Di akhir bulan Desember kesehatan mama lagi drop yang biasanya bisa jalan sendiri untuk ke kamar mandi sekarang jadi ga bisa. Kakinya susah di gerakkan. Badan juga lemes untuk duduk aja mama ga kuat.
Di rumah aku lagi berdua sama mama, mbak yang bantuin buat bantu mama ke kamar mandi belum datang, biasanya sore hari sekalian mandiin mama.
Habis dzuhur mama minta diantar ke kamar mandi katanya mau pup ga nyaman di pampers. Aku bilang sama mama, di rumah cuman ada aku ntar takut klo kenapa2 aku ga kuat angkat mama. Mama tetap ngotot katanya bisa, akhirnya kubawa juga ke kamar mandi. Setelah selesai pada saat mau keluar kamar mandi udah sampai di depan pintu kaki mama mulai kaku di jalankan sudah susah, aku coba untuk mengangkat tapi ga bisa, mama kurus tapi karena di tahan jadinya berat.
Aku berusaha mengangkat tapi mama tetap berpegangan di rolator sedangkan rolator jadi bergerak karena di pegang sedangkan kaki mama masih tertinggal.
Tanganku memeluk mama dari belakang untuk memastikan mama aman tapi karena rolator bergerak terus mama jadi keseret aku ga bisa angkat mama, akhirnya aku menjatuhkan diri dengan posisi mama diatas aku, secara posisi aku menganggap kondisi ini aman buat mama, tapi pasti tetap sakit karena menahan dan panik.
Ketika mama terduduk di lantai aku menangis, aku katakan "Khan ma udah dibilang bahaya, aku ga kuat angkat mama sendiri" aku nangis tersedu-sedu.
Aku nangis karena merasa gagal menjaga mama, selama ini aku mengurus mama all out berusaha mungkin jangan sampai jatuh karena mama punya masalah dengan tulang, dan sudah dua kali operasi.
Aku tlp mbak untuk segera datang, karena aku juga ga bisa angkat mama sendiri sambil menunggu mbak, aku bilang sama mama, jangan gini lagi ya. Mama bilang, maafin mama ya nak.
Aku tambah nangis mendengar mama minta maaf, aku jawab aku sayang sama mama aku takut mama kenapa-kenapa. Kata mama kita serahkan aja sama Allah, berdoa minta sama Allah supaya ga kenapa2.
Setelah mbak datang dan mama diangkat di tidurkan di kasur, di buatkan minum dan mama tertidur karena capek. Aku di kamar menangis lagi terisak-isak. Ini entah kejadian yang udah berapa kali mama ga mau dengar apa yang aku bilang. Padahal aku menyampaikan apa yang disampaikan oleh dokter, tapi mama tetap melakukannya akibatnya efeknya fatal buat mama.
Kejadian seperti ini membuat aku sedih. Memang mengurus lansia itu susah karena prilakunya seperti anak kecil kembali. Kadang disaat jiwaku kuat aku bisa menerima dan menganggap santai tapi disaat hati rapuh entah karena capek, kesal atau apa, aku jadi ngomel dan berakhir nangis.
Ya Allah pantesan birulwalidaian itu jalan pintas menuju surga, terutama mengurus orang tua di usia lanjut yang mereka sudah tidak bisa apa2.
Tapi tetap sesusah apapun aku ga mau nyerah, tetap sayang dan mau urus mama dalam keadaan apapun, biidznillah. Anggaplah ini cerita yang akan aku kenang, yang aku kenang mama tetap lembut hatinya, usianya kini 80, badannya sudah tidak berdaya lagi tidak seperti dulu dan ketika meminta maaf dengan suara sendu, "maafin mama ya nak"
Aku patah hati.
#30haribercerita