Rabu, 20 Februari 2013

Day 1 : Perjalanan Cinta Menuju RumahMu 9 Februari 2013

Labbaika Allahumma labbaik
 Labbaika la syarika laka labbaik
Inna al-hamda wa anni'mata laka wa al-mulk
La syarika laka

Aku penuhi panggilanMu Ya Allah
Aku penuhi panggilanMu
Tiada sekutu bagiMu
Aku penuhi panggilanMu
Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milikMu dan tidak ada sekutu bagiMu

Akhirnya saat yang ditunggu datang juga, Alhamdulillah impian ini akhirnya bisa terlaksana. Persiapan menjadi tamu Allah ini rasanya bikin hati deg-degan antara ga sabar dan khawatir, khawatir apakah pelaksanaanya bisa lancar dan sehat maklumlah ini umroh saya pertama kali. Setelah baca-baca buku tentang Umroh dan mengikuti manasik, hati semakin tenang. Pasrahkan semuanya kepada Allah serta niat hanya untuk meraih Ridho Allah.


Id Card

Jam 8 udah siap di bandara soeta, karena 3 jam sebelum keberangkatan diharapkan jamaah kumpul karena ada pembekalan dari travel agent. Setelah koper dikumpul dan diberi nomor sesuai nomor anggota, jamaah berkumpul di hotel transit untuk sarapan pagi, pembagian paspor, id card, gelang identitas dan tiket serta penjelasan pemberangkatan secara tekhnis.
Setiap jamaah diberi buku kegiatan harian yang isinya Jadwal penerbangan, nama tour leader, nama mutawif serta nomor hp nya, nama para jamaah, daftar nama jamaah di bis serta nomor koper.

Jam 11 lebih siap-siap boarding. Ruang tunggu ramai oleh jamaah umroh dengan seragam yang berwarna warni  ramainya seperti naik haji. Pesawat Garuda ini bisa mengangkut 300 lebih jamaah yang  rata-rata tujuannya pergi umroh. Eh iya pesawat Garuda ini besar dan bertingkat lho (saya baru tau ada pesawat bertingkat kiraian bis aja yang bertingkat haha ndeso).

 GA 980

Pemandangan Selama Perjalanan 


Perjalanan fisik ini ditempuh cukup panjang lebih kurang 9 jam lamanya, perbedaaan waktu antara Jakarta dan Jeddah 4 jam. 9 jam perjalanan di siang hari terasa lebih lama karena mata ga bisa diajak tidur beda kalau perjalanan malam hari. 
Pegel duduk trus berdiri, duduk lagi trus berdiri lagi, kalau udah capek trus makan hihi. Alhamdulillah pelayanan Garuda cukup memuaskan dengan diberikannya makanan berulang-ulang :D.

Sekitar jam 18.00 nyampai di Bandara King Abdul Aziz Jeddah di terminal kedatangan haji bukan di bandara Internationalnya. Selanjutnya menunggu pemeriksaan imigrasi, karena waktunya sholat magrib loket juga di tutup. Setelah pemeriksaan imigrasi yang cukup antri, masih menunggu bis yang akan membawa ke Madinah. Dari info yang ada terminal kedatangan haji Jeddah ini cukup ketat, orang yang bukan penumpang atau yang berkepentingan tidak bisa masuk ke bandara. 


 Antri di Imigrasi

Sabar Menunggu Bus


Setelah menunggu setengah jam lebih akhirnya naik bis juga. sempat berhenti dulu ditengah jalan dan para mutawif yang bertugas baru bisa bergabung. Perjalanan Jeddah menuju Madinah memakan waktu sekitar 6 jam. Hhmm kebayang khan klo perjalanan ini butuh kesehatan yang oke (elus-elus pinggang).  Wajah lelah dan ngantuk dari jamaah sudah terlihat tapi semangat masih membara :))


Menuju Madinah


Selama perjalanan sempat berhenti untuk sholat dan ke toilet. Sudah jadi rahasia umum kalau toilet-toilet umum di Jeddah itu memprihatinkan, deuhhh benar-benar ga kuat deh padahal ini negara kaya tapi toiletnya ga layak.  
Berhubung udah cape dan ngantuk banget, makan malam yang diberi di bis udah ga selera untuk di santap, pengenya tidurrr.  Mutawif pun membuka salam dengan membaca do'a perjalanan dan diakhiri do'a mau tidur hihi.

-Bersambung yaa-

Kamis, 31 Januari 2013

Arti Sebuah Teman

Ada sesuatu peristiwa yang membuat saya terdiam dan berpikir. Seberapa pengaruhnya teman dalam kehidupan kita. Bagi saya kalau hanya sekedar kenal sama seseorang tidak termasuk teman tapi hanya kenalan, teman itu kita sering berinteraksi, ngobrol dan berbagi.

Berteman disaat kita satu pemikiran, minat dan prinsip mungkin tidak ada masalah. Tapi ketika kita sudah beda prinsip terhadap sesuatu yang merupakan nilai yang kita jaga, disinilah muncul warna warni pertemanan.

Sampai sejauh mana kita bisa mengingatkan teman? Tergantung dari karakter teman itu sendiri. Jika karakternya keras tidak mau mendengar atau ngeyel, mungkin nasehat yang berkali-kali tidak akan masuk dalam pikirannya. Yang menjadi dilema jika kita nasehati dia marah tapi dengan tetap membiarkan kita juga salah, bukankan teman yang baik itu saling mengingatkan untuk kebaikan dan menasehati dalam keburukan.

Orang yang banyak ilmunya belum bisa disebut berilmu ketika ia belum bisa mengamalkan ilmunya. Dalam agama, orang yang melakukan sesuatu dosa tapi ia tidak tau maka ia tidak bersalah, beda dengan orang yang sudah tau tapi ia tetap melakukan dosa itu. Mungkin itu yang saya sebut "aneh". Tapi sekali lagi kita sadar sebagai manusia juga tidak luput dari kesalahan dan khilaf, bisa saja sesuatu yang kita tau dilarang tapi tetap kita lakukan karena nafsu, egois dan kesenangan.

Mendekatkan diri selalu kepada Allah adalah jalan agar kita tidak terlepas dari koridor, mencari lingkungan dan pergaulan yang baik juga mendukung jalan kita tetap pada kebaikan. Mengingat tujuan hidup dan hari akhir juga bisa menyentil hati ketika keluar jalur.

Saya lebih memilih teman yang marah dan sebel ketika diingatkan daripada teman yang tetap baik dan tetap bersenang-senang bersama tapi membiarkan dia di jalan yang salah, begitu juga sebaliknya, saya lebih suka diingatkan daripada tetap selalu di iyakan dalam setiap langkah. Mari kita berteman dan saling mencintai karena Allah.


Selasa, 22 Januari 2013

Memaknai Musibah Banjir

Bulan Januari ini minggu ke-3 rencana nya akan ada arisan keluarga di puncak. Yang terima arisan saya, jadi saya bertugas untuk menyiapkan makan siang. Persiapan dan perlengkapan untuk acara di puncak disiapkan lebih kurang sebulan. Mulai dari logistik, acara, transportasi dan sebagainya. 

Seminggu sebelum acara ketika semua persiapan sudah oke banjir melanda Jakarta dan beberapa anggota arisan terkena banjir, maka diputuskan untuk menunda acara. So.. jika Allah belum berkehendak maka acara yang sudah siap pun menjadi tertunda. Makanya jangan lupa ucapkan Insya Allah terhadap janji dan rencana *catatan buat diri sendiri :) *

Mungkin banyak juga yang mengalami seperti yang saya alami, apalagi kalau baca berita di koran kerugian akibat banjir ini bermilyar-milyar per hari. Yang rumahnya kebanjiran saja pasti banyak kegiatan yang terganggu. 

Ada hikmah dari setiap kejadian. Bencana yang menurut kita buruk, bisa jadi baik menurut Allah. Semakin menguatkan iman kita bahwa ada yang lebih kuasa yaitu Allah yang menciptakan dunia dan isinya. Musibah ini juga menegur kita tentang kepedulian terhadap alam dan semakin menguatkan solidaritas terhadap yang terkena bencana.

Selalu ada pesan spritual dalam setiap kejadian. Semoga kita tidak lupa untuk berdoa memohon perlindungan, dijauhi dari segala musibah dan meminta berkah terhadap apa yang kita laksanakan. Jika banjir ini membuat berkah dan bertambah rezeki yang kita dapat. Hanya Tuhan yang tau.

Ya Rabb berilah Ridha dan berkah terhadap apa yang kami lakukan dan arahkan setiap apa yang kami lakukan untuk kebaikan dan manfaat untuk dunia dan seisinya. Aamiin