Senin, 30 Juni 2014

Alhamdulillah Ramadhan Yang Dinanti Telah Tiba (2014)

Alhamdulillah Ramadhan telah tiba, bulan penuh berkah, bulan penuh pahala dan bulan penghapus dosa. Semakin banyak belajar dan tau ilmu tentang Ramadhan semakin senang dan semangat dalam menyambutnya. Berbeda saat belum tau ilmunya, ramadhan hanya sekedar puasa, tarawih dan puncaknya lebaran dengan makanan yang banyak dan baju baru. 
Alhamdulillah setelah tau ilmunya mempersiapkan bulan istimewa itu ternyata disambut dengan cara istimewa juga,bahkan dua bulan sebelumnya pada saat bulan rajab dan syaban niat, hati dan ibadah telah di kondisikan dengan amalan-amalan menyambut saat Ramadhan tiba.

Pada saat pengajian beberapa kali ceramah para guru juga mengingatkan khusus buat ibu-ibu, manfaatkan semaximal mungkin waktu di bulan puasa dengan banyak beribadah, jangan terlalu banyak membuang waktu dengan memikirkan makanan yang akan disiapkan atau pergi kesana kemari untuk membeli baju lebaran, karena merugilah waktu yang datang hanya sekali setahun hilang sia-sia.
Dan yang penting juga biasanya pada saat sahur dan buka puasa ibu-ibu repot dan habis waktunya untuk menyiapkan makanan tapi jangan lupa perbanyak doa dan istigfar pada saat itu karena pada saat itulah waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa dan bermuhasabah.

Sekarang ramadhan telah tiba target harian juga telah di buat, semoga Allah mudahkan hati dan seluruh anggota tubuh ini untuk melaksanakannya. Semoga di penghujung ramadhan nanti kita dapat mendapatkan kemenangan dengan menjadi orang-orang yang bertakwa. Aamiin.

Kamis, 26 Juni 2014

Bertahan di Jalan Kebaikan

Ketika saya sedih melihat berkurangnya anggota pengajian yang semula 15 orang kini tinggal 9. Saya lebih banyak terdiam dan berpikir. Sebetulnya saya tau ini hal biasa seperti yang terjadi sudah-sudah. Saya malah pernah ikut kajian yang akhirnya bubar karena satu persatu menghilang dengan berbagai alasan. Berjalan di jalan kebaikan secara berjamaah memang tidak semudah yang kita harapkan, ya disinilah tantangannya apakah kita berputus asa atau tetap sabar dan terus maju dalam mengajak kebaikan. 

Saya mencoba mengingat dan belajar lagi bagaimana kiat menghadapi masalah dalam kehidupan (saya kutip dari buku, merindukan jalan dakwah karangan Umar Hidayat)

1 Kita harus siap

Dalam hidup ini kita harus siap selalu menerima kenyataan, baik yang sesuai dengan harapan kita atau tidak. Dalam kehidupan ini, kita memang diharuskan memiliki harapan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar. Bahkan, kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia dan akhirat, semaximal kemampuan yang Allah berikan kepada kita
Namun bersamaan dengan itu, kita pun harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Ketahuilah kita punya rencana, Allah pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah rencana Allah.

2. Kita harus ridha

Setelah siap menghadapi berbagai kenyataan yang terjadi, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan harapan, maka selanjutnya kita harus ridha dengan kenyataan yang terjadi itu. Mengapa demikian? karena walaupun dongkol, uring-uringan, ataupun kecewa berat tetap saja kenyataan sudah terjadi. Jadi, ridha tidak ridha kejadian tetap sudah terjadi, maka lebih baik kita ridha.
Ridha terhadap suatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak berbuat apapun. Kalau ada yang berpandangan demikian, itu adalah pengertian keliru. Ridha itu hanya amalan hati kita menerima kenyataan yang ada sesuai dengan apa yang Allah berikan. Kondisi hati yang ridha ini sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.

3. Kita jangan mempersulit diri

Andaikata mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisasi, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil mendramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya, dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya atau menyelesaikannya.
Maka, dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri, serta renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah. Bukankah kita sudah sering mengalami masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

4. Kita harus mengevaluasi diri

Ketahuilah, hidup ini bagai gaung di pegunungan. Apa yang kita bunyikan suara itu pulalah yang akan kembali pada kita. Artinya segala hal yang terjadi pada diri kita bisa jadi adalah buah dari apa yang telah kita lakukan, baik disadari maupun yang tidak disadari.
Alla Swt Mahapeka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan keadilannya, siapa pun yang berbuat kebaikan sekecil apapun dan tersembunyi, niscaya Allah akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurut-Nya. Begitupun sebaliknya, kezaliman sehalus apa pun yang kita lakukan yang tampaknya seperti menzalami orang lain, padahal sesungguhnya kita sedang menzalimi diri sendiri dan sedang mengundang bencana balasan dari Allah yang pasti lebih getir dan gawat.

5. Kita harus menjadikan hanya Allah-lah satu-satunya penolong

Andaikata kita sadar dan menyakini bahwa bekal kita sangat kokoh untuk mengarungi hidup ini, maka kita tidak gentar menghadapi persoalan apapun. Karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita adalah Allah Swt, berikut segala jalan keluar terbaik menurut pengetahuan-Nya Yang Mahasempurna.
Dan Allah berjanji akan menuntun memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Allah tidak ada yang rumit dan pelik karena semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
Jadi, apa yang harus ditakutkan? jangan takut menghadapi masalah, tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongannya kita akan terus berkelana dalam kesusahan, persoalan yang berujung pada persoalan baru, tanpa nilai tambah bagi dunia akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata.
Rasulullah Saw bersabda, Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan di beri rezeki, sebagaimana seekor burung diberi rezeki, ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (H.r. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Nah sekarang udah tau ilmunya tinggal prakteknya, bismillah semangat.... semangat karena Allah :)

Selasa, 24 Juni 2014

Catatan Hati Pengantin (Kisah dan Berbagai Tips Praktis Yang Memandu Agar Selamanya Pengantin Baru) by Asma nadia, Isa Alamsyah dkk

Taman Kesepuluh

Dekade yang indah dalam naungan sumpah
hujan, panas, dingin dan hangat
Selalu mengikat kita dalam bahagia

Setiap detik adalah janji
Setiap langkah adalah belajar
Setiap ucap adalah perenungan

Bahwa...
Berpasangan bukan untuk saling melemahkan
Berpasangan bukan untuk saling menyalahkan

Namun.....
Saling menopang di kala lemah
Saling mengingatkan di kala salah

Janji kita terikat oleh takdir Allah
Kuingin menjadi lagu saat kau sepi
Menjadi musik saat kau bernyanyi

Menjadi celah saat kau sempit
Menjadi kawan saat kau lapang

Kuhadir dalam kesempurnaan yang nyata
Menjadi buah pikir saat kutermenung
Menjadi yang pertama saat ku teringat
Jadilah tonggak saat kukhilaf
Jadilah senyum saat kubercanda

Menjadi segalanya, saat aku tak berpunya

(Anasanti Darah Setomo)
dalam buku Catatan Hati Pengantin


Setiap pernikahan punya cerita baik itu senang, sedih, suka, duka atau nestapa. Jika ditanya kepada 100 orang yang telah menikah bisa jadi ada 1000 cerita di balik pernikahannya termasuk saya yang punya banyaaaak cerita :)). Lalu apa yang membedakan satu cerita dengan yang lain? kemampuan untuk mengambil hikmah, pelajaran dan syukur atas setiap kejadian. Saya percaya setiap kejadian selalu ada hikmahnya. Di buku Asma Nadia kali ini ada 10 bab tentang cerita pernikahan, dan kali ini saya senang buku ini ga terlalu banyak cerita sedihnya tapi banyak cerita happy nya horeeee eeitts tapi teuteup ada cerita sedihnya terutama dalam bab Orang Ketiga dalam Kehidupan Pernikahan serta Kehilangan dalam kehidupan Pernikahan :(

Cerita-cerita yang di tuturkan dalam buku ini tentu banyak juga dialami oleh pasangan lainnya bagaimana kesulitan ekonomi saat menikah atau menjadi kontraktor yang berhati lapang alias berpindah pindah kontrakan :), semua itu merupakan warna dalam kehidupan perkawinan dan lagi Asma Nadia memberikan catatan dalam cerita tersebut. Catatan tentang pengalaman Asma Nadia bagaimana membeli atau mengontrak rumah sangat penting bagi yang ingin membeli rumah, karena saya juga mengalami sama seperti yang dialami Asma Nadia, developer yang mengerjakan lingkungan rumah tidak sesuai dengan janji di ucapkan apalagi sesuai brosur, sedih dan nyesek rasanya.

Dari semua cerita yang ada tulisan mengenai Kebersamaan yang menguatkan dan Kehilangan paling membekas di hati saya. Bagaimana perjuangan saat baru menikah di kala ekonomi masih minim sedangkan tanggungan keluarga besar masih banyak. Saat sempit keikhlasan dan kesabaran sangat terasa diuji dan ketika niat untuk tetap berbagi terus berjalan walaupun keadaan masih sempit akhirnya berbuah manis dan menjadi kado terindah dalam kehidupan pernikahan, Allah yang akan mencukupkan dan bahkan lebih dengan caraNYA yang sangat indah dan tak disangka sangka. Jadi percayalah janji Allah itu pasti :). 

Cerita kehilangan juga membuat saya semakin cinta dan yakin dengan kebesaran Allah, bagaimana penulis (Martina T Giri) kehilangan tiga orang anaknya berturut turut tidak lama setelah melahirkan, dan akhirnya 1 orang yang selamat dan sehat. lagi-lagi dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan karena Allah. Pada saat kesedihan berada pada titik nadir, hati menjadi mudah terjatuh dalam hal perbuatan dosa bisa marah, tidak terima, kesedihan yang berkelanjutan tapi jika saat pertama kita sabar lagi-lagi Allah memberikan hadiah yang terindah, ada pelangi sesudah hujan.

Buat yang belum jadi pengantin atau yang sudah buku ini bisa jadi sarana buat belajar dari kisah dan hikmah, tetap berjalan sesuai dengan perintah dan ketentuanNya, semoga pernikahan dunia akan abadi sampai di surganya kelak. Barakallah...