Kamis, 10 Desember 2009

Impianku Tentang Sebuah "Rumah"

Sewaktu kecil aku berkhayal
Ingin mempunyai rumah seperti rumah boneka mainanku
Setelah aku sekolah aku berkhayal lagi, rumahku kelak luas dan besar
Setelah aku remaja dan dewasa
Aku menginginkan rumah yang lengkap penghuninya, ada suami yang kucintai dan anak-anak yang lucu.
Setelah berumah tangga, aku hanya ingin sebuah rumah benar-benar milik sendiri, agar tidak mengontrak lagi, tidak perlu luas dan besar tetapi milik sendiri

Kini Alhamdulillah aku telah mempunyai rumah sendiri, telah mendekati angan-anganku
Aku ingin mengisinya dengan Baiti Jannati, rumah yang tidak hanya bagus fisiknya tapi juga isinya
Rumah yang didalamnya menjadi surga dunia, rumah yang penuh cinta dan yang selalu mendekatkan penghuninya dengan penciptaNya
Rumah yang menjadi madrasah bagi kami dan Insya Allah bagi anak kami kelak.

Aku ingin anakku kelak mendapat pendidikan yang pertama dari rumah, langsung dari orang tuanya, yang akan kelak membentuk karakternya
Tapi aku juga ingin, hunian ini tidak hanya bermanfaat bagi kami tapi juga untuk orang tua, saudara, teman, tetangga dan orang lain.

Ahhhh betapa indah sebuah konsep rumah yang kucita-citakan
Tapi ini semua berpulang kepada diriku, jika aku belum menjadi pribadi yang baik, istri sholeha, semua ini hanya mimpi

Mulai hari ini, detik ini, mulailah dari diri sendiri
Untuk suatu cita-cita dan perjuangan menjadi tiang rumah tangga yang kelak akan melahirkan orang-orang yang bertaqwa yang selalu berada dan berjuang di jalan Allah...Amien.
(milano des.08)

Rabu, 25 November 2009

Karmuka Surjaudaja, Tidak Ada Yang Tidak Bisa, by; Dahlan Iskan

Seorang Karmuka Surjaudaja, sepertinya mempunyai banyak nasib baik, setelah di vonis hanya bertahan 5 tahun lagi bertahan hidup akibat penyakit kanker hati yang diidapnya ternyata 17 tahun setelah vonis itu Karmuka masih bernafas.
Karmuka merupakan penerus yang diserahi tanggung jawab mengurus Bank NISP, kehidupanya yang dari awal sudah penuh dengan kesulitan karena kemiskinan orang tuanya dan kerap mendapat hinaan dan cacian, dapat diatasinya dengan keuletan, kerja keras dan kecerdasan.
Bank yang berkali-kali di hantam badai masalah pun dapat diatasinya, kuncinya adalah kejujuran, kerja keras dan rendah hati. Satu hal yang menarik bagaimana seorang karmaka mempersiapkan anak-anaknya sebagai generasi penerus, sangat membumi tidak dengan kemanjaan dan fasilitas.

Foot Note by Lena Maria

Putus asa dan rasanya tidak ingin hadir di dunia, andaikan kita terlahir dengan tidak mempunyai tangan dan kaki yang tidak sempurna. …..
Tapi tidak bagi orang tua lena, mereka tetap membawa pulang untuk mengurus anak mereka walaupun dokter menawarkan untuk dititipkan di rumah penampung bagi orang cacat. Keyakinan dan cinta membuat merek berhasil mendidik anak mereka lena menjadi orang yang dianggap warga kelas dunia dan tidak berguna menjadi seorang anak yang berprestasi, meraih medali emas di bidang renang, menjadi penyanyi dan mengerjakan yang biasa dilakukan orang sempurna, mencuci, menjahit, menggosok, bermain film dan bahkan membuat kue…..
Prinsip hidup lena yang tidak ingin meratapi nasib tapi ingin berbuat yang terbaik di sepanjang hidupnya membuat hidupnya penuh arti dan warna….