Senin, 10 Juli 2017

Dakwah Itu Cinta

Terusik lagi dengan berita pelarangan kajian ustad Felix.
Ada apa dengan negeriku saat ini?
Melarang orang berdakwah, apalagi yang melarang sesama muslim. Astagfirullah ..

Saya tidak sepemikiran soal HTI tapi saya menyetujui hal lain apa yang di sampaikan nya. Apakah hanya karena satu pemikiran yang tidak disetujui sampai melarang keselurahan.

Entahlah ...sampai disini saya gagal paham.

Dakwah itu sampai kapanpun tidak akan bisa dilarang. Karena saya tau orang yang berdakwah itu melakukannya dengan cinta. Seperti yang dikatakan alm ustad Rahmat Abdullah "dakwah itu adalah cinta dan cinta akan meminta semuanya darimu".

Jadi rugi banget ngelarang orang berdakwah karena semakin dilarang dia akan semakin semangat. Dan masyarakat pun akan semakin kepo dengan berita, yang ada setelah itu mereka akan memihak kepada juru dakwah serta apa yang disampaikannya.

Yukk ahh kita saling menghargai, menghormati sesama muslim, masih banyak peer yang lain, klo ribut terus kapan kita jadi umat terbaik yang membawa perubahan. Setiap orang punya prinsip dan keyakinan masing masing. Apapun keyakinan kita pegang erat, amalkan, dahwahkan tapi jangan memaksa, natural aja prosesnya jika diterima syukuri jika tidak syukuri juga. Karena  tidak ada yang dirugikan dan menimbulkan keburukan .  Percayalah soal hati dan hidayah, Allah yang punya kuasa, cukup kerjakan urusan kita, hasilnya Allah yang punya keputusan.


Jumat, 23 Juni 2017

Alasan Untuk Pulang

Jika kehadiranku bisa menjadi setitik alasan kebahagian mama

Itu alasanku untuk pulang

Jika kenangan akan rumah dan orang orang yang kucintai bisa membuatku semakin bersyukur aku masih dikelilingi orang yang kucintai.

Itu alasanku untuk pulang

Jika kebahagian pulang bisa membuatku ingat makna pulang yang sebenarnya dan akhirnya membuat ku berdoa agar kelak dikumpulkan dengan orang orang yang kucintai di surgaNya

Itu alasanku untuk pulang

Partai Final Yang Mengharu Biru

29 hari ramadhan telah dilalui
Perasaan apa yang engkau miliki
Senangkah, sedihkah atau biasa biasa saja?

Ingatan saya kembali pada ramadhan tahun lalu, yang mana qadarullah saat 10 hari terakhir Ramadhan saya sakit dan harus di rawat.
Pemulihannya sampai setelah lebaran hingga saya baru merasa fit.

Saat itu pada 1 Syawal tak terbendung air mata, terasa benar kesedihannya. Saya kehilangan kesempatan maksimal beribadah, ketakutan akan ramadhan tidak menyapa saya lagi tahun depan.

Bukan menyesal atas takdir Allah, hanya menjadi hikmah betapa nikmat sehat dan tidak mensia-siakan waktu menjadi alarm bahwa waktu itu bagaikan pedang.

Tahun ini saat partai final itu datang lagi, qadarullah gantian suami yang kurang sehat.
Ya Rabb....tak putus Istighfar hamba ucapkan atas kejadian ini, semoga ini semua merupakan bagian dari kasih sayangMu bukan bagian dari azabMu.

Tetap bersyukur Allah masih beri saya kesempatan, walaupun tidak maksimal tapi tetap semangat, berharap dan berdoa semoga Allah ridho atas semua yang saya lakukan. Semoga yang sedikit ini Allah terima dan menjadi pemberat amal kebaikan bagi saya, dan diampuni segala dosa.

Semoga saya menjadi alumni Ramadhan yang Istiqomah. Istiqomah dalam membaca Alquran, sholat, sedekah dan amal amal lainnya.

Sungguh saya merindukan agar Ramadhan waktunya di perpanjang. Tapi disinilah Allah memberi tantangannya. Hanya ada satu bulan dalam 12 bulan yang ada, dan hanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Jika ada istilah jangan kasih kendor dan jangan sampai lepas atas sajian 10 terakhir ramadhan ini, saya ingin mengatakan jangan tinggalkan keberkahan Ramadhan sepanjang hidup saya. Saya ingin berkah satu bulan mewarnai 11 bulan hari hari saya.

Semoga masih bisa bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun depan dalam keadaan sehat, iman yang meningkat dan (hhhmmm harapan yang pengen banget) ramadhannya di mesjid haram dan nabawi :)
Aamiin ya Allah...Kun Fayakun.