Sabtu, 09 Oktober 2021

Yogyakarta Bercerita, Ke 4

Aku pertama kali bertemu dengannya disaat acara organisasi kampung.
Pertemuannya biasa saja, daerah tempatnya menjadi tuan rumah acara sedangkan aku menjadi peserta yang datang berkunjung.
Saat itu ia menjadi ketua panitia, selayaknya ketua, pasti super sibuk.

Berapa tahun sesudahnya giliran tempatku yang menjadi tuan rumah acara, saat menjadi peserta kerap dia menggoda kami panitia yang lagi sibuk. 
Saat itu melalui perantara ia menitipkan pesan katanya minta kenalan. Tentu saja tidak kutanggapi karena lagi pusing dengan pengaturan acara. Sampai akhir acara dia berhasil mengajak ku ngobrol lebih lama. Saat itu ya biasa aja sebagai tuan rumah yang baik aku melayani peserta dengan ramah.
Setelah acara selesai dia intens menghubungiku, hati ini masih biasa semua kuanggap angin lalu saja karena pada saat itu juga ada beberapa orang yang aedang mendekatiku. Pikiranku lagi fokus pada penyelesaian kuliah. Malah keluarga  menjodohkanku dengan kerabat. Jawabanku masih tidak karena saat itu aku hanya memikirkan bagaimana bisa lulus dengan cepat kemudian melanjutkan kuliah lagi. Hubungan khusus dan pernikahan belum menjadi prioritas saat itu.

Saat aku berkunjung ke kota B, dia yang tau aku mau datang karena rutin tlp tiap minggu sibuk menunggu dan bertanya, seperti tidak mau melepaskan momen, aku harus ketemu dengannya. 
Akhirnya saat hari H, dia membatalkan pertemuan, aku tanya kenapa? Karena dia sangat antusias mau ketemu hampir tiap hari bertanya.  Sedangkan saat itu aku hanya menanggapi biasa aja.

Jawabannya sungguh membuat hatiku berbalik dan membuat keputusan besar. 
"Maaf ya aku ga bisa datang karena mama sakit"
Sakit apa?
"Sakit flu dan maag"
Emang di rumah ga ada orang yang lain?
"Ada bapak dan kk yang lain"
Trus mereka ga bisa dimintai tolong?
"Tentu bisa cuman aku ga mau klo mama butuh apa2 dalam keadaan sakit, aku ga ada di rumah"

Ya Rabb aku pikir sakit apa ternyata flu, seperhatian dan sesayang itu dia dengan mamanya. Mesti ini anak laki2 yang baik.
Langsung aja hatiku berbalik dari yang biasa aja dan ga menanggapi perhatian berubah menjadi suka.

Ya udah setelah itu aku menjadi pemerhati sosok nya, segalanya aku perhatikan dan mencari informasi selengkapnya 

Itulah hati, mudah berbolak balik. Makanya Allah mengajarkan doa agar hati kita tetap dalam keimanan. Kebayang aja khan berbulan-bulan aku cuek aja kemudian berubah hanya dalam waktu hitungan menit dengan satu kalimat, masya Allah.

#ybc2104


Tidak ada komentar:

Posting Komentar