Tampilkan postingan dengan label 30 hari bercerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 30 hari bercerita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Enam Belas 16


Tadi pagi saat kajian rutin dengan umi Yunengsih, dengan tema tasbih, saya dapat ilmu baru. 

Diatara keutamaan bertasbih, ada satu hadist yang meriwayatkan bahwa ; Barang siapa mengucapkan, subhanallahil azhim wa bihamdihi, di tanam untuknya pohon kurma di surga" 

Sebagai seorang pecinta tanaman dan berapa kali menanam pohon kurma tapi belum berhasil, hadis diatas seperti memberi harapan yang membahagiakan, dengan kata lain, ga apa2 ga bisa nanam pohon kurma di dunia yang penting di surga Allah menjanjikan akan menamkan pohon kurma di surga. Masya Allah surga lho, ga ada bandinganya dengan dunia. 
Makanya jangan lupa dan istiqomah untuk memuji Allah dengan bertasbih ( ngomong ke diri sendiri) 

Rabu, 22 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Empat Belas


Misalkan dalam suatu perkumpulan lingkaran pertemanan ada 30 orang, berapa orang yang kita dekat?

Klo untuk saya, paling hanya bisa dekat sama satu atau dua orang, jarang yang bisa banyakan, why? Gau tau juga sayah kenapa πŸ˜€

Klo dalam agama, ada hadist yang pernah saya baca, bahwa ruh-ruh itu seperti pasukan yang di himpun dalam kesatuan-kesatuan. Yang saling mengenal diantara mereka akan mudah saling tertaut. Yang saling merasa asing diantara mereka akan mudah saling berselisih ( HR Muslim, No 6376).

Penjelasannya menurut ustadz Salim, "Mereka yang taat kepada Allah akan mudah dipertautkan dengan sesama hamba yang taat, dan dipisahkan dengan yang durhaka".

Jadi kesimpulannya, klo kita taat dan baik Allah pertemukan dengan orang baik dan sholeh begitu juga sebaliknya, jadi ga ada cerita pembenaran misalnya, saya udah baik tapi teman-teman saya yang ga baik, itu sama aja ngeles, klo istilah anak sekarang satu frekuensi. 

So... jangan malas jadi orang taat dan baik, karena itu seperti magnet yang akan mengundang orang baik lain untuk mendekat. 

Jumat, 17 Januari 2020

30 Hari Bercerita,.Dua belas 12


Hanya Pms yang bisa membuat seorang wanita menangis tanpa sebab.
Hanya Pms yang bisa membuat emosi ga karuan

Astagfirullah, Ya Rabb..ampuni aku

Sampai sekarang suamiku menolak teori Pms, katanya itu bisa dikendalikam dengan dzikir dan doa. 

Aku percaya tapi aku juga percaya teori kesehatan, jadi gimana donk πŸ™‚

30 Hari Bercerita, Sebelas 11


" Dalam status sosial media seperti facebook, ig, orang banyak tidak menampilkan versi asli dirinya, sudah di perbagus tapi dalam mesin pencarian goggle orang tidak dapat berdusta, itulah kejujuran dalam dirinya"
(Every Body Lies, Seth Stephens)

Saya baca kalimat diatas langsung senyum, iya sih, masa mau bikin status yang aneh2, lebih baik bikin status positif, aman atau motivasi. Klo untuk pencarian goggle, emang pengen cari info apa yang kita mau, lagian orang juga ga tau apa yang kita cari. Kecuali mesin para analis data goggle.

Sekarang lg trend orang bicara big data, bagi saya yang gaptek hal2 kecil bisa bikin saya melongo, lagi cari baju dan tas di google eh ga berapa lama ketika saya membuka laman lain muncul banyak iklan yang berhubungan dengan baju dan tas yang belum berapa lama saya cari. Saya merasa kok pintar amat sih internet ini tapi rasanya dia menghantui dan mengikuti saya terus, tau aja apa yang saya mau πŸ˜€.

Itu baru akal manusia cctv nya Allah lebih canggih lagi setiap detik apa yang kita lakukan ada catatanya, niat kita yang tidak tersirat pun Allah tau. Jadi takut mana cctv Allah apa manusia? Bagi saya ilmu dunia itu semakin dalam kita pelajari semakin bertambah kekaguman dan keyakinan kita pada Allah. Masya Allah...


Selasa, 14 Januari 2020

30 Hari Bercerita, 10 Sepuluh


Bulan lalu saya sempat keluar kota pergi hanya bersama sohib zaman sma dulu. Dan ini pertama kalinya saya pergi sesudah menikah hanya dengan teman yang tujuannya cuman pengen ngumpul. Rencananya mendadak begitu di kabarin pagi hari siang saya udah harus ambil keputusan karena berangkatnya besok siang.

Ga sempat mikir lagi gimana2, cuman ragu, my boss izinin ga ya, eh ketika saya wa dia kasih izin dengan beberapa pertanyaan. Jadilah besok saya bertiga ke Bandung, ada yang dari Jambi dan Pekanbaru. Ketika ketemu dan ngobrol rasanya seperti saya masih umur belasan dan masih sma.  

Saya mikir seawet ini ya perjalanan pertemanan, padahal selepas lulus komunikasi kita ya biasa aja ga intens, paling koment di group kelas jarang yang langsung telp dan japri2.

Teman saya emang ga banyak tapi yang sedikit itu akrab dan awet, soalnya saya sendiri susah untuk langsung akrab dengan orang baru, paling ga bisa membuka obrolan baru paling perbanyak senyum. 

Hari pertama pas nginap, saya sekamar sama Desi dan kita ngobrol sampai malam, sesuatu yang bukan kebiasaan saya banget yang jam 8 udah tidur. Rasanya obrolan ga habis2,cerita tentang keluarga (mama papa adik dan kk ) yang mendominasi. Sekangen itu rasanyaa dan pengen update semua berita kehidupan. 

Setelah dua hari bersama mereka, ngumpul, makan dan jalan, saya merasa fresh, ternyata perlu sekali2 saya untuk keluar dari rutinitas selama ini. Jika selama ini berkutat dengan suami, keluarga dan pekerjaan perlu sejenak menjadi seperti seorang anak sma masa lalu walaupun umur sudah menjadi emak seorang pelajar πŸ˜€

Trus setelah kita ngumpul kita kembali ke kehidupan masing2, ga tlp dan japri wa juga paling hanya sekali2 koment di group, ternyata untuk tetap terkonek hati dan jiwa itu ga perlu harus selalu keep in touch, yang penting perasaan dan perhatian terhadap teman itu tetap ada. 

Tentu saja kita sekarang lebih banyak berkomunikasi dengan teman yang berada dalam lingkaran hidup kita saat ini karena kita banyak berurusan dengan mereka tapi tetap saja dalam rasa yang paling dalam teman2 lama itu mempunyai tempat yang istimewa, dulu, sekarang dan nanti. 

Sabtu, 11 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Delapan 8


Bercerita tentang dimensia membuat saya sedih. Sedih karena orang yang saya sayangi menderita penyakit tersebut eh tapi tetap itu qadarullah  wa maa syaa'a fa'ala dan sebagai muslim yang baik harus tetap mengucapkan Alhamdulillah alla kulli hall.

Sedihnya disini tentang perasaan sebagai seorang anak, melihat bapak (mertua) yang mendadak memorinya hilang, seperti orang yang berada di dunia lain. Hikmahnya jadi bisa melihat betapa hebatnya Allah telah memberikan manusia dengan segala kerumitan susanan syaraf pada otak, rumit bagi manusia awam seperti saya. 

Dengan sakitnya mama dan bapak saya melihat dua sisi penyakit yang berbeda. Bapak secara fisik sehat tapi syaraf dan psikisnya terganggu sedangkan mama secara psikis sehat tapi fisik nya sakit karena tulangnya bermasalah, kesimpulannya sehat itu harus seimbang fisik dan psikis. 

Kadang saya juga kepikiran, nanti klo umur saya sampai lanjut saya seperti apa ya, menderita sakit apa? Pertanyaan ini sering ditepiskan oleh suami dengan mengatakan pasrahkan semua kepada Allah , jangan berandai andai perbamyak doa saja. Seketika langsung berhenti membayangkan hal tersebut.

Bagi anak ini adalah ujian dan dituntut kesabaran tingkat tinggi, karena orang tua yang sudah berusia lanjut sikap dan tingkahnya akan kembali seperti anak kecil lagi. Bagi saya sendiri andaikan bisa memberikan segalanya untuk orang tua, insyaa Allah semua akan saya berikan, tenaga, waktu dan materi. Walaupun sering juga bilang cape dan lelah, ya karena saya manusia bukan boneka yang ada batrenya πŸ˜€

Kalau dimensia bapak lagi kambuh, trus bapak nanya ini lagi dimana, apa yang terjadi, itu siapa, rasanya seperti patah hati, kangennn bisa ngobrol2 lagi seperti dulu. 
Ketika saya tau bapak sakit dimensia dan saya baru mendengar nama penyakit itu, langsung sibuk googling kemudian beli buku tentang dimensia. Berharap dengan banyaknya info yang saya terima saya bisa menangani dan memperlakukan bapak dengan benar sesuai dengan kondisinya, walaupun membaca.buku tersebut sampai sesak nafas karena sedih dan tau betapa ngeri efek dimensia tersebut. 

Ini salah satu catatan perjalanan hidup yang harus di jalani, Allah sebaik baik pembuat rencana. Ga tau hikmahnya aekarang, mungkin besok2 jadi tau, klo pun akhirnya ga tau ya ga apa2, percayakan dan pasrahkan sama Sang Maha. 

Rabu, 08 Januari 2020

30 Hari Bercerita, ke 7


Setelah tiga tahun kebelakang kegiatanku diisi dengan rutin mengikuti taklim, tahun ini aku ingin taklim yang kuiikuti membekas alias nampol di kalbu. Jangan sampai teori yang masuk banyak, praktek kurang apalagi hanya sambil lewat saja dan kemudian lupa.

Yang kurang dariku adalah murajaah ilmu, kitab atau buku yang sudah dipelajari ada beberapa yang sudah khatam tapi ketika di tanya lagi aku sudah lupa, apa yang diajarkan sudah berapa persen yang di praktekkan, belum lagi hapalan ayat dan hadist yang tidak seberapa sudah banyak lupanya klo harus diulang. Jadi tahun ini aku ingin taklim tidak hanya sekedar pergi, duduk, nyatat kemudian pulang trus catatan ga pernah dibuka lagi. 

Hapalanku juga cendrung menurun beberapa bulan ini, selain waktu lebih banyak ngurus mama ketika istirahat dan waktu luang banyak kupakai membersamai hp. 

Yukk ahhh Bismillahirrahmanirahim, menuju 2020 dengan mengisi waktu yang berkualitas, insya Allah...

Senin, 06 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Enam 6


Hellow 2020

Saya udah lama banget ga bikin resolusi lagi. Dulu rajin di catat di buku apa aja resolusi tahun ini, 5 tahun dan 10 tahun kedepan. Sepertinya ini pengaruh bacaan zaman kuliah tentang motivasi dan buku kang abik ayat ayat cinta. Sebenarnya bagus juga sih kebiasaan seperti itu karena dengan tercatat kita tau maunya kita seperti apa dan lebih terarah mau di bawa kemana tujuan kita.

Trus kenapa sekarang saya ga bikin lagi? Jujur dulu target saya banyaknya tentang dunia biasalah anak muda kurang tarbiyah πŸ™‚walaupun ada satu dua tentang akhirat terutama soal peningkatan ibadah. Sekarang saya bosan klo hidup banyak di target hanya tentang dunia aja apalagi selama penantian 16 tahun ini keinginan yang saya impikan belum tercapai. 

Apakah saya terluka dan kecewa?  Entahlah, hanya satu yang paling saya rasakan, sebagus apa pun rencana dan ikhtiar saya jika Allah belum berkehendak, hasilnya nol.
Sekarang saya lebih pasrah dan tawakal kepada Allah dan lebih selow dalam menghadapi hidup, rencana tetap saya susun dalam hati, usaha saya lakukan semampu saya jika dalam pelaksanaanya banyak hambatan ya sudah itu namanya qadarullah. 

Seperti kondisi 6 tahun terakhir disaat mama sakit kegiatan saya langsung berganti hanya dengan mengurus mama. 

Apakah saya sedih dengan kondisi saya? Awalnya iya tapi setelah saya banyak belajar ilmu agama, rutin taklim, saya jadi tau yang mana sesungguhnya prioritas hidup saya, apalagi sudah ada contoh di zaman tabiin tentang kisah uwais al qarni. Saya benar benar termotivasi dengan adanya kisah itu, saya sekarang tau pada akhirnya tujuan hidup itu seperti apa, menjalaninya harus seperti apa, dan skala prioritasnya seperti apa. 

Apakah sekarang hidup saya bahagia? Klo standar bahagia artinya senang terus, berarti jauhhh. Sekarang yang saya cari berkah. Jika dalam prosesnya saya banyak jatuh, sakit dan penuh air mata, saya terima dengan senang hati. Sekarang yang saya dapatkan ketenangan dalam menjalani hidup ini. Ketika kita lagi susah dan kita menjalani dengan tenang dan sabar bagi saya itu nikmat banget. Mau apa lagi karena sunatullah hidup itu penuh ujian, hadapi saja dengan panduan hukum Allah, biidznillah, insyaa Allah semoga Allah ridho dengan apa yang telah kita lakukan dan rencanakan. 

Minggu, 05 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Kelima


Kini aku tau apa yang membuat aku tenang walau kadang itu merepotkanku, menghentikan kegiatanku dan menghabiskan waktuku.

Aku mau melakukan segalanya, baik tenaga, waktu dan uang.

Kadang untuk pergi sebentar saja aku takut, khawatir kenapa kenapa.

Mungkin seperti ini yang dulu mama rasakan ketika mengurus aku.

Semoga sehat, sabar, ikhlas dan kuat ya mam.
Ada aku disini yang insya Allah akan menjaga mama sepenuh hati dan jiwaku, love you cause Allah.

Sabtu, 04 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Keempat


Sekarang aku khawatir klo cuaca dingin. Dingin membuat tulang mama kesakitan dan nyeri. Biasanya sambil dzikir mama menjerit menahan sakit. Pada bagian ini aku seringkali ga kuat menahan air mata didepan mama. Hanya bisa berdoa sambil memberi salep obat nyeri.

Januari termasuk musim hujan dan cuaca  dingin, andaikan ada mesin pemanas ruangan tentu ini bisa menjadi solusi, sayang mesin ini biasanya ada di negara yang mempunyai musim dingin.

Sering saya memohon kepada sang Maha Penyembuh agar mama diberi kesabaran, ikhlas dan kuat atas sakitnya. Rasanya ga tega dimasa tuanya mama harus menanggung rasa sakit  sampai mengeluarkan air mata.

Minta sehat ya Rabb...agar bisa beribadah dan melakukan kebaikan dengan paripurna. 



30 Hari Bercerita, Pertama


Malam ini bagi sebagian orang istimewa dan banyak yang melewatinya dengan berbagai cara tapi tidak denganku, malam ini aku was was, seperti biasa tiap tanggal 31 suamiku lembur karena tutup buku akhir tahun dan malam ini hujan deras. Hujan deras plus perayaan akhir tahun sama dengan keruwetan jalan, aku memikirkan bagaimana ia pulang. 

Ketika ku wa ia santai saja, aku nanti naik krl saja, aman kok ucapnya santai sambil mengirim foto selfie bersama bu mentri. Duhh gusti orang panik dia bisa sesantai itu, akhirnya jam 7 di tengah derai hujan lebat aku wa lagi, udah pulang say? Tidak berapa lama di jawab "aku naik angkot ke stasiun, mau pesan taxi online tarifnya naik 400 persen, biasanya dari kantor ke rumah 100 ribu lebih dikit sekarang 400 ribu". 

Akhirnya kumencoba tenang dan berdoa dia akan baik baik aja, sambil menunggu aku buka sosmed, sampailah aku pada akun bu mentri yang captionnya menerangkan kerja di hari terakhir 2019 beserta penjelasan apa yang mereka kerjakan dan apa harapannya tahun depan agar ekonomi Indonesia lebih baik. Kulihat fotonya dan ada suamiku nyempil disana bersama rekan kerja lainnya. 


Hufff kutarik nafas dan berdoa semoga kerja mereka berkah, dan setiap waktu yang mereka berikan ada amal kebaikan disana. 
Kutertegun pada kalimat terakhir bu mentri, "jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia".


Ya Rabb ...aku cinta negeri ini, aku berdoa agar negeri ini baldatun thayibatun warabun ghafur. Aku hanya istri biasa yang sering cemas ketika suaminya pulang malam, tugas keluar kota beserta seabreg pekerjaan yang seperti memburunya hingga di rumah pun harus siap dengan status on call.
Bagaimana kalau kalimatnya kutambahin bu mentri? "jangan pernah lelah mencintai Indonesia, keluarga dan agama,.fillah,lillah dan billah ". πŸ™‚
Maklum bu ini p bams istrinya agak lebay, parnonya kebanyakan hehehe

*catatan hati seorang istri pns* πŸ˜‰