Sabtu, 16 Februari 2019

Masih Tentang Pertemanan 😊

Minggu lalu ketika weekend saya pergi ke Bandung selain ada keperluan keluarga, bonusnya jalan-jalan yeayy ini modus 😀. Setelah urusan selesai, saya sengaja janjian sama teman lama, ya delsy teman main dari smp, dan desy teman dari sma.

Klo dipikir pikir betapa setianya saya merawat pertemanan ini, hampir 24 tahun berlalu saya masih tetap kontak sama mereka.

Saya akui saya bukan orang yang ramah dan mudah membuat pertemanan. Teman saya orangnya itu itu aja, klo sekedar teman sambil lalu ya emang banyak, tapi yang tertinggal di hati tetap itu itu aja.

Jadilah saya ngobrol sepanjang sore dan lanjut besok paginya bersama mereka. Apa yang diobrolin bisa selama itu? Ya tentang masa lalu zaman sekolah sampai tentang update kehidupan, ga pernah bosan saling bercerita.

Ada sepenggal kalimat yang saya ingat ketika ngobrol, "banyak ya teman kita yang sekarang udah jadi bos besar dan mapan secara materi, jadi ga pede klo aku ini apalah" itu kata salah satu teman saya.

What?? Saya ga setuju banget pandangan seperti itu, bagi saya ya ga masalah klo diantara teman yang sekarang punya kedudukan tinggi dan berlimpah kekayaan. Itu ga akan merubah pandangan dan perasaan saya dalam berteman dengan mereka karena saya kenal mereka dari zaman culun yang belum punya apa apa, hanya tau sekolah dan kebandelan remaja puber zaman dulu.

Itulah bedanya teman zaman sekolah sd, smp dan sma dengan teman kuliah, profesi dan pekerjaan. Teman zaman sekolah lebih pure berteman hanya karena berteman aja ga ada atensi lain, beda pembicaraan teman kuliah dan profesi biasanya yang di ceritakan pencampaian profesi, materi dan segala hal kebendaan lain. Dan ini ga salah karena kita berteman di saat sudah dewasa dan tujuan hidup saat itu bekerja dan memperoleh penghasilan. Makanya kadang saya lebih betah ngobrol lama dengan teman zaman sekolah. Karena ga membosankan dan lucu di bandingkan hanya sekedar berbicara sudah punya ini dan itu.

Pada dasarnya berteman itu harus membawa kebaikan, mentertawakan masa lalu yang banyak khilafnya di jadiin pelajaran aja betapa dulu banyak dosa dan sekarang mumpung masih ada waktu harus bertobat. Sedangkan pertemanan yang bercerita hanya tentang gemerlap dunia, lebih baik banyak diingatkan tentang kematian, bahwa yang kita bawa pulang itu hanya kain kafan, dan amal kebaikan.

Jadi begitulah cerita receh tentang pertemanan saya, pada intinya saya mencintai teman teman saya semua.karena Allah. Karena kelak di hari kiamat teman itu bisa menjadi syafaat di hari akhir kelak.

Semoga bisa berteman sampai ke surga ya gengs 😊

Senin, 04 Februari 2019

Pertemanan Zaman Now

Pertemanan zaman now itu...
Jarang ketemu di dunia nyata
Tapi sering bercengkrama di dunia maya

Pertemanan zaman now itu
Bisa detail tau kehidupan temannya
Tapi bisa alpa kehidupan tetangganya

Pertemanan zaman now itu
Akrab dari segi gelak tawa
Tapi kurang dalam hal rasa

Aku hidup di zaman now
Tapi aku lebih menyukai berteman di dunia nyata
Lebih menyukai bertukar cerita sambil melihat raut muka
Kadang perasaan tak bisa terwakili oleh kata, tapi bisa tersampaikan lewat mata

Tekhnologi bisa memudahkan segala hal
Tapi tidak untuk sebuah rasa

Adakalanya kita butuh kehadiran fisik
Bukan hanya sekedar obrolan riuh di wa atau melihat keseharian lewat video call

Jika engkau jarang melihat aku eksis di dunia maya, atau nimbrung si group, itulah alasannya

Aku manusia jadul
Lebih suka melihat langsung
Senyuman dan tangisan di depan mata bukan sekedar emotion yang beraneka rupa


Kamis, 17 Januari 2019

Masalah Rezeki Lagi

Dalam suatu sore mama nanya, "kok udah lama ga ngantor? Ga ada kerjaan?"

Iya ma, kerjaan ada aja.

Saya tau mama heran dengan aktifitas saya, sekarang lebih banyak di rumah, keluar hanya pergi pengajian dan pasar.

Sebenarnya udah lama saya sounding ke mama klo saya ga terima kerjaan yang berhubungan bank, kredit yang memakai bunga dan yang sejenisnya. Selain itu suami juga lebih menyukai saya banyak di rumah daripada pergi seharian. 

Saya ga tau apa yang ada di pikiran mama, apakah mama kecewa atau mama senang, karena mama hanya diam.

Tentu orang tua menginginkan anaknya sukses dalam karier, mapan secara ekonomi, selama ini mama yang menyuruh saya agar taat pada suami dan fokus pada rumah tangga, jadi saya pikir ga masalah.

Cuman mau bilang sama mama, saya lebih memilih berkarir surga daripada karir dunia. Saya mau perbanyak tabungan akhirat saya dengan banyak hadir di majelis ilmu. Saya mau hanya rezeki yang halal saja yang masuk ke dalam kehidupan saya, saya ingin hidup saya berkah.

Berkarir surga bukan hal mudah tapi juga bukan hal sulit, saya sudah memilihnya dan saya sadar akan konsekwensinya yang banyak tidak di terima oleh orang banyak.

Saya hanya ingin segala rezeki yang ada mendekatkan saya pada ketaatan.
Pada ketaqwaan.
Semakin takut pada Rabb Nya dan semakin banyak yang saya pelajari tentang agama ini.

Semoga karir surga yang saya pilih ini, menjadi amal kebaikan buat orang tua saya, karena saya sekarang adalah hasil didikan mereka juga. Kalau bukan karena doa mereka saya tidak tau jalan seperti apa yang saya pilih.

Wanita berkarir surga? Why not
😊

#30haribercerita