Rabu, 28 Oktober 2015

Pulang by Tere Liye


"Ketahuilah Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran. Kau membenci suara adzan misalnya, benci sekali, mengingatkan pada masa lalu. Itu karena kau tidak pernah mau berdamai dengan kenangan tersebut. Adzan jelas adalah mekanisme Tuhan memanggil siapa pun agar pulang ke pangkuan Tuhan, bersujud. Adzan tidak dirancang untuk menganggu, suara berisik itu bukan untuk menyakiti siapa pun. Itu justru suara panggilan dan harus kencang agar orang mendengarnya."


Novel Pulang ini cerita tentang masa lalu yang berakhir dengan kesadaran untuk pulang dan berlatar shadow economy. Novel ini seru bukan cerita roman cinta-cintaan seperti novel TL biasanya :). Pesan yang disampaikan sederhana tapi pengemasanya bagaikan sebuah cerita detektif yang bisa bikin pembaca susah untuk berhenti membaca.

Si Babi Hutan begitu tokoh utama biasa di panggil, menjalani kehidupannya yang bersangkut paut dengan masa lalu orang tuanya yang menyedihkan. Pekerjaan yang sama di jalaninya seperti orang tuanya dulu tapi hatinya tetap mencari-cari di mana kedamaian diantara segunung kesuksesannya.

"Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa, kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan."


"Mamak, bujang pulang hari ini, tidak hanya pulang bersimpuh di pusaranmu, tapi juga telah pulang kepada panggilan Tuhan. Sungguh sejauh apa puh kehidupan menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang. Anakmu telah pulang."


Saya suka dengan penutup kalimat novel ini dan memberikan ruang kebebasan untuk menafsirkan pesan yang di sampaikan. Pesan yang saya tangkap, sejelek apapun masa lalu, manusia harus ingat hidup ini ada akhirnya dan akan berpulang kepadaNya, maka selalu ada pintu tobat yang Allah berikan.

Senin, 26 Oktober 2015

#Saya Marah Kepada Orang Orang Yang Tidak Amanah Yang Bertindak Hanya Atas Nama Uang

#Masih Melawan Asap

Alhamdulillah Alla Kulli Hall, sudah seminggu saya terbaring karena flu dan batuk, padahal bulan lalu saya juga sakit batuk hampir dua minggu lebih, setelah sehat dua minggu eh kena lagi batuk dan flu nya.
Hal yang sangat jarang saya alami, mungkin karena cuaca yang panas dan banyak debu, di tambah saya yang bandel minum es padahal udah tau alergi air dingin dan es (sepertinya saya belum benar-benar tobat).

Lagi sakit, telp mama di Pekanbaru yang ternyata juga lagi sakit demam dan batuk, karena asap yang semakin parah disana. Ya Allah langsung badan rasanya tambah sakit, perasaan jadi tambah cemas. Mau evakuasi mama dari Pekanbaru tapi bandara masih tutup, kalau nunggu buka ga akan jelas kapan asap akan pergi sedangkan mama sakitnya bisa tambah parah.

Akhirnya diambil keputusan, mama akan ke Jakarta lewat bandara yang ada di Padang diantar abang, dengan menempuh perjalanan darat sekitar 8 jam, ga kebayang badan lagi sakit harus duduk diatas mobil berjam-jam :(. Karena saya lagi sakit izin buat jemput mama ga keluar dari suami dan dia langsung yang inisiatif akan pergi jemput ke Padang. Langsung deh pesan tiket jam 9 dari Jakarta, dan Jam 5 sore balik lagi dari Padang ke Jakarta (Love you honey yang mau capek-capek walaupun senin harus berangkat dinas lagi ke Ternate).

Alhamdulillah jam 10 malam mama sampai di rumah dalam keadaan kuyu dan lemes. Langsung terbaring, di kasih minuman aja ga mau minum, padahal saya udah siapin makanan, minuman dan vitamin. mama cuman bilang mama cape trus tidur sambil batuk-batuk :(.

Cerita saya ini mungkin belum apa-apanya di bandingkan banyak korban atas bencana asap ini, sudah lama ini berlangsung dan sudah terlalu banyak korban. Saya kesel dan marah semua ini terjadi ketika manusia hanya memikirkan keuntungan materi saja tanpa mau peduli dengan risikonya. Walaupun saya tau perbuatan mereka kelak akan mereka pertanggung jawabkan di akhirat kelak dan mereka ga bisa kabur saat di tanya. Tapi saya tetap melakukan hak dan kewajiban saya sebagai warga negara Indonesia, meminta pemerintah melindungi rakyatnya dan kewajiban saya menegur apabila pemerintah lalai walaupun hanya berbicara lewat sosmed.

 Ini semua semua berlaku kalau pemerintahnya masih punya hati nurani sih, masih punya ga yaaa...

Senin, 12 Oktober 2015

#Masih Melawan Asap, Yang Gak Tau Sampai Kapan

Tahun lalu saya nulis di blog ini tentang asap, sekarang musim asap muncul lagi dan kabar buruknya udah tiga bulan lebih belum teratasi dan korban semakin banyak, Pertanyaan nya, sampai kapan ini berakhir??

Asap ini muncul karena pembakaran lahan, pembakaran lahan ini terjadi karena mereka hendak membuka usaha kelapa sawit, usaha kelapa sawit ini yang punya perusahaan swasta, perusahaan swasta ini membuka usaha karena ada izin dari pemerintah setempat, hasil dari usaha ini selain dinikmati oleh pengusaha, pemerintah juga penduduk setempat dan korban dari asap ini masyarakat setempat dan yang di luar daerah tersebut serta masyarakat yang mendapat keuntungan ekonomi maupun tidak.

Apalah arti pertumbuhan ekonomi yang naik dan keuntungan yang di dapat jika mendzalimi orang lain. Apalagi korban yang terbanyak balita yang tidak tau urusan fulus.
Tidak bisa menyalahkan satu pihak karena jelas alurnya berkaitan dengan banyak pihak. Jika semua pihak mempunyai niat dan tujuan yang sama, membuat usaha dan mencari keuntungan yang tidak merusak alam dan orang lain, maka persoalannya selesai. 
Pihak perusahaan mencari jalan bagaimana cara membuka lahan yang efisien tanpa harus membakar hutan. Pemerintah juga memberi syarat dalam pemberian izin bahwa pihak perusahaan harus menjaga pemeliharaan alam dan apabila melanggar sangsinya tegas.

Mungkin mereka lupa atau perlu diingatkan lagi bahwa kelak mereka akan dimintai pertanggung jawaban apa yang telah mereka lakukan. Dan mereka tidak akan bisa mengelak ketika tangan dan kaki yang berbicara sedangkan mulut terkunci. 

Perbanyak doa dan istigfar, ingatkan pemimpin kita bahwa ada yang harus di perbaiki dan di tindak tegas. Bukan membenci pemimpin dan pemerintahan yang sekarang tapi bersama-sama membantu dan mengingatkan agar kita semua mendapat negeri yang berkah, yang mencintai Allah dan Allah pun mencintai kita. Aamiin.