Minggu, 04 Maret 2018

Indahnya cerita Allah untukmu T...

Alhamdulillah kemaren senang banget dengar teman kuliah mengakhiri masa sendirinya, padahal waktu ketemu beberapa bulan lalu, belum ada rencana nikah karena belum ada jodoh walaupun niat pasti udah ada, karena usia dan kehidupan sudah matang .

Kenapa saya senang? Entahlah saya paling senang mendoakan secara diam diam buat teman yang belum nikah terutama teman dekat, karena saya tau lah bagaimana perasaan mereka sebagai perempuan apalagi umur sudah banyak. Daripada sering nanya kapan saya lebih sreg mendoakan mereka secara diam diam, kalau di tanya juga mereka pasti ga tau jawabannya karena hanya Allah yang tau jawabannya.

Alhamdulillah udah habis teman jombloku ;)

Dear T sayang, selamat ya barakallah semoga dimudahkan menjalani proses menjadi istri dan langsung menjadi mama abegeh anak 3, asyikkk pisan euy langsung banyak anak ;)). Penantian sekian lama akhirnya berbuah manis juga.

Dengan semua yang saya alami dan kehidupan orang lain di sekitar saya, semakin yakin dengan nasehat "jikalau engkau tau bagaimana Allah mengurus hidupmu pasti engkau akan menangis"

Dear T... banyak sabar, banyak cinta, banyak tebar kebaikan dan semakin dekat dengan Allah,  insya Allah sehidup sesurga . Aamiin...

Senin, 19 Februari 2018

Origin by Dan Brown

Terus terang baca buku ini karena  penasaran setelah diulas oleh ustad Salim Fillah . Soalnya sudah lama ga baca buku Dan Brown lagi setelah baca buku Da Vinci  Code dan  The Lost Symbol. Emang sengaja ngurangin baca novel apalagi ini novelnya tebel banget. Maklum setelah proses hijrah yang kemudian banyak belajar tentang ilmu agama dan baru tau tepatnya baru sadar ternyata oh ternyata yang saya tau tentang agama ini cuman dikit makanya prioritas baca-baca buku yang penting dan hafalan Al quran walaupun kadang masih tetap baca novel kalau udah kangennnn banget :)

Bicara tulisan Dan Brown pasti bicara banyak tentang cerita dan lokasi mengenai sejarah terutama tentang sejarah agama Kristen (ini yang bikin saya agak sedih kenapa novel tentang sejarah Islam sangat kurang, pengen nya sih ada yang sekelas Dan Brown gitu :) ).

Novel ini bercerita tentang seorang atheis yang futuristik. Saat baca buku ini kadang komentar saya muncul,  aneh aja, ada tokoh atheis, bercerita tentang sains yang mengalahkan agama , tapi terakhir hidupnya tetap berdoa dan menyatakan atas nama Tuhan.

Secara tema saya merasa biasa aja tapi secara alur cerita, deskripsi tempat, konflik hingga kejutan bagaimana akhir cerita seperti buku Brown yang lain emang keren bangettt. Buku dengan 507 halaman yang pas di baca dari halaman pertama bikin ga bisa berhenti dan penasaran , hanya karena saya ingat banyak kerjaan domestik aja saya taruh buku itu sejenak dan begitu kelar urusan dan kewajiban dengan cepat saya ambil lagi terusin baca sampai selesai :).

Satu hal lagi Dan Brown berhasil membuat saya baca sambil browsing karena lokasi cerita ini di Spanyol dan banyak bercerita tempat sejarah biar lebih memahami dan membuat film sendiri di kepala saya hihi sebentar-sebentar saya googling.

Buku ini banyak bercerita tentang tekhnologi , kecanggihan sebuah program komputer hingga berhasil membuat program manusia palsu yang bisa berbicara, mengolah data dan pintar dalam segala hal. Tapi pada akhirnya tekhnologi juga yang membinasakan sang penemu program.

Pada saat membaca ini saya reflek lagi ke diri saya dan kehidupan sekarang betapa kita begitu sangat dipermudah dan dimanjakan oleh tekhnologi, ibarat dunia dalam genggaman telapak tangan semua bisa kita lakukan dengan jari jemari kita, tapi ada sesuatu yang hilang yaitu perasaan kemanusiaan yang hanya bisa kita rasakan dengan hati dan kontak secara langsung dan personal bukan sekedar dunia maya.

Tokoh Edmond seorang atheis dalam novel ini  melalui tekhnologi dan sains  berusaha menjawab sebuah pertanyaan "dari mana kita berasal ? dan kemana kita akan pergi ? "

Tokoh Langdon menjelaskan "pertanyaan tentang Tuhan bergantung pada pemahaman akan perbedaan antara kode-kode dan pola-pola . Pola adalah rangkaian yang teratur dan dapat di bedakan. Pola muncul dimana-mana, di alam, benih spiral bunga matahari, riak melingkar di kolam ketika seekor ikan melompat dll. Sedangkan kode itu spesial, harus mengandung informasi. Kode harus lebih dari sekedar membentuk pola, kode harus menyampaikan data dan menyampaikan makna contoh, bahasa, musik simbol dll. Dan kode tidak muncul secara alami di dunia.
Bagaimana dengan DNA? Merupakan suatu kode genetis. Disitulah paradoksnya. Kode genetis jelas membawa data, instruksi spesifik untuk membentuk suatu organisme. Tapi kata Langdon sejak kecil aku punya perasaan bahwa ada kesadaran di balik alam semesta, seimbangan kosmos, aku tidak merasa seperti sedang mengamati sains yang dingin, rasanya aku sedang mengamati jejak-jejak yang hidup...bayangkan suatu kuasa yang lebih besar yang berada di luar pemahaman kita."

Nah eta, kalimat penutupannya itu merupakan jawaban, pada akhirnya ada kuasa yang merupakan di luar kuasa manusia. Sang Maha.

Duhh setelah nulis ini kenapa tiba-tiba saya jadi ingat cerita lama mengenai proses ivf saya.
Ga apa2 lah cerita dikit buat hikmah bagi saya. Pada waktu itu ada yang salah pada pikiran saya, pada saat ET (embrio transfer) selesai dilaksanakan saya sempat berpikiran, nah dua minggu lagi saya akan hamil, karena telah ada embrio yang telah dimasukan setelah melewati proses yang panjang, ternyata tekhnologi bikin gampang ya dan ternyata dalam perjalanan dua minggu itu saya tidak mematuhi prosedur istirahat karena qadarullah saat itu ada musibah pada mama kemudian saya melakukan perjalanan jauh, dan hasilnya bisa di tebak, tidak seperti yang di harapkan. Ternyata teknologi secanggih apapun jika Allah belum mengatakan yes maka hasilnya tetap no. Astagfirullah Alhamdulillah, di balik kesedihan saya mendapat pelajaran banyak setelah itu.

Ahh jadi berpanjang-panjang cerita, jadii kesimpulannya buku ini temanya bagus untuk di jadikan hikmah kehidupan dan dalam bidang kepenulisan bagus jadi referensi betapa Dan Brown piawai bikin orang betah untuk tetap membaca.

Selamat membaca...

Rabu, 07 Februari 2018

Refleksi Diri

Percakapan diskusi group saat mencari guru untuk kajian tetap.
manhaj nya apa? cari yang sesuai Sunnah. #zaman now

Pernyataan atau istilah yang tak pernah ada saat puluhan tahun lalu sepanjang perjalanan saya ikut kajian, yang saya tau dulu, seorang guru itu akhlaknya baik, ilmunya mumpuni jelas dari mana dia belajar maksudnya ada latar belakang sekolah agama, yang disampaikan berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.

Emang kajian Sunnah saat ini lagi banyak dan semarak di sekitar masyarakat, gampang menemui majelis ilmu seperti ini di mesjid-mesjid. Dulu jangan kan ikut kajiannya istilahnya aja saya baru dengar saat ini. Mungkin dulu pengajarnya dan tempat kajiannya tidak banyak .

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan beberapa tahun belakangan ini, saya mengikuti kajian Sunnah ini, karena ilmunya sangat bagus, runtut, berisi dan dasarnya jelas, tidak ada keraguan bagi saya untuk mengikutinya. Hanya satu yang masih kurang sreg di hati saya , mengkotak kotakan seorang ustad, yang mana klo ustadnya bukan ustad Sunnah jangan diikuti, karena tidak sepaham dan yang benar yang kita ikuti sekarang.

Jujur saya  masih kurang ilmu ibaratnya masih sebutir debu dan iman saya juga masih iman orang awam yang masih belajar bukan sebagai orang yang saleh tapi orang yang masih banyak salah.

Saya menulis ini hanya keresahan pribadi saya, yang tidak ingin menganggap diri kita lebih baik dari orang lain. Siapa yang bisa memastikan orang yang di luar manhaj Sunnah kurang baik dan ilmunya salah, bagi saya biarlah penilaian itu hak Allah. Ilmu yang kita dapati saat ini dan yang sesuai dengan hati kita , kita jalankan saja dengan sebaik2nya baiknya, pegang erat dan gigit dengan kencang. Jika ada ustad yang ceramah berbeda biar saja, itu merupakan pemahaman dia, karena latar belakang ilmu yang di dapat berbeda. Jika ada yang benar kita akui dan jalankan, jika ada yang salah koreksi hanya untuk berdiskusi bukan untuk menyalahkan.

Yang saya ceritakan ini bukan semua orang yang ikut kajian Sunnah, ini hanya sekedar omongan orang yang pernah saya dengar dan saya jadikan refleksi buat saya dan pembelajaran untuk saya lebih menjernihkan hati saya dengan prasangka. Bukan klaim untuk sebuah golongan tertentu.

Betapa saya haus akan ilmu dan sangat menginginkan kebaikan dari ilmu tersebut yang dapat menghantarkan saya pada rahmat dan ridho Allah.

Semoga Allah mudahkan langkah-langkah saya dalam menuntut ilmu syar'i dan Allah lapangkanlah hati saya untuk menerima segala perbedaan dan tetap mencintai sesama muslim karena Allah.

Kita bersaudara dan bersaudara tidak harus sama tanpa beda.