Sabtu, 09 Maret 2013

Day 4 : Saatnya Menuju Mekah Untuk Umroh

Saat yang penting dan mendebarkan tiba. Hari ini siap-siap ke Mekah untuk melaksanakan umroh. Mutawif  mengingatkan dan menjelaskan bagaimana persiapan umroh, apa yang harus di lakukan dan apa yang di larang. Pengalaman pertama ini bagi saya mendebarkan.Walaupun sudah ada manasik di tanah air, baca-baca buku tapi tetap aja deg degan. Khawatir salah, khawatir ga sempurna serta khawatir melanggar larangan (aahhhggg kebanyakan khawatir nya yahh :) )

Rangkuman catatan dan penjelasan tentang rukun umroh :
1. Ihram
Ihram diambil dari kata haram yang dari segi bahasa berarti "sesuatu yang terhormat atau terlarang kehormatannya". Berihram adalah niat memasuki aktivitas melaksanakan ibadah umroh. Dengan berihram maka haramlah sekian banyak kegiatan yang sebelumnya boleh misalnya becukur, memakai wewangian, membunuh binatang, melakukan hubungan suami istri.
Pakaian ihram bagi pria adalah dua helai kain tidak berjahit, satu sebagai selendang yang dipakai menutupi bagian atas tubuh kecuali kepala dan yang satu lagi sebagai sarung. 

2. Thawaf
 Thawaf  yaitu mengelilingi Ka'bah tujuh kali putaran secara pasti. Seluruh badan yang berthawaf harus berada di luar ka'bah. Thawaf harus menutup aurat. Aurat pria adalah dari pusar sampai dengan lututnya sedangkan wanita seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Suci dari hadas besar dan kecil, harus dalam keadaan berwudhu. Memulai thawaf dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dengan bagian kiri tubuh yang sedang melakukan thawaf. Ka'bah harus selalu berada disebelah kiri sepanjang melaksanakan thawaf. Bersentuhan dengan lawan jenis dalam konteks thawaf di anggap tidak membatalkan wudhu selama tidak menimbulkan syahwat.

3. Sa'i
Sa'i yaitu tujuh kali perjalanan bolak balik dari Shafa ke Marwah. Pada saat Sa'i tidak harus bersuci, jadi orang yang tidak berwudhu atau batal wudhu diperbolehkan melakukan Sa'i. Bagi yang letih dibenarkan untuk beristirahat sejenak dan juga minum.

4. Tahallul
Tahallul yaitu larangan ihram yang sebelumnya haram menjadi boleh dengan dilakukan bercukur/memotong rambut. Bagi pria dianjurkan untuk menggunduli kepalanya sedangkan bagi wanita sekurang-kurangnya tiga helai rambut saja.

5. Tertib yaitu berurutan dalam melaksanakannya


Sebelum sholat dzuhur diwajibkan mandi besar, memotong kuku serta rambut-rambut yang ada di bagian tubuh. Berangkat ke Mekahnya sesudah sholat dzuhur yang perempuan langsung memakai pakaian putih-putih untuk persiapan umroh. Sedangkan bagi laki-laki pakaian umroh dipakai setelah makan siang.
Di kamar bantuin si uda memakai pakaian ihrom yang ada buntutnya hihihi maksudnya ada sedikit bagian kain yang terjulur di pinggang agar bisa dipegang saat berdesak-desakan, ini juga hasil sharing panitia pas manasik :).

Meredam kegelisahan dengan tersenyum :))


Sekitar pukul dua  berangkat menuju Bir Ali untuk miqat (batas waktu dan tempat) dan niat umrah. Untuk jamaah yang terlebih dahulu singgah di Madinah, miqatnya adalah Bir Ali sedangkan yang langsung menuju Mekah miqatnya di Yalamlam.
Tapi pada waktu saya berada di Jeddah, banyak orang yang memulai memakai pakaian ihram. Ada yang membenarkan dengan alasan bahwa Jeddah/airport sejajar dengan Yalamlam.

Begitu sampai di Bir Ali sholat sunat dan kemudian niat berumroh, maka mulailah segala ketentuan. Sepanjang perjalanan dianjurkan memperbanyak mengucapkan talbiyah. Mutawif mengingatkan begitu sampai hotel jangan memakai sabun. Sabun itu mengandung wewangian, sedangkan memakai wangi-wangian merupakan larangan.

Miqat di Bir Ali

 Berhenti di jalan untuk sholat Magrib dan Isya plus ngeteh :)

Sekitar pukul delapan nyampai di kota Mekah dengan lama perjalanan lebih kurang 2 jam. Langsung cek in dan makan malam di hotel di Dar Al Ghufron yang lokasinya dekat dengan Masjidil Haram.
Jam 10 malam rombongan berangkat ke Masjidil Haram. Lokasi hotel yang menjadi satu dengan mall bikin pemandangan yang kontras antara dua dunia :). 
Subhanallah begitu melihat mesjid dan masuk ke tengah hingga menatap Kabah, yang ada ucapan syukur dan mata yang berembun. Kabah memang sebuah bangunan sederhana yang terdiri dari batu-batu berwarna hitam. Tapi hati umat muslim mana yang tidak bergetar hatinya menyaksikan langsung kiblat yang selama ini menjadi tempat sholat. Ka'bah bukan tujuan tapi rambu penunjuk jalan (Ali Syariati).

Kelihatannya mudah untuk mengelilingi Kabah dengan tujuh kali putaran di tempat yang tidak begitu luas. Tapi jika dilakukan diantara ribuan manusia maka disinilah letak perjuangannya. Rombongan di bimbing mutawif dalam bacaan saat mengelilingi thawaf. Mulailah saya dan rombongan menjadi bagian dalam pusaran lingkaran Ka'bah bersama lautan manusia.

Ali Syariati dalam buku fenomenalnya "Makna Haji" menuliskan dengan indah tentang Tawaf . 
"Pada saat tawaf engkau tidak boleh memasuki Ka'bah ataupun berhenti di mana pun di sekitarnya. Engkau harus masuk dan lenyap dalam gelombang manusia. Engkau harus terjun ke dalam arus manusia yang bergemuruh yang sedang bertawaf. Beginilah caranya engkau menjadi seorang haji. Inilah undangan kolektif kepada siapa saja yang ingin datang ke rumah ini. Apa yang dapat dilihat? Sang Ka'bah tak bergeming di tengah, sementara arus manusia yang bergemuruh dan serba putih bergerak mengelilinginya. Setiap orang mengenakan pakaian dengan warna dan 
pola yang sama. Tidak ada perbedaan ataupun penonjolan pribadi dan yang ditunjukkan adalah totalitas dan universalitas sejati"

Saya merasa bagaikan butiran debu diatara lautan manusia yang berthawaf. Berdesak-desakan dan terdorong adalah kelaziman diantara keramaian. Hati saya hanya bisa berkata "Ya Allah hamba datang ke rumahMu berkat rahmat dan kasih sayangMu yang sungguh besar. Hamba yang berlumur dosa dan khilaf, Engkau takdirkan hadir di sini. Ya Allah hamba memohon kepadaMu berikanlah kebaikan di dunia dan akhirat dan hindarkanlah hamba dari siksa api neraka". Sambil berjalan perlahan-lahan diiringi dengan bertasbih dan tak henti mengucapkan doa. Sampai disini hilang semua rasa khawatir, yang ada hanya pasrah kepada Allah dan mohon ampun atas segala dosa.
Setelah selesai thawaf ditutup dengan sholat sunat dua rakaat dengan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan surat Al ikhlas pada rakaat kedua.

Kemudian beranjak ke tempat Sa'i. Tempat Sa'i ini tertutup atapnya, masih dalam bagian sekitar mesjid. Disini tidak terlalu ramai sehingga tidak sampai berdesak-desakan. Orang yang uzur dan tidak sanggup berjalan dapat menaiki kursi roda dan ada jalur khusus disediakan bagi pengguna kursi roda.

" Dalam Sa'i engkau memainkan peran Hajar, seorang wanita miskin, hamba sahaya bangsa Ethiopia yang di rendahkan dan pelayan sarah. Allah menyuruh Hajar untuk menaati-Nya dan dia menyediakan segala keperluan dia dan anaknya. Hajar secara total pasrah terhadap kehendak Allah ia meninggalkan anaknya di lembah ini. Dia segera bangkit dan seorang diri berlari dari satu bukit tandus ke bukit tandus lainnya mencari air (bukan duduk dan menangis tanpa daya). Pencarian air melambangkan pencarian kehidupan materi di atas bumi ini. Sa'i adalah kerja fisik. Hajar tidak duduk termangu di samping anaknya. Ia tidak menunggu terjadinya keajaiban atau tangan gaib yang membawakan buah-buahan dari langit atau mengalirkan sungai untuk memuaskan dahaganya. Segala upaya Hajar sia-sia, ia kembali dengan sangat sedih kepada anaknya. Betapa terkejutnya sang anak yang ditinggalkan di bawah payung 'cinta' dalam keadaan haus dan gelisah tengah menggali pasir dengan tumitnya. Pada saat dalam keputusasaan yang memuncak dan dari tempat yang tak diduga tiba-tiba muncullah air yaitu Zamzam. 
Pelajaran yang dapat dipetik ;  menemukan air bukan dengan 'cinta' ataupun usaha, melainkan 'setelah melakukan usaha' meskipun engkau tidak dapat mendekati-Nya melalui kerja keras, duhai hatiku hendaklah engkau berusaha semampumu. Duhai kekasih, coba dan cobalah semampu-Mu. Engkau adalah Keyakinan Yang Mutlak dan Tempat Bersandar Yang Mutlak." 
(Ali Syariati, Makna Haji)

Makna Sa'i yang ditulis Ali Syariati dalam bukunya tersebut membuat pencerahan dalam hati dan jiwa saya. Betapa sebuah ikhtiar dan tawakal menjadi sebuah keharusan mutlak. Dalam hidup harus berusaha jangan hanya ber-do'a saja dan sesudah usaha harus ada tawakal. Walaupun usaha kita tidak berhasil menurut pandangan kita. Allah yang Maha Tau apa takdir terbaik kita. Pasrahkan semua padaNya.

Pada saat Sa'i ini pinggang saya dengan HNP nya atau saraf kejepit mulai bereaksi dengan rasa nyut-nyut-an. Tetap dengan semangat saya terus mencoba berjalan. Semakin terus berjalan sakit tersebut semakin terasa. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti sebentar dan minum air Zamzam (terbayang betapa kuatnya Siti Hajar dahulu, saya yang saat ini keadaan sudah mudah aja tidak sanggup untuk terus berjalan dan memilih untuk berhenti dan minum :(( ). Setelah berjalan dengan pelan dan diselangi minum, Alhamdulillah tujuh kali bolak balak balik selesai sudah. Setelah baca doa dan tahalul saya langsung terbaring di pelataran Sa'i dengan berurai air mata. Air mata kebahagiaan dan rasa syukur.

Thawaf

Sa'i

Selesai Umroh 

Setelah selesai semua sekitar jam 2 malam, kita kembali ke hotel untuk bersih-bersih sambil nunggu shubuh. Ternyata si uda, Pak Sony dan tour leader Pak Afif mau langsung cukur. Ya sudah mampir dulu ke pertokoan di Zamzam tower. Wuihhh tengah malam gitu ternyata masih ramai yang pada gundulin kepala. Sayang karena terlalu letih saya lupa mengabadikan prosesi penggundulan tersebut dengan kamera :)).

Senin, 25 Februari 2013

Day-3 : Menelusuri Tempat Sejarah Islam di Madinah

Hari ke 3 diisi dengan ziarah ke tempat-tempat sejarah Islam. Acara ziarah setelah makan pagi seperti biasa ngumpul di loby. Selama disana kita bepergian dengan bis yang sudah di sewa oleh travel, jadi tinggal ngumpul di lobby trus cap cus deh. Sayang bus di arab ini modelnya bertingkat jadi di bawah tempat barang, tempat duduk penumpang harus naik anak tangga yang kecil dan rada curam, buat orang tua yang bermasalah dengan kaki ini cukup menyulitkan.

Tujuan pertama ziarah ke mesjid Quba letaknya tidak jauh dari kota Madinah sekitar 5 km. Mesjid ini yang pertama kali didirikan Rasulullah saw dan menurut hadist "Barang siapa yang berkunjung dan sholat dua rakaat di mesjid ini sama pahalanya sama dengan melaksanakan umroh". Saya liat rata-rata yang melaksanakan umroh baik dari Indonesia dan negara lain mengunjungi mesjid ini karena tempatnya ramai sekali dan jamaah yang sholat juga penuh hingga harus bergantian.

Berpose dulu di depan mesjid :)


Bapak-bapak ga mau kalah ikutan narsis hehe

Kemudian singgah di mesjid Qiblatain (mesjid 2 kiblat). Mesjid Qiblatain menjadi sejarah karena menjadi tempat penentuan arah kiblat muslim yang dulu 2 arah menjadi satu ke masjidil Haram.

Saya termasuk orang yang kurang senang baca buku dan dengar cerita sejarah. Zaman sekolah seringkali cerita-cerita sejarah hanya dibacakan dari buku cetak hingga kurang menimbulkan antusias. Untuk sejarah-sejarah islam saya mempelajarinya saat belajar di madrasah. Cerita dan sejarah islam cukup menarik saat itu karena di ceritakan oleh para ustad dengan semangat. 


Pada saat ziarah umroh ini ketika mutawif menjelaskan tempat dan sejarah islam, saya lebih tertarik  dan semangat karena uraiannya yang jelas dan runut. Satu tempat sejarah bisa diceritakan dengan sangat panjang. Maklum saja mutawif ini sekolah di Mekah dan mengambil jurusan filsafat dan sejarah islam. Pantesan ilmu sejarahnya keren.

Sssttt mendengar sambil nahan kantuk itu perjuangan lho, apalagi dengan memakai  kacamata hitam :)). Jam tidur yang berkurang karena lebih banyak dihabiskan di mesjid membuat mata merem melek saat di bus yang ac nya cukup dingin (padahal ngakunya antusias tapi sama ngantuk tetap aja kalah hikss).

Pada saat ke Jabal Uhud (bukit menyendiri) cuaca sedang panas. Turun dari bus kita hanya melihat-lihat sambil diceritain sejarahnya oleh mutawif. Cuman ngeliat tempatnya aja udah terasa berat perjuangan Rasulullah. Di tempat yang gersang dan terjal ini Rasul beserta sahabatnya berperang melawan kaum musyirikin Mekah. Pada saat perang di Uhud ini  banyak korban yang timbul dari kaum muslimin dan Rasul sendiripun juga mengalami luka-luka yang cukup parah.
 Cerita sedih pada saat perang Uhud ini karena Kaum muslimin terutama pasukan pemanah tergiur dengan harta kaum musyirikin yang di tinggal di lembah uhud karena melarikan diri. Akibatnya mereka meninggalkan posko walaupun sudah diingatkan Rasul jangan meninggalkan bukit uhud walau apapun yang terjadi. Akibatnya terjadi serangan balik dan kaum musliminpun mengalami kekalahan.





Tempat terakhir yang di kunjungi adalah tempat favoritnya ibu-ibu dalam "melontar" Real, yaitu pasar kurmaaa :). Pasar kurma sangat padat ga kalah dengan ramainya mesjid-mesjid. yang terdengar banyak suara percakapan Indonesia termasuk orang arab yang jualan. Sepertinya pengunjung dari Indonesia sudah cukup terkenal sehingga mata uang Rupiah pun di terima sebagai alat pembayaran disini. Kata penjualnya "haji hayo boleh coba kurmanya, halal halal "(cihuyyy grentongan) :)). Hhhhmmm orang Indonesia soal belanja memang tiada duanya :).


 Ayoo belanja kurma

Rabu, 20 Februari 2013

Day 2 : From Madinah With Love

Alhamdulillah sekitar jam 3 malam nyampai di kota Madinah. Semua lega, bersyukur dan terharu selamat sampai di kota yang begitu di rindukan ini. Hotel Movenpick tempat menginap tidak jauh dari Mesjid Nabawi kira-kira cukup jalan sekitar 3 menit.
Setelah pembagian kamar dan hal-hal tekhnis lainnya kita masuk kamar buat istirahat, subuh di Madinah sekitar jam 6, jadi masih ada waktu untuk meluruskan badan.

Sekitar jam 4 keluar kamar dan berjalan menuju mesjid. Begitu mata menatap mesjid Nabawi yang terucap hanya rasa syukur, rasanya masih ga percaya berada di pelataran mesjid yang begitu indah dan berkah ini.

2 jam sebelum waktu Subuh

 Sesudah Sholat Subuh

Adzan dilakukan 2 kali, satu jam sebelum subuh untuk panggilan awal dan adzan kedua setelah masuknya waktu subuh. Jam 4 mesjid sudah ramai dengan para jamaah. Ada hal yang saya baru tau ternyata di Madinah dan Mekah setelah sholat wajib langsung disambung dengan sholat jenazah. Sholat jenazah di Madinah dan Mekah diselenggarakan di mesjid besar.

Pengalaman pertama ke Mesjid ini sempat bikin deg-degan dari hotel bareng sama suami karena di pisah laki-laki dan perempuan maka sebelum masuk mesjid saya udah janjian dulu sama suami ntar kita ketemu di pagar yang ada tulisan toilet 8 ya. Jujur takut hilang euy di mesjid yang sangat luas dan diantara ribuan orang ini. Alhamdulillah begitu sholat dan ketemu suami di tempat yang dijanjikan langsung lega dan nangis bahagia (peluk erat bebeb xixixi)


Berkunjung ke kota Madinah bukanlah bagian wajib dari umroh karena kegiatan wajib umroh ada di Mekkah. Umat muslim yang ke Madinah selain berkunjung ke mesjid Nabawi juga dapat berziarah ke Makam Rasulullah saw dan para sahabat beliau.
Rasul saw bersabda : "Tidak ditekankan untuk bepergian kecuali menuju tiga mesjid; Masjidil Haram (Makkah), masjidku ini (mesjid Nabawi di Madinah) dan Masjidil Aqsha (di Palestina)" (HR Bukhari dan Muslim).

 Setelah Sholat Subuh Payung di Pelataran Mesjid Terkembang Otomatis, Indahnyaaa

Subhanallah

Setelah sarapan pagi yang enak karena masakannya Indonesia banget ;), acara dilanjut dengan ke Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah saw. Untuk ke Raudah jamaah wanita diberi jam tertentu-tentu agar tidak berdesak-desakkan dengan jamaah pria. Dibantu mutawif wanita kita bersama-sama menuju Raudah, di perjalanan ketemu orang Indonesia yang nyasar katanya dari Kalimatan, di tanya hotel ga ingat padahal sudah 2 hari di Madinah, di tanya indentitas katanya di bawa saudaranya karena tadi terpisah saat mau ke toilet, akhirnya bingung buat nolongnya ;(.

Di Raudah sudah begitu padat dengan rombongan jamaah dari berbagai macam negara. Di suruh nunggu dulu oleh aksar yang bertugas. Sambil menunggu mutawif memberi penjelasan tentang sejarah mesjid Nabawi, Raudah, dan makam Rasulullah, dianjurkan juga memperbanyak membaca shalawat kepada nabi, Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad.

Quraish Shihab dalam bukunya Haji dan Umroh menjelaskan bahwa "Raudah secara harfiah artinya taman. Ia adalah nama dari satu lokasi mesjid yang terletak di antara makam Nabi Muhammad saw, dan mimbar beliau. Di lokasi itulah Nabi saw seringkali memberi tuntunan agama dan berkhutbah sehingga beliau bersabda : "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga". Raudah ditandai dengan pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen khas yang berbeda dengan pilar-pilar di luar Raudah".

Para sahabat nabi sepakat menguburkan nabi saw di madinah karena Sayyidina AbuBakar ra menyampaikan bahwa beliau pernah mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda : "Tidak seorang nabi pun yang meninggal dunia, kecuali dia dikuburkan di tempat dia meninggal".
Teringat syair lagu yang syahdu ini :(

Rindu kami padamu ya rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu ya rasul
Serasa dikau disini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

(Bimbo-Rindu Kami Padamu)



Setelah hampir dua jam menunggu dan jamaah Melayu di pisah dengan jamaah dari negara lain, mungkin karena pertimbangan jamaah dari Melayu mempunyai postur tubuh yang mungil hingga di khawatirkan kegencet pada saat berdesak-desakkan dengan jamaah dari negara Arab yang postur tubuhnya tinggi dan besar. Sholat di Raudah dua rakaat dilaksanakan dengan secara bergantian dan saling menjaga dengan beberapa teman karena kondisinya yang sangat padat. Saya sendiri suasana yang ramai dan berdesak-desakkan itu bikin ga konsen dengan ibadah tapi Alhamdulillah bisa sholat di Raudah dan memanjatkan do'a.
Setelah sholat dzuhur kegiatan sampai malam hari di fokuskan untuk memperbanyak ibadah di mesjid Nabawi.



Saat Menunggu Menuju Raudah

Saya merasakan Madinah itu kota yang tenang dan aman. Penduduknya juga ramah, saya di panggil jawa  arab ketika berjalan berdua dengan suami karena suami (kata mereka) mirip orang arab dan saya jawa banget gitcu hikss :)).

 Jawa Arab kah ini ? hehe


-bersambung-