Sabtu, 19 Agustus 2017

Merdeka itu....

Merdeka itu adalah......
Hhhmmm sudah terlalu banyak orang mendefinisikan apa arti kemerdekaan. Bagi saya semua benar karena setiap orang mempunyai pikiran berbeda tergantung dari sudut mana mereka memandang arti kemerdekaan sepanjang hal tersebut dalam koridor kebaikan.

Saya sendiri kalau ditanya arti kemerdekaan mempunyai banyak definisi tergantung pada saat kapan saya ditanya. Sewaktu zaman sekolahan jika ditanya arti kemerdekaan, 17 Agustus saatnya upacara dan setelah upacara nonton pameran kemerdekaan yang ada setiap bulan Agustus di kota saya yang tujuannya jajan makanan :)

Saat masih kuliah, jawaban saya mungkin agak sedikit idealis dan filosofis , ceileee :)

Sekarang jika ditanya saat sudah menjadi emak emak rempong dengan segala kerusuhannya dan sedang berjuang untuk Istiqomah dalam berhijrah, jawabannya saya lebih berorientasi akhirat dan kenyamanan.

Jadi ....masih penting definisi sebuah kemerdekaan?

Iya donk klo ga kita ga punya arah tujuan apa yang mau kita capai. Tapi tidak berhenti di definisi yang penting pelaksanaan. Apa yang ingin kita capai dari sebuah kemerdekaan. Terlalu sayang dengan bangsa ini. Ga ingin bangsa ini hancur dan ribut tanpa makna.  Mari terus berbuat kebaikan dan berkarya. Tenggelamkan saja sifat dan sikap yang hanya merugikan bangsa ini.

Semoga semangat kemerdekaan tidak hanya ada pada bulan Agustus saja tapi setiap hari untuk memberikan bukti bahwa kita tidak lelah untuk mencintai negeri ini sebagai bukti syukur kita kepada Allah yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan nikmat kepada bangsa ini disamping ujian dan fitnah yang kita alami . Semoga pemimpin dan rakyat bangsa ini mencintai Allah dan Allah pun mencintai kita semua. 
Merdeka !

Rabu, 16 Agustus 2017

Sedekah Yang Tak Terpikirkan


Sering kali dalam pikiran kita sedekah itu wujudnya berupa uang, ternyata menanam pohon-pohan keperluan dapur sehari hari juga bisa jadi sarana kita bersedekah. Saya menyukai tanaman bunga, buah maupun herbal.

Saya terbiasa masak di sore hari untuk suami dan seringkali pada saat memasak ada aja bahan yang kurang. Sedangkan untuk ke warung sudah malas apalagi warung juga sudah banyak yang tutup. Jadinya untuk mengatasi stuck dalam memasak saya menanam sendiri daun jeruk, salam, kunyit, jahe, cabe, pandan, mint, rosemery, daun bawang, seledri  dll. Intinya bahan yang biasa saya pakai untuk masak didapur.

Halaman rumah saya kecil sesuai tipe rumah cluster yang juga tidak terlalu besar. Jadinya halaman yang kecil itu penuh dengan macam-macam tanaman. Tanaman tersebut tumbuh subur karena memang saya rawat dengan menyiram, memupuk dan merapikan. Tapi saya menduga ada hal lain yang membuat tanaman tersebut tumbuh subur seperti tidak habis-habisnya yaitu berkah karena sering diambil tetangga satu komplek. Model komplek rumah saya cluster yang tidak ada pagar nya jadi apapun yang di tanam di halaman depan akan terlihat dan mudah diakses oleh orang lain. Hampir tiap hari ada saja yang lapor kepada saya kalau pas ketemu di luar bahwa mereka tadi mengambil tanaman keperluan dapur. Bukannya mereka lancang mengambil tanpa izin tapi saya sudah membolehkan dan mengumumkan kepada tetangga jika mereka perlu suatu tanaman untuk kebutuhan masak atau yang lain silahkan ambil sesuai kebutuhan tidak perlu memanggil saya dulu karena rumah juga kosong saat siang karena saya bekerja tapi kadang saya juga ada di rumah sayangnya saya malas jika keluar untuk mengiyakan panggilan karena harus pakai jilbab dulu, ganti pakaian dulu pokoknya ribetlah.

Sebelumnya saya tidak terpikir jika ini jadi bagian sedekah. Ketika mama saya tinggal di rumah selama beberapa bulan, dia mengatakan hampir tiap hari dia mendengar orang memanggil “ Assalamualaikum, bu saya ambil daun jeruk atau... ya, makasih”. Saya langsung ketawa mendengar nya jadi begitu rupanya cara mereka mengambil walaupun tau saya ga ada di rumah tapi mereka tetap salam dan izin. Saya katakan kepada mama, selama ini saya mengizinkan para tetangga mengambil keperluan tanaman tanpa harus ketemu saya dulu. Kata mama baguslah bisa jadi sedekah selain itu juga tiap pagi banyak burung-burung yang bertengger dipohon mungkin mereka lagi makan.

Alhamdulillah jika hal kecil tersebut bisa jadi sedekah karena niat awalnya hanya untuk memudahkan kebutuhan sendiri. Ternyata berbagi kebaikan itu gampang. Jadi siapa bilang sedekah itu harus punya uang dulu dari dulu kita juga tau senyum aja sedekah, iya khan ? Semoga dengan terus melakukan kebaikan-kebaikan tidak hanya kepada diri sendiri tetapi juga kepada alam dengan menanam kita juga berbagi kebaikan dan menjaga alam yang telah Allah anugrahkan kepada kita  sebagai bentuk rasa syukur kita. 







Selasa, 15 Agustus 2017

Hidup Sederhana? Siapa Takut

Berita yang paling tragis dan bikin sedih saat ini adanya kasus travel First Travel (FT) dengan di jebloskanya sang pemilik ke penjara.  Terasa betapa menjaga amanah itu sangat berat, apalagi ini uang banyak orang yang nilainya sungguh besar. Saya tidak ingin menulis tentang bagaimana tinjauan dari aspek bisnis karena semua itu butuh informasi yang berimbang dan dipercaya dari kedua belah pihak, serta menunggu hasil penyelidikan dari polisi juga. Hanya ingin melihat dari sudut pandang gaya hidup serta jujur dalam menjaga amanah.
Ketika berita penahanan itu muncul di banyak media, kalimat langsung yang keluar dari mulut saya “Ya Allah kasian istrinya baru melahirkan tiga minggu, bagaimana nasib bayinya yang butuh asi apalagi ini anak yang telah di tunggu 11 tahun” . Yap saya follower sang desainer jadi tau info ini dari posting ig . Kalimat saya tersebut langsung di bantah teman saya yang berada disebelah saya “enak aja kasian berapa ratus miliar uang yang udah diambil” maklum teman saya ini salah satu korban umroh yang gagal berangkat . Betapa efek sebuah kejahatan tersebut tidak hanya merugikan diri sendiri tapi yang lebih menyakitkan orang yang di cintai ikut menjadi korban.
Bisnis umroh murah ini memang sedang heits beberapa tahun terakhir, banyak cerita dari yang telah berangkat bagaimana mereka bisa umroh dengan budget yang sangat minimalis walaupun harus menunggu sekitar 6 bulan atau satu tahun. Diluar uang yang salah kelola, saya yakin ada keuntungan dari bisnis ini. Di luar hitungan besar atau kecilnya. Ternyata postingan-postingan sang pemilik dari instagram menjadi viral ketika kasus ini mencuat dan yang menjadi sorotan adalah gaya hidup sang pemilik terutama postingan liburan mewahnya, tidak berapa lama muncul perbedaan foto ketika masih hidup susah dengan foto saat mereka telah berlimpah materi.
Saya akui dan alami sendiri ketika pendapatan kita bertambah tentu keinginan juga bertambah, yang dahulu ga kesampaian beli sesuatu eh sekarang begitu punya uang lebih jadi pengen beli padahal belum tentu itu suatu kebutuhan. Apalagi godaan belanja online sangat mengoda karena rasanya begitu gampang untuk bisa belanja, harus banyak-banyak berdoa sebelum buka lapak online . Tanpa sadar sosial media ini begitu mempengaruhi gaya hidup kita, liat gamis lucu jadi pengen padahal belum lama beli gamis baru, liat orang posting tempat libur yang indah eh jadi pengen juga padahal rencana liburan yang telah dibikin untuk tahun depan.
Gaya hidup sederhana bagi saya bisa menjadi solusi terhadap godaan ini. Gaya hidup sederhana yang bagaimana ? yang kelihatan susah dan tidak keren? Bukan, bagi saya sederhana ketika kita punya uang banyak tapi kita bisa hidup dengan gaya hidup yang biasa saja. Bisa beli baju 10 macam tapi hanya beli 2 saja yang diperlukan. Bisa selalu liburan di luar negri tapi sekali sekali juga berlibur lokal yang murah meriah. Bisa selalu naik mobil mewah yang nyaman tapi ga masalah juga naik angkot yang panas dan ramai. Karena hidup tidak selalu berada di atas adakalanya suatu saat kita berada di bawah dan tidak juga karena dulu kita hidup susah saat materi tidak menjadi masalah kita jadi lupa ada uang yang bukan menjadi hak kita. Biarlah bahagia yang kita milliki kita nikmati sendiri bukan untuk menjadi konsumsi di sosial media. Hingga suatu saat ketika kita ingin mengenang kebahagian itu kita bisa mengenangnya dalam diam dan kita simpan di lubuk hati yang paling dalam.