Selasa, 01 Juli 2014

Hikmah Berusaha (Misteri Berserah Kepada Allah by Ibnu Athaillah

Seperti biasa jika bulan Ramadhan saya niatnya makin sering untuk menulis. Biasanya yang saya tulis review sebuah buku atau catatan dari sebagian isi buku yang saya anggap bermanfaat Dengan harapan orang lain juga mendapat manfaat dari isi buku tersebut, karena saya menyadari membaca sebuah buku apalagi tebal kadangkala tidak semua orang bisa (iya saya sering males juga hehe) apalagi manusia dasarnya lupa begitu baca sekarang besok-besok sudah lupa apa yang di baca. Jadi dengan menulis apa yang saya baca, saya mengikat maknanya agar tidak lenyap dimakan ribuan informasi yang setiap hari menyerbu terutama dari dunia sosial media :)

Judul diatas masih merupakan bagian dari buku Misteri Berserah Kepada Allah. Pada tulisan ramadhan tahun lalu saya pernah menulis tentang mengapa kita tidak boleh ikut mengatur. Dalam penjelasannya Ibnu Athaillah mengatakan pasrah bukan berarti tidak berusaha. Berusaha tetap penting karena ada keutamaan dari berusaha tersebut. 

Manfaat dari usaha yang dilakukan manusia yaitu :

1. Allah mengetahui bahwa hati manusia itu lemah, tidak mampu melihat pembagian-Nya, dan kurang yakin kepada-Nya. Karena itu, Dia membolehkannya berusaha agar kuat hatinya dan kukuh jiwanya. jadi, usaha merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia.

2. Usaha yang dilakukan seseorang dapat menjaga kehormatannya sehingga ia tidak merendahkan diri dengan meminta minta sekaligus dapat memelihara imannya sehingga ia tidak mengemis kepada makhluk. Namun, ketahuilah bahwa tidak ada jasa manusia pada setiap yang Allah berikan kepadamu melalui usahamu. Sebab, ketika seseorang membeli darimu atau mengupahmu untuk melakukan sesuatu, sesungguhnya ia tidak sedang memberi. Ia memberimu agar ia sendiri mendapatkan keuntungan.

3. Kesibukan kerja dapat menghindarkan seseorang dari maksiat dan dosa. Tidakkah kaulihat, ketika tidak bekerja di hari raya atau di hari libur, orang yang lalai melakukan perbagai perbuatan dosa dan tenggelam dalam maksiat kepada Allah? jadi kesibukan kerja merupakan rahmat dari Allah Swt untuk manusia.

4. Dalam kerja dan usaha terdapat rahmat dan karunia dari Allah bagi para ahli ibadah dan hamba yang sibuk menaati-Nya.

5. Allah Swt ingin agar orang beriman bersatu karena sesama orang beriman itu bersaudara. Usaha dan kerja merupakan sarana untuk saling mengenal dan untuk memunculkan cinta diantara mereka. Tidak ada yang menentang kerja kecuali orang yang bodoh atau hamba yang lalai dari Allah.
Ketika mengajak manusia ke jalan Allah, Rasulullah saw tak pernah sekalipun memerintahkan mereka untuk berhenti bekerja. Rasulullah saw membiarkan mereka mengerjakan sesuatu yang di ridhai Allah Swt, seraya mengajak mereka menuju jalan hidayah. Al-Quran dan sunnah penuh dengan petunjuk yang menghalalkan usaha.
Sungguh tepat ungkapan syair berikut.

Tidakkah kautahu, Allah berkata kepada Maryam
Guncangkan pohon itu, kurma segar pasti akan gugur
Kalau mau, Dia akan langsung memberikan buah itu
Maryam tak perlu bersusah payah mengguncangnya
Namun, segala sesuatu membutuhkan sebab dan usaha

Sama seperti burung yang terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Kepergiannya di pagi hari dan kepulangannya di waktu sore hari merupakan sebab dan usaha, sama seperti keluarnya manusia ke tempat kerja, kemudian pulang di sore hari. Kesimpulannya, dari sisi lahir kau harus berusaha dan bekerja, namun dari sisi batin kau tidak boleh terfokus pada kerjamu. Bekerja dan berusahalah sesuai dengan ketetapan-Nya. Namun, jangan bersandar kepadanya karena kau mengetahui keesaan-Nya.

Cara mencari rezeki yang baik :

1. Cara mencari rezeki yang baik adalah yang tidak melalaikanmu dari Allah Swt. 

2. Mencari rezeki dan mencarinya kepada Allah Swt, tanpa menetapkan batasan, sebab dan waktunya sehingga Dia akan memberikan kepadanya apa yang Dia kehendaki, dengan cara yang Dia kehendaki, dan di waktu yang Dia kehendaki. itulah etika meminta rezeki. Orang yang mencari rezeki seraya menetapkan kadar, sebab dan waktunya, berati telah mengatur Tuhannya dan sikap itu menunjukkan kelalaian hatinya.

3.Meminta kepada Allah Swt dan jangan jadikan apa yang kauinginkan sebagai tujuan doamu. Permintaanmu itu sesungguhnya hanyalah sarana untuk bermunajat kepada-Nya.

4. Dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa jatahmu telah di tetapkan dan akan mendatangimu, bukan permintaan dan usahamu yang akan mengantarkanmu kepadanya. Dengan demikian, ketika meminta dan berusaha kau benar-benar larut dalam lautan ketidakberdayaan dan kelemahan.

5, Meminta kepada Allah rezeki yang bisa mencukupi bukan yang melenakan. Jangan menghendaki sesuatu secara berlebihan.

Diantara mereka ada yang berjanji kepada Allah, 
Jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, tentu kami akan bersedekah dan termasuk orang yang shaleh. Namun, setelah Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada mereka, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling. Mereka orang yang senantiasa membelakangi. Sebagai akibatnya Allah memunculkan kemunafikan pada hati mereka sampai mereka bertemu dengan Allah karena mereka telah mengingkari janji mereka kepada Allah dan karena mereka selalu berdusta
(Q.S. Al-Tawbah 75-77)

6. Bisa dengan cara meminta bagian dunianya

7. Meminta tanpa meragukan jatah yang diberikan kepada Tuhan serta tetap menjaga diri dari segala sesuatu yang dilarang.

8. Meminta tanpa menuntut untuk segera dikabulkan.
    Nabi saw melarang kita mengatakan : aku telah berdoa tetapi belum juga terkabul.

9. Meminta dan bersyukur kepada Allah jika diberi dan menyadari pilihan terbaik-Nya jika tidak diberi
Memintalah dengan berserah diri karena apa yang kita inginkan masih samar, belum mewujud dalam kenyataan.

10. Meminta kepada-Nya agar kau berpegang pada pembagian-Nya yang telah ditetapkan


Subhanallah penjelasan dari Ibnu Atthaillah ini. Selama ini saya berusaha dalam mencari rezeki atau apapun tujuannya hanya karena tanpa berusaha kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan apabila berhasil mencapai tujuan ya itu karena kita telah berusaha semaximal mungkin ternyata hikmah dari berusaha itu bukan hanya sekedar itu saja tapi bisa mengukuhkan jiwa, menghindarkan maksiat dan juga mempererat tali persaudaraan. Sedangkan hasil yang kita capai itu sudah merupakan ketetapan Allah kita tinggal menjemput yang telah ia tentukan dan lakukan dengan kesadaran seorang hamba yang lemah yang butuh kekuatan dari Allah.

Penjelasan etika dalam mencari rezeki juga begitu mengena, ternyata selama ini saya kurang beretika dalam mencari rezeki :(. Jujur saya pernah minta agar doa segera di kabulkan dan menetapkan batasan kadar, sebab dan waktunya suatu rezeki. Astagfirullah semoga hal ini menjadi pelajaran dan ilmu agar tidak terulang di masa yang akan datang. Menjadi pengingat juga bagi saya jangan sampai dalam mencari rezeki kita melalaikan Allah, karena Dia lah yang memberi kita rezeki. Insya Allah. Aamiin.

Senin, 30 Juni 2014

Alhamdulillah Ramadhan Yang Dinanti Telah Tiba (2014)

Alhamdulillah Ramadhan telah tiba, bulan penuh berkah, bulan penuh pahala dan bulan penghapus dosa. Semakin banyak belajar dan tau ilmu tentang Ramadhan semakin senang dan semangat dalam menyambutnya. Berbeda saat belum tau ilmunya, ramadhan hanya sekedar puasa, tarawih dan puncaknya lebaran dengan makanan yang banyak dan baju baru. 
Alhamdulillah setelah tau ilmunya mempersiapkan bulan istimewa itu ternyata disambut dengan cara istimewa juga,bahkan dua bulan sebelumnya pada saat bulan rajab dan syaban niat, hati dan ibadah telah di kondisikan dengan amalan-amalan menyambut saat Ramadhan tiba.

Pada saat pengajian beberapa kali ceramah para guru juga mengingatkan khusus buat ibu-ibu, manfaatkan semaximal mungkin waktu di bulan puasa dengan banyak beribadah, jangan terlalu banyak membuang waktu dengan memikirkan makanan yang akan disiapkan atau pergi kesana kemari untuk membeli baju lebaran, karena merugilah waktu yang datang hanya sekali setahun hilang sia-sia.
Dan yang penting juga biasanya pada saat sahur dan buka puasa ibu-ibu repot dan habis waktunya untuk menyiapkan makanan tapi jangan lupa perbanyak doa dan istigfar pada saat itu karena pada saat itulah waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa dan bermuhasabah.

Sekarang ramadhan telah tiba target harian juga telah di buat, semoga Allah mudahkan hati dan seluruh anggota tubuh ini untuk melaksanakannya. Semoga di penghujung ramadhan nanti kita dapat mendapatkan kemenangan dengan menjadi orang-orang yang bertakwa. Aamiin.

Kamis, 26 Juni 2014

Bertahan di Jalan Kebaikan

Ketika saya sedih melihat berkurangnya anggota pengajian yang semula 15 orang kini tinggal 9. Saya lebih banyak terdiam dan berpikir. Sebetulnya saya tau ini hal biasa seperti yang terjadi sudah-sudah. Saya malah pernah ikut kajian yang akhirnya bubar karena satu persatu menghilang dengan berbagai alasan. Berjalan di jalan kebaikan secara berjamaah memang tidak semudah yang kita harapkan, ya disinilah tantangannya apakah kita berputus asa atau tetap sabar dan terus maju dalam mengajak kebaikan. 

Saya mencoba mengingat dan belajar lagi bagaimana kiat menghadapi masalah dalam kehidupan (saya kutip dari buku, merindukan jalan dakwah karangan Umar Hidayat)

1 Kita harus siap

Dalam hidup ini kita harus siap selalu menerima kenyataan, baik yang sesuai dengan harapan kita atau tidak. Dalam kehidupan ini, kita memang diharuskan memiliki harapan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar. Bahkan, kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia dan akhirat, semaximal kemampuan yang Allah berikan kepada kita
Namun bersamaan dengan itu, kita pun harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Ketahuilah kita punya rencana, Allah pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah rencana Allah.

2. Kita harus ridha

Setelah siap menghadapi berbagai kenyataan yang terjadi, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan harapan, maka selanjutnya kita harus ridha dengan kenyataan yang terjadi itu. Mengapa demikian? karena walaupun dongkol, uring-uringan, ataupun kecewa berat tetap saja kenyataan sudah terjadi. Jadi, ridha tidak ridha kejadian tetap sudah terjadi, maka lebih baik kita ridha.
Ridha terhadap suatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak berbuat apapun. Kalau ada yang berpandangan demikian, itu adalah pengertian keliru. Ridha itu hanya amalan hati kita menerima kenyataan yang ada sesuai dengan apa yang Allah berikan. Kondisi hati yang ridha ini sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.

3. Kita jangan mempersulit diri

Andaikata mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisasi, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil mendramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya, dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya atau menyelesaikannya.
Maka, dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri, serta renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah. Bukankah kita sudah sering mengalami masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

4. Kita harus mengevaluasi diri

Ketahuilah, hidup ini bagai gaung di pegunungan. Apa yang kita bunyikan suara itu pulalah yang akan kembali pada kita. Artinya segala hal yang terjadi pada diri kita bisa jadi adalah buah dari apa yang telah kita lakukan, baik disadari maupun yang tidak disadari.
Alla Swt Mahapeka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan keadilannya, siapa pun yang berbuat kebaikan sekecil apapun dan tersembunyi, niscaya Allah akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurut-Nya. Begitupun sebaliknya, kezaliman sehalus apa pun yang kita lakukan yang tampaknya seperti menzalami orang lain, padahal sesungguhnya kita sedang menzalimi diri sendiri dan sedang mengundang bencana balasan dari Allah yang pasti lebih getir dan gawat.

5. Kita harus menjadikan hanya Allah-lah satu-satunya penolong

Andaikata kita sadar dan menyakini bahwa bekal kita sangat kokoh untuk mengarungi hidup ini, maka kita tidak gentar menghadapi persoalan apapun. Karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita adalah Allah Swt, berikut segala jalan keluar terbaik menurut pengetahuan-Nya Yang Mahasempurna.
Dan Allah berjanji akan menuntun memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Allah tidak ada yang rumit dan pelik karena semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
Jadi, apa yang harus ditakutkan? jangan takut menghadapi masalah, tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongannya kita akan terus berkelana dalam kesusahan, persoalan yang berujung pada persoalan baru, tanpa nilai tambah bagi dunia akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata.
Rasulullah Saw bersabda, Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan di beri rezeki, sebagaimana seekor burung diberi rezeki, ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (H.r. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Nah sekarang udah tau ilmunya tinggal prakteknya, bismillah semangat.... semangat karena Allah :)