Kamis, 14 Januari 2010

Suatu malam...

Berhubung si uda pulang malam, jadinya cari2 kegiatan sambil nungguin, pilihan jatuh pada nonton dvd he he, pas liat judulnya sih biasa aja julia en julia, setelah nonton eh ternyata bagus juga maksudnya ada sisi manfaatnya yang bisa diambil, ceritanya sih tentang seorang chef yang bernama julia membuat buku masakan perancis untuk orang Amerika, awalnya julia ini ga pintar masak sama sekali, merebus telur pun ga bisa (haaa) tapi setelah kursus dengan segala rintanganya dia berhasil memasak, menulis resep masakan dan menerbitkan buku. Di lain cerita ada seorang gadis muda yang ingin melakukan sesuatu dalam hidupnya, kemudian dia terinspirasi untuk mencoba semua resep masakan dalam buku julia dan menuliskan pengalamanya itu dalam sebuah blog (hmmm gue banget, halah!), selanjutnya bisa ditebak happy ending, dia sukses mencoba resep masakan dan diliput oleh media.
Yang bikin aku tertarik, yah cerita dalam hal tulis menulis itu, ternyata (kayaknya lho) semua orang mengawalinya dengan bersusah payah, mencoba dan akhirnya terbiasa. Klo diriku dari dulu berniat banget untuk menterapi diriku dengan slogan "every day write", pada kenyataanya suseeeeh banget, ga setiap hari bisa nulis, yang pasti moment nulis itu pas lagi sedih (curang amat yah,) itulah manusia eh lia, pas lagi sedih aja banyak yang pengen dikeluarin, pas lagi seneng ngelayap deh ha ha ha. Kalau ditanya kenapa aku menerapkan harus menulis setiap hari, pertama karena aku ga pengen kehilangan moment sekecil apapun itu, setelah bertahun-tahun nanti aku masih bisa membaca apa saja yang telah aku lakukan, kedua mengambil trade marknya pak hernowo, mengikat makna, aku hobinya baca dan beli majalah, buku dan koran, kenapa juga ga ditulis apa yang telah aku baca tersebut sekalian untuk melatih mengungkapkan pikiran dan perasaan ;]
At least, seperti kata tere liye, tak ada obat manjur untuk bisa menulis kecuali, nulis, nulis dan nulis......

kemana semua ini akan bermuara

Ketika melihat ketidakadilan, kekacauan, tipuan, dan segala ketidak beresan dalam bangsa yang tercinta ini
Aku menjadi bertanya-tanya apa yang salah terhadap bangsa ini
Sudah seburuk itukah.....
entahlah biar waktu yang akan mengurai
kemana semua ini akan bermuara

(ketika lagi nonton tv acara pansus)

Kamis, 10 Desember 2009

Ketika Harus Memilih

Ada dua pilihan
Pilihan Pertama kuikut dengannya
Pilihan Kedua tempat pekerjaan yang kuinginkan
Kedua-duanya penting bagiku
Seperti hati dan jiwa
Tapi sekarang aku harus memilih

Sejujurnya kuinginkan "ia"
Karena impian, semangat dan cintaku ada padanya
Tapi aku juga punya keinginan dan harapan bagi eksistensi diriku yang ingin kuwujudkan

Tapi aku tetap harus memilih
Kuingin keputusan yang kuambil merupakan putusan sadar dari hati nuraniku
Kepada siapa lagi aku bertanya
karena yang selalu jujur adalah hati nuraniku
Sedangkan akal pikiranku
Sering dimasuki kepentingan yaitu nafsu dan ego

Besok ketika aku sudah membuat keputusan
Apapun akibatnya
Bismillahirrahmanirahim aku siap

Dan kuingin iapun tau
Aku tetap manusia biasa
Yang punya banyak kekurangan
Bahkan ketika harus memutuskan
Masa depan bersama
Aku masih tetap bimbang

Note: Lagi bingung waktu itu harus memilih kota tempat bertugas