Kamis, 05 Desember 2013

10 th Istana Cinta

Dulu di awal perkawinan, setiap saya mengingat momen tanggal pernikahan, saya dengan mudah mengucapkan dan menulis ucapan selamat dan puisi. Semakin kesini dengan bertambahnya usia perkawinan, begitu mengingat perjalanan rumah tangga ini, hati saya diliputi penuh haru dan rasa syukur sehingga kata-kata dan puisi yang biasa yang buat romantis dan mellow kini rasanya seperti tak kuasa untuk saya tulis.

Mengingat kebahagiaan dan apa yang telah dia lakukan terhadap saya, keluarga dan rumah tangga, membuat saya menetaskan air mata kebahagiaan.Saya telah terjatuh dalam perasaan yang dalam dan susah saya ungkapkan dengan kata-kata. Dengan menatapnya, mengurus segala keperluaannya, ada disaat dia memerlukan saya, menjadi penawar kesedihannya. Itu saja sudah bagaikan surga bagi saya. 
Tidak terpikirkan bagi saya untuk melukai dan membuatnya sedih, rasanya kebersamaan ini sudah menjadi pelengkap kebahagiaan.

Mungkin saya terlalu lebay, tapi benar inilah yang saya rasakan. Saya jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Orang yang mendidik saya dengan baik, menegur saya jika salah dan memberi kebahagian yang saya rindukan.

Dalam diam dan perenungan saya terucap lebih banyak doa dan istigfar. Ya Allah, hamba mohon berkahMu. Jika ada kesalahan, kelalaian kami dalam berumah tangga tolong tegur kami. Kami takut terlena dalam kesenangan. Karena kami tau begitu banyak pr yang harus kami selesaikan. Jika kami hanya memikirkan kebahagiaan ini untuk berdua saja dan untuk keluarga kami saja. Bagaimana kami bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Bukankah sebaik-baik manusia yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.

Beberapa bulan lalu saya mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Sampai saya kehilangan kecerian dan merasa hati jauh dari Allah. Hati saya rapuh tapi Alhamdulillah suami tanpa putus asa selalu mengingatkan saya waktu demi waktu. Saya yang biasanya terbuka mendengar nasehat waktu itu bagaikan terkunci telinga dan pikiran saya. Alhamdulillah waktu menjadi obat yang ampuh bagi kesedihan. Walaupun tidak seketika tapi proses demi proses.
Dari pengalaman susah dan senangnya kehidupan yang kami jalani bersama membuat kami lebih kuat. Ketika yang satu menangis yang satu menghapus air mata. Ketika yang satu merasa lemah yang satu memberi kekuatan dengan pelukan dan doa. Prinsip kami, saling bersinergi menuju kebaikan dan menegur ketika khilaf.

Semoga keberkahan dan ridho Allah menyertai setiap langkah kami dan kami selalu dikumpulkan dalam kebaikan dunia dan akhirat.

Kamis, 28 November 2013

Sea Walker di Tanjung Benoa Bali

Minggu lalu karena suami ada kerjaan di Bali kesempatan donk buat saya nyusul setelah selesai kerjaannya. Jadi deh kita liburan di Bali hihi seneng nyaaa.

Pas pertama datang saya nginap di daerah kuta selama 2 hari setelah itu pindah ke Nusa Dua. Pengen cari suasana lain dan lebih sepi. Nah dekat hotel ada watersport, maka agenda hari itu bermain air. Awalnya pengen nyobain diving tapi karena belum pernah sama sekali nyobain hati ini kok rada ciut ya haha takut udah nyemplung susah keluar. 

Si pemandu wisatanya pinter nih tau kita ga punya pengalaman, jadilah di tawarin sea walker. Katanya kalau ini aman, anak kecil 10 tahun aja bisa, dan ga harus bisa renang (sambil si mas bli itu liatin foto dan filmya). ihh rasanya kok cemen banget ya, kita khan bisa berenang hanya kurang nyali dan belum pengalaman buat diving hahaha. Tapi yo wes lah demi kemaslahatan bersama akhirnya kita putuskan untuk nyobain sea walker, yeahhh :) 

Ikannya bule makannya roti bukan pelet :)


Cantik-cantik penghuni laut ini

Prosesi untuk ikut sea walker ini biasa aja. awalnya kita ganti baju dengan baju yang udah disediakan setelah itu dengan perahu ditemani pemandu kita di bawa ke tengah laut tempat untuk sea walker. Sea walker ini fasilitas di dalam lautnya telah dipersiapkan dan mereka juga rawat sebaik mungkin, karena itu mereka bilang aman. Setelah sampai di tempat kita mulai deh turun dari perahu pakai tangga kemudian dipakaikan helm yang berat banget. Helm ini tempat oksigen agar kita bisa bernafas. Yang enaknya kita ga perlu pegang oksigen mereka yang pegang dari atas dan disalurkan melalui topi tersebut. Jadinya kita di dalam laut nafas seperti biasa.

Di dalam lautnya sih sekitar 30 sampai 45 menit. Rasa mual atau telinga ga enak sempat terasa, yah seperti layaknya naik pesawat karena adanya tekanan udara. tapi bisa diatasi dengan mudah cukup menelan ludah atau membuka mulut seperti menguap.

Perjalanan menuju tempat sea walker



Pengen bawa pulang ikannya


Walaupun kesannya gampang tapi kita menikmati pengalaman pertama bagaimana rasanya menyelam di dasar laut dan melihat ikan-ikan cantik. Setelah itu kita berjanji ga cemen lagi untuk cobain diving :)) Insya Allah.

Senin, 28 Oktober 2013

FIRA DAN HAFEZ by FIRA BASUKI




Sesungguhnya kenangan jauh lebih mahal dari lukisan. 
Dan kesenangan jauh lebih banyak dari uang
(FiraBasuki)

Saya pernah sedih saat kehilangan orang-orang tercinta dan saya juga pernah dalam suatu keadaan tidak ikhlas saat ada kejadian yang membuat saya terluka.
Tapi apa yang menimpa Fira rasanya sangat luar biasa yang belum tentu saya bisa sekuat dan setegar itu. Dari kisah buku ini saya banyak belajar tentang sabar dan ikhlas menerima takdir. Insya Allah ada banyak kebaikan dalam setiap ketetapaNYA.

Fira Basuki saya kenal pertama kali saat membaca karyanyanya mengenai biografi Wimar Witoelar "hell yeah!". Setelah itu saya follow twitter @FiraBasuki. Dari kicauannya saya baca tentang menulis dan kesehariaannya. Saat Fira kehilangan suaminya Hafez Agung Baskoro, masih dalam suasana penganten baru yang masih hitungan beberapa bulan dan sedang hamil muda. Ketika Fira menulis di twitter tentang kehilangan dan kesedihannya, saya ikut banjir airmata. Saya merasakan kesedihannya. Baru saja menikmati kebahagiaan setelah lama menjadi single parent kemudian menikah lagi dan langsung diberi hadiah kehamilan rasanya hidup sudah sempurna. Takdir Allah berkata lain, suami tersayang dipanggil oleh Sang Maha Pencipta, mendadak tanpa firasat apaun setelah beberapa jam mengobrol lewat telpon. Itulah takdir Illahi. Manusia berencana Allah yang jadi sutradaranya.

Sekarang Fira masih tetap dengan pekerjaanya sebagai pemred suatu majalah, masih tetap menulis dan si cantik Kiad Sastra Baskoro bertambah besar dan lucu. Waktu mengobati kesedihan.

Saya kutip salah satu bagian dari tulisan Fira

"Saat mengetik ini pukul 19.49 WIB, di kantor, sendirian di ruang redaksi. Saya mengingat Allah Yang Mahabaik. Rasanya hidup saya ini ajaib sekali. Ketika saya memulai hidup sebagai single parent. Saya hanya pulang membawa dua koper dari Singapura. Allah Mahabaik, memberi saya keluarga yang mendukung lahir-batin. Saya juga tidak lantas terlantar, bahkan dengan mudah mendapat pekerjaan. Selain bekerja dengan karir yang terus meningkat, saya juga di beri ide yang terus mengalir dan bergulir menjadi buku-buku yang terbit satu demi satu. Memoar yang saya ketik ini adalah karya ke-28, sejak jendela-jendela terbit Juli 2001. Saya juga dianugerahi kesehatan lahir dan batin. Raga dan jiwa. Sungguh tak terbayangkan bagaimana seandainya jiwa saya terguncang karena hafez meninggal, saya pikir saya bisa jadi gila. Tapi Allah menjaga saya. Allah juga yang menjaga kandungan saya, hingga saya bisa melahirkan Kiad dengan normal dan selamat. Kiad juga keajaiban tersendiri, bukan cuma beda 13 tahun dengan kakak-nya dan lahir dari rahim saya saat saya berumur 40 tahun. Tapi, Kiad adalah rezeki untuk saya dan keluarga serta bagian dari rencana masa depan Allah. Sungguh Tuhan Mahabaik."

Terbukti sudah tanpa keraguan lagi. Sesuai dengan janji Allah di dalam Al-Qur'an, Allah hanya memberi cobaan kepada orang yang kuat dengan cobaan tersebut dan disetiap kesulitan ada dua kemudahan. Allah Maha Besar.... nikmat yang mana lagi yang kita dustakan? Rencana Allah baik dan pasti.

Air mata saya menetes dan saya berdo'a semoga Allah terus menjaga keluarga Fira dalam lindunganNya, Aamiin.