Rabu, 20 Februari 2013

Day 2 : From Madinah With Love

Alhamdulillah sekitar jam 3 malam nyampai di kota Madinah. Semua lega, bersyukur dan terharu selamat sampai di kota yang begitu di rindukan ini. Hotel Movenpick tempat menginap tidak jauh dari Mesjid Nabawi kira-kira cukup jalan sekitar 3 menit.
Setelah pembagian kamar dan hal-hal tekhnis lainnya kita masuk kamar buat istirahat, subuh di Madinah sekitar jam 6, jadi masih ada waktu untuk meluruskan badan.

Sekitar jam 4 keluar kamar dan berjalan menuju mesjid. Begitu mata menatap mesjid Nabawi yang terucap hanya rasa syukur, rasanya masih ga percaya berada di pelataran mesjid yang begitu indah dan berkah ini.

2 jam sebelum waktu Subuh

 Sesudah Sholat Subuh

Adzan dilakukan 2 kali, satu jam sebelum subuh untuk panggilan awal dan adzan kedua setelah masuknya waktu subuh. Jam 4 mesjid sudah ramai dengan para jamaah. Ada hal yang saya baru tau ternyata di Madinah dan Mekah setelah sholat wajib langsung disambung dengan sholat jenazah. Sholat jenazah di Madinah dan Mekah diselenggarakan di mesjid besar.

Pengalaman pertama ke Mesjid ini sempat bikin deg-degan dari hotel bareng sama suami karena di pisah laki-laki dan perempuan maka sebelum masuk mesjid saya udah janjian dulu sama suami ntar kita ketemu di pagar yang ada tulisan toilet 8 ya. Jujur takut hilang euy di mesjid yang sangat luas dan diantara ribuan orang ini. Alhamdulillah begitu sholat dan ketemu suami di tempat yang dijanjikan langsung lega dan nangis bahagia (peluk erat bebeb xixixi)


Berkunjung ke kota Madinah bukanlah bagian wajib dari umroh karena kegiatan wajib umroh ada di Mekkah. Umat muslim yang ke Madinah selain berkunjung ke mesjid Nabawi juga dapat berziarah ke Makam Rasulullah saw dan para sahabat beliau.
Rasul saw bersabda : "Tidak ditekankan untuk bepergian kecuali menuju tiga mesjid; Masjidil Haram (Makkah), masjidku ini (mesjid Nabawi di Madinah) dan Masjidil Aqsha (di Palestina)" (HR Bukhari dan Muslim).

 Setelah Sholat Subuh Payung di Pelataran Mesjid Terkembang Otomatis, Indahnyaaa

Subhanallah

Setelah sarapan pagi yang enak karena masakannya Indonesia banget ;), acara dilanjut dengan ke Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah saw. Untuk ke Raudah jamaah wanita diberi jam tertentu-tentu agar tidak berdesak-desakkan dengan jamaah pria. Dibantu mutawif wanita kita bersama-sama menuju Raudah, di perjalanan ketemu orang Indonesia yang nyasar katanya dari Kalimatan, di tanya hotel ga ingat padahal sudah 2 hari di Madinah, di tanya indentitas katanya di bawa saudaranya karena tadi terpisah saat mau ke toilet, akhirnya bingung buat nolongnya ;(.

Di Raudah sudah begitu padat dengan rombongan jamaah dari berbagai macam negara. Di suruh nunggu dulu oleh aksar yang bertugas. Sambil menunggu mutawif memberi penjelasan tentang sejarah mesjid Nabawi, Raudah, dan makam Rasulullah, dianjurkan juga memperbanyak membaca shalawat kepada nabi, Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad.

Quraish Shihab dalam bukunya Haji dan Umroh menjelaskan bahwa "Raudah secara harfiah artinya taman. Ia adalah nama dari satu lokasi mesjid yang terletak di antara makam Nabi Muhammad saw, dan mimbar beliau. Di lokasi itulah Nabi saw seringkali memberi tuntunan agama dan berkhutbah sehingga beliau bersabda : "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga". Raudah ditandai dengan pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen khas yang berbeda dengan pilar-pilar di luar Raudah".

Para sahabat nabi sepakat menguburkan nabi saw di madinah karena Sayyidina AbuBakar ra menyampaikan bahwa beliau pernah mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda : "Tidak seorang nabi pun yang meninggal dunia, kecuali dia dikuburkan di tempat dia meninggal".
Teringat syair lagu yang syahdu ini :(

Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau disini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

(Bimbo-Rindu Kami Padamu)



Setelah hampir dua jam menunggu dan jamaah Melayu di pisah dengan jamaah dari negara lain, mungkin karena pertimbangan jamaah dari Melayu mempunyai postur tubuh yang mungil hingga di khawatirkan kegencet pada saat berdesak-desakkan dengan jamaah dari negara Arab yang postur tubuhnya tinggi dan besar. Sholat di Raudah dua rakaat dilaksanakan dengan secara bergantian dan saling menjaga dengan beberapa teman karena kondisinya yang sangat padat. Saya sendiri suasana yang ramai dan berdesak-desakkan itu bikin ga konsen dengan ibadah tapi Alhamdulillah bisa sholat di Raudah dan memanjatkan do'a.
Setelah sholat dzuhur kegiatan sampai malam hari di fokuskan untuk memperbanyak ibadah di mesjid Nabawi.



Saat Menunggu Menuju Raudah

Saya merasakan Madinah itu kota yang tenang dan aman. Penduduknya juga ramah, saya di panggil jawa  arab ketika berjalan berdua dengan suami karena suami (kata mereka) mirip orang arab dan saya jawa banget gitcu hikss :)).

 Jawa Arab kah ini ? hehe


-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar