Senin, 25 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita, ke 7

Dear Yogyakarta...

Selamat tambah usia, semoga tambah berkah dan nyaman di hati semua orang yang pernah singgah di kotamu.

Aku rindu...
2 tahun sudah aku tidak menyambangimu
Dan selama itu juga banyak berita sedih yang aku dengar dari sana, semua karena corona.

Kata jokpin, dulu
Yogya terbuat dari rindu dan ankringan

Sekarang
Yogya tidak hanya hangat tapi juga berbahaya

Hhmmm benarkah?

Aku takut jika maksud dari berbahaya itu
Semacam kehilangan identitas 

Megah tapi tak terjamah
Canggih tapi tak berdaya

Semoga saja itu hanya kekhawatiran karena cinta
Emang orang yang mencintai itu terlalu khawatir terhadap yang di cintai nya

Seperti aku mencintainya
Seperti slogan lama kita
Love Yogya and You 

Yogya...
Bertumbuhlah 
Berkembanglah
Berubahlah
Selama itu dalam bentuk kebaikan 
Dan tidak ada keburukan

Aku akan tetap menyambangimu
Pulang bukan datang 








Yogyakarta Bercerita, ke 6

Diantara berjuta kenangan indah tentang Yogya. Terselip satu cerita sedih.

Beberapa tahun terakhir ini aku kehilangan dua teman cowok sewaktu di Yogya. Yang satu karena penyakit ca dan yang satu pergi mendadak karena serangan jantung. 

A adalah teman dari awal di Yogya karena kami berasal dari kota yang sama. Bertahun tahun kami saling cerita, jalan bareng dan saling menasihati. Sampai akhir kuliah kami berpisah karena lulus. Sewaktu menikah aku  mengundang teman2 lamaku, semuanya hadir cuman dia yang tidak ada kabar. 

Akhirnya aku tau alasan sebenarnya. Aku hanya bisa kaget dan ga nyangka, serapi itu ia menyimpan perasaannya.

Qadarullah sampai akhir hayatnya aku ga bisa berjumpa dengannya. Ada niat pengen ngebezuk tapi ternyata tidak kesampaian. 

Satu lagi temanku F, dia adik kelasku, kami akrab karena satu organisasi. Aku pernah dekat dengannya tapi hanya sebentar ada hal prinsip yang kami berbeda.

Yang bikin aku sedih aku belum sempat minta maaf,  banyak kesalahan yang entah sengaja atau tidak yang telah aku lakukan.  

Aku berdoa, semoga saja tidak ada lara di hati mereka yang aku ciptakan dan tidak ada luka yang aku tinggalkan.

Selasa, 19 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita, ke 5

Efek pandemi terhadap dunia usaha pasti berlaku buat kelas pengusaha manapun, perusahaan merk besar sampai kaki lima. Limbung karena kehilangan pemasukan. Yang paling berat adalah saat harus merumahkan karyawan karena tidak adanya dana buat membayar gaji pegawai. Jika ada aset pun untuk menjualnya juga susah karena saat ini semua butuh uang. 

Salah satu saudara saya yang berjualan di kali lima malioboro semenjak covid dan ditutup nya malioboro, ia mengambil kursus kue, kue cantik dengan motif batik. Ia hanya salah satu contoh dari ribuan pengusaha yang berusaha mencari jalan lain usaha apa yang bisa dilakukan untuk dapat pemasukan.

Ini yang namanya the Power of kepepet.  Walaupun hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan. Tapi setidaknya ada usaha untuk bertahan, usaha untuk tidak menyerah.

Semoga untuk kita yang tetap berusaha bertahan, berusaha untuk tetap menafkahi keluarga, Allah mudahan jalannya dan berkah hasilnya. Aamiin...

#ybc2021