Rabu, 14 Desember 2011

Berbeda itu Pelangi Saling Mengingatkan itu Kewajiban

Setiap hari kita menerima informasi dari berbagai macam sumber. Kadang tanpa kita sadari informasi itu memenuhi ruang kehidupan kita. Bisa jadi berita yang kita terima itu ada yang sifatnya negatif dan ada yang positif.  Saya sendiri sengaja mencari informasi yang membuat saya menambah pengetahuan, wawasan dan ilmu. Di twitter saya banyak menemukan ilmu dan wawasan apalagi setelah saya menemukan akun para guru (karena bagi saya mereka mempunyai ilmu yang banyak) seperti Jamill Azzaini, Yusuf Mansyur, Fauzil Adhim, Sallim Fillah, Kang Abik, Syarif Baraja dan banyak yang lain. Para guru-guru ini banyak melengkapi ilmu yang telah ada atau menambahkan dan mengoreksi. Bagi saya tidak masalah jika diantara para guru ini saling melengkapi dan mengoreksi, apalagi caranya sangat santun dan tidak menyudutkan. Dengan saling mengingatkan atau mengoreksi informasi yang kita terima lebih dalam lagi.

Salah satu topik yang dibahas adalah tentang sedekah, ingat sedekah tentu ingat ustad Yusuf Mansur, karena sering berbicara tentang sedekah. Banyak hal dijelaskan mengenai manfaat sedekah dan dampak dari sedekah seperti yang sering kita dengar selama ini. Sewaktu Fauzil Adhim dan Syarif Baraja berbicara tentang sedekah dengan koreksi nya saya sempat tercenung dan berpikir, akhirnya saya paham bahwa ada hal-hal yang harus di luruskan dalam ibadah dan niat kita. Berikut apa yang disampaikan Fauzil Adhim dan Syarif Baraja di time line twitter nya

" Tujuan sedekah adalah keridhoan Allah, bertambahnya harta adalah manfaatnya. 
Ada yang lebih penting dari jumlah sedekah yaitu apa yang menggerakan kita untuk sedekah. Sedekah yang sedikit tapi ikhlas untuk Allah karena takut siksanya lebih baik dari yang banyak tapi untuk dunia. 
Yang lebih penting lagi bagaimana caranya agar sedekah kita diterima oleh Allah, bukan bertanya kapan Allah membayar kita"
@Syarif Baraja

"Sedekah brutal adalah sedekah yang melampaui batas ketetapan sunah, terlebih jika penggeraknya bukan Ridha Allah. Tapi syahwat kepada dunia. 
Sombonglah mereka yang menyuruh bersedekah tapa peduli batasannya, Bagaimana engkau merasa mengikuti sunah padahal engkau menantang aturannya. 
Sebaik baik perkataan adalah kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah saw, ada batasan jumlah dalam bersedekah
Sungguh berhati-hatilah dengan ibadah dan amalan yang dimaksudkan untuk meraih dunia karena ini dapat menjatuhkan ke neraka QS Huud 11 :15-16"

@kupinang (Moh Fauzil Adhim)

Para mukmin itu tidak berani memastikan sedekahnya di balas Allah, mereka takut terhadap amal sendiri
@salimafillah

Saya banyak mengambil pelajaran dari ilmu tersebut, setidaknya saya kembali mengoreksi niat saya, karena segala sesuatu tergantung dari niat. Lebih nikmat rasanya jika mendekat kepada Allah bukan karena dunia, tapi ingin mencintai Allah karena ingin mendapat rahmat dan ridhonya, jika Allah sudah ridho terhadap manusia maka Allah akan memudahkan segalah urusannya. Aamiin

Ada hal lain lagi yang saya cermati pembahasan mengenai Law Of Attraction (LoA), pembicaraan mengenai LoA ini beberapa tahun lalu sangat ramai di bicarakan banyak yang setuju dengan hal tersebut begitu juga dengan saya. Pada waktu membeli buku tersebut saya percaya dengan apa yang dikatakan buku tersebut bahwa jika kita berpikir bisa maka kita akan bisa, pada saat itu yang ada di pikiran saya adalah dengan berpikir positif maka segala yang kita jalankan akan mudah. Para guru tersebut memberi koreksi terhadapan pemahaman yang salah dalam prinsip LoA ini.
Buku LoA karya Michael J Loser menyatakan bahwa LoA ini adalah hukum ketertarikan yaitu " Segala sesuatu yang saya pikirkan dengan segenap perhatian, energi dan konsentrasi pikiran baik hal yang positif maupun negatif, akan datang ke dalam kehidupan saya".

" Optimis bukan berarti bisa mengontrol Allah dengan pikiran,celaka mereka yang mengatakan bisa mengontrol Allah lewat pikiran. Allah lah sang pencipta yang menjadi kehendakNya pasti akan terjadi, bukan kehendak manusia. Percaya diri itu selama kita yakin tak ada yang tak mungkin, maka ketika kita yakin pasti berhasil, sebenarnya kita menempati posisi Allah, kita telah lancang kepada Allah"
@syarif baraja

"Fir'aun menuhankan dirinya dan merasa terganggu oleh Dien. Dan hari ini mungkin banyak yang menuhankan pikirannya dengan menyakini LoA. Mereka yakin bahwa kekuatan pikiran, imajinasi dan kehendak kuat yang menggerakkan semesta ini sehingga mewujud seperti apa yang diinginkan. Agaknya ada yang perlu kita koreksi tentang percaya diri, betapa dekatnya ia dengan kufur kepada Allah terutama saat ini "
@kupinang (Moh Fauzil Adhim)

Dari penjelasan diatas menurut saya benar bahwa segala sesuatu terjadi karena Allah, manusia hanya bisa berikhtiar, maka jangan mendewakan alam dan pikiran kita seolah-olah alam dan pikiran yang membuat segala sesuatu terjadi. Sedangkan the secret atau LoA mengajak kita percaya pada semesta bukan pada Allah.
Ilmu agama saya tidak banyak, saya lebih banyak belajar dari membaca buku-buku, kadang pikiran saya seperti spons menyerap semua yang di baca, maka disinilah pentingnya guru dan majelis untuk belajar agar bisa bertanya dan mendapat penjelasan apakah telah benar pemahaman yang telah kita baca. Kebenaran adalah milik Allah kesalahan adalah milik saya, tulisan ini sebagai sarana pembelajaran dan evaluasi bagi saya, semoga yang telah memberi ilmu mendapat amal kebaikan di sisi Allah, Aamiin.

Senin, 12 Desember 2011

Alam Punya Cara Tersendiri Untuk Berbagi Rasa

Lido Resort Sukabumi





   
Jika badan dan pikiran telah lelah
Dengan kehidupan dunia
Mari sejenak luangkan waktu

Untuk menikmati alam

Alam selalu punya cara tersendiri untuk berbagi rasa
Dengan memandang lukisan ciptaan Allah
Tiada kata selain takjub dan bahagia
Sungguh sempurna alam ciptaan Nya


 
Memandang alam yang indah manusia akan bahagia dan senang
Tetapi ketika ada bencana alam manusia akan bertanya mengapa?
Apakah alam marah? atau Tuhan yang marah?

Bagaimana jika alam yang bertanya dan berkata Apakah yang telah kamu perbuat untuk alam?
Sudahkah memeliharanya? menjaganya?

Aku takut untuk memikirkan jawabannya
Karena kami manusia terlalu serakah
Sibuk untuk mengambil manfaat
Tapi lalai untuk menjaganya





Alam itu bagaikan nafas kehidupan manusia
Jika ingin terus hidup dan bernafas
Cintai kehidupannya
Pelihara kelangsunganya
Jangan pernah ada kata sulit


Membuang sampah pada tempatnya pun
Menjadi hal yang berdampak besar
Jika kita liat bagaimana sampah yang menggunung
Pada saat banjir melanda kawasan kampung melayu Jakarta
Kita akan sadar makna dari slogan membuang sampah pada tempatnya




Rabu, 30 November 2011

Kalimat Yang Menggetarkan

Semenjak saya menyukai menjelajah dunia twitter, #kultwit atau kuliah twitter paling saya sukai. Namanya aja kuliah pasti yang menyampaikannya punya ilmu atau mengerti benar tentang yang disampaikannya. Saya mem-follow begitu banyak orang :)), jika ada yang rekomendasi seseorang itu bagus maka pasti saya follow, biasanya yang saya suka berkaitan dengan Wirausaha, Hukum, Kepenulisan, Perempuan, Kesehatan, Motivator dan Agama.

Saya belum lama ini menemukan akun ustad Faudzil Adhim (FA) @kupinang. Senengggg banget rasanya tiap hari bisa membaca kata-kata bermakna sang ustad. Dari zaman kuliah saya penggemar buku-buku beliau tersebut, terutama buku-buku tentang pernikahan seperti Indahnya Pernikahan Dini, Kupinang Dengan Hamdallah, Dunia Kata dan lain lain. Iya beneran dari kuliah saya sudah sibuk ngumpulin ilmu tentang pernikahan saya ikut seminar ustad FA dibulan Ramadhan mengenai konsep Keluarga Sakinah :)). Saat itu bukan karena saya mau nikah tapi saya pengen tau banyak tentang ilmu pernikahan.. Ilmu agama yang saya peroleh pada masa sekolah tidak banyak dan itu sangat kurang sekali,  saya baru menyadarinya ketika saya kuliah. Di Yogya saya menemukan banyak sekali orang pintar dan buku-buku yang bagus-bagus mudah diperoleh. Mulai disitulah saya sangat kecanduan membaca dan membeli hampir semua buku FA

Pagi itu saya membaca time line @kupinang
 
"Seorang mukmin menjadikan sholat, ibadah, hidup dan matinya hanya untuk Allah. Bukan ibadah untuk dunia, amal untuk kaya tahajjud untuk raih harta"

Saya sempat termenung cukup lama setelah membaca ini, karena terus terang saya pernah bahkan sering melakukan dengan niat seperti apa yang dikatakan FA, sewaktu saya masih memikirkan makna dari kalimat ini saya baca kalimat yang lain yang masih berkaitan dengan tulisan FA tersebut

"Jika kusebut nabi Sulaiman as bukan kaya dan kekuasaan yang menjadi anjuran tetapi bagaimana berjuang meraih takwa"

"Jika kusebut nabi Ayyub as, bukan berarti seruan untuk bercita-cita jadi penyakitan. Tetapi pelajaran tentang sabar dan merawat iman"

"Jika kusebut nabi Yusuf as, bukan tampan yang jadi impian. Tetapi tentang rasa takut kepada Allah yang melahirkan penjagaan diri"

Setelah itu dalam hati saya berkata jadi selama ini jika saya melakukan amal tertentu biar saya dapat rezeki banyak, saya sholat malam untuk tercapainya keinginan saya, berarti saya belum melakukan sesuatu itu karena Allah. Jujur saya sedih dan istigfar setelah itu, saya merasa betapa lemahnya iman saya, yang saya tuju bukan Allah tapi menuju Allah karena dunia. Yang bikin saya tambah sedih walaupun saya telah salah niat tapi saya merasa Allah sangat sayang kepada saya, keinginan dan harapan saya banyak yang dipenuhiNya, walaupun ada juga harapan saya yang belum terkabul tapi saya merasa begitu banyak di beri kemudahan oleh Allah. Ya Allah maafkan saya :((

Pada saat saya ngobrol dengan suami untuk meminta tanggapannya, dia mengatakan " itu benar jangan menjadikan amal karena ingin bertransaksi dengan Allah, lakukan sesuatu itu dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah, jika kemudian Allah memberikan sesuatu kepada kita itu karena ketetapanNya dan jika Allah tidak memberikan sesuatu maka itu hak Allah karena Allah pasti telah memberikan yang terbaik buat hambanya".

Saya sadar ilmu saya yang sedikit dan masih harus banyak belajar, ini hanya perenungan saya yang kemudian saya tulis agar tidak hilang begitu saja. Diluar sana pasti banyak yang lebih tau mengenai hal ini, semoga ini menjadi jalan dan mengingatkan saya agar semakin banyak belajar dan berpikir.
Semoga Allah menuntun saya kepada jalan kebenaran, mengingatkan saya apabila saya salah dan membuka hati dan pikiran saya terhadap ilmu dan kebenaran. Aamiin.