Jumat, 14 Maret 2014

Merindukan Hujan Dalam Kepungan Asap #Save RIau

Udara telah bercampur asap dan
Racun-racun pun bertebaran

Beginilah rasanya hidup di kota penuh asap?
Apa yang engkau pikirkan hei tangan-tangan yang menyuruh dan membakar hutan?

Hujan turunlah.........
Basuh asap-asap yang telah mengerogoti nafas kami

Tuhan maafkan kami, hambaMu yang kurang bersyukur
Tidak menjaga dengan baik apa yang telah Engkau ciptakan


Kejadian yang terus berulang asap,asap dan asap. Biasanya asap datang dan pergi hanya beberapa hari hingga tidak pernah menjadi perhatian yang serius. Tapi kini puncaknya hampir tiga bulan asap semakin parah.
Sebagai  orang yang lahir dan besar di Pekanbaru saya merasakan kepedihan dan kemarahan masyarakat Riau walaupun kini saya tinggal di Bekasi, apalagi hampir sebagian besar keluarga saya tinggal di Pekanbaru.

Sudah menjadi rahasia umum Riau itu bagaikan bunga yang mekar bagi perusahaan-perusahaan besar. Begitu banyak perusahaan besar yang mengeruk kekayaan alam Riau. Tapi apa yang masyarakat dapatkan? bukan kesejahteraan tapi musibah. Yang sejahtera para pengusaha, pemerintah yang korup dan petugas yang tidak amanah.

Ya Allah... ketika hati mereka telah buta dan nafsu mereka rakus akan kekayaan. Mereka tidak pikirkan lagi saudara-saudara mereka yang sengsara. Apa karena mereka tidak tinggal disana?

Saya berharap dan berdoa kejadian ini menjadi pelajaran dan membuka hati nurani orang-orang yang berkepentingan untuk berhenti membakar hutan dengan alasan ekonomis.
Semoga ada keberkahan dan hikmah yang besar setelah ini semua berlalu. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar