Selasa, 19 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita, ke 5

Efek pandemi terhadap dunia usaha pasti berlaku buat kelas pengusaha manapun, perusahaan merk besar sampai kaki lima. Limbung karena kehilangan pemasukan. Yang paling berat adalah saat harus merumahkan karyawan karena tidak adanya dana buat membayar gaji pegawai. Jika ada aset pun untuk menjualnya juga susah karena saat ini semua butuh uang. 

Salah satu saudara saya yang berjualan di kali lima malioboro semenjak covid dan ditutup nya malioboro, ia mengambil kursus kue, kue cantik dengan motif batik. Ia hanya salah satu contoh dari ribuan pengusaha yang berusaha mencari jalan lain usaha apa yang bisa dilakukan untuk dapat pemasukan.

Ini yang namanya the Power of kepepet.  Walaupun hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan. Tapi setidaknya ada usaha untuk bertahan, usaha untuk tidak menyerah.

Semoga untuk kita yang tetap berusaha bertahan, berusaha untuk tetap menafkahi keluarga, Allah mudahan jalannya dan berkah hasilnya. Aamiin...

#ybc2021

Sabtu, 09 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita, Ke 4

Aku pertama kali bertemu dengannya disaat acara organisasi kampung.
Pertemuannya biasa saja, daerah tempatnya menjadi tuan rumah acara sedangkan aku menjadi peserta yang datang berkunjung.
Saat itu ia menjadi ketua panitia, selayaknya ketua, pasti super sibuk.

Berapa tahun sesudahnya giliran tempatku yang menjadi tuan rumah acara, saat menjadi peserta kerap dia menggoda kami panitia yang lagi sibuk. 
Saat itu melalui perantara ia menitipkan pesan katanya minta kenalan. Tentu saja tidak kutanggapi karena lagi pusing dengan pengaturan acara. Sampai akhir acara dia berhasil mengajak ku ngobrol lebih lama. Saat itu ya biasa aja sebagai tuan rumah yang baik aku melayani peserta dengan ramah.
Setelah acara selesai dia intens menghubungiku, hati ini masih biasa semua kuanggap angin lalu saja karena pada saat itu juga ada beberapa orang yang aedang mendekatiku. Pikiranku lagi fokus pada penyelesaian kuliah. Malah keluarga  menjodohkanku dengan kerabat. Jawabanku masih tidak karena saat itu aku hanya memikirkan bagaimana bisa lulus dengan cepat kemudian melanjutkan kuliah lagi. Hubungan khusus dan pernikahan belum menjadi prioritas saat itu.

Saat aku berkunjung ke kota B, dia yang tau aku mau datang karena rutin tlp tiap minggu sibuk menunggu dan bertanya, seperti tidak mau melepaskan momen, aku harus ketemu dengannya. 
Akhirnya saat hari H, dia membatalkan pertemuan, aku tanya kenapa? Karena dia sangat antusias mau ketemu hampir tiap hari bertanya.  Sedangkan saat itu aku hanya menanggapi biasa aja.

Jawabannya sungguh membuat hatiku berbalik dan membuat keputusan besar. 
"Maaf ya aku ga bisa datang karena mama sakit"
Sakit apa?
"Sakit flu dan maag"
Emang di rumah ga ada orang yang lain?
"Ada bapak dan kk yang lain"
Trus mereka ga bisa dimintai tolong?
"Tentu bisa cuman aku ga mau klo mama butuh apa2 dalam keadaan sakit, aku ga ada di rumah"

Ya Rabb aku pikir sakit apa ternyata flu, seperhatian dan sesayang itu dia dengan mamanya. Mesti ini anak laki2 yang baik.
Langsung aja hatiku berbalik dari yang biasa aja dan ga menanggapi perhatian berubah menjadi suka.

Ya udah setelah itu aku menjadi pemerhati sosok nya, segalanya aku perhatikan dan mencari informasi selengkapnya 

Itulah hati, mudah berbolak balik. Makanya Allah mengajarkan doa agar hati kita tetap dalam keimanan. Kebayang aja khan berbulan-bulan aku cuek aja kemudian berubah hanya dalam waktu hitungan menit dengan satu kalimat, masya Allah.

#ybc2104


Jumat, 08 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita Ke 3

Jika saya  di tanya tentang hubungan buku dan Yogya maka saya mau bilang hubungan mereka bikin saya bahagia.

Lho kok gitu? Iya karena di Yogya saya merasakan buku itu berlimpah, mudah di dapat dan harganya murah, jenisnya pun bermacam macam.

Sebagai anak daerah yang suka membaca tapi akses memperoleh buku sulit maka begitu di Yogya melihat shoping, sosial agency dan toko buku lainnya membuat saya kegirangan.

Buku apa yang berkesan selama saya di Yogya? Hhmm banyak buku tapi rata2 yang saya banyak beli selama di Yogya selain buku kuliah, buku fiksi terutama fiksi islam, buku agama dan buku psikologi dan buku pengembangan diri.

Buku fiksi islam pada tahun 90 sedang jaya2nya banyak pengarang baru bermunculan dan karyanya bagi saya seperti belajar ilmu agama secara tidak langsung. Seperti bagaimana batasan pergaulan pria dan wanita dan bagaimana hijab seorang wanita. Karena disampaikan lewat cerita bagi saya lebih masuk ke hati.

Buku agama tempat pencarian saya lebih lanjut. Ketika di Yogya dan bergaul di kampus saya merasa ilmu agama saya nol, teman2 saya yang kebanyakan lulusan pesantren pada pinter2 yang membuat saya takjub. Asli waktu itu saya sempat minder. Tapi kemudian saya berusaha untuk banyak belajar.

Sedangkan buku psikologi dan pengembangan pribadi saya tertarik bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat. Selain itu saya membawa luka pribadi dalam kehidupan masa lalu saya yang berusaha saya sembuhkan. Luka ini tidak mengganggu secara kepribadian tapi dia seperti memori yang selalu ada si kepala saya, kadang keluar dan kadang hilang bertahun tahun. 

Jadi itulah kenangan antara saya, buku dan Yogya. Bagi saya menulis itu cinta, membaca itu kebahagian. Meninggalkan jejak kenangan lewat tulisan membuat saya belajar dan melihat bagaimana proses pendewasaan saya dari tahun ke tahun. Saya bertumbuh, saya dewasa tapi adakalanya saya terjatuh sedalamnya ketika saya terluka.

#ybc2103