Rabu, 22 Juni 2011

Haus akan bacaan

Hampir tiap hari ada aja alasanku untuk sekedar membeli tabloid atau majalah
Begitu pulang kerja turun dari bis ngeliat kios koran hasrat untuk mampir selalu menggoda
Kadang pikiranku berusaha untuk mengalihkannya tapi pikiran lain melintas "khan baru dapat uang dari klient boleh dong beri hadiah buat nyenangin diri sendiri"
Jika sudah seperti itu pasti langkah kakiku akan berakhir di kios koran
Beli majalah atau tabloid paling minim satu
Sedangkan buku woww rasanya seperti kantor aja tuh Gramedia saking rutinnya dikunjungi
Jika ada buku bagus dan sedang ga punya uang bela belain gimana caranya bisa beli buku gesek gesek deh iihhh*jangan ditiru* :)
Kadang terpikir juga gimana ya caranya ngurangin kebiasaan ini setidaknya perlu diatur lah
Kadang berhasil satu atau dua bulan tapi selebihnya lebih banyak ga berhasilnya :)
Mana si yayang bilang gini "ya udah ga apa apa kalau uang habis buat beli buku" nah loh semakin diatas angin lah akyu he he
Jika ada yang punya cara jitu buat bantu saya tolong yahhh :)
Eh iya buku bacaan bacaan itu aku habisin loh bacanya jika bagus malah berkali kali, ga mau rugi banget kesannya :P

Senin, 13 Juni 2011

Arti Bahagia

Jika dirimu tersenyum
Jika hatimu senang
Jika jiwamu tenang
Jika semangat mengalahkan sakitmu
Aku rela melakukan apapun juga jika bisa membuatmu bahagia sesuai dengan jalan NYA
Itulah arti bahagia bagiku

Tapi jika engkau sedih karena memikirkanku
Hilanglah segala semangatku
Tidak ada arti sukses dan bahagia yang kumiliki
Seberat apapun cobaan dan tantangan yang diberikan sang khalik padaku aku siap menghadapi nya tapi

Jangan ada kesedihan dan air mata karena memikirkanku
Sungguh aku tak kuat............
Cukup doakan saja diriku itu sudah lebih dari segalanya mom

Kamis, 09 Juni 2011

Apakah setiap orang memiliki tanda jika akan "pergi"?

Saya bercucuran air mata membaca buku "Hingga Detak Jantungku Berhenti" karya Nurul F Huda, apalagi ia baru saja beberapa pekan meninggal. Rasanya seperti membaca pesan dari Nurul bahwa ini lho karya terakhir saya, bagaimana ia menceritakan pengalaman seluruh hidupnya yang dulu ia simpan rapat-rapat semasa hidupnya dari masalah pengguna katup jantung buatan hingga masalah rumah tangga nya. Dan entah kenapa ia mau membuka semua perjalanan itu dalam sebuah buku.

Selang beberapa hari dari kepergian Nurul saya juga mendengar  berita duka ustadzah Yoyoh Yusroh berpulang karena kecelakaan, kemudian beberapa hari setelah itu di twitter anaknya menceritakan bagaimana sang ibu seperti sudah tau kepergiannya dan mempersiapkan segala halnya, seperti banyak mengingat dan menceritakan bagaimana mempersiapkan kematian, memesan snack pada hari pemakamannya padahal sama sekali tidak ada acara pada tanggal itu, sampai hasil foto yang tidak tampak beberapa hari sebelum kejadian, Subhanallah.

Kematian itu sangat dekat yang kita tidak tau kapan waktunya, manusia hanya bisa mempersiapkannya, saya selalu berdo'a meminta kepada Allah dimudahkan pada saat akhir nanti dan selalu dalam keadaan beriman dan mengingat Allah. Beberapa kejadian ini membuat saya semakin percaya manusia mempunyai "feeling" yang sangat dalam dalam kehidupannya.