Senin, 01 Oktober 2018

#Doa Untuk Palu

Belajar melepaskan
Melepaskan yang kita miliki
Melepaskan apa-apa yang kita cintai
Sejatinya karena itu semua hanya titipan

Belajar dari peristiwa gempa dan tsunami di Palu
Perumahan balora yang berisi 3000 jiwa, semuanya habis, hanya menyisakan rumah yang tak tampak karena terbenam di dalam tanah

Kalau sudah seperti ini, manusia bisa apa?
Manusia punya apa?
Lemah, dhaif dan sama sekali tak berdaya

Ya Rabb...maafkan kami
Sungguh ujian ini berat bagi kami
Andai tak ada iman di dada
Kami akan mengeluh dan meratap
Tapi kami sadar, segala sesuatu terjadi atas izin -Mu
Segala sesuatu penuh hikmah
Hanya istighfar dan doa yang menjadi obat nyeri di dada

Sabar dan ikhlas, hanya itu yang kini menjadi penguat kami
Rabb...maafkan kami yang penuh dosa ini

Peluk kami dengan cinta dan kasih sayangMu
Jangan pernah tinggalkan kami dalam setiap langkah kami
Jika ini ujian kami bersabar
Jika ini kebaikan kami bersyukur

Tak ada alasan lain
Cukup Allah saja

Rabu, 19 September 2018

Bermula dari niat, semoga Allah ridho...

Dua bulan lalu selepas ngaji taklim mingguan komplek, kita ngobrol-ngobrol bersama, cerita tentang jalan-jalan, makanan dll, sampai tercetus pengen umroh bersama.

Ada ide untuk bikin tabungan umroh, target sih 3 tahun ke depan bisa berangkat, insyaa Allah.

Kenapa buat tabungan? Karena keadaan keuangan kita semua berbeda-beda, kalau untuk chuzz langsung berangkat masih belum memungkinkan, makanya kita pilih nabung.

Ngebayangin nya aja udah senang apalagi nanti jadi kenyataan ya ;), kebayang gitu umroh bareng dengan para tetangga yang selama ini kita sama-sama taklim.

Taklim ini sendiri udah berlangsung hampir 5 tahun, dan kita selama ini belum pernah pergi jalan-jalan bareng, apalagi ini dengan suami juga, selama ini paling hanya makan bersama sesudah kajian hihi. Bukanya pelit dan gimana, sebagian besar khan punya balita yang susah di tinggal , sedangkan ngaji aja selalu di bawa dan sering terjadi iklan di tengah kajian dengan suara tangisan dan ketawa para bocah. Tapi semua itu bikin meriah dan senang.

Mungkin umroh nanti perjalanan bersama kita yang perdana. Saya senang dan semangat, begitu juga suami, saat di ceritain tanggapannya langsung oke oce.

Bulan ini perdana di mulai dan saya bertanggung jawab untuk menyimpan dana nya lewat rek bank syariah. Banyak banyak doa, semoga Allah ridho dan berkahi segala rencana ini, di beri kesehatan dan kelapangan.

Hati ini udah sangat rindu ke tanah haram lagi. Ya Allah panggil kami untuk haji dan umroh, hanya Engkau yang tau betapa hati ini menyimpan rindu yang sangat untuk bisa safar dan beribadah di rumahMu.

Bermula dari niat

Di jalani dengan ikhtiar

Hasil akhir, biar Allah yang menentukan

Jumat, 14 September 2018

Inilah Jalan Hijrahku From hopelessness to Acceptance by Rene Suhardono dan Intan Yamuna


Saya menyukai tulisan Rene dari dulu, tulisan mingguan di kompas, buku 'your job is not your career', Ultimate, tuntas saya baca. Suka mengenai konsep idenya, meaningful dan ada pencerahan pemikiran. 

Sewaktu saya menemukan akun ig nya dan stories ig nya banyak bercerita tentang hijrah. Disitu saya tercenung, bukankah selama ini tulisannya bercerita bagaimana menggapai dan mengisi kehidupan yang lebih baik, dan dia seorang coach pengembangan pribadi, sekarang kenapa dia bisa bercerita tentang hidupnya yang tersesat?

Kemudian saya baca buku tentang hijrah ini ;

"Apa arti kepiawaian menata banyak hal dalam kehidupan ini, tetapi awam soal kehidupan kekal sejati yang menanti kita kelak?"

"Apa guna berbagai kemahiran mengolah tubuh Dan pikiran, tetapi Pandir tentang seluk hati dan jiwa kita sendiri"

"Apa manfaat segala bentuk pencarian ilmu demi memahami alam semesta dan segenap isinya, tanpa (berupaya) memahami kehadiran Dzat Sang Maha Pencipta, Sang Maha Penguasa dan Sang Maha pengasih?"

Ternyata tiga pernyataan dari ustaz Nouman yang menjadi pembuka jalan untuk berubah.

Awalnya memang karena kemelut rumah tangga hingga memunculkan niat untuk berpisah , tetapi Allah maha baik, ujian tersebut yang menjadi jalan bagi suami istri ini untuk berubah. Dan haji menjadi jalan untuk banyak merenung tentang hakekat kehidupan.

Ternyata benar jika yang di tuju cuman dunia, dunia dan dunia maka jiwa akan lelah apalagi mengabaikan aturan Allah dan tidak dekat dengan Dia sang pengatur kehidupan.

"Kenapa hijrah? Jawaban mudahnya, konsekwensinya tobat.
Caranya? Menata, merencanakan, dan menjalani hidup sebagai ibadah. Termasuk menjauhkan diri dari pergaulan, percakapan, dan segala hal yang tidak sejalan dengan ajaran agama yang menaungi saya, Islam"

Ya itulah inti dari kisah hijrah, ketika kita merasa salah jalan selama ini tidak ada jalan lain selain berpindah ke arah yang lebih baik.

Ketenangan tidak bisa di dapat dari hal yang berbau duniawi tidak bisa juga di cari di google apalagi you tube, semakin kita kejar dunia semakin tidak tenang hidup kita. Maka banyak cerita hijrah dari orang orang, yang mereka dapatkan setelah hijrah adalah ketenangan.

Semoga Istiqomah ya mas Rene dan mba Yamuna, kita sama-sama mendoakan semoga tetap di jalan kebaikan sampai nafas terakhir