Rabu, 27 September 2023

Tadabbur Surat Al Ikhlas

Tadabbur Surat Al Ikhlas 

Hadist imam Al Baihaqi ;
Orang-orang Yahudi datang ke Rasulullah Saw diantara mereka ada Kaab, Huyay, mereka mengatakan, wahai Muhammad tolong gambarkan kepada kita, seperti apa Rabbmu yang telah mengutus mu? 
Lalu turunlah firman Allah SWT 

١ – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
٢ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
٣ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
 ٤ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Inilah surat yang kita kenal dengan surat Al ikhlas. Allah SWT menjelaskan siapa dirinya di dalam surat ini. 

Ada seseorang yang mendengar saudaranya membaca Qul huwallahu ahad..., orang itu saat selesai membaca kemudian mengulang membaca lagi begitu seterusnya berkali kali. Kemudian besok paginya orang yang mendengar saudaranya membaca surat ini berulang ulang datang ke Rasulullah dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada sedikit meremehkan. Lalu Rasulullah mengatakan, demi diriku yang berada di dalam genggamanNya sesungguhnya surat Al ikhlas nilainya 1/3 Alquranul karim.

Sebagaimana dalam riwayat lain Rasulullah pernah berkata kepada sahabat beliau, apakah kalian kesulitan membaca 1/3 Alquran di satu malam? 

Pertanyaan itu cukup berat bagi mereka 1/3 Alquran = 10 juz dalam semalam. 

Kemudian mereka balik bertanya, siapa diantara kita yang mampu Rasulullah?

Rasulullah menjawab surat Al-Ikhlas itu merupakan 1/3 Alquranul karim. 

Dua riwayat ini juga dicantumkan dalam tafsir Ibnu Katsir. 

Inilah sebab mengapa surat ini dianjurkan dibaca tiga kali dalam doa pagi dan petang, maka nilainya sama dengan seperti membaca satu Alquranul karim. 

Tapi ini secara nilai bukan berarti mengcover surat Alfatihah sampai Annas. 

Nilai ini diibaratkan, misal; jika seseorang membaca surat Al-Ikhlas dalam satu rakaat sholat tetapi tidak membaca Alfatihah sholatnya tidak sah, walau yang dibaca diibaratkan seperti membaca satu Alquranul karim karena tidak ada sholat yang sah tanpa membaca surat Alfatihah.

Hadis imam Ahmad, Rasulullah mengatakan barang siapa yang membaca surat Al ikhlas sampai selesai sampai 10 kali maka Allah akan bangunkan istana di surga. 

Renungkan ; sudah berapa tahun kita sia-siakan untuk mendapat istana di surga? Bandingkan dengan sudah berapa tahun kita menabung agar bisa mendapatkan rumah di dunia? 

Inilah yang Allah katakan dalam surat Al ahzab 72, ...sesungguhnya manusia itu zalimnya luar biasa dan bodohnya kelewatan. 

Manusia itu sering jungkir balik agar bisa membangun rumah di dunia bahkan kadang menabrak aturan Allah sedang rumah di surga yang abadi tidak dibangun2. 

Apa makna dari surat Al ikhlas ini? 
Ayat pertama, katakanlah wahai Muhammad, dialah Allah yang Esa.

Ulama mengatakan keesaan Allah ini menunjukan Allah tidak ada tandingannya, Allah tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yang maha pengasih kecuali Allah, tidak ada yang maha penyayang kecuali Allah, tidak ada yang maha pedih siksanya kecuali Allah. 

Ayat kedua, Zat yang seluruh makhluk akan kembali pada Nya dalam memenuhi kebutuhan2 dan masalah2 nya dan di waktu yang sama Dia tidak butuh kepada siapapun. 

Maksudnya, Dialah pemimpin yang kekuasaanya sempurna, maha mulia dengan kemuliaan yang sempurna, yang maha agung dengan keagungan yang sempurna. 

Sebagian para ulama mengatakan kalau anda tidak kembali kepada Allah dalam kondisi lapang maka anda akan kembali kepada Allah dalam kondisi terjepit dan darurat. 

Misalkan dalam sebuah cerita, ketika seseorang lupa kepada Allah di ketinggian ribuan kaki pada saat dia di dalam pesawat, ada kesempatan untuk zikir tapi dia tidak berzikir, dia bisa membaca doa naik kendaraan tetapi dia tidak membaca, lalu tiba2 disaat dia sedang menikmati entertainment di dalam pesawat yang penuh dengan suasana duniawi tiba2 terjadi turbelensi hebat yang mengerikan lalu pilotnya mengatakan maaf tidak bisa mengendalikan pesawat lagi, apa yang terjadi dengan penumpang2 tersebut? 

Mereka akan kembali kepada Allah. Pada saat itu tidak akan ada yang mengingat makhluk walaupun didalam pesawat itu ada seorang pejabat, penguasa, tapi tidak ada yang akan meminta pertolongan kepada mereka.

Misalkan lagi, bagaimana seorang pasangan yang ketika hidupnya harmonis, pasangannya romantis dia lupa sama Allah, tapi ketika pasangannya selingkuh, dikhianati, maka dia akan kembali kepada Allah. 

Hati manusia akan selalu kembali kepada Allah. Allah ga butuh sama kita, kita yang butuh sama Allah. 

“Semua masalah dalam hidup itu sama seperti surat kepada kita maksudnya misalkan ketika kita sakit, jatuh miskin, dikhianati, rumah tangga berantakan maka Allah seperti memberi surat kepada kita yang saat kita membukanya seakan Allah berkata, engkau punya Rabb, maka kembalilah engkau kepada Rabbmu” 

Ingat selalu ayat ini: 
Albaqorah 186, Dan apabila hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat...

Allah sendiri yang mengatakan aku dekat, tapi manusia sendiri yang menjauh kepada Allah.

 Ketika manusia lain mengatakan ABCD tentang kita, kembali saja kepada Allah yang tidak pernah menzalimi hambanya 

Allah itu lebih sayang daripada seorang ibu yang menyayangi anaknya (Hadist Ummar Bin Khatab)

Disaat kita lagi hancur dan tidak ada seorangpun yang mau menolong kita, bukankah kita punya Rabb yang mengatakan “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu” (Almujadillah, 11) 

Reminder, bacalah Al ikhlas dengan hati dan keimanan jangan hanya sekedar lisan karena ini tentang Allah yang Maha Sempurna yang mana seluruh makhluk akan kembali padaNya. Jangan sampai nunggu darurat dulu baru kembali kepada Allah. 
“Perkenalkan diri anda kepada Allah disaat anda lapang maka Allah akan mengingat anda disaat anda susah” (HR Tarmidzi) 

Ayat ketiga, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. 
Ayat ini semakin menegaskan kemuliaan Allah. Allah tidak butuh orang tua dan keturunan. Allah tidak butuh siapa2, manusia yang butuh kepada Allah.

Ayat keempat, tidak ada seorang (atau makhluk) pun yang setara dan (sebanding) dengan Nya. 

 Makna dari ayat ini, tidak ada satupun yang mirip denganNya. Hidup kita ini sering berantakan karena kita tidak mengenal Allah, sering kali kita menganalogikan Allah dengan makhluk makanya kita tidak mengerti bagaimana Allah mengatur alam semesta ini. Contoh, kadang banyak orang yang tidak mau berdoa kepada Allah dengan alasan aku sudah banyak maksiat, aku malu apakah masih pantas aku berdoa kepada Allah? 

Kenapa muncul perkataan seperti ini? Karena tidak mengenal Rabb Nya. Ia analogikan Allah itu seperti manusia, yang tidak suka diminta minta layaknya manusia. Padahal Allah itu berbeda, Allah mengatakan, “barang siapa yang tidak meminta kepadaKu, maka mereka akan masuk neraka jahanam karena hina” surat Al ghafir ayat 60. 

Makanya banyak orang yang buruk sangka kepada Allah, karena mereka tidak mengerti Allah. Tidak mau belajar tentang Allah. Padahal ilmu mengenal Allah itu sangat mewah, makrifatullah.

Kesimpulan, Kita harus kembali kepada Allah. Allah maha sempurna tidak ada tandingannya. Esa dalam nama dan sifatnya, Esa dalam pengaturan. 

Ada dua riwayat dikeluarkan oleh imam Bukhari dari Aisyah Ra,

Pertama, Nabi melepas sebuah pasukan dan menunjuk seorang imam, orang ini yang akan mengimani sholat para pasukan, imam ini setiap memimpin sholat dia membaca alfatihah, surat lain , kemudian ditutup Al ikhlas, begitu setiap rakaat. Kemudian mereka melapor kepada nabi dan nabi menyuruh langsung menanyakan kenapa dia berbuat spt itu. Orang itu menjawab aku senang membaca surat Al-Ikhlas karena didalamnya terkandung sifat2 Allah, kemudian nabi yang mendengar jawabannya mengatakan, sampaikan kepada oraang itu, Allah sayang dan cinta kepada dia. 

Riwayat kedua, ada seseorang kaum anshor yang menjadi imam di mesjid Quba setiap dia menjadi imam dia membaca alfatihah, Al-Ikhlas, baru membaca surat lain. Setiap rakaat dia baca seperti itu, jamaahnya bingung dan menanyakan kenapa dia.membaca surat seperti itu, pilih saja salah satu. Imam itu menjawab saya tidak akan mau meninggalkan metode seperti ini, jika kalian tidak suka,kalian bisa memilih yang lain. Ternyata imam ini yang paling bagus bacaanya dan dia tetap menjadi imam di mesjid tersebut , begitu nabi datang ke mesjid Quba dan menanyakan kepada imam tersebut kenapa tidak menerima masukan jemaahnya untuk memilih salah satu surat, imam itu menjawab, ya Rasulullah aku membaca surat ini karena aku cinta dengan surat ini aku cinta dengan Allah SWT. Lalu nabi mengatakan cintamu kepada surat al ikhlas yang membuat Allah memasukkan dirimu kedalam surga. 

Begitulah DNA orang yang mencintai ia akan suka membicarakan orang yang dicintainya dan ia akan berulang kali menceritakannya. 

Beda dengan kita, kita membaca surat Al-Ikhlas karena tidak hapal surat yang lain, makanya tidak ada keberkahan itupun tidak mengerti maknanya.

Biidznillah semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran serta mengamalkan tadabbur dari surat Al ikhlas ini. 
 
Sumber; Kajian ustad Nudzul Zikri 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Selasa, 26 September 2023

Tadabbur Surat Alfatihahصِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ



صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

Artinya: (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

 

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus.

Merupakan satu-satu nya jalan kebahagiaan, maka ketika membacanya di dalam dan di luar sholat, resapi baik-baik bahwa ini adalah jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.

 Lalu, Jalan yang lurus itu apa?

Jalan yang orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka dan bukan jalan orang yang Allah murkai dan sesat tapi jalan yang Allah beri nikmat.

Siapa mereka?

Mereka yang Allah sebutkan dalam surat An-nisa ayat 69

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Yang dimaksud dengan orang sholeh disini adalah orang yang menjaga kesucian fisik dan hatinya.

4 golongan orang yang disebutkan diatas yaitu para nabi, shiddiiqiin, syahid, Sholeh yaitu orang yang menggabungkan dua hal yang besar yaitu mengetahui kebenaran/ilmu dan mengamalkan kebenaran/ilmu tersebut.

Maka pada saat kita berdoa

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

Artinya kita minta ditunjuki ilmu dan amal dan begitu kita mendapatkannya maka istiqomalah di jalan ilmu dan amal.

Seperti apa orang yang mendapatkan kebahagiaan itu? seperti orang yang dimaksudkan dalam surat An-Nahl ayat 97

Surat An-Nahl Ayat 97

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Iman adalah karakter orang yang mempunyai ilmu karena tidak mungkin kita bisa mengimani sesuatu tanpa ilmu .

Ilmu amal, ilmu amal, ilma amal itulah dua kunci kehidupan di dunia dan akhirat.

Setiap orang yang jujur yang berdoa di dalam sholat mereka, yang mengatakan tunjukilah kami jalan yang lurus maka inilah orang-orang yang semangat mencari ilmu dan mengamalkan. Terlepas masih ada kekurangan, kekeliruan, kekhilafan, itu wajar karena كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ setiap anak nabi Adam pasti banyak melakukan kesalahan. Tapi karakter, spirit pola mereka adalah mengejar ilmu kemudian mengamalkan.

Tergelincir, tobat kemudian bangkit lagi. Nuntut ilmu, amalkan, nuntut ilmu, amalkan. Ini yang kita kerjakan di dunia.

Maka sebaliknya barang siapa yang malas menuntut ilmu dan tidak mengamalkan maka ia tidak jujur ketika mengucapkan, tunjukilah kami jalan yang lurus.

‘Dan bukan jalan-jalan orang yang dimurkai? “

Siapakah orang yang dimurkai?

Nabi mengatakan langsung, orang yang dimurkai itu Yahudi, dan setiap orang yang mengetahui ilmunya dan dia tidak mengamalkan.

Beda dengan orang mengamalkan tapi dia tergelincir atau khilaf.

Maka ulama mengatakan bahwa setiap orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mengamalkan maka dia termasuk orang yang di murkai

Kemudian, siapa orang yang sesat?

Setiap orang yang semangat beramal tapi tanpa ilmu, beramal dengan ketidaktahuan.

Makanya para ulama mengatakan  ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ  orang-orang yang dimurkai ini ada pada masalah niat, mereka tidak jujur, tidak ikhlas kepada Allah. Seperti layaknya orang munafik punya ilmu tapi tidak diamalkan.

Adapun orang yang tersesat وَلَا ٱلضَّآلِّينَ masalah mereka ada pada ilmu.

Orang yang tersesat mereka berjalan tapi tidak tau arah. Mereka ada usaha, ada semangat, ada langkah, tapi kenapa tersesat? Karena ga tau ilmunya.

Inilah doa yang kita minta setiap hari kepada Allah yang intinya jangan sampai kita melangkah tapi tidak tau ilmu dan kita salah pada niat, tau ilmu tapi tidak mengamalkan.

Jadi orang yang selamat adalah orang yang menggabungkan dua hal tersebut, ilmu dan amal.

Di surat Alfatiha lah secara jelas dan gamblang Allah menjelaskan kenikmatan itu ada pada saat kita diberikan ilmu dan amal.

Makanya keliru besar jika kita berpikir orang yang diberi nikmat itu sebatas orang yang diberi kekayaan, kesehatan, oleh Allah. Karena sejatinya itu ujian.

Sebagaimana Allah nyatakan dalam surat Al Anbiya ayat 35

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

Sehat itu ujian, sakit itu juga ujian. Kapan menjadi kenikmatan? Jika sehat dan sakitnya diisi dengan ilmu dan amal.  

Allah melarang kita kagum pada seseorang hanya semata karena kekayaanya. Sebagaimana Allah katakan di surat At Taubah ayat 55

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَٰفِرُونَ

Artinya: Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.

Dari ayat tersebut dikatakan harta dan anak2 mereka bukan nikmat tapi azab jika mereka tidak beriman kepada Allah.

Seringkali kita menyangkal hal tersebut karena terlihat mereka baik2 saja. Tentu saja itu yang terlihat di luar, kita tidak tau yang terjadi didalam kehidupan mereka karena sejatinya kehidupan dunia itu personal branding.

Maka sebuah ketidak jujuran terjadi jika di dalam sholat, seseorang membaca ayat 5 dan 6 surat Alfatihah ini tapi orientasinya dunia, dunia dan dunia.

Hadist Abu Hurairah yang di riwayatkan oleh imam Muslim dan kitab shahih nya, Nabi SAW mengatakan, aku membagi sholat, maksudnya surat alfatiha antara aku dan hambaku setengah setengah. Setengah untukku dan setengah untuk hambaku.

Maksudnya?

 Apabila hambaku mengucapkan

 ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ maka Allah menjawab ayat tersebut dengan mengatakan;  hambaku baru saja memujiku dan apabila hambaku membaca ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ maka Allah menjawab, hambaku baru saja memujiku lagi. Lalu ketika  hambaku mengatakan مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ maka Allah meresponnya dengan mengatakan hambaku baru saja menganggungkan diriku dan apabila hambaku mengatakan إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ maka Allah merespon bahwa ayat ini kita bagi dua, setengah untukku dan setengah untuk hambaku, maksudnya ibadah itu dipersembahkan untuk Allah dan adapun meminta pertolongan kepada Allah itu untuk hambaku, maksudnya Allah akan kasih pertolongan kepada kita. Adapun ketika hambaku mengatakan ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ  

maka Allah mengatakan ini semua untuk hambaku dan hambaku akan mendapatkan apa yang mereka minta.

 

Reminder: Resapi setiap ayat jangan buru-buru, Jika dalam sholat saja kita tidak khusuk, padahal Allah langsung menjawab apa yang kita ucapkan sedangkan kita tidak menghadirkan rasa pada saat membacanya, pikiran kita blank, maka pantas saja hidup kita tidak berkah.

Surat Alfatiha ini luar biasa yang merupakan rahasia Alquran yang merupakan saripatinya Alquran .

 

Sumber: Kajian Ustad Nudzul Zikri

 

 

 

 

 

 

 

 

Tadabbur Surat Alfatihah اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ



اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Ya Allah berilah hidayah kepada kami, Tunjukilah kami jalan yang lurus."

 (QS Al Fatihah Ayat 6)

 

Setelah memuji Allah tempat kita memohon barulah kita pantas memohon kepadaNya.

Ini merupakan keadaan yang paling sempurna bagi seorang hamba untuk mengajukan permintaan, pertama ia memuji Rabb yang akan minta, kemudian ia memohon keperluannya sendiri dan keperluan saudara-saudaranya dari kalangan orang beriman, melalui ucapan “Tunjukilah kami jalan yang lurus”.

Ini merupakan cara yang sangat tepat dalam menyampaikan permohonan dan dikabulkannya permohonan tersebut. Untuk itu Allah membimbing kita agar senantiasa melakukannya, sebab inilah cara yang lebih sempurna.

Tunjukillah kami jalan yang lurus dalam doa ini maknanya adalah berikanlah kepada kami Ilham, berikanlah kami taufik, berikanlah kami rezeki dan berikanlah anugrah kepada kami.

Pertanyaan; kenapa seorang mukmin meminta hidayah pada setiap saat baik pada waktu mengerjakan sholat maupun di luar sholat, padahal sebagai mukmin ia sendiri menyandang itu, apakah yang demikian termasuk meminta yang telah ada?

Jawaban; tidak, karena jika seorang mukmin tidak memohon hidayah siang dan malam hari, niscaya Allah tidak akan membimbingnya ke arah itu. Selain itu, seorang hamba senantiasa membutuhkan Allah setiap saat dan situasi agar diberikan keteguhan, kemantapan, penambahan, dan kelanggengan hidayah, sebab ia tidak kuasa memberikan manfaat dan mudharat kepada dirinya sendiri, kecuali jika Allah menghendaki. Oleh karena itu Allah selalu membimbingnya untuk senantiasa memohon agar Dia memberikan pertolongan,keteguhan dan taufik kepadanya.

Seperti apa jalan yang lurus? Yaitu jalan orang-orang yang kau beri nikmat atas mereka bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai/sesat.

Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk meminta doa untuk meminta petunjuk kepada jalan yang lurus.

Jalan yang lurus yaitu agama Islam itu sendiri yang dibawa oleh Rasulullah saw dan para sahabat

Doa tersebut meminta jalan yang lurus dan Istiqomah jika sudah di jalan tersebut.

Setelah beribadah dan meminta pertolongan kepada Allah agar Allah memberi hidayah untuk berada di jalan yang lurus.

Jika kita ingin berada di jalan yang lurus maka kembalilah kepada Allah, dengan cara? Minta petunjuk kepada Allah

Hidayah di tangan Allah maka barang siapa yang ingin Istiqomah di jalan itu kembali kepada Allah jangan mengandalkan diri sendiri.

Imam Ibnu Katsir mengatakan

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

merupakan bagian dari adab berdoa sebelum meminta petunjuk dari ayat sebelumnya kita berdoa memuji Allah.

Ini dapat kita terapkan di doa2 kita yang lain sebelum meminta, puji Allah terlebih dahulu sanjung dan agungkan Allah terlebih dahulu

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Merupakan doa terbaik, terpenting yang harus kita minta karena doa inilah yang wajib kita ucapkan minimal  17 rakaat dan merupakan bagian dari rukun sholat.

Tidak ada jalan untuk bahagia kecuali Istiqomah di jalan yang lurus

Anak, harta, pasangan bukan jalan menuju kebahagiaan, hanya jalan yang lurus yang merupakan sumber kebahagiaan, maka pada saat membacanya camkan bahwa inilah jalan kebahagiaan.

Jalan yang lurus yaitu jalan yang Allah beri nikmat dan bukan jalan orang yang Allah murkai dan sesat.

 

Sumber, tafsir Ibnu Katsir dan Kajian Ustad Nudzul Zikri