong ya

Tetap rendah hati dan sederhana

Percayalah semodern apapun suatu kota

Tetap keunikan dan kesederhanaan yang bikin orang untuk kembali lagi.
Bukan karena ingat mantan

Tunggu aku yaa

Aku akan datang bukan hanya karena kenangan

Tapi karena kamu memang istimewa dan berhati nyaman

Love jogja and you

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 6


Aku mempunyai simbok di rumah, simbok ini bantu2 bersih di rumah, sudah sangat sepuh, berumur sekitar 80 tapi masih kuat bekerja, Simbok perempuan jawa tulen, setiap hari tetap memakai kebaya dan kain jarik. Simbok juga ga bisa berbahasa Indonesia hanya bisa berbahasa jawa, sedangkan aku ketika baru menetap di Yogya belum bisa berbahasa jawa, kebayang khan bagaimana komunikasi kita berdua, lebih banyak komunikasi bathin 😀

Aku sempat adaptasi kangen rumah selama setahun saat awal di Yogya, hampir setiap bulan sakit, ya sakit panas, flu dll. Banyak yang bilang mungkin karena ga betah di Yogya padahal betah banget tapi badan ini sepertinya yang butuh adaptasi atau hati yang terlalu merindu ketika jauh dari rumah.

Aku awalnya heran kenapa simbok yang udah tua masih mau kerja padahal anak dan cucunya ada yang menanggung biaya hidupnya. Ternyata karena pengen tetap produktif, ga mau hanya diam di rumah. Padahal gaji yang di terima di pakai buat rewang manten para tetangga.

Ga terbayangkan saat aku seusia simbok apa masih bisa seenergik itu, sekarang aja udah ngos ngosan 😅.

Sekarang setiap ke yogya disempatin mampir liat simbok, klo ketemu kita kangen kangenan, pelukan, simbok usianya udah hampir 100 lebih, masih sehat, kerja berat sudah mulai dikurangi. Itulah Yogya bukan hanya kotanya saja yang memenuhi pikiran tapi hati juga sudah di penuhi kasih sayang sepanjang masa, ahhh mbok di mengingat dan menulis kan mu hanya membuat mata dan hati menghangat, rindu sedalam cinta.

Sabtu, 05 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 5

Ketika membuka mata, beberapa orang yang berdiri di sampingku serentak mengucapkan "Alhamdulillah udah sadar". masih belum ngeh apa yang telah terjadi dan sedang berada dimana"
Kemudian suster menghampiri sambil bertanya, mbak lagi dimana? Ingat kejadian apa sebelum ini? Aku hanya menggeleng kemudian menutup mata karena merasa nyeri di kepala.
Kemudian suster bicara kepada salah satu teman, tunggu sekitar dua jam lagi, jika muntah harus di rawat dan di periksa lebih lanjut.

Peristiwa yang tak terlupakan di bulan Ramadhan, kejadian yang membawa dampak sampai sekarang walau sudah 25 tahun berlalu. Qadarullah, Alhamdulillah Alla Kulli Hall.

Alhamdulillah ada teman yang ngantar ke rs, nungguin hingga sadar, dan memberitahu sepupu yang serumah. Saat mendengar cerita dari adik kelas yang berada di tkp, aku langsung ga sadar saat ditabrak mungkin karena kaget dan badan lemes karena puasa, dia juga mencoba mengoyang muka tapi yang keluar malah cairan " mbak aku tuh takut banget liat kondisi mbak waktu itu.aku pikir udah ga bisa di selamatin lagi, karena ngeri sekali kondisi mbak saat jatuh" .

Setelah kejadian itu dan dalam masa pengobatan, aku harus banyak memupuk sabar. Sabar terhadap sakit dan sabar terhadap efeknya.

Jumat, 04 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke -4


Bagiku Yogya dan Mesjid memiliki kesatuan hati. Begitu banyak kegalauan hati berakhir di mesjid. Ketika ga tau mau menghabiskan hari libur kemana, memilih ikut acara mesjid.

Awalnya tertarik dengan kajian yang di tawarkan mbak2 bergamis dan berjilbab panjang itu karena senyum dan wajahnya yang ramah membuatku mengiyakan saja datang ke kajian tersebut.

Setiap hari Ahad pagi jam 7 jadwal kajian di mesjid syuhada kota baru, berangkat dari rumah jam 6, pagi yang berat untuk bergerak di hari libur. Mesjid penuh yang datang kajian ramai, kebanyakan anak sekolah dan kuliah.

Datang sekali dengan malas malasan, dua kali udah agak lumayan semangat, dan seterusnya dengan senang hati. Itulah perkenalan awal dengan mesjid syuhada. Setelah itu hampir setiap Ramadhan mengikuti kegiatan di mesjid tersebut, kegiatan nya banyak ada pelatihan, seminar, belajar tahsin, mabit dll.

Ada satu pelatihan yang ak ikuti klo dipikir kok bisa ikut pelatihan tersebut di awal kuliah, padahal sedang tidak bersiap siap untuk itu dan ilmu yang di dapat saat itu baru bisa di praktekkan bertahun tahun kemudian 😀. Ya pelatihan munakahah (pernikahan) selama beberapa hari dengan ustad Faudzil Adhim. peserta pelatihan rata-rata berpasangan karena mereka hendak melangsungkan pernikahan dan saya? Ya gitu deh hahaha.
Sempat di ketawain oleh teman, kata mereka "kayak yang mau nikah aja, emang udah ada calon?". Yaelah, kepikiran aja belum. Trus kenapa ikut, ya tertarik aja karena sebelumnya saya banyak baca buku ustad FA.

Tapi setelah kajian tersebut ada dogma kuat terpatri di kepala bahwa ilmu pernikahan itu penting karena satu-satunya ibadah yang tidak mengenal waktu pagi siang malam dan setelah nikah ibadah itu ada sepanjang usia kita. Dari situlah mulai suka dan rajin cari ilmu tentang pernikahan, cihuyy eh Alhamdulillah 😊.

Akhirnya dengan mesjid syuhada menjadi dekat, kajian atau acara apa disana suka cari tahu, klo waktu dan temanya pas berusaha untuk hadir.

Kegiatan yang juga berkesan, belajar ngaji selama bulan Ramadhan yang dimulai jam 6 pagi. Ya Rabb itu ujiannya beda lagi, karena rumah lumayan jauh, berangkat sebelum setengah enam dan Yogya jam segitu dingin banget apalagi naik motor.  Ga akan lupa, pergi ketika masih gelap dan kedinginan, sempat mbatin juga kok mau ya ikut kayak gini sampai mengigil, tapi karena perginya dengan senang hati jadinya cuek aja hanya waktu itu ada keluarga yang telp nyari ke rumah dan kaget di bilang udah pergi, koment mereka, haa sepagi dan sedingin ini udah pergi. Emang beda klo masih muda, semangat membara, fisik juga masih ga banyak masalah, beda banget sama sekarang banyak soaknya 😅.

Nah itu mesjid pertama yang dekat dalam kehidupan di Yogya, setelah lulus kemudian melanjutkan S2 di Ugm, ada mesjid baru yang sering di datangi karena lokasinya dekat dengan kampus. Mesjid ini awal kuliah baru selesai di bangun, mesjidnya besar dan megah. Awalnya karena sering mampir sholat dzuhur sepulang kuliah, setelah itu hampir selalu sempatkan mampir sebelum atau sepulang kuliah, suka aja. Mesjid ini di awal baru selesai di bangun belum banyak kegiatan kajian, hanya sekali ikut mabit ramai ramai sama teman. Kadang ke mesjid ini hanya untuk duduk aja setelah atau sebelum kuliah tentunya sesudah sholat, senang aja. Emang dasarnya tipe penyendiri jadi ketika ada masalah atau pikiran lebih suka duduk merenung sendiri dan mesjid jadi pilihan tepat untuk itu 😊.

Dulu di mesjid syuhada banyak ikut kegiatan2 yang ramai, kegiatan apapun diikuti ketika lanjut kuliah dan usia lebih dewasa ehemm, kegiatan yang ramai menjadi tidak menarik lagi, lebih suka duduk diam tafakur di mesjid.
Terakhir gong nya sebelum ujian tesis  dua jam sebelum waktu ujian sudah duduk di mesjid sambil nunggu waktu , ga belajar juga sih hanya duduk menenangkan hati dan banyak berpikir setelah lulus ini kemana lagi ya takdir akan membawa .
Setelah ujian dan berhasil dapat nilai A  langsung balik ke mesjid ini kemudian sujud syukur dengan berurai airmata, ada haru bahagia dan sedih. Bahagia selesai sudah amanah keluarga yang di jalani dan sedih tidak lama lagi akan meninggalkan kota ini termasuk mesjid ini yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Dan benar ga berapa lama kemudian pindah ke Jakarta dan meninggalkan semua kenangan di kota ini.

Setelah itu hari2 di penuhi rasa kangen dengan dua mesjid ini 😢

#ybc1904

Kamis, 03 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 3


Setiap pulang ke Yogya, ia aku menyebutnya pulang, bukan sekedar jalan-jalan atau singgah karena aku merasa Yogya itu rumah, menelusuri jalan yang biasa kulalui dan menyicipi makanan yang biasa kubeli dulu. Hhhmm benar semua perjalanan untuk dan atas nama kenangan.

Aku mencoba menghadirkan kenangan lama dalam pikiran walaupun dalam mataku semua telah berubah. Yogya yang ku kenal dulu tidak sama dengan 25 tahun yang lalu. Tentu saja perubahan itu keniscayaan. Aku bukan tipe orang yang anti kemapanan dan menolak perubahan asalkan perubahan tersebut untuk kebaikan dan tidak merugikan masyarakat serta tidak menghilangkan ke keotentikan Yogya.

Yogya kini dalam pandanganku terlalu penuh dengan hotel dan mall baru, zaman dulu kuliah sudah ada mall tapi masih satu dua dan itu pun jarang kesana lebih suka blusukan di pasar bringharjo. Mall itu sudah mainstream sedangkan pasar traditional lebih banyak memberikan warna. Melihat simbah tua yang sudah terbongkok tapi masih berjualan di pasar, menerbitkan rasa haru, mungkin bukan hanya alasan ekonomi masih tetap bekerja tapi tetap ingin bekerja yang membuat mereka masih disana. Sapaan mbak penjual yang ramah dan tersenyum membuat hati cerah dan membalas senyuman itu lagi, walaupun tidak membeli tapi berbagi senyuman saja sudah bikin bahagia, dan tidak ada paksaan untuk membeli.

Yogya sekarang memang tambah lebih moderm layaknya kota besar tapi seperti kehilangan jiwa, menelusuri tempat kos kosan yang dulu berjajar sekarang sudah berubah jadi hostel, kemacetan pun juga sudah menjadi rutinitas, perubahan yang tidak bisa dielakkan lagi. Untungnya semua itu tetap membuat Yogya berhati nyaman, karena semua penilaian apapun dengan kenyataan yang terpampang nyata kemudian bercampur dengan rasa yang sudah ada, hasilnya tetap ada cinta walau terselip kecewa

Love Yogya and you 😊

Tetaplah menjadi kota yang selalu di rindukan
Rindu karena kesederhanaanya
Rindu karena keramahannya

Tetaplah memanusiakan masyarakatnya dengan cinta dan kasih sayang
Yogya tunggu aku...
Percayalah aku akan selalu kembali, in sya Allah

#ybc1903

Rabu, 02 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 2


Sudah menjadi cita citaku untuk kuliah di Yogya. Ga masalah negri atau swasta. Karena aku tau diri cukup sulit untuk lolos di universitas negeri ternama di Yogya itu.

Setelah lulus di salah satu pts terkenal, mengambil fakuktas hukum, saat itulah babak baru cerita kehidupan di mulai. Inilah pertama kalinya aku hidup jauh dari keluarga, ga ada pengalaman hidup secara mandiri sebelumnya, dari yang semuanya serba terhidang sekarang harus menjalankan semuanya sendiri eh tapi tidak sendiri juga karena aku tinggal bersama sepupu di sebuah rumah tapi rasanya tetap sendiri karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Urusan perkuliahan lancar jaya, hanya sedikit penyesuaian untuk bersosialisasi. Bagiku yogya itu sederhana, sama seperti orang-orangnya. Aku cukup banyak menemukan teman asli yogya, ekonomi keluarganya mapan tapi gayanya biasa aja, asli plain, ga banyak pernak pernik dan ga dandan. Dibandingkan dengan kampung asalku Sumatera Barat, yang gaya orang disana meriah dan mengkilat. 😀

Tapi yang bikin lebih senang kok ya disana banyak orang pintar. Ketika ngobrol pertama kali dengan mereka banyak sekali yang punya wawasan luas baik pengetahuan umum apalagi agama, jadinya mikir selama ini aku yang kurang ilmu dan informasi atau kenapa ya? aku yang anak dari daerah awalnya minder tapi jadi bersemangat pengen pintar kayak mereka juga. Untunglah Yogya itu surga ilmu, kesukaanku membaca sangat beruntung karena banyak yang jual buku murah dan bagus dan salah satu tempat yang sering aku kunjungi namanya shoping center yang lokasinya belakang malioboro.

Sesuai namanya kota pelajar, benar akhirnya aku banyak belajar dari kehidupan di kota itu, ga hanya belajar secara ilmu kuliah tapi juga belajar banyak ilmu kehidupan.

Ahhh yogya matur nuwun sangat atas segalanya. Alhamdulillah.

#ybc1902

Yogyakarta Bercerita 2019


Ada tagar di ig #yogyakartabercerita2019, jadi tertarik buat ikutan karena ada yogya nya,  kata yang sangat melekat di hati 😊

Harusnya dimulai tanggal 1 Oktober selama 14 hari, tapi kemaren karena hectic jadinya kelupaan, its ok tetap semangat menulis.

Bicara yogya bicara kenangan 25 tahun yang lalu, masya Allah ternyata sudah lama berlalu, tapi mengingatnya masih terasa hangat di hati dan pikiran, awwww 😍.

Pengen rasanya cerita ini bersambung, untuk menjait kenangan yang telah berlalu agar tertuang dan bermakna dalam bentuk tulisan.

Semoga ga baper mengingat yang dulu untuk sesuatu kini dan akan datang.

#ybc1901

Selasa, 24 September 2019

Berbagi Peran Dakwah

Udah nonton film apa bulan ini?  Tentang apa? Semoga film yang mengajak kebaikan ya bukan film yang membawa mudharat 😊

Klo saya udah lama ga nonton film ke bioskop, efek dari pengajian yang saya dengar. Klo dulu sih suka.

Jadi sekarang saya yang termasuk kelompok yang ngelarang orang ke biskop nihh? Eh ehh sabar dulu esmeralda, jangan esmosi 😀

Sikap saya berada di pertengahan (ga apa-apa dibilang labil, banci, di bawa senyum aja 😊) , sikap saya tergantung siapa aundience nya, klo sedang menghadapi anak milenial yang doyan nongkrong sambil ngopi trus nonton bioskop tentu saja saya anjurkan nonton film dakwah islami jelas ada manfaatnya daripada film hantu. Klo saya ceramahi tentang larangan nonton bioskop mungkin mereka langsung kabur bilang saya ga asyik.

Hhhmm cerita pengalaman zaman old saya dulu aja ya, zaman kuliah saya hobi baca buku fiksi islami, nonton film islami, padahal dulu ilmu agama saya biasa-biasa aja, bukan kelompok anak kajian, tapi saya tertarik liat mbak-mbak bergamis, berjilbab panjang itu, kayaknya hidup mereka adem dan tenang 😊.  Saya liat bacaan mereka buku-buku agama, klo baca novel pun novel islami, trus film yang mereka tonton juga ada label islami. Ketika saya ikuti eh ternyata saya suka dan penasaran pengen banyak tau lagi. Mulai deh ikut pengajian sekali seminggu trus pakaian juga mulai dirapikan, inilah start awal saya tertarik dengan ilmu agama dan proses nya berlanjut sampai sekarang ketika umur saya sudah di angka 4 dan dulu dimulai dari angka 1💪 itupun dengan kondisi iman yang naik turun. Kebayang khan panjangnya proses belajar mencari ilmu ini, dan saya rasa insyaa Allah baru akan berakhir nanti ketika nafas tlah berhenti, semoga istiqomah.

Jadi singkat kata maksud dari cerita saya itu, bagi para penggiat dakwah bersabar sabar lah dalam berdakwah. Proses setiap orang itu berbeda, ada yang bisa langsung melesat, ada yg slowly kayak saya.

Setiap orang mengambil peran yang berbeda dalam dakwah, bisa jadi start pertama untuk mengenalkan indahnya islam lewat film dan cerita fiksi, setelah belajar lama, mungkin sudah banyak kitab yang mereka pelajari, dakwah film dan cerita fiksi sudah bukan level mereka lagi, mereka hanya tertarik dengan kajian serius.

Makanya ketika banyak yang ribut di media sosial tentang kelompok yang membolehkan dan melarang film islami dan datang ke bioskop, saya rasa itu membuang energi, mending kita sama-sama bersinergi.

Yang udah khatam ilmu mengenai hukum musik, seni dan ikhtilat, ya tidak perlu lagi di dakwahi tentang islam lewat film tentu saja mereka akan menolak tapi yang masih senang gaul ke bioskop, bolehlah diajak nonton film islami.

Saya selalu salut meliat orang yang mau berpeluh peluh dalam dakwah, mereka sangat luar biasa energi dan komitmennya. Makanya sayang klo liat sesama mereka perang statement, yang awam tentu makin bingung dan menjauh.

Yuk yuk kita butuh banyak orang baik
kita butuh banyak ahli ilmu
Butuh bangettt orang yang selalu ngajak kepada kebaikan
Dan kita ga perlu sama orang yang korupsi, ga amanah dan suka
mengadu domba, klo itu sih tenggelamkan saja 😊

Biidznillah, semoga Allah ridho dengan segala rencana kita, dimudahkan untuk melakukan kebaikan dan dijauhkan dari keburukan.

Kamis, 12 September 2019

Repost tulisan Sinta Yudisia (Cocokkah Orang Pintar Mendapat Pasangan Yang (kurang) Pintar?

Karena tulisan ini bagi saya sangat bagus dan membuka perspektif lain makanya di repost di sini 😊

🍎Cocokkah Orang Pintar Mendapat  Pasangan yang (Kurang) Pintar?🍊

Anna (samaran),  terdorong rasa ingin tahu,  menjelang  menikah iseng mengajak calon suaminya mengikuti tes inteligensi. Hasilnya mengejutkan : calon suaminya memiliki skor IQ jauh di bawahnya. Mungkin penyebab yang terlalu mengada-ada, tetapi Anna benar-benar membatalkan pernikahan dengan calon suaminya.

Ia seketika gelisah dan terintimidasi, saat tahu kalau calon suaminya kurang pintar. Yah, begitulah kira-kira. Bagaimana nanti di tengah perjalanan? Bagaimana kalau suaminya lemot, dan Anna yang harus mengambil posisi memimpin untuk memutuskan perkara-perkara penting? Benar nggak sih, kalau orang pintar seharusnya nikah dengan orang yang sama pintarnya?

Dengan kata lain, kalau si cowok nilai raportnya rata-rata 9, berarti si cewek setidaknya punya nilai rata-rata yagn sama. Yah, 8 lah nilai reratanya. Kalau 6-7 masih kurang. Apalagi kalau di bawah 5! Begitupun sebaliknya. Kalau cewek selalu dapat nilai A atau A/B, dapat beasiswa ini itu, brillian di kampus dan organisasi; setidaknya dapat cowok yang sepadan juga, kan?

📝Albert Einstein & Mileva Maric💁‍♀️💁‍♂️
Hampir semua orang tahu Einstein dengan E = mc2 yang sering diplesetkan energy = makan cemal cemil, hehe. Di balik kesuksesan seorang pria, ada perempuan yang mendukungnya dari belakang : ibu dan istri. Ibu Einstein luarbiasa hebatnya, tentu tak terbantahkan. Masalahnya : apakah istri Einstein secerdas dirinya?
Jawabannya, ya.

Mileva Maric memiliki kegeniusan yang sama dengan Einstein. Bahkan surat cinta mereka ditulis dengan bahasa-bahasa kimia-fisika yang orang awam tak akan mengerti.
Awalnya, Einstein menjalin cinta dengan Marie Winteler yang cantik dan manja. Tetapi, lambat laun ia menjadi bosan karena surat menyurat mereka hanya berisi hal-hal melankolis dramatis. Einstein jatuh cinta pada seorang gadis pintar, dengan tubuh pincang, wajah tak terlalu cantik namun memiliki pesona. Mau tahu isi surat Mileva Maric kepada Einstein yang membius?

🙇‍♀️“Kuliah Profesor Lenard kemarin betul-betul bagus. Ia membahas teori kinetic panas dan gas. Ternyata, molekul oksigen bergerak dengan kecepatan lebih dari 400 meter per detik lalu professor yang baik itu menghitung dan menghitung… dan akhirnya keluar hasil walaupun molekul memang bergerak dengan kecepatan tersebut, tetapi ia hanya bergerak sejauh 1/100 lebar rambut.”

Surat menyurat keduanya bukan hanya membahas permasalahan pribadi tetapi juga penemuan ilmiah. Ya, mereka akhirnya menikah dan dikaruniai 2 orang anak : Hans Albert dan Eduard.Bahagia selamanya? Ternyata, cerita  tidaklah berakhir bahagia.

💫⚡️Permasalahan Si Orang Pintar
Einstein sangat cerdas dan, memiliki karisma alpha male yang luarbiasa. Wajahnya juga amat tampan dengan pesona yang mampu menaklukan hati para gadis. Mileva Maric sebaliknya. Tetapi bukan masalah penampilan yang menjadi sebab keretakan keduanya. Ketika karir Einstein melesat sementara Maric disibukkan dengan dua bocah lelaki; Maric mulai berontak. Bukankah mereka sama-sama bintang di Politeknik Zurich? Bukankah mereka sama-sama peneliti sains yang ambisius pada pencapaian?

Seenaknya, tak cukup memiliki sopan santun, punya konflik dengan rekan peneliti, menggila ketika kerja, tak mudah diatur; adalah jejak yang sama-sama dimiliki Einstein dan Maric. Pasangan seperti ini tampak sangat mencintai dan kompak pada awalnya, di satu titik, ternyata mereka tak dapat saling melengkapi.

Einstein berpisah pada akhirnya dengan Maric. Ia mencintai Mileva tetapi juga sangat kejam padanya. Kadang, kecerdasan seseorang sering berbanding terbalik dengan sifat empati. Maka tak heran, orang cerdas seringkali digambarkan tak punya hati, karena ia lebih sibuk berbicara dengan apa yang lalu lalang di benak.

Einstein punya catatan perjanjian dengan sang istri :
1. Kamu akan memastikan pakaianku dicuci dan dibereskan.
2. Kamu akan memastikan bahwa aku makan 3x teratur di kamar tidurku
3. Kamu akan memastikan bahwa kamar tidur & kamar kerjaku selalu dirapikan, meja kerja hanya boleh digunakan olehku,
Setidaknya ada 9 poin yang diajukan Einstein kepada istrinya! Bahkan, si ilmuwan menekankan si istri tak boleh meminta keintiman atau hal-hal mesra lainnya.

💕Mahathma Gandhi & Kasturba💝
Kasturba adalah seorang perempuan sederhana. Perempuan rumahan yang tak pernah memiliki karir di luar rumah. Ia pandai memasak dan menenun. Sekilas, sosok sepertinya tak cukup pantas bagi lelaki yang sukses berprofesi sebagai pengacara di afrika Selatan : Gandhi. Sama seperti Einstein, Gandhi sangat cerdas dan memiliki karisma alpha male : ia tampan dan memikat.

Berbeda dengan Mileva Maric yang tak mampu mengimbangi langkah Einstein, Kasturba justru sebaliknya.Ialah pendukung Satyagraha & Ahimsa yang dicanangkan Gandhi.
Ketika Gandhi mewacanakan menenun kain sendiri, Kasturba yang pertama kali mengikutinya. Ketika Gandhi meminta Kasturba meninggalkan sendok garpu dan mengosek kamar mandi sendiri –sesuatu yang bertentangan dengan kasta mereka- Kasturba menurut patuh.

Kasturba memang tak memiliki kapasitas seperti Mileva Maric yang sangat cerdas dan mampu mengimbangi segala pemikiran intelektual suaminya. Kasturba mungkin tak mengerti mengapa sang suami meninggalkan kehidupan mapan dan memilih berjuang di India.

🔍🖍Satu yang dilakukan Kasturba : patuh.

Ledakan pemikiran, kekuatan semangat, kekeraskepalaan, sikap tak mau tunduk yang umumnya ada di perilaku orang-orang pintar; ternyata dapat diimbangi oleh Kasturba yang sederhana. Boleh jadi ia bukan perempuan brillian, tetapi jelas ia perempuan yang tepat.

🔍IQ = Kematangan Kepribadian?
Siapa sih yang tidak ingin punya suami pintar? Siapa yang tidak bangga punya istri cerdas?
Setiap individu rasanya ingin punya pasangan yang dapat dibanggakan kepada orangtua, khalayak, teman-teman. Terkadang, keinginan itu menjadi sesuatu yang sifatnya lahiriah belaka tanpa melihat makna. Yang penting punya suami lulusan S2, dari universitas ternama. Yang penting punya istri dokter atau dosen. Keinginan itu tidaklah salah tetapi harus siap pula konsekuensinya.

Punya suami/istri super pintar akan menghadapi kendala seperti Maric/ Einstein. Orang pintar cenderung tak dapat dibantah dan suka seenaknya sendiri. Mereka kadang juga asosial, tak banyak punya teman, lebih suka bergulat dengan kecamuk pikiran sendiri. Pasangan hidup harus pandai-pandai menjelaskan ke keluarga. Einstein, selalu beperang dengan ayah ibunya ketika menjelaskan sikap Maric yang seringkali tidak manis kepada keluarga besarnya.
Bukan berarti bahwa orang pintar dilarang menikah dengan orang yang juga pintar, lho!

Ada kok dokter spesialis yang berjodoh dengan dokter spesialis, professor dengan professor, politikus dengan politikus, pengusaha dengan pengusaha. Tapi tidak semuanya demikian.
Sikap Anna di awal cerita tidaklah tepat. Memangnya orang IQ 130 harus menikah dengan yang IQ nya 130? Bisa-bisa nggak ada yang mau jadi makmum dan rakyat dalam rumah tangga kalau begitu!

Seorang yang super aktif di kampus dan peraih banyak beasiswa, tak harus mencari orang yang memiliki riwayat hidup sama. Boleh jadi, seorang lelaki yang sangat brilian di akademis, justru cocok dengan gadis yang biasa-biasa pencapaiannya tetapi memiliki sifat rendah hati, mengalah, sederhana dan tidak terlalu menonjol dalam akademis.

Begitupun sebaliknya.
Seorang gadis yang sangat berprestasi tidak harus menikah dengan lelaki yang memiliki segudang penghargaan dan medali. Mungkin, ia justru harus menikah dengan seorang lelaki sederhana yang akan menge-rem segala ambisinya.
IQ tidak segaris lurus dengan kematangan kepribadian.

Terkadang, orang berIQ tinggi justru memiliki kemanjaan luarbiasa sehingga pasangannya harus ngemong sepanjang masa! Boleh jadi, yang memiliki IQ hanya rata-rata saja ternyata memiliki pribadi dewasa dan matang. Ia memang agak lambat memutuskan karena harus berpikir dua tiga kali sebelum memutuskan, karirnya pun tak bagus-bagus amat; tetapi ia adalah pendamping setia yang penuh cinta.
Nah, pasangan mana pilihan anda?

Selasa, 10 September 2019

This To Shall Pass

Beberapa bulan yang lalu sempat mengalami kejadian yang bikin sedih dan datangnya bersamaan, trus jadi suka bertanya-tanya ini hikmah nya apa ya?

Padahal saya tau, semua perkara orang mukmin itu baik karena ketika bersedih ia bersabar dan ketika bahagia ia bersyukur dan semua itu ada pahalanya.

Hanya saja waktu itu saya terbawa perasaan, sempat menjauh, berjarak dengan keramaian baik keramaian sosmed maupum keramaian dunia nyata, mungkin saat itu terlalu fokus menikmati rasa.

Trus yang terasa sekarang apa?

This to shall pass
Dan yang inipun akan berlalu

Ya itulah rasanya, rasa sedih akan berganti
Rasa senang juga tak akan selamanya

Jadi hikmahnya, harus belajar untuk tenang dan biasa aja menghadapi suatu keadaan. Semua akan berlalu, umur kita pun begitu, karena ini dunia yang sifatnya sementara.

Bukan hanya sedih dan senang, menghadapi isi dunia juga harus begitu, melihat gemerlap atau kesuksesan dunia, ya harus biasa aja beda klo melihat permasalahan akhirat harus semangat dan berlomba lomba untuk ibadah dan kebaikan, karena udah jelas mana yang sifatnya sementara dan mana yang abadi.

Jadiii ya semudah itu masalah perasaan ketika sudah berlalu, karena apapun itu pasti akan berlalu.

Mari belajar jadi orang yang biasa biasa aja, cukup amal kebaikan yang harus luar biasa 😊

Selasa, 30 Juli 2019

Saya Happy (Birthday)

Hari ini tanggal lahirku
Udah ga mau ngerayain lagi atau gimana
Hanya jadi pengingat aja jatah hidup berkurang lagi satu tahun
Tapi ada yang bikin senyum dan kaget

Kesayanganku ngasih suprise kado berupa barang yang udah lama kuinginkan tapi sengaja belum kubeli karena menurutku harganya masih mahal.
Maksud hati mau nunggu diskon aja
Sempat berapa kali cerita sama dia klo menginginkan barang itu tapi bukan sekarang
Tanggapan dia sih beli aja kenapa harus nunggu diskon
Ya itulah perbedaan pikiran pria dan wanita (logis vs irit 😀)

Sampai disini ga akan kepikiran juga dia akan membelikan barang itu
Eh ternyata entah ide darimana dia titip beli tas itu kepada temannya yang akan keluar kota

Alhamdulillah saya bersyukur dan bahagia tak terhingga
Kok mau dia repot2 apalagi ini nitip temannya
Itulah yang namanya rezeki padahal cerita ga niat kode tapi langsung disambut  hahaha

Masya Allah sayangku jazakallah khair, semoga segala kebaikanmu, cinta dan sayang menjadi amal yang berkah, terus menerus bertambah (maunya 😊)

Satu masa aku pernah berkata
Aku ingin selalu mencintaimu
Saat ini aku mengulang doa
Aku ingin mencintaimu dengan jalan mencintai apa yang Allah dan Rasul sukai
Bersama menjadi mitra taat menuju Allah




Senin, 29 Juli 2019

Tamu Itu Bernama Dimensia


Tenang ya Pak

Tenang ya pak, walaupun bapak sudah banyak lupa kami tetap ingat dengan kasih sayang dan cinta bapak.

Tenang ya pak, walaupun kami belum bisa melakukan banyak tapi kami tetap berusaha melakukan dan memberi yang terbaik.

Tenang ya pak, segala halusinasi tentang orang jahat dll hanya dalam ilusi.

Tenang ya pak, sakit ini tidak akan merubah perasaan kami terhadap bapak.

Tenang ya pak, seperti janji Allah dibalik kesusahan ada dua kemudahan yang menyertai.

Tenang ya pak, serumit apapun penyakit ini, insyaa Allah kami akan tetap birulwalidaian

Tenang ya pak, cobaan ini hanya sebentar, hanya di dunia. Biidznillah nanti kita sekeluarga berkumpul di surga dalam keadaan sehat.

Tenang ya pak, semua akan baik baik aja, ada Allah tempat kita mengadu, dan ada kami cintanya bapak dan kami mencintai bapak karena Allah.

Bismillahirrahmanirrahim

Saya belum pernah mendengar penyakit dimensia sebelumnya hanya familiar dengan kata pikun, dan seringkali menjadi candaan saat sering terlupa sesuatu dikatakan "udah pikun ya?".

Saya ingat dulu pernah ada saudara yang pikun dan kelihatannya biasa saja hanya ketika di tanya saat ketemu, "ingat ga ini siapa, hanya di jawab dengan tatapan seperti baru kenal".

Alhamdulillah alla kulli hall, saat ini bapak terkena penyakit dimensia, gejalanya sudah tampak beberapa tahun yang lalu tapi ga ngeh klo itu tanda dimensia dan dengan depresi karena berpulangnya mamak penyakit itu semakin menjadi.

Apa yang membuat berat bagi keluarga ketika orang tercinta terkena penyakit dimensia? Bagi saya pribadi, macetnya komunikasi.
Dulu ketika bapak sehat dan bugar, mengobrol menjadi hal yang menyenangkan, bepergian selalu semangat. Sekarang ingatan bapak banyak berkurang terutama hal-hal yang baru terjadi, dan selalu menanyakan berulang ulang lagi dimana, ada acara apa, udah makan dll? Tapi saya sangat bersyukur bapak masih ingat semua anak, mantu dan cucunya.

Setelah tau bapak kena penyakit dimensia saya banyak goggling tentang penyakit ini, kemudian saya cari buku-buku yang membahas tentang dimensia. Sungguh saya penasaran apa itu dimensia, bagaimana cara menghadapi orang yang kena dimensia, apa penyebabnya dan bagaimana pengobatannya. Sungguh banyak sekali yang saya ingin tau karena bingung bagaimana cara yang tepat menghadapi bapak.

Banyak bicara bapak yang ngawur dan kadang bersifat negatif. Selama ini ketika bapak ngoceh sesuatu yang negatif seperti selalu curiga, waswas dan merasa sedang dalam keadaan bahaya selalu di luruskan oleh anak-anaknya tapi yang bikin heran kok ini sering terjadi dan diluar kebiasaan bapak, ternyata disini letak salah penanganannya.
Orang yang sarafnya sudah rusak tentu tidak lagi bisa mengontrol pembicaraan dan pemikirannya, sama seperti anak kecil yang tidak punya akal, jadi percuma saja diluruskan ucapannya jika untuk berpikir saja sudah ada gangguan. Lebih baik di iyakan saja agar bapak tenang. Orang yang terkena dimensia sangat moody, jika dia happy maka kehidupan menjadi aman dan tentram, tapi ketika dia gelisah dan ada pikiran, omongannya menjadi halusinasi .

Semua memang butuh ilmu agar tidak salah jalan. Jangan sampai niatnya baik ternyata salah dalam cara penanganannya. Dari buku yang saya baca (Aku Bersyukur ibuku Pikun, Kisah Nyata yang Menyentuh dan Inspiratig Tentang Merawat Penderita Dimensia by Irna Permanasari), sebagai salah satu cara merawat otak dengan mensuplai.makanan bergizi dan hidup sehat. Selain itu untuk mencegah pikun dianjurkan melakukan berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan otak seperti mengisi teka teki, menulis, bersosialisasi, tidak dianjurkan banyak menonton tv karena menonton sifatnya pasif tidak banyak merangsang otak bekerja.

Dimensia bagi saya bukan sesuatu yang mengerikan, yang diambil hanya berapa persen fungsi otak sedangkan bagian lain masih tetap berfungsi. Tetap bersukur dan bersabar kunci bagi keluarga yang merawat. Merawat orang dimensia sama seperti merawat bayi seringkali mereka sudah tak bisa mengontrol bak dan bab jadi semua perlu bantuan.
Jika sekarang kita mengurus orang tua kita seperti bayi seperti itulah dulu mereka merawat anak-anaknya. Apakah mereka marah anaknya pipis dan pup di celana? Yang ada mereka malah tersenyum, mengajak bermain sambil membersihkan.
Dari segi penderita, sakitnya insyaa Allah menjadi pengugur dosa.

Hidup ini adalah perjalanan, jika di tengah jalan ada batu yang membuat kaki luka dan tersandung, kita tidak akan bisa memberhentikan waktu. Waktu akan tetap berjalan dengan segala rasa yang ada,  yang di perlukan hanya membersihkan luka, berhati hati saat berjalan dan menyiapkan bekal sampai akhirnya nanti berhenti di ujung jalan.

Senin, 08 Juli 2019

LDM (long distance married)

Pengalaman pertama ninggalin rumah dan suami untuk jangka lama karena harus urus mama yang sakit sungguh penuh drama 😊.

Selama ini ga pernah dan ga berani pergi ninggalin suami untuk urusan pribadi atau kerjaan dalam waktu lama karena takut kepikiran ntar yang ngurus segala sesuatunya siapa?.

Ternyata rasanya beratttt.
Selama ini punya kantor jauh ga masalah, menjadi pejuang jarak kerja bisa diatasi
Menjadi pejuang jarak kasih sayang, saya nyerah 😀

Hidup di Jakarta, dengan ritme pergi kerja setelah subuh dan sampai rumah saat magrib kadang molor,  rasanya ga punya banyak waktu untuk keluarga gimana harus pisah karena ldm.

Alhamdulillah harus banyak bersyukur,  optimal khan waktu ketika masih bisa bersama, niatkan segala sesuatu untuk ibadah semoga lelah ini menjadi lillah, fillah dan billah.

Minggu, 07 Juli 2019

My Mom

Ma..pamit ya, mau pulang dulu
Mama sehat sehat ya, yang sabar sama proses medis nya

"iya, mama minta maaf ya, udah bikin lia meninggalkan R karena jaga mama"

Rabb....langsung sedih dengar perkataan itu
Yang kulakukan belum apa2 dan harusnya aku yang banyak minta maaf karena belum optimal ngurus mama tapi
Itulah sejatinya sifat orang tua, sayangnya sepanjang usia 😢

Satu bulan lebih menemani mama karena mama mau operasi dan urus mama pasca operasi yang terbayang bagaimana dulu waktu aku kecil diurus semuanya, sekarang waktunya aku yang urus mama birulwalidain.
Walau berat mau pulang tapi ada hak yang lebih tinggi yang kewajibannya harus kutunaikan, suami sudah minta  untuk pulang. Klo suami yang sudah bertitah no reason, wajib taat, bukan karrna takut tapi karena perintah Allah seperti itu, ketika seorang perempuan sudah bersuami maka hak suami terhadap istrinya lebih besar dari pada orang tuanya.
Bismillah aja buat semuanya semoga semua dimudahkan, yang penting Allah ridho dan jadi amal kebaikan setiap langkah dan perbuatan, Aamiin.

Senin, 17 Juni 2019

Kajian di bubarkan lagi?

Miris dengar kajian ustad Firanda dibubarkan, Astagfirullah.

Biasanya klo tidak ada uzur setiap minggu sore saya ikut kajian di mesjid dekat rumah yang menghadirkan ustad Firanda dengan bahasan kajian tauhid.

Saya belum pernah dengar ustad F menyampaikan hal yang bertentangan dengan ajaran agama islam, malahan ustad selalu menyampaikan segala sesuatu bersandarkan Alquran dan hadist. Malah bagi saya ustad Firanda termasuk lucu ada aja joke nya disaat menyampaikan materi. Makanya aneh aja rasanya dengar kajian ustad dibubarkan karena dituduh mengajarkan ajaran yang menyimpang.

Padahal kita katanya masyarakat yang tinggi toleransi, klo ada yang tidak sesuai bagi sebagian kalangan kenapa ga diajak ketemu dan diskusi, atau biar aja masyarakat yang memilih, kajian mana yang cocok bagi mereka.

Klo saya sih pengennya setiap pengajian itu saling bersinergi, jika ada yang tidak sepaham ya udah anggap aja itu warna dalam dakwah.

Memang kadang susah menerima sesuatu kebiasaan yang dari dulu sudah kita lakukan dan kita anggap benar kemudian ada sekelompok orang menganggapnitu salah dan tidak sesuai dengan ajaran agama.

Bagi saya pribadi, ketika awal mendengar seperti ini pasti kesel dan ngomel menganggap yang ngomong itu sok tau. Tapi kemudian ketika mereka punya dasar yang argumentatif dan kitanya juga punya dasar yang kita anggap benar juga ya sudah kita jalan masing masing, biar soal nanti yang mana benar, Allah yang memutuskan dan ukhuwah sebagai sesama muslim tidak ternoda. Bagi saya ga ada yang ga mungkin meskipun kita berbeda tapi kita tetap bersama.

Wallahu 'alam bishawab

Rabu, 12 Juni 2019

Lebaran 2019


Lebaran tahun ini rasanya mellow dan ga semangat. Hhmm mungkin karena lagi proses menata hati. Moment meninggalnya bang oci pas Ramadhan dan sakitnya mama bikin aku kehilangan energi buat ngapa-ngapa eh tapi Alhamdulillah untuk ibadah ga berlaku.

Kesedihan banyak memberikan pelajaran hidup terutama hati ini agar jangan pernah hati tertambat pada dunia. Dunia hanya segitu2 aja ga akan lama. Mau punya banyak ini dan itu juga ga akan melambatkan kematian.

Kematian juga mengingatkan, baik2 menggunakan waktu. Seperti ramadhan kemaren mau malas ngaji, sholat dll jadi ingat belum tentu tahun depan masih ada umur, ga jamin walau usia masih muda. Klo ingat itu langsung deh bergerak 😢

Semoga setelah ini Allah ganti kesedihan ini dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang tidak melenakan karena dunia, kebahagiaan karena ketaatan pada Allah. Allah mudahkan segala urusan, Allah ganti segala kehilangan dengan yang lebih baik. Aamiin...

#narrativewriting

Kamis, 23 Mei 2019

Jangan Suka Berbohong #repost tulisan Tere Liye


Lagi-lagi repost tulisan Tere Liye, yahh lagi suka aja dan pas momentnya disaat lagi bingung dan gemes liat situasi Jakarta berapa hari ini.

Sedih liat Jakarta yang rusuh berapa hari ini, kerugian pasti banyak. Ga hanya materi, korban jiwa pun ada. Apalagi korban perasaan 😊

Saya ga bisa menyalahkan dua pihak, karena setiap orang punya alasan pembenar kenapa mereka berbuat seperti itu.

Hanya mencoba saling mengingatkan dan merenungkan, apakah yang di lakukan ini lebih banyak manfaat apa mudharatnya? Apakah ini baik menurut Allah apa ga?

Saya ga punya pertimbangan lain selain agama, karena dasar atau pegangan hidup saya, ya agama.

Semoga tidak ada kecurangan, semoga tidak ada fitnah, semoga tidak ada saling tuduh. Semoga yang ada hanya kebaikan, saling jujur, saling menghargai dan saling mencintai karena Allah.

Saya mencintai indonesia ini seperti saya mencintai kebaikan-kebaikan. Mari kita mulai dari kita dulu, satu langkah kecil untuk kebaikan sangat berarti untuk Indonesia tercinta.

Jangan terlalu menyanjung manusia. Jika memuji, pujilah Allah yang telah menutup aib dan dosa, karena sejatinya manusia itu tempatnya dosa dan khilaf.
Barakallah fiikum

*Jangan suka berbohong....

Apa itu bohong? Kita semua tentu tahu definisinya. Anak kecil saja tahu.

Apakah kita suka berbohong? Nah, yang ini lebih rumit menjawabnya. Rata-rata kita semua enggan disebut sebagai pembohong, tanpa menyadari, boleh jadi, kita sudah masuk kategori tersebut. Oh ya? Yeap, di tengah hiruk-pikuk media sosial hari ini, jangan2 kita sudah masuk kategori itu.

Ada sebuah hadist yang menarik sekali direnungkan: "Cukuplah seseorang (dianggap) berbohong apabila dia menceritakan semua yang dia dengarkan." (HR Muslim No. 6).

Baca kalimat hadist itu sekali lagi. Camkan baik2, dan ingat: kalimat itu bukan karangan  Tere Liye, tapi keluar dari mulut Nabi, hadist yang kelasnya sahih.

Saat seseorang selalu menceritakan apa yang dia dengar, dikit2 dia share, dikit2 dia posting, semua dia bagikan, bahkan meskipun saat dia share dia kasih keterangan: 'entah benar atau nggak sih ini', maka jangan2 dia telah masuk kategori pendusta.

Ngapain sih kita harus bergegas share, posting, bicarakan hal2 yg kita dengar? Lebih naif lagi saat di share, dia tulis pula 'tolong dicek kebenarannya'. Dasar si tukang rusuh, kalau ente belum tahu kebenarannya, maka jangan dishare. Ini malah di share kemana2 duluan, terlanjur orang lain jadi ikut baca, dan kemudian share lagi. Ketahuilah, setiap kali sesuatu itu tiba di HP kita, maka ada dua pilihan di tangan kita. Berhenti di HP kita, atau kita teruskan ke orang lain.

Maka sesemangat apapun kita, seemosional apapun kita, jangan buru2 hajar share, buru2 bagikan. Bahkan kalaupun isinya sangat menyakinkan, foto2nya seperti asli, videonya seperti sempurna; belum tentu juga benar. Hari ini, ada video (misalnya), orang jatuh di parit, lantas digebukin, dikasih judul maling dipukuli; belum tentu fakta sebenarnya itu memang maling yg sedang dipukuli. Boleh jadi dialah pemilik toko yang kemalingan, jatuh diparit saat mengejar malingnya. Tidak semua video di youtube itu kebenaran. Tidak semua berita yg dishare di whatsapp itu kebenaran. Tidak semua. Bahkan sorry to say, saya mencoba men-scroll home facebook hari ini, saat bertemu share berita, video, foto, 90% isinya sampah. Sy mencoba mengunjungi website2 yg banyak penulisnya, duh, isinya penuh pendapat sepihak, subyektif, dan sangat politis.

Nah, kalaupun kita yakin sekali semuanya kebenaran, kita yakin sekali semuanya suci tak bernoda, maka ingatlah kata Nabi, cukuplah seseorang dianggap berbohong apabila dia menceritakan semua yang dia dengarkan. Ngapain pula harus kita ceritaka semua yang kita dengar? Ngapain pula kita harus share semua?

*Tere Liye

**biasanya sih banyak yg baper. sampai lupa, ini hadist nabi. nah buat yg baper, berhentilah kalian sibuk nge share semua hal.

Rabu, 22 Mei 2019

"Defisit Kreatifitas" #repost tulisan Tere Liye

Repost tulisan ini karena saya sukaaaa 😍 soalnya bikin semangat karena menulis jadi salah satu bagian terpenting dari sebuah kreatifitas. Ingat ya, literasi itu penting, menulis dan membaca ga akan mati oleh zaman.

Tapi bagi saya, suka menulis itu ga harus jadi penulis, tapi klo soal hoby baca itu harus, selain nambah ilmu biar kita bisa lihat sesuatu dalam hidup ini dengan banyak cara pandang dan ga kemakan hoax yang bertaburan setiap hari di kehidupan kita.

Apalagi ini zaman yang gadget sama pentingnya dengan makan, orang terbiasa menulis status, komen, dan nge vlog. Klo kita terbiasa membaca dan menulis dengan baik berdasarkan ilmu tentu hasilnya beda dan berkualitas ga seperti isi berita online zaman sekarang yang heboh di judul tapi zonk di isi. Mau koment juga hati hati dan bahasanya bukan seperti netizen yang maha benar. Atau lebih pedas dari cabe. Intinya itu sih. Ilmu. Mari jadi generasi milenial yang cerdas atau bagi yang generasi old, jangan sampai kelakuan sama dengan yang milenial setidaknya sedikit lebih cerdaslah biar bisa jadi contoh 😉.

Salam literasi kuy 😊

*Defisit Kreativitas

Di tengah hiruk-pikuk pilpres, klaim sana-sini, elit bermunculan di televisi, media, saling komen, berisik sekali, semoga masih ada yang mau melihat data terbaru tentang defisit neraca perdagangan Indonesia bulan April 2019.

Apa itu neraca dagang? Simpel. Berapa banyak yang kita jual (ekspor) dibandingkan yang kita beli (impor). Dalam hal ini perdagangan ke luar negeri. Menurut laporan BPS, April 2019, Indonesia ekspor 12,6 milyar dollar, sementara impornya 15,1 milyar dollar. Maka setelah dihitung selisihnya, itu berarti kita defisit sebesar 2,5 milyar dollar. Lebih banyak beli dibanding jual.

Angka ini tentu tidak sesederhana yang dilihat, harus ditelaah secara lebih detil, dibandingkan dengan periode sebelumnya, dilihat per jenis ekspor-impornya; tapi terlepas dari itu semua, angka 2,5 milyar dollar ini tidak main-main, itu setara 35 trilyun rupiah, dan merupakan rekot defisit paling parah sejak tahun 1945. Alias sejak Indonesia merdeka.

Kenapa jadi defisit? Kata salah-satu pejabat, hal ini disebabkan karena Ramadhan dan Lebaran, kita banyak impor. Kata pejabat lainnya, karena efek pemilu, jadi banyak keputusan bisnis tertunda. Kata pejabat lainnya, karena ekonomi dunia sedang ketat, ekonomi global melambat, harga komoditas menurun. Well, tentu banyak memang versi argumennya, bahkan ada yang bisa bilang: karena Son Go Ku dan Bezita masih berantem, atau juga karena geng Wowo dan geng Wiwi masih rebutan mainan. Guling2 di pasir. Bisa semua. Tapi pegang kata2 saya, tidak akan ada yang bilang: “karena salah saya yang tidak becus.” Tidak ada yang secara jantan mau bertanggung-jawab. Misalnya, saya Tere Liye sebagai penulis, saya seharusnya bisa ekspor buku ke luar negeri sebesar 2,6 milyar dollar, tentu jadi surplus tuh neraca. Bukan cuma translate buku ke negara2 lain, eh tidak laku. Nasib. Ini jelas karena Tere Liye tidak becus jadi penulis.

Eh baiklah, sebelum malah kemana2, mari kita langsung saja ke poin catatan ini. Bahwa poin dari catatan ini ada dua. Satu, saya sedang mengedukasi banyak orang tentang situasi terkini. Tidak semua orang ngeh dan tahu soal defisit neraca dagang. Karena cepat atau lambat, jika defisit ini terus membesar, si defisit ini akan menjalar kemana2. Termasuk bahkan urusan harga tempe dan tahu. Kedua, saya sedang menghimbau semua orang agar terlibat dalam memerangi defisit neraca dagang. Mbok ya mari kita pindahkan energi bertengkar menjadi energi poisitf. Mari semua memikirkan solusi, termasuk saya, sebagai penulis, juga mikir solusinya.

Sebab saya tengok itu data detil defisit, maka lihatlah, ekspor terbesar kita itu masih saja itu-itu melulu. Bahan bakar mineral, kelapa sawit, besi dan baja, karet, itu-itu saja. Sementara saya tengok itu film Avenger Endgame. Sialan (maaf), itu film ternyata sudah laku 2,5 milyar dollar (dari 20 hari rilisnya). Apes betul kita ini bro, sis. Kita sibuk ngedukin tanah, sibuk merusak hutan, orang lain cuma bikin film, cukup satu doang filmnya, dia langsung ngembat uang sebanyak itu. Catat: cukup satu film doang. Apalagi kalau dihitung banyak film.

Maka semoga kalian, anak-anak muda, memahami pesan tersembunyi dari catatan lebay dan receh ini--selain tentang pesan ‘tidak becus’-nya tadi. Masa depan itu bukan di ngerusak hutan, ngedukin tanah, masa depan itu di industri kreatif. Termasuk pak pejabat dan bu pejabat, semoga kalian juga mau melihatnya. Marilah kita berikan insentif yang sungguh2 kepada industri kreatif. Tidak hanya tol darat, tol laut dan tol langit yang dibutuhkan, industri kreatif juga butuh tol. Mau tahu mahkota industri kreatif? Adalah: menulis. Film, butuh skenario, butuh tulisan. Lagu, musik, butuh not, lirik, juga tulisan. Aplikasi, software, butuh program, yang juga tulisan. Puisi, sajak, buku, apalagi yang ini, semua tulisan. Kreatifitas membutuhkan keterampilan menulis. Keterampilan menulis membutuhkan kemampuan membaca. Itu semua adalah tentang literasi.

Lihatlah dunia berubah 10-20 tahun terakhir. Ini kesempatan yang brilian sekali. Siapapun yang mau terlibat dalam industri kreatif, masa depan cerah menanti kalian. Jika hari ini kitalah yang nonton Thanos, besok lusa orang lain yang nonton film buatan kita, lantas mereka sibuk dengan spoiler, teori, heboh menonton karya kita. Kalau hari ini kitalah yg sibuk ngutip2 serial televisi dalam pidato kita seolah itu keren sekali; maka semoga besok giliran orang lain lah yang menyebut2 sinetron kita dalam pidato kenegaraannya. Mereka mengutip dari Sinetron Tersanjung Season 100.

Begitulah. Menurut hemat tulisan receh dan unfaedah ini, sungguh tidak jaman lagi memakai rumus masa lalu dalam menghadapi perekonomian masa depan. Karena kuncinya sudah beda. Kurikulumnya sudah beda. UN-nya juga beda. Kita membutuhkan orang2 dengan visi cemerlang. Semoga, kita tidak hanya jadi penonton saja (sambil terus sibuk bertengkar).

@Tere Liye

Surat Asy-syuura ayat 19


Masya Allah, lagi ngaji di pagi hari sampai di ayat ini dan kemudian baca artinya, langsung meleleh, karena pas banget dengan suasana hati.

"Allah maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya, dia memberi rizki kepada siapa yang di kehendaki-Nya dan Dia-lah yang Maha kuat lagi Maha perkasa"

Baca kata lembut aja udah bikin saya kagum dan bergumam, Ya Allah, kata ini bagus banget, biasanya saya klo kagum sama orang yang halus perasaan dan baik, suka bilang, "lembut banget orang nya", bayangkan ini Allah dan Dia lembut kepada semua makhlukNya.

Penjelasan ayat ini dari tafsir Ibnu Katsir:

Allah memberitakan tentang kemahalembutan-Nya terhadap makhlukNya dalam memberikan rizki kepada mereka hingga akhir, di mana Dia tidak melupakan seorang pun diantara mereka, baik orang yang berbakti maupun  orang yang durhaka.
Seperti yang Allah sebutkan dalam surat Huud 6:
Dia memberi rizki kepada siapa yang di kehendakiNya, yaitu, Dia melapangkan (bagi) siapa saja yang dikehendakiNya.

Jujur kondisi hati saya ketika lagi tilawah sedang galau, banyak pikiran karena banyak kebutuhan dan kondisi yang sedang ada ujian, pas baca ayat ini langsung meleleh, Allah seperti sedang langsung menegur saya dengan mengatakan Allah maha lembut, dia akan memberi rezeki kepada siapa yang di kehendakiNya. Kenapa juga saya harus sedih, cukup tawakal dan berdoa agar Allah mencukupkan dan menyelesaikan segala urusan saya.

Astagfirullah, emang gini klo iman ga seberapa, apa apa di bawa galau 😢.
Ini semacam teguran dari Allah agar saya lebih bertakwa dan tawakal. Biidznillah...

"Jangan Ceritakan" #repost tulisan Tere Liye


Suka sama tulisan ini, bisa jadi tidak semua setuju dan sepaham dengan bang tere, bagi saya, its ok, untuk jadi bahan renungan dan pengingat, jarang ada yang bahas tema seperti ini dengan serius dan konsisten bertahun tahun 😊

Klo saya tetap suport segala sesuatu yang membawa kebaikan, walaupun rasanya perih dan sangat menyindir 😀

*Jangan ceritakan....

Kalian punya mobil mewah seharga 1 Miliar? Tahaaan dulu keinginan kalian posting pamer. Kalian punya rumah megah 10 Miliar? Ups, tahaan dulu nafsu pamernya. Punya baju baru, lagi jalan2 di manalah, sebentar, tahan dulu heboh ingin lapor ke seluruh dunia.

Karena ketahuilah, dulu, ada seorang anak muda, dia bermimpi menjadi orang hebat sekali (bukan cuma punya mobil mewah, rumah megah, jalan2 kemanalah), tapi dia justeru disuruh diam saja.

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”  Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (Al Qur’an Surah Yusuf Ayat 4-5)

Lihat potongan kalimat di atas. Itu bukan karangan Tere Liye, itu adalah kalimat Tuhan di kitab suci. Bahwa, dulu pernah ada anak muda, namanya Yusuf, dia bermimpi sebelas bintang, matahari dan bulan sujud padanya. Wah, kalau kita yang mimpi begitu, mungkin sudah heboh sekali cerita kemana2, ke keluarga, ke teman, bahkan ke seluruh galaksi Bima Sakti. Tapi apa kata Ayahnya, tutup mulutmu. Jangan ceritakan. Padahal itu Yusuf loh, yg sejak kecil dididik langsung oleh ayahnya Nabi Yakub, pasti hatinya bersih, niatnya pasti mulia kalau dia cerita. Yusuf tetap dilarang cerita oleh Ayahnya.

Maka, tidakkah kita mengambil sebuah hikmah luar biasa dari cerita nyata ini?

Ketahuilah, orang2 yang suka pamer, juga yang selalu bilang ‘saya sih bukan pamer, saya lagi menginspirasi,’ ‘saya lagi berbagi, bukan pamer’, kalian boleh jadi lupa sebuah fakta: sungguh setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Kalian lupa kita hidup di dunia ini bukan hanya sendirian. Tidak semua orang sesuci, semulia, dan sehebat kita, yang bisa mengiris secara sempurna, membedakan pamer dengan berbagi dan menginspirasi. Di luar sana, ada manusia lain, dan juga setan. Well, baiklah, kita memang hebat sekali mengelola niat, yakin sejuta persen tidak ada riya, pamer, sombong saat posting hal2 hebat dalam hidup kita, niat kita jauh lebih suci dan hebat dibanding Yusuf, tapi ketahuilah, ada orang lain, ada setan.

Tapi, tapi, tapi kan itu bukan urusan saya. Salah mereka dong yang ngiri, sirik. Toh ini harta2 saya, toh saya memang cantique, memang ganteng, toh ini uang saya sendiri bisa jalan2 ke Mars, dll. Itu benar, sama benarnya dengan ketika Yusuf dijanjikan besok lusa akan membuat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya. Itu hak Yusuf, dia sudah ditakdirkan jadi sehebat itu. Tapi apa kata ayahnya: tutup mulutmu, jangan cerita.

Media sosial ini memang menggoda sekali untuk posting. Dikit2 posting. Iseng, posting. Tidak ada kerjaan, posting. Wajah close up kita tak terhitung berapa kali diposting. Anak2 kita, keluarga kita, tak terhitung berapa kali diposting. Perjalanan kita. Prestasi kita. Hal2 hebat kita, diposting semua. Tentu saja boleh sesekali, namanya juga manusiawi. Tapi pahamilah, setan berkeliaran. Jangan sampai, karena hobi posting beginian, kita telah lupa, apakah itu memang pantas diposting, atau hanya nafsu kita agar tetap eksis, diperhatikan, dipuji, dilike dan dikomen orang lain. Kita memang sedang berbagi, atau karena niat lain? Kita sedang menginspirasi atau sedang tak mau kalah? Kita lupa, semua sudah dianggap kebiasaan yang baik2 saja.

Semoga tidak begitu. Semoga masih ada yang mau memikirkannya. Selalu pikirkanlah minimal dua kali sebelum mengumumkan banyak hal di media sosial ini. Apakah ini penting sekali saya umumkan? Apakah ini mendesak sekali? Atau ini hanya agar orang lain bilang wow keren. Atau ini hanya agar orang lain tahu saya sedang ngapain, saya sedang hebat loh ini. Perjalanan wisata misalnya, jika kita memang mau menginspirasi orang lain biar berpetualang, lebih baik tuliskan tips dan trik cara kita bisa ke sana, posting foto2 kerennya tanpa perlu wajah close-up kita muncul. Coba lihat, liputan2 terbaik tentang perjalanan, di majalah2 travel terkemuka, sering nggak penulisnya ikutan selfie di foto? Jarang saya temukan. Pun saat kita sedang berprestasi sekali, jika kita ingin berbagi, cukup bagikan saja informasinya, tidak perlu sampai ditambah2i quote sebagai caption: “maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?”, Juga epic sekali saat melihat ada foto yang sedang pamer maksimal betapa cantiknya dia, betapa bagusnya baju dia, eh itu foto dikasih hastag: bajubarunemu, fotobarunemu, fotoisengdoang. Apanya yang iseng, itu foto jangan2 diambil minimal 20 kali, dihapus semua yang 19, baru yang 1 terakhir diposting. Kalau memang iseng, sungguh niat banget isengnya. Atau kita sudah benar2 lupa perbedaannya.

Saya tahu, membaca catatan ini membuat banyak orang tidak nyaman. Ada yang bahkan ‘benci otomatis’ dengan Tere Liye. ‘Benci maksimal’ dengan si lebay Tere Liye. Tapi kalian keliru kalau menyangka saya sedang nyinyir, julid ke kalian, catatan ini justeru sebagai upaya habis2an, agar saya ini selalu ingat tidak ikutan lebay pamer juga. Sekaligus agar sy bisa menunaikan kewajiban saling menasihati. Itu kewajiban semua orang, saling mengingatkan.

Maka, bacalah sekali lagi kalimat2 ini:

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”  Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” (Al Qur’an Surah Yusuf Ayat 4-5)

**Tere Liye

Rabu, 15 Mei 2019

7 Ramadhan

Sabtu dini hari ngetik pesan untuk di broadcast di group2 keluarga:

Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, telah berpulang ke rahmatullah Zwei Munichi (ochi) suami Resnawati Raflis (ires) hari minggu jam 00. 30 di Rscm
semoga rahimahullah husnul khotimah & keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran & pahala yg besar atas musibah ini.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Kalimat istirja', istighfar, hanya ini yang bisa terucap, walau dalam hati rasanya beratttt apalagi melihat kesedihan nires dan anak anak.

Inilah dunia, yang sifatnya sementara, inilah takdir suka atau tidak suka kita harus menerimanya. 

Awal ramadhan yang tak terlupakan, saatnya menata hati dengan lebih mendekat, mendekat, dan mendekat kepada Allah.

Bang oci orang baik, selama jadi ipar aku belum pernah diperlakukan dengan tidak baik selalu ramah, lempeng tapi lucu. Inilah takdir yang telah Allah tetapkan, saat ini mungkin kami masih menerka nerka hikmah apa yang akan kami peroleh, tapi yang pasti dan harus diyakini, Allah adalah sebaik sebaik perencana.

Rabu, 08 Mei 2019

Ramadhan 2019

Pengaturan manusia ibarat rumah pasir di tepi laut yang bisa demikian mudah runtuh tatkala ombak takdir Tuhan berlabuh
"Ibnu Athaillah"

Biasanya saya semangat menyambut Ramadhan mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari bersih-bersih rumah, bikin agenda Ramadhan sampai pemanasan ibadah di bulan syaban.

Tahun ini berbeda saya hampir tidak melakukan persiapan seperti biasanya kecuali pemanasan ibadah di bulan syaban yang tidak optimal.

Rasanya energi habis dan pikiran semua sudah tercurah untuk beberapa kejadian yang beruntun.

Alhamdulillah Alla Kulli Hall, di beri ujian sakit beberapa anggota keluarga. Mulai dari kakak ipar yang dari sebelum Ramadhan sudah sakit hingga hari ini masih belum sadar di hcu, mama yang mau operasi tulang dengan kondisi tulang yang retak disana sini yang membuat mama sangat kesakitan untuk bergerak sedikit saja, dan bapak mertua yang harus mendapat perhatian ekstra karena sudah lanjut usia.

Dada terasa nyesak. Tapi ingat lagi, pilihan hidup itu hanya ada 2, bersyukur atau bersabar. Nikmati saja dengan rasa keimanan.

Doa ini menjadi andalan selama menjalani hari hari yang sulit, badan boleh lemah tapi hati harus tetap kuat.

" Yaa hayyu yaa qayyuum, birohmatika astaghitsu ashlih lii sya'ni kullahu, wa laa takilni illa nafsi thorfata 'ain"

Wahai yang Maha Hidup dan Maha Terjaga, dengan Rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku, dan jangan Engkau limpahkan (semua urusan) terhadap diriku walaupun sekejap mata

Doa meminta kemudahan dan kebaikan segala urusan ini, menjadi andalan saya banget, serumit apa pun urusan hati akan tetap tenang.

Saya suka banget dengan kalimat "walaupun sekejap mata" Masya Allah sweet banget kalimat Allah.
Betapa Allah sayang dengan makhluknya, Dia menyuruh kita berdoa minta pertolongan agar Allah menyelesaikan urusan kita dan kita tidak disuruh untuk menanggungnya sendiri walaupun hanya sekedar sekejap mata. Bayangin sekejap mata itu gimana, cepat banget dan hanya sekilas.

Disini saya percaya dan tawakal bahwa manusia itu hamba yang lemah ga ada kemampuan untuk menyelesaikan urusan nya sendiri tanpa bantuan Allah.

Biarlah Allah yang menyelesaikan segala urusan. Biarlah takdir Allah yang bekerja, rencana dan ikhtiar saya hanya sebuah titik usaha, sebuah tanggung jawab saya sebagai manusia.

Saya ikut berurai air mata, melihat suami kk saya, seorang ayah yang kondisinya tidak sadar dan di samping tempat tidurnya ada istri dan 3 anaknya melihat dengan berurai air mata, yang kemudian putri kesayanganya berkata lirih, "ayah sembuh ya, besok kita jalan-jalan lagi"

Saya juga tiap malam susah memejamkan mata, ikut merasakan nyeri yang mama rasakan apalagi mama biasanya disini bersama saya terutama jika sakit, Qadarullah saat sakit sekarang mama ada di rumah kesayangannya. Insya Allah saya ridho jika ini cara Allah menguji kesabaran, keikhlasan dan tawakal hamba Nya.

Bicara tentang penyakit, banyak hal yang saya baru sadar ketika sering mendengar kajian dr Zaidul Akbar dan stalking ignya tentang Sehat ala Rasulullah.

Isi kajian tersebut meluruskan kembali cara pandang saya tentang, sehat, penyakit, kehidupan, obat, dan kembali kepada Al-qur'an.

"Jika kita sakit yang pertama kita lakukan adalah yakinlah bahwa itu takdir Allah, sesehat apapun kita pasti akan mati, gimanapun kita menjaga kesehatan pasti ada potensi penyakit, yang penting itu bagaimana kita mempersiapkan diri bertemu dengan Allah,  banyak bertobat mohon ampun kepada Allah jika selama ini kita telah menzalimi diri kita sendiri dan terakhir mintalah sama Allah obat yang mudah dan murah yang Allah ciptakan dari tanah".

"Konsep kesehatan dalam islam ada pada qalbu. Bagaimana menjaga qalbu? Seringlah menghisab diri dan menangis. Toksin kalbu itu adalah semua dosa sedangkan toksin tubuh itu bisa dari makanan, minuman, obat, vitamin, kosmetik dll".

"Kenapa sekarang banyak penyakit? Karena sekarang orang hidup untuk makan bukan untuk beribadah.
Makan itu bukan untuk kenyang, level teratas fungsi makan itu untuk menegakkan tulang sulbi agar bisa beribadah".

"Jangan menggantungkan sembuh kepada medis dan manusia tetap hanya kepada Allah kita berharap.
Al-qur'an adalah syifa (obat/penyembuh), kembalilah kepada Al-qur'an. Seperti perumpamaan obat jika kita minum obat dan kemudian tidak ada perubahan maka kita tambah dosisnya begitu juga dengan Al-quran, perbanyaklah membacanya, bagaimana bisa menjadi obat? Biarlah itu menjadi urusan Allah".

" Rasulullah bersabda " Barang siapa yang membaca Al-qur'an satu huruf saja, dia akan mendapatkan kebaikan dan kebaikan itu pahalanya 10, saya tidak mengatakan الم itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam itu satu huruf dan mim itu satu huruf"

"Janji Allah itu pasti, makin banyak Al-qur'an yang kita baca maka makin banyak kebaikan yang mengalir ke tubuh kita setidaknya semakin tenang dan bahagia qalbunya".

"Sakit itu adalah rahmat karena Allah sayang dengan kita, kita diajak lagi untuk mendekat kepada Allah. Banyak berdoa jangan banyak merenungi nasib tapi persiapkanlah pertemuan dengan Allah, jangan sampai sudah sakit tapi jauh dari Allah".

"Kita hidup sehat, minum madu, makan kurma, karena Allah perintahkan di dalam Al-qur'an, bukan hanya sekedar supaya sehat tapi agar kita bisa banyak melakukan ibadah-ibadah sunah, yang jadi masalah udah makan sehat, tapi sholat malam masih susah, baca Al-quran ga nambah-nambah (jleb banget dan saya merasa di cubit 😢)"

"Luruskan orientasi hidup, jika hidup hanya mencari dunia saja, kita akan diberi dunia, namun dengan kondisi selalu merasa kurang, makin di kejar makin terasa kurang. Jika hidup mencari akhirat maka dunia dan akhirat akan di berikan kepadamu, kita akan selalu merasa cukup dengan pemberian Allah tanpa merasa kekurangan".

Rasulullah bersabda :
"Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai beraikannya, dan menjadikan kefakiran ada di hadapannya, padahal ia tidak akan mendapatkan dunia kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuknya.
Dan barang siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menghimpun urusannya dan akan menjadikan kekayaan (rasa cukup) di hatinya dan dia akan melihat harta dunia itu dalam keadaan rendah"

Masya Allah lagi-lagi saya merasakan kalimat Allah yang sangat bagus "melihat harta dunia dalam keadaan rendah"
Jika rasa ini sudah tertanam di dada, berarti kita sudah selesai dengan diri kita.

Itulah sebagian kajian dr Zaidul yang begitu membekas di hati saya disamping resep sehatnya yang sebagian telah saya coba.

Tetap semangat mengisi Ramadhan dengan amal yang terbaik, mumpung masih di beri waktu di bulan istimewa perbanyak istigfar, perbanyak doa dan tawakal.

Biidznillah, semoga Allah mudahkan kita melakukan kebaikan, mudahkan meninggalkan keburukan, istiqomah sampai akhir ramadhan dan istiqomah sampai menutup mata.

Saatnya mengambil jalan sunyi di bulan ini, meninggalkan keriuhan sosmed yang tiada habisnya, dan waspada terhadap pencuri waktu.

Saatnya lebih mendekat kepada Allah dan mengetuk pintu langit, menumpahkan segala rasa yang ada, dan memohon ampun terhadap dosa yang tak terbilang.

Selasa, 23 April 2019

Pengalaman Hidup

Bener kata orang tua dulu, orang yang sudah banyak umurnya, pengalaman hidupnya juga banyak, sudah banyak makan asam garam, nasehatnya perlu di dengar.

Orang yang hidupnya lurus-lurus, di permudah segala urusan hidupnya,  sekolah anak lancar, menikah juga di permudah, bekerja gampang, dll.

Orang yang hidupnya banyak nakalnya, urusan keluarganya juga di buat banyak peningnya.

Itu semua dulu kata orang tua, sekarang saya menyaksikan sendiri melihat kehidupan orang-orang sekitar,  semua kata orang tua itu benar adanya.

Hikmahnya, jangan abaikan nasehat orang tua, menjalani hidup sesuai dengan koridor agama maka hidupmu akan dipermudah dan berkah

Kamis, 18 April 2019

Its real life...

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah berakhir sudah pemilu, dalam hati "asyikk suasana udah tenang nih" ntar bisa ngobrol asyik lagi di group sama teman teman, udah selesai bahas wowo dan wiwi nya 😊.

Eng ii eng, pas siang muncul donk hasil survei cepat pilpres, dan ternyata di menangkan oleh kubu 01 Jokowi-Maaruf. Malamnya munculnya pernyataan prabowo bahwa hasil real count di menangkan oleh mereka. Kebayangkan gimana ramenya lagi 😢.

Klo bagi saya sih, kecewa ada tapi ya mau gimana, kenyataanya seperti itu, khan ga semua yang kita mau dan harapkan bisa tercapai, itulah namanya hidup di dunia, klo semua yang kita mau dan disediakan itu nanti di surga 😊.

Banyak yang baper dan marah tapi di luar proses ini jujur atau tidak bagi saya ini sudah cukup, selesai.

Saya pernah mengalami sesuatu yang sangat perih dalam hidup ini, sesuatu yang membuat saya menangis berminggu minggu, sempat malas buat ibadah dan sampai pernah terucap, Allah why me...? (astaghfirullah).

Dari pengalaman tersebut saya belajar, perih dan kecewa sedalam apapun, ketika kita sudah melewatinya dan jiwa sudah tenang, satu persatu Allah perlihatkan hikmahnya dengan indah kepada saya. Saya hanya bisa menangis tersenyum dan merasa berdosa, Allah benar sebaik baik perencana, best of the best.

Jadi sekarang, apapun itu yang terjadi dalam hidup saya, rencana yang menguap, hasil yang tak berbuah, hati yang menangis, hanya bisa berucap Alhamdulillah Alla Kulli Hall, pasrah we sama skenario Allah, Allah sutradaranya, saya pelakunya, seorang hamba hanya bisa doa dan ikhtiar, just smile 😊 .

So...mari melanjutkan hidup seperti biasa, ada yang harus di persiapkan dengan baik, Ramadhan tiba.

Saya yakin jutaan orang yang kecewa itu, dalam sujud mereka, dalam doa mereka, dalam istigfar mereka, hati mereka yang semakin dekat kepada Allah, insya Allah akan mendatangkan kebaikan yang lebih banyak.

Saya mencintai Indonesia seperti saya mencintai kebaikan kebaikan. Apapun itu untuk kebaikan saya ikhlas, apapun itu jika Allah ridho saya patuh.

Jangan pernah tinggalkan doa meminta pemimpin yang adil, jujur dan amanah. Pemimpin itu cerminan umatnya, umatnya baik.maka baik juga pemimpinnya.

Jika sudah di tetapkan pemimpin yang sah, mari kita dukung, patuhi dan doakan. Selama perintahnya bukan untuk maksiat dan keburukan, patuhi saja.

Barakallah fiikum.

#narrativewriting

Selasa, 16 April 2019

17 April 2009

Pemilu tahun ini saya benar benar ga update berita politik sama sekali, ga pernah nonton debat, apa saja isu yang kekinian tentang paslon.

Saya eneg liat orang orang pada ribut, saya melihat ada beberapa orang udah terlalu berlebihan dalam menyanjung kandidatnya seakan akan calon mereka bersih tanpa cacat, padahal manusia itu banyaknya kurang. Saling menghina dan mencaci segala kekurangan, Astagfirullah sudah berapa hebat sih diri dan amal kita, sampai berani mengatakan ini dan itu tentang orang lain.

Saya bukannya ga peduli, saya tetap mempunyai pilihan siapa yang akan saya pilih tapi saya memilih diam. Saya senang dengan beberapa ulama yang sudah menyatakan keberpihakannya. Saya tinggal ikut kata mereka. Karena saya fakir ilmu tentang pemilu dan politik Indonesia saat ini. Saya dengar dan taat saja apa kata ulama, berharap keberkahan dari hasil ijtihad mereka.

Besok saatnya memilih, hasilnya serahkan apa kata Allah. Ucapkan doa dan selamat kepada yang menang, dukung dan doakan para pemimpin dan caleg tersebut. Kita kembali sibuk pada kehidupan kita, melakukan yang manfaat dan yang baik, mengejar tabungan akhirat kita, sampai Allah ridho dan kita husnul khatimah dalam kematian kita.

Jangan lupa ucapkan bismillah sebelum mencoblos dan tersenyum menyambut masa depan bangsa 😊

Sabtu, 13 April 2019

Narrative Writing Theraphy

Bismillahirrahmanirrahim...

Jangan takut dengan masalah
Masalah itu memperkaya rasa
Dan menulisnya seperti mengeja rasa

Jangan takut dengan rasa yang kita punya
Hati ini dalam genggaman pemilikNya
Dia yang berhak membolak balikan perasaan.
Banyak banyaklah berdoa agar hati ini teguh dalam keimanan

Istilah Narrative Writing Theraphy ini baru pertama kali saya dengar ketika membaca iklan pelatihan menulis di akun ig @adenit.

Setelah goggling dan baca penjelasannya saya merasa,  Masya Allah ternyata menulis bisa menjadi terapi mental.

Awalnya ragu mau ikut kelas ini , saya khan insya Allah ga ada depresi atau trauma, apa cocok ikut kelas ini karena terus terang saya tertarik dengan menulisnya aja. Akhirnya setelah mikir beberapa hari Allah takdirkan daftar juga beberapa jam sebelum pelatihan 😊.

Mba ade menjelaskan apa penting nya menulis karena menulis itu bukan semata mau jadi menulis tapi bisa menjadi cara untuk melepas pikiran pikiran yang menumpuk di kepala.

Kemudian ada sesi menghadirkan secara live mbak @louiandlove yang berada di norwey. Mbak ayu ini sedang menulis buku tentang bipolar yang di dampingi oleh mba ade sebagai mentor. Di sesi ini mata saya ikut berair ketika mba ayu menjelaskan penyakit bipolar yang telah menemaninya selama 10 tahun. Dia bercerita bagaimana ketika penyakit itu kambuh dan dia harus minum obat setiap hari seumur hidup. Selama menulis buku ini intensitas kambuh penyakitnya menjadi berkurang.

Saya suka menulis, selama ini tujuan saya menulis karena efek saya suka baca aja dan sebagai tempat untuk menyimpan kenangan. Ga pernah terpikirkan menulis bisa jadi sebuah terapi.

Disesi ke dua diisi oleh mbak Intan Savitri aka Izzatul Jannah. Saya langsung ingat bagaimana dulu zaman kuliah saya fans berat buku cerpen islami mbak intan ini, puluhan buku bo. Sekarang ketemu penulisnya langsung yang berprofesi sebagai dosen dan psikolog membuat pelatihan ini menjadi mantul.

Mbak intan menjelaskan teknik bagaimana cara menulis narasi sebagai terapi. Langkah awal, menulislah secara langsung spontan bebas tanpa mengedit segala emosi masa lalu hadirkan semua seolah olah kita sedang berada masa lalu tersebut.

Langkah kedua tulisan pertama itu kita tulis lagi tapi dengan kata ganti orang lain, beri tokoh nama orang lain dari cerita tersebut. Kemudian tulis hikmah dari kejadian tersebut.

Jika dari tulisan pertama kita sangat dekat dengan peristiwa tersebut pada tulisan ke dua kita sangat berjarak dengan peristiwa tersebut.

Dengan mengambil jarak dengan.peristiwa tersebut biasanya kita dapat melihat peristawa tersebut dengan lebih tenang dan jernih dan bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Mengambil hikmah ini yang menjadi kuncinya. Pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang.

Masya Allah seketika saya ingat kajian @drzaidulakbar yang mengatakan penyakit yang paling berat itu adalah pikiran berupa stress, marah, benci dll.

Seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

        أَلآ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْصَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُكُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (jantung).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Kelas ini juga mengharu baru ketika peserta ada yang mengalami trauma masa kecil. Saya berharap dan berdoa para perempuan, ibuk-ibuk senantiasa bahagia karena ibu yang bahagia itu menjadikan keluarganya bahagia.

Ga ada salahnya dengan bercerita ketika kita mengalami beban masalah tentu saja setelah curhat dengan Allah dan perhatikan adab dalam bercerita, pastikan orang tersebut pantas sebagai tempat kita bercerita kalau bisa keluarga terdekat dan yang kedua jangan buka aib kecuali pada orang yang pantas misalkan konsultasi ke dokter atau psikolog.

Happy happy ya semua, jangan sampai ada sress diantara kita (nunjuk diri sendiri)

Lelah itu biasa yang penting lillah
Lelah itu hanya siklus, lewati saja

SemangkA, semangat karena Allah 😊

Rabu, 20 Maret 2019

#Dialog Hati (2)

Sesi curhat dialog hati dimulai😊

Bismillah...
Mau cerita pengalaman aja trus rasanya kok kepikiran, dari pada terpendam mending di tulis aja, yukk ahhh.

Ketika kita udah lama ga hadir dalam suatu group begitu hadir lagi rasanya ohhh kok gini ya

Saya udah lama skip dari group profesi, hampir bertahun tahun ga hadir, padahal sempat yang dulu sangat aktif.

Banyak alasan waktu itu untuk tidak aktif lagi, jarak yang sudah jauh, aktif di kajian hingga jadi suster nya mama.

Ada perasaan ga enak juga karena sering di tanyain kemana aja, padahal ga kemana mana 😀.

Perasaan yang berbeda ini bukan karena faktor orang lain tapi karena diri sendiri. Ada beberapa hal yang baru saya pelajari trus baru saya amalkan jadi bubar ketika bertemu banyak orang atau melihat orang lain melakukan sesuatu yang bagi saya hal itu tidak sepantasnya.

Dalam hati duhhh kok jadi gini yaa...
Hhmm iman saya khan belum kuat saya takuttt banget klo sesuatu yang saya coba jaga selama ini jadi luntur 😢

Seharusnya ini ga jadi masalah klo saya tetap kuat atas prinsip saya. Nahh ini yang jadi masalahnya, saya suka kebawa arus, belum setegar karang, bukanya ikut mewarnai eh yang ada malah terwarnai.

Mungkin yang harus saya kuatkan sekarang, bagaimana cara membantengi diri agar tidak ikut terpengaruh, klo ini udah khatam baru deh saya bisa leluasa kesana kemari. Hhhmmm jadi ada tambahan peer lagi nih.

So... Begitulah tulisan dialog hati kali ini, tanya sendiri dan jawab sendiri hehe.

Hanya mengingatkan saya pribadi, jangan takut jadi orang baik, jangan takut tegas terhadap prinsip kebenaran yang bersumber Alqur'an dan Sunah. Ga ada alasan hanya sekedar, ga enak sama teman, yang ada ga enak dan malu sama Allah.
Dihari akhir ga akan di tanya berapa teman yang kita punya yang ada hanya apakah kita sudah bermanfaat buat orang lain.

Salam istiqomah dear 😊