Ya Rabb langsung ingat bapak, ceritanya hampir mirip bagaimana ciri2 orang yang terkena dimensia trus bagaimana kebiasaan sang bapak yang terbawa sampai akhir hidupnya.
Klo aku di tanya apa kebiasaan bapak yang paling aku ingat walaupun dalam keadaan dimensia tapi tetap di lakukannya.
Nasehat. Ya bapak suka ngasih kata nasehat. Bukan nasehat yang berpanjang2 dan menggurui tapi nasehat kehidupan sehari hari terutama rumah tangga.
Bapak dari awal aku nikah saat akad mengatakan, pandai2 menjaga rumah tangga dan sampai akhir hayatnya tetap itu yang disampaikan.
Maaya Allah sepeduli itu bapak terhadap kehidupan anak mantunya.
Saat mengunjungi bapak dan ada saat kita hanya duduk berdua, sambil ngobrol bapak suka ngasih nasehat, bukan yang ceramah gitu, tapi lebih ke perhatian, nanya bagaimana perasaan aku disaat suami sedang sibuk, apa yang harus aku lakukan sebagai istri untuk mendampingi dan bagaimana cara menghadapi omongan orang luar yang suka bersliweran di kehidupan sehari hari.
Aku termasuk tipe yang ga peduli apa kata orang dan malas ikutan ngobrol tentang orang. Tapi bapak tau hidup dalam keluarga besar itu tidak lepas dari perhatian dan omongan orang lain.
Di perhatikan dan dinasehati aja aku sudah senang, apalagi bapak menyampaikannya khusus.
Memang di saat bapak sudah mengidap dimensia, ceritanya selalu diulang ulang dan itu semua tentang masa lalunya.
Aku tetap mendengar sambil menatap bapak dan berdoa, memohon Allah mudahkan uusan bapak di dunia dan husnul khatimah di akhir hayatnya.
Ahhh cerita tentang bapak memang tak akan pernah habis.
Hidup di dalam hati, berkelebat di memori