Selasa, 21 Februari 2012

Ikhlas Dalam Bersedekah


Saya pernah tersentak saat membaca sebuah buku yang penulisnya seorang motivator dia mengatakan "tidak masalah ikhlas atau tidak kita dalam bersedekah karena berapapun sedekah anda pasti dibalas dan dilipatgandakan olehNya".
Yang membuat saya terdiam dan berpikir bukankah selama ini saya diajarkan dan membaca bahwa jika kita beramal atau sedekah itu harus ikhlas. Tapi tulisan tersebut masih disambung dengan penjelasan "Yang saya maksudkan disini adalah balasan jangka pendek (dunia). Tentu saja, dengan ikhlas dan iman kita akan beroleh nilai tambah, berupa balasan jangka panjang (akhirat) yaitu ridha, pahala dan surga dari-Nya".

Dalam kebingungan saya, Alhamdulillah kemudian saya banyak memperoleh penjelasan tentang ikhlas dan sedekah lewat twitter oleh beberapa ustad seperti yang pernah saya tulis juga di blog ini,  uraian ustad Fauzil Adhim yang saya tulis dibawah ini untuk melengkapi sebelumnya, semoga kita khususnya saya bisa mengambil hikmah dan manfaatnya. Aamiin.

  • "Kesuksesan itu sabar bekalnya, syukur penyuburnya dan ikhlas penjaganya"

  • "Selain harus ikhlas, beramal juga harus benar, yakni sesuai dengan tuntutan agama ini dengan pijakan nash yang shahih bukan mencomot dari luar"
  •  "Bukan amal yang melahirkan ikhlas tapi ikhlas yang melahirkan amal. Berdusta orang yang beralasan menunggu ikhlas kalau ia tidak beramal"
  • "Ingat kembali dua ayat terakhir fatihah di setiap shalatmu! Bagaimana engkau katakan islami jika ia merendahkan keikhlasan dan bertentangan dengan nash"

  •  "Apakah yang paling berat bagi nafsu manusia? "Suhail menjawab" Ikhlas. sebab nafsu tidak pernah memiliki bagian dari ikhlas"

  •  " Mengkhawatiri hilangnya ikhlas bukanlah dengan meninggalkan amal, tetapi dengan berjuang SECARA SENGAJA untuk membaguskan niat"

  •  " Sesungguhnya beda pendapat itu batasnya adalah nash, Jika nyata menentang nash maka ia bukanlah  beda pendapat tapi mendahulukan nafsu"

  •  "Jika kita sungguh-sungguh mengerjakan amal shalih, mengilmui dan memperbaiki niat, semoga Allah Ta'ala ampuni yang terlalaikan dalam niat itu"
  •   "Sesungguhnya Allah swt tidak melihat bentuk kamu dan harta kamu, tetapi dia melihat hati kamu dan amal kamu (HR Muslim)"

  •  "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla tidak menerima amal perbuatan kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wujud Allah"
  • "Yahya bin abi katsir berkata "Belajarlah niat karena niat lebih penting daripada amal"
  • "Jika tidak ada nash yang shahih dan tenang, maka tak ada kebolehan untuk melakukan sesuatu bentuk ibadah"
  • "Betapa banyak manusia mengadakan peribadatan/amalan sehingga mengesankan betapa sholih dia tapi tak ada satupun nash yang dapat menjadi pegangan"
  • " Sungguh berhati-hatilah dengan ibadah dan amalan yang dimaksudkan untuk meraih dunia karena ini dapat menjatuhkan ke neraka QS Huud 11:15-16"
  • " Ingatlah, tak setiap amal shalih Allah ta'ala ridhai. Maka perhatikan niatmu, jaga keikhlasanmu dan perhatikan apakah telah sesuai dengan tuntutan"


Tafsir Ibu Katsir dalam surat Al-Baqarah 272-274 juga menjelaskan "Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah"
'Atha' al-Khurasani mengatakan "Yakni, jika engkau memberikan sesuatu karena mencari keridhaan Allah, maka pahala amal itu bukan urusanmu". Maksudnya bahwa jika seseorang itu bersedekah dalam rangka mencari keridhaan Allah maka pahalanya terserah pada Allah, dan tidak ada masalah baginya, apakah sedekah itu diterima oleh orang yang baik atau orang jahat, orang yang berhak menerima maupun orang yang tidak berhak menerima. Orang yang bersedekah ini tetap mendapatkan pahala atas niatnya"



Minggu, 12 Februari 2012

UMMI AMINAH by Asma Nadia

Novel ini bercerita tentang Ummi Aminah seorang ustadzah terkenal yang sering memberi pengajian dimana-mana. Ummi Aminah mempunyai 7 orang anak, dua anak dari suaminya yang terdahulu yang telah pergi meninggalkannya karena terpikat dengan perempuan cantik pada saat anak mereka masih kecil dan membutuhkan kasih sayang. Kemudian Ummi Aminah menikah lagi dengan abah laki-laki soleh yang selalu mendukung kegiatan dakwah Ummi Aminah. Setiap orang mempunyai masalah begitu juga dengan anak Ummi yang 7 orang. Bukankah wajar setiap orang punya masalah walaupun mereka anak seorang ustadzah yang sangat mengerti agama.
Novel ini menyampaikan pesan bahwa tak ada manusia yang sempurna. Bagaimanapun seorang anak berbuat salah bagi seorang ibu seorang anak tetaplah anak, hanya kasih sayang, mendoakan dan nasehat yang bisa dilakukan, seberat apapun kesalahan tersebut. Zidan anak ummi, seorang laki-laki tapi penampilan dan kelakuannya seperti perempuan. Walaupun menyimpang Ummi tidak mengusirnya hanya selalu memberi nasehat dengan kasih sayang, beda dengan abah yang menyatakan sikap bermusuhan kepada zidan. Zubaidah anak ummi yang satu ini jika berhadapan dengan lawan jenis yang cakep sifatnya bisa sangat agresif dan jadi memalukan. Zarika anak perempuan ummi yang paling cantik dan sudah sepantasnya menikah sering kali dipertemukan dengan pria yang tidak sesuai dengan menantu idaman abah dan ummi. 
Tidak ada masalah yang harus disalahkan yang harus di cari adalah solusi dan tidak mungkin pula masalah itu tidak menimpa orang yang mempunyai pemahaman agama yang bagus yang terpenting mencari jalan keluar dengan jalan agama dan tetap memohon dan berdo'a kepada Allah. Ketika Zarika terlibat kisah asmara dengan suami orang ummi menganggap itu adalah masalah yang terberat baginya karena ummi dulu pernah mengalaminya, umi tidak menginginkan anaknya menikah dengan laki-laki yang berstatus suami orang. Kalimat ummi kepada Zarika mengenai hubungannya dengan pria yang telah beristri sangat tegas "Memintanya untuk tidak meninggalkan istri, tidak membuat kamu menjadi lebih baik, Rika. Kamu sudah memalingkan wajah seorang suami dari istrinya, seharusnya lelaki itu kamu nasehati, luruskan. Bukan mengambil kesempatan untuk bersama-sama membangun dosa".
Umar anak yang paling tertua mempunyai masalah dengan istrinya yang tidak sayang pada keluarga suaminya, Aisyah anak ummi yang kedua rumah tangganya bahagia walaupun hidup sederhana, anak laki-laki umi yang lain Zainal dipusingkan dengan belum dapat pekerjaan yang tetap selama ini Zainal bekerja untuk ummi dengan mengantar ketempat pengajian. Masalah muncul pada saat Zainal berusaha menambah pendapatan dengan berjualan sepatu tapi sayang ia ditipu dan sempat kena masalah narkoba.
 Bagi saya pribadi rasanya ga fair jika dia seorang ustad atau ustadzah maka keluarganya harus selalu keliatan baik dan tidak ada masalah. Masyarakat pun tidak berhak menghakiminya. Bukankah semakin kuat iman seseorang itu ia akan semakin diberi cobaan yang kuat pula oleh Allah. Mari kita memandang adil kepada seseorang walaupun saat ini infotaimeint senang mencari berita para tokoh terkenal yang berkenaan dengan aib. Paling gampang mengukur perasaan seseorang yang akan kita bicarakan itu, dengan bertanya bagaimana jika yang kita bicarakan itu aib kita sendiri, keluarga, teman atau orang-orang yang kita cintai.
Buat kita yang masih mempunyai ummi atau ibu bahagiakanlah ummi kita selagi ada karena ridha ummi, ridhanya Allah.

Senin, 06 Februari 2012

Ketika Kasmaran Lagi

Akankah abadi
 Cinta yang telah terikat oleh tali suci
Jika tak kau jaga sepenuh hati
(Asma Nadia)


Di group blackberry lagi ramai cerita ttm (teman tapi mesra), wuihhh serem ahh buat yang udah nikah karena udah jelas ttm itu lawan jenis bukan antimo obat anti mabuk *gaknyambung.com* :)). Sebenarnya ga ada yang salah kita punya teman pria atau ketemu lagi teman dekat semasa sekolah pada saat reuni. Yang jadi masalah menjadi dekat lagi ketika status tak lagi sendiri. Pada awalnya hanya ber-say hello biasa dan curhat-curhat biasa tidak ada niat untuk semakin jauh, tapi namanya manusia yang banyak lupa dan khilaf, tanpa disadari awalnya biasa akhirnya menjadi luar biasa. Percakapan yang semakin intensif kepada teman lawan jenis di luar kepentingan pekerjaan atau hal penting lainnya cendrung menjadi panjang dan banyak bumbu, layaknya masakan ada bumbu penyedap, ada hiasan untuk penyajian agar lebih bagus intinya lebih banyak bermanis manis, dan siapa juga yang ga suka dan kecanduan yang manis-manis seperti coklat he he.
Perkembangan tekhnologi sangat berkembang pesat, pengguna smart phone tidak hanya para pekerja, ibu rumah tangga dan anak-anak pun banyak yang menggunakanya, pemandangan yang biasa jika handphone dan blackberry tidak pernah lepas dari genggaman. Jika kita mengalami situasi seperti ini lebih baik cepat keluar dan menjaga jarak, fokuskan perhatian hanya untuk keluarga. Bukankah kita mempunyai banyak impian dalam keluarga, dari pada menghancurkannya lebih baik mewujudkan impian yang telah di bangun bersama. Hhmmm bagi saya banyak yang harus di pikirkan dan dilakukan bersama keluarga, bukankah menjaga keutuhan keluarga adalah ibadah. Lebih banyak mendekat dan bersandar kepada Allah adalah solusi yang paling jitu, siapa lagi yang bisa dengan mudah membolak balik hati kita jika bukan Allah sang pencipta.