Kamis, 26 Juni 2014

Bertahan di Jalan Kebaikan

Ketika saya sedih melihat berkurangnya anggota pengajian yang semula 15 orang kini tinggal 9. Saya lebih banyak terdiam dan berpikir. Sebetulnya saya tau ini hal biasa seperti yang terjadi sudah-sudah. Saya malah pernah ikut kajian yang akhirnya bubar karena satu persatu menghilang dengan berbagai alasan. Berjalan di jalan kebaikan secara berjamaah memang tidak semudah yang kita harapkan, ya disinilah tantangannya apakah kita berputus asa atau tetap sabar dan terus maju dalam mengajak kebaikan. 

Saya mencoba mengingat dan belajar lagi bagaimana kiat menghadapi masalah dalam kehidupan (saya kutip dari buku, merindukan jalan dakwah karangan Umar Hidayat)

1 Kita harus siap

Dalam hidup ini kita harus siap selalu menerima kenyataan, baik yang sesuai dengan harapan kita atau tidak. Dalam kehidupan ini, kita memang diharuskan memiliki harapan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar. Bahkan, kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia dan akhirat, semaximal kemampuan yang Allah berikan kepada kita
Namun bersamaan dengan itu, kita pun harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Ketahuilah kita punya rencana, Allah pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah rencana Allah.

2. Kita harus ridha

Setelah siap menghadapi berbagai kenyataan yang terjadi, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan harapan, maka selanjutnya kita harus ridha dengan kenyataan yang terjadi itu. Mengapa demikian? karena walaupun dongkol, uring-uringan, ataupun kecewa berat tetap saja kenyataan sudah terjadi. Jadi, ridha tidak ridha kejadian tetap sudah terjadi, maka lebih baik kita ridha.
Ridha terhadap suatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak berbuat apapun. Kalau ada yang berpandangan demikian, itu adalah pengertian keliru. Ridha itu hanya amalan hati kita menerima kenyataan yang ada sesuai dengan apa yang Allah berikan. Kondisi hati yang ridha ini sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.

3. Kita jangan mempersulit diri

Andaikata mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisasi, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil mendramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya, dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya atau menyelesaikannya.
Maka, dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri, serta renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah. Bukankah kita sudah sering mengalami masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

4. Kita harus mengevaluasi diri

Ketahuilah, hidup ini bagai gaung di pegunungan. Apa yang kita bunyikan suara itu pulalah yang akan kembali pada kita. Artinya segala hal yang terjadi pada diri kita bisa jadi adalah buah dari apa yang telah kita lakukan, baik disadari maupun yang tidak disadari.
Alla Swt Mahapeka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan keadilannya, siapa pun yang berbuat kebaikan sekecil apapun dan tersembunyi, niscaya Allah akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurut-Nya. Begitupun sebaliknya, kezaliman sehalus apa pun yang kita lakukan yang tampaknya seperti menzalami orang lain, padahal sesungguhnya kita sedang menzalimi diri sendiri dan sedang mengundang bencana balasan dari Allah yang pasti lebih getir dan gawat.

5. Kita harus menjadikan hanya Allah-lah satu-satunya penolong

Andaikata kita sadar dan menyakini bahwa bekal kita sangat kokoh untuk mengarungi hidup ini, maka kita tidak gentar menghadapi persoalan apapun. Karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita adalah Allah Swt, berikut segala jalan keluar terbaik menurut pengetahuan-Nya Yang Mahasempurna.
Dan Allah berjanji akan menuntun memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Allah tidak ada yang rumit dan pelik karena semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
Jadi, apa yang harus ditakutkan? jangan takut menghadapi masalah, tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongannya kita akan terus berkelana dalam kesusahan, persoalan yang berujung pada persoalan baru, tanpa nilai tambah bagi dunia akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata.
Rasulullah Saw bersabda, Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan di beri rezeki, sebagaimana seekor burung diberi rezeki, ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (H.r. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Nah sekarang udah tau ilmunya tinggal prakteknya, bismillah semangat.... semangat karena Allah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar