Rabu, 07 Maret 2018

Menginsafi Kefanaan Dunia

Beberapa hari ini perasaan saya tidak menentu, bolak balik chat dalam keadaan emosi yang berbeda membuat saya menyadari betapa fananya dunia.

Saya bukan tipe orang yang bisa multitasking, saya paling ga bisa chat yang lama dengan beberapa orang sekaligus, yang ada sering salah kirim, bikin malu khan, begitu juga mengerjakan  pekerjaan rumah tangga seringnya salah satunya ada aja yang salah atau saya lupa.

Berapa hari yang lalu perasaan saya sedih dan senang, sedih karena teman saya suaminya meninggal dan satu sisi senang karena ada teman yang lain baru menikah. Satu hari dengan dua kabar yang berbeda membuat saya banyak merenung, saya ngebayangin teman saya yang kehilangan suaminya , baru beberapa hari yang lalu datang reuni, berbincang akrab, penuh gelak tawa sekarang harus mengalami kehilangan orang yang tercinta. Sedangkan teman yang satu beberapa bulan lalu ketemu saat di tanya sudah ada calon atau belum hanya bisa terdiam yang menyiratkan belum ada, dan hari itu ia berbahagia telah menemukan imamnya.

Sedih dan gembira adalah hal yang biasa kita rasakan hidup di dunia. Kadang kita sedih kadang kita juga gembira. Karena sebab itu pandai pandai lah kita mengatur perasaan kita jika saat gembira jangan lupa banyak bersyukur dan jangan terlalu gembira begitu juga saat sedih banyak sabar dan istighfar, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan. Dari sini saya makin menyadari inilah dunia cuman tempat mampir sebentar untuk merasakan kesedihan dan kegembiraan.

Ya Allah klo sudah begini hilang segala pengen macam macam saya terhadap dunia. Pengennya hidup hanya mengejar akhirat saja dan biarlah urusan dunia  yang mengikuti. Jalani apa yang telah Allah takdirkan dengan keimanan agar Allah ridho dan saya menjadi orang bertaqwa.

Biidznillah ya Rabb..

Minggu, 04 Maret 2018

Indahnya cerita Allah untukmu T...

Alhamdulillah kemaren senang banget dengar teman kuliah mengakhiri masa sendirinya, padahal waktu ketemu beberapa bulan lalu, belum ada rencana nikah karena belum ada jodoh walaupun niat pasti udah ada, karena usia dan kehidupan sudah matang .

Kenapa saya senang? Entahlah saya paling senang mendoakan secara diam diam buat teman yang belum nikah terutama teman dekat, karena saya tau lah bagaimana perasaan mereka sebagai perempuan apalagi umur sudah banyak. Daripada sering nanya kapan saya lebih sreg mendoakan mereka secara diam diam, kalau di tanya juga mereka pasti ga tau jawabannya karena hanya Allah yang tau jawabannya.

Alhamdulillah udah habis teman jombloku ;)

Dear T sayang, selamat ya barakallah semoga dimudahkan menjalani proses menjadi istri dan langsung menjadi mama abegeh anak 3, asyikkk pisan euy langsung banyak anak ;)). Penantian sekian lama akhirnya berbuah manis juga.

Dengan semua yang saya alami dan kehidupan orang lain di sekitar saya, semakin yakin dengan nasehat "jikalau engkau tau bagaimana Allah mengurus hidupmu pasti engkau akan menangis"

Dear T... banyak sabar, banyak cinta, banyak tebar kebaikan dan semakin dekat dengan Allah,  insya Allah sehidup sesurga . Aamiin...

Senin, 19 Februari 2018

Origin by Dan Brown

Terus terang baca buku ini karena  penasaran setelah diulas oleh ustad Salim Fillah . Soalnya sudah lama ga baca buku Dan Brown lagi setelah baca buku Da Vinci  Code dan  The Lost Symbol. Emang sengaja ngurangin baca novel apalagi ini novelnya tebel banget. Maklum setelah proses hijrah yang kemudian banyak belajar tentang ilmu agama dan baru tau tepatnya baru sadar ternyata oh ternyata yang saya tau tentang agama ini cuman dikit makanya prioritas baca-baca buku yang penting dan hafalan Al quran walaupun kadang masih tetap baca novel kalau udah kangennnn banget :)

Bicara tulisan Dan Brown pasti bicara banyak tentang cerita dan lokasi mengenai sejarah terutama tentang sejarah agama Kristen (ini yang bikin saya agak sedih kenapa novel tentang sejarah Islam sangat kurang, pengen nya sih ada yang sekelas Dan Brown gitu :) ).

Novel ini bercerita tentang seorang atheis yang futuristik. Saat baca buku ini kadang komentar saya muncul,  aneh aja, ada tokoh atheis, bercerita tentang sains yang mengalahkan agama , tapi terakhir hidupnya tetap berdoa dan menyatakan atas nama Tuhan.

Secara tema saya merasa biasa aja tapi secara alur cerita, deskripsi tempat, konflik hingga kejutan bagaimana akhir cerita seperti buku Brown yang lain emang keren bangettt. Buku dengan 507 halaman yang pas di baca dari halaman pertama bikin ga bisa berhenti dan penasaran , hanya karena saya ingat banyak kerjaan domestik aja saya taruh buku itu sejenak dan begitu kelar urusan dan kewajiban dengan cepat saya ambil lagi terusin baca sampai selesai :).

Satu hal lagi Dan Brown berhasil membuat saya baca sambil browsing karena lokasi cerita ini di Spanyol dan banyak bercerita tempat sejarah biar lebih memahami dan membuat film sendiri di kepala saya hihi sebentar-sebentar saya googling.

Buku ini banyak bercerita tentang tekhnologi , kecanggihan sebuah program komputer hingga berhasil membuat program manusia palsu yang bisa berbicara, mengolah data dan pintar dalam segala hal. Tapi pada akhirnya tekhnologi juga yang membinasakan sang penemu program.

Pada saat membaca ini saya reflek lagi ke diri saya dan kehidupan sekarang betapa kita begitu sangat dipermudah dan dimanjakan oleh tekhnologi, ibarat dunia dalam genggaman telapak tangan semua bisa kita lakukan dengan jari jemari kita, tapi ada sesuatu yang hilang yaitu perasaan kemanusiaan yang hanya bisa kita rasakan dengan hati dan kontak secara langsung dan personal bukan sekedar dunia maya.

Tokoh Edmond seorang atheis dalam novel ini  melalui tekhnologi dan sains  berusaha menjawab sebuah pertanyaan "dari mana kita berasal ? dan kemana kita akan pergi ? "

Tokoh Langdon menjelaskan "pertanyaan tentang Tuhan bergantung pada pemahaman akan perbedaan antara kode-kode dan pola-pola . Pola adalah rangkaian yang teratur dan dapat di bedakan. Pola muncul dimana-mana, di alam, benih spiral bunga matahari, riak melingkar di kolam ketika seekor ikan melompat dll. Sedangkan kode itu spesial, harus mengandung informasi. Kode harus lebih dari sekedar membentuk pola, kode harus menyampaikan data dan menyampaikan makna contoh, bahasa, musik simbol dll. Dan kode tidak muncul secara alami di dunia.
Bagaimana dengan DNA? Merupakan suatu kode genetis. Disitulah paradoksnya. Kode genetis jelas membawa data, instruksi spesifik untuk membentuk suatu organisme. Tapi kata Langdon sejak kecil aku punya perasaan bahwa ada kesadaran di balik alam semesta, seimbangan kosmos, aku tidak merasa seperti sedang mengamati sains yang dingin, rasanya aku sedang mengamati jejak-jejak yang hidup...bayangkan suatu kuasa yang lebih besar yang berada di luar pemahaman kita."

Nah eta, kalimat penutupannya itu merupakan jawaban, pada akhirnya ada kuasa yang merupakan di luar kuasa manusia. Sang Maha.

Duhh setelah nulis ini kenapa tiba-tiba saya jadi ingat cerita lama mengenai proses ivf saya.
Ga apa2 lah cerita dikit buat hikmah bagi saya. Pada waktu itu ada yang salah pada pikiran saya, pada saat ET (embrio transfer) selesai dilaksanakan saya sempat berpikiran, nah dua minggu lagi saya akan hamil, karena telah ada embrio yang telah dimasukan setelah melewati proses yang panjang, ternyata tekhnologi bikin gampang ya dan ternyata dalam perjalanan dua minggu itu saya tidak mematuhi prosedur istirahat karena qadarullah saat itu ada musibah pada mama kemudian saya melakukan perjalanan jauh, dan hasilnya bisa di tebak, tidak seperti yang di harapkan. Ternyata teknologi secanggih apapun jika Allah belum mengatakan yes maka hasilnya tetap no. Astagfirullah Alhamdulillah, di balik kesedihan saya mendapat pelajaran banyak setelah itu.

Ahh jadi berpanjang-panjang cerita, jadii kesimpulannya buku ini temanya bagus untuk di jadikan hikmah kehidupan dan dalam bidang kepenulisan bagus jadi referensi betapa Dan Brown piawai bikin orang betah untuk tetap membaca.

Selamat membaca...