Rabu, 20 Agustus 2014

Lapis-Lapis Keberkahan by Salim A. Fillah

Memburu Berkah
Amatlah berat,
tapi justru di dalamnyalah
ada banyak rasa nikmat

"Sesungguhnya, pertolongan itu mengiringi kesabaran, sesungguhnya kelapangan itu mengiringi kesempatan, dan sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan yang menyertainya"


Buku ini termasuk buku paling lama yang saya tunggu, mulai dari soft lauching pada saat IBF, pre order dan akhirnya sampai di rumah. Benar sesuai dengan pengantarnya berburu berkah amatlah berat, berat bagi saya berusaha untuk sabar tapi ketika buku telah di baca, Subhanallah berkahnya sangan terasa, insya Allah :)

Sebelum buku ini selesai untuk dikirim saya sempat ngetwit ke penerbitnya menanyakan kapan pengiriman buku dimulai (hihi maklum udah kebelet pengen baca) yang di jawab akhir Juni dan sebagai pemanasan saya diminta membaca salah satu artikel Ustad Salim yang ada di web nya salimafillah.com/tiada-daya-maka-berjaya/ 

Alhamdulillah setelah membaca artikel tersebut saya jadi ngerti tentang adab berdoa dengan di latar belakangi doa nabi Yunus ketika di perut ikan. Saya mendapat pencerahan berupa ilmu yang sangat penting tentang apa yang saya lakukan sehari hari yaitu berdoa.

"Berdoa bukanlah memberitahu Allah apa hajat-hajat kita sebab Dia maha tahu. Berdoa adalah bincang mesra dengan Rabb Yang Maha Kuasa agar Dia ridhai semua yang Dia limpahkan, Dia ambil, ataupun yang Dia simpan untuk kita"

Terharu begitu membaca kisah ini. Setelah membaca tulisan ini saya segera memperbaharui cara berdoa saya sesuai dengan adab yang telah dikisahkan ustad Salim, Syukron tad :)

Berkah adalah kata yang sering kita dengar dan ucapkan. Dalam setiap doa yang kita sampaikan baik buat diri sendiri maupun untuk orang lain kalimat berkah menjadi utama. Di prolognya di tulis "Selamat datang di lapis-lapis keberkahan. Biarlah bahagia menjadi makmum bagi Islam, iman dan ihsan kita, membuntutinya hingga ke surga".

Setiap kisah keberkahan yang dikisahkan dalam buku ini membuat saya mengejanya dalam pikiran dan bayangan, betapa banyak yang harus saya perbaiki dalam diri ini, betapa keras perjuangan sebuah keberkahan, betapa nikmat saat rahmat dan ridho Allah datang.


Rumahku perhentian
Tempat iman di perbaharui dan ruh diisi ulang
Lalu aku harus kluar membukti amalan
Rumahku, menawan tenteram, menggerak bandang

Rumahku
Mungkin belum surga, tapi insya Allah
Serambinya

Saya suka dengan kalimat terakhirnya "Mungkin belum surga, tapi insya Allah serambinya"
Rasanya seperti mewakili kegalauan saya :)) ya, karena saya merasa masih kurang ilmu dan harus banyak belajar untuk mewujudkan surga sebelum surga itu, Baiti Jannati Rumahku Surgaku :)

Buku ini tebalnya 513 halaman dan disusun tiga bagian judul, Beriris-iris makna, Bertumpuk-tumpuk bahan karya dan Bersusun-susun rasa surga. Bagi saya semua isinya penting karena penuh ilmu dan nasehat. Tulisan ustad Salim bahasanya sangat khas halus, lembut, mesra dan ngena di hati :)). Benerannn kalau udah baca tulisan ustad Salim seperti syair baca puisi romantis :). 

Semoga keberkahan terlimpah kepada semua mulai dari proses buku ini baru akan ditulis hingga sampai ke tangan pembaca. Semoga ilmu yang sangat berarti ini dapat menjadi amal kebaikan hingga akhir zaman nanti, Insya Allah.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar