Kamis, 23 Maret 2023

Ketika Istri Flexing

Akhir-akhir ini banyak sekali berita mengenai flexing atau pamer. Seorang istri Asn yang pamer harta di sosmed efeknya netizen investigasi pada seluruh kehidupannya, sampai suami yang bersangkutan di bebas tugaskan. 
Untuk keluarga seorang Asn memang rasanya ga patut jika pamer harta karena orang juga tau gaji dan tunjangan seorang pegawai negeri sipil itu berapa. 
Jika memang dia seorang pengusaha dan duitnya halal, orang akan terus mengejar apakah modalnya termasuk pencucian uang apalagi untuk yang bekerja di bidang yang bersentuhan dengan penerimaan uang masyarakat. 

Saya jadi teringat dulu sewaktu saya memutuskan untuk menikah dengan calon suami yang pekerjaannya seorang Asn saya ditanya oleh keluarga, apa saya siap dengan hidup seperti layaknya seorang istri Asn, gaji yang terbatas dan terukur serta waktu yang tidak bisa di pakai suka-suka. Latar belakang keluarga saya adalah wiraswasta, kami pernah hidup mapan dan juga pernah jatuh. Saya terbiasa di beri uang berlebih apalagi untuk pendidikan dan buku, sangat bebas mau berapa aja. Untuk waktu juga kami sering liburan bareng keluarga. 
Awalnya saya menganggap pertanyaan itu biasa aja tapi keluarga terus bertanya agar saya berpikir matang jangan sampai sikap saya nanti tidak mencerminkan sebagai seorang istri abdi negara. 
Sampai-sampai ada saudara mencontohkan, jika keluarga yang non ASN dalam membeli barang misalkan piring dia akan langsung beli satu set atau satu lusin. Beda jika dia istri Asn tidak bisa beli langsung semuanya karena keterbatasan uang, belinya dengan mencicil, bulan ini mungkin dua buah, bukan depan beli lagi atau bulan berikutnya. Saya hanya ketawa sewaktu di ceritain begitu. Memang waktu itu saya tidak memikirkan sampai segitunya. Saya pikir ya sudahlah klo uang gajinya cuman 200 ya hidup dengan uang sebanyak itu ternyata yang ditakutkan keluarga pengaruh orang luar itu sangat besar, bisa jadi di tengah jalan saya pengen hal lebih karena melihat kehidupan orang lain. Setelah menikah baru saya mengerti apa yang di khawatirkan keluarga dan saya bersyukur diingatkan di awal hingga saya tau bagaimana menjaga keluarga saya. 
Buat yang sudah punya usaha mapan kenapa tidak fokus kepada usahanya saja dan berhenti menjadi ASN, klo udah murni swasta mau pamer seperti apapun ya terserah aja,  masyarakat tidak akan mempertanyakan. 

Saya tau orang yang paling rese posting tentang pamer ini dari dahulu kala adalah Tere Liye dan setiap dia posting ulang artikel itu banyak sekali yang menghujat. Saya sendiri merasa cocok dengan apa yang disampaikan Tere Liye ngapain juga kita sering posting kita ada dimana, kita punya apa, apa untungnya buat orang lain yang melihat. Cuman tiap orang khan mempunyai kebahagiaan yang beda, mungkin itu jadi ajang ekspresi dia dan itu bikin dia bahagia, bagi saya why not, terserah aja. 
Jika dia bukan istri Asn, didapat dari uang yang halal, ya udah ga apa2, woles aja. 
Saya percaya jika istri bisa menjaga kehidupan keluarganya di jalan yang lurus walaupun sulit dan godaan banyak, berkahnya akan terasa lebih nikmat dan tahan lama.
Bismillah, yuk bisa. 

Selasa, 21 Maret 2023

Membersihkan Hati


Apa yang harus kita siapkan untuk menyambut ramadhan agar kita benar-benar bisa fokus dengan beribadah.
Sepengetahuan saya selama ini, selain ilmu tentang ramadhan, meminta pertolongan Allah, menghadirkan rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita agar hati kita lebih khusuk. 
Beberapa hari lalu saya dengar kajian dengan tema mempersiapkan ramadhan.
 Ustad menjelaskan sesuatu dari sudut pandang yang lain yang terus terang tidak terpikirkan oleh saya. 
Kebersihan hati merupakan bagian penting dari kesuksesan kita beribadah. Apakah tahun lalu target ibadah kita terlampaui, bagaimana dengan dua atau lima tahun yang lalu? Jika ibadah kita tidak sesuai dengan target yang kita canangkan misalkan khatam Al-Qur'an berapa kali selama Ramadhan, shalat malam yang tidak full, bisa di cek apakah hati kita telah bersih. Karena pokok dari segala hal itu adalah hati yang bersih. 
Ilmu agama saya memang tahap baru belajar, pendidikan saya juga bukan sekolah agama makanya sering ketika mendengar ceramah agama pikiran saya suka mengatakan loh gitu ya, kok bisa sih? Tapi itulah  belajar, nikmatnya mendapatkan ilmu, sebagai seorang penuntut ilmu, jika hal yang disampaikan sudah sesuai dengan Alquran dan hadis nabi, sikap saya hanya taat dan patuh. 
Yang saya senangi itu jika saya tau hal tentang sesuatu saya suka menghubungkan dengan kejadian yang saya alami. Misalkan tentang kebersihan hati. Sering terjadi jika kita mempunyai perasaan tidak senang, jengkel, marah dan hal lainnya efek yang di timbulkan biasanya penyakit dan itu langsung bisa berupa maag, sesak dan lainnya. Jadi benar logis apa yang disampaikan gurunda, jika hati yang kotor saja bisa membuat jasad kita sakit apalagi bathin kita, Masya Allah. 

Antalogi Ramadhan

Moment ramadhan tahun ini bikin lebih spesial dengan ikutan menulis antalogi tema ramadhan. 
Aku mengambil judul "Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Memprioritaskan Akhirat"
Tema ini kuambil karena ingat peristiwa tiga tahun terakhir adanya pandemi covid yang merubah segala kehidupan manusia hampir  di seluruh dunia.
Hampir tiga tahun kebelakang Ramadhan yang kita lalui tidak sebebas seperti biasa, sholat eid di rumah hanya dengan keluarga inti, tarawih juga di rumah, hampir setiap hari mendengar korban yang berpulang, dan itu juga menimpa orang terdekat kita, keluarga, saudara, teman, tetangga dan kerabat. Saat itu rasanya benar-benar kelabu. 
Rasa yang ingin dihadirkan bukan rasa ketakutan tapi rasa bagaimana jika ini adalah ramadhan terakhir kita, karena tiga tahun terakhir kita merasa maut itu sangat dekat, tiba-tiba, mudah dan berjamaah. Suatu hal yang bikin ngeri. Efeknya hari yang kita lalui terutama pada saat Ramadhan sangat bermakna. Rasa bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita, efeknya membuat kita lebih khusuk dan mindful istilah gen z.  
Memprioritaskan akhirat yang seperti apa? Prioritas yang membuat dunia menjadi kebutuhan no 2 setelah akhirat. Seharusnya prioritas ini merupakan prioritas seumur hidup kita dan kita lakukan setiap hari. Tapi jika kita belum melakukannya maka inilah saatnya ketika ramadhan kita menomor duakan dunia dan menomorsatukan akhirat . Mumpung masih ada waktu dan umur. 
Yang perlu kita ingat juga semua ini akan berhasil jika kita meminta pertolongan Allah dan membersihkan hati kita. Tanpa pertolongan Allah sekuat apapun usaha kita belum tentu berhasil. 
Bagaimana dengan hati yang bersih? Ini juga sangat penting, dengan hati yang baik maka baik juga lah seluruh anggota badan kita dan baik juga segala rencana kita. Biidznillah.