Kamis, 05 November 2020

Cerita Tentang Mamak

Dari kemaren saya nulis cerita tentang bapak tadi pagi saya baru ngeh klo saya belum pernah menulis cerita tentang mamak.

Kebersamaan saya bersama mamak sebagai menantu lebih kurang 13 tahun lamanya. Dalam kurun waktu tersebut hubungan saya bisa dikategorikan biasa, tidak terlalu dekat tapi juga bukan tak bersahabat.

Mamak tipe perempuan yang sensitif dan Pendiam. Hobinya memasak, memasak dan memasak.

Dari sebelum nikah saya tau mamak suka pingsan tiba tiba. Katanya pengaruh dari mag atau apabila ada pikiran.

Dari sinilah saya sangat berhati hati menjaga perasaan mamak, takut apabila salah sikap dan ngomong yang bisa membuat mamak sedih dan kepikiran. 

Sewaktu mamak meninggal sampai sekarang, banyak orang memberi kesaksian, mamak orang yang sangat baik, setiap tamu yang datang pasti disuguhi makanan yang enak, tidak melihat siapapun tamu tersebut.

Mamak bukan orang yang banyak uang karena bapak sendiri pns tentara. Tapi mamak selalu menjamu setiap orang yang datang dengan makanan yang enak dan berbagai macam. 

Mungkin secara matematika manusia bagaimana cara mamak memenuhi segala macam kebutuhan dapur tersebut. Menurut saya mungkin itu berkah sedekah dan matematika langit yang membuatnya cukup dan ada.

Sebagai seorang istri mamak termasuk istri yang taat, patuh dan melayani semua keperluan bapak. 

Kadang saya melihat mamak itu seperti seorang bidadari. Cantik, ga banyak bicara, taat sama suami, baik dengan semua keluarga besar dan pintar masak.

Rasanya memang baru sebentar bersama mamak sehingga saya belum banyak belajar dan ngobrol tentang segala hal. Sekarang  yang tertinggal hanya kebaikan. Berharap itu menjadi amal jariah bagi mamak dan teladan yang patut kami contoh.

Mak makasih ya, anak lelaki pertamanya sangat baik dan perhatian. Ga perlu di tanya lagi darimana dia belajar sikap seperti itu. Dengan melihat mamak aja lia udah tau siapa yang dia contoh.

Love you cause Allah mak, lia berdoa semoga Allah kumpulkan lagi kita di surgaNya.








Selasa, 03 November 2020

Cerita Tentang Bapak (3)


4 tahun yang lalu sewaktu mamak pergi bapak seperti seorang yang kehilangan ruh dalam jiwanya

Hidup tapi seperti tak bernyawa
Energinya habis dimakan kesedihan

Walau kita semua juga merasa kehilangan tapi hanya bapak yang tau apa yang dia rasa dan yang dipikirkannya

Pada akhirnya perasaan sedih berlarut larut menjadi gerbang penyakit dimensia datang menghampiri bapak

Dan kami menghadapi babak baru merawat bapak dengan dimensianya

Walau kehidupan tak lagi sama
Cinta dan kasih sayang tak akan berubah

Senin, 02 November 2020

Cerita Tentang Bapak (2)


Kehadiran bapak di kehidupanku membawa warna tersendiri bagiku. Aku kehilangan abak sewaktu sd, masih kecil dan belum banyak mengerti tentang kehidupan.

Waktu itu yang aku tau kami sekeluarga kehilangan power dan sosok yang berpengaruh dan sempat membuat limbung hubungan kakak beradik.

Pikiranku waktu itu, ternyata ga enak ga ada abak, kakak2 yang sudah besar sibuk dengan urusannya sendiri. 

Masa remajaku sampai lulus kuliah memang full perhatian dan kasih sayang dari mama, kakak2 dan saudara. Tapi aku merasa ada yang kurang.

Aku sempat merasa hidupku suram dan aku memandang hidup itu dengan kesedihan. 

Setelah menikah, aku berjodoh dengan suami yang karakternya melindungi dan protektif, aku yang dulu saat kuliah mandiri setelah menikah berubah menjadi manja dan apa apa maunya diurusin suami. 

Selain suami bonusnya aku mendapat bapak mertua yang sangat perhatian dan sosoknya yang dekat dengan menantu. 

Rasanya aku seperti menemukan sosok bapak yang telah lama kosong di kehidupanku. 

Setelah menikah ada yang berubah dalam hidupku, aku lebih positif dan bersemangat. 

Sewaktu kakak lelaki pertama dalam keluargaku meninggal, bapak bilang kepadaku "jangan khawatir dan sedih ada bapak yang siap melundungi lia"

Bapak seorang militer dan sikap tentara tercermin dalam kesehariannya. Sikap menganyomi sangat terasa.  

Kini bapak udah ga ada
Sunatullah kehidupan
Dunia itu memang sifat sementara

Secara fisik bapak memang sudah ga ada 
Tapi segala hal tentangnya sudah tersimpan di hati 
Melekat sampai nanti