Rabu, 06 Desember 2017

Alhamdulillah 14 Tahun Yang Penuh Cinta

Tidak ada perayaan di setiap tahunnya hanya saya suka mengingat tanggalnya walaupun belum pernah berhasil sampai ke tahun 14 ini dan tetap liat catatan :)).

Saya suka buat ucapan pada setiap perayaan ulang tahun perkawinan tujuannya agar saya bisa menuliskan doa, harapan, dan muhasabah saya selama ini.

Bertambahnya umur, pengalaman hidup dan ilmu, maka saya yang sekarang pasti berbeda dengan saya yang 14 tahun yang lalu memandang hidup dan pernikahan.
Saat awal pernikahan saya begitu menggebu gebu atas sebuah target dan keinginan rasanya semua ingin di capai dengan cepat dan sempurna.

Setelah berhasil melewati rumah tangga dengan senyum, air mata, kesedihan , kebahagiaan, luka dan apapun nama semua dari rasa itu saya sekarang berdiri tegak mengatakan saya bersyukur terhadap semua yang di berikan Allah kepada saya baik itu kebahagiaan maupun kesedihan.
Tentang satu keinginan terbesar yang belum tercapai insyaa Allah saya tetap bersabar, berpanjang panjang kesabaran saya hamparkan hingga saya lupa sudah seberapa jauh saya bersabar.

Biarlah saya isi umur yang tidak tau berapa lama lagi dengan kebaikan, bakti saya tetap sepenuhnya untuk suami saya, ridho Allah menjadi alasan itu semua, semoga kami berdua di berikan kesehatan, hidayah dan iman yang tetap terpatri di dada hingga kelak surga menjadi tempat berkumpul kami yang terindah.

Senin, 27 November 2017

Gathering Hasanah Bekasi

Ini untuk pertama kalinya saya ikut gathering perumahan, dulu zaman belum punya rumah juga ga pernah ikut dan dengar penjelasan tentang perumahan, beli rumah sekarang termasuk unik setelah berbulan bulan nyari dari ujung ke ujung kota eh malah jodohnya ketemu sama marketing yang bahasa Indonesia aja sulit, saya ingat betapa saya tersenyum dengan kegigihannya menjelaskan tentang perumahan itu dengan bahasa Indonesia yang terbata bata, setiap mau ngomong satu kalimat aja lama banget karena mikir dulu, seharusnya saya ga beli ya wong marketing nya aja susah buat jelasin tapi entah kenapa saya langsung yes, dan setelah sekian lama saya baru tau marketing yang lidah bule itu anak big bos yang punya properti induk yang baru pulang dari luar negeri, Masya Allah hebat ya walaupun anak big bos, pulang dari luar negeri bukannya dapat jabatan direktur atau manajer gituh eh ini malah disuruh jadi marketing, pantesan mau ngomong satu kalimat aja sampai mau nangis dia karena susah, itulah kelemahan saya mudah kasian liat orang jadinya aja langsung beli hihihi .

Kembali soal gathering semenjak beberapa bulan ini saya jadi marketing perumahan syariah, kegiatan selain iklan perumahan syariah saya ikut gathering yang kebetulan ngantar peminat dan peminatnya saudara dekat hahaha marketing jago kandang.

Alhamdulillah liat pembicara dan panitia pada anak muda semua, antara bangga dan haru, masih muda mereka sudah hijrah, pemikiran mereka bagus, dan semangat untuk membuat peradaban Islam melalui perumahan saya apresiasi dengan empat jempol :)).

Pada saat pemaparan tentang riba dan akad bathil rasanya seperti dicubit, ingat masa lalu saat saya tidak tau tentang ilmu muamalah.

Saya berharap banyak dan berdoa semoga developer Hasanah land ini amanah terhadap janji mereka dan Allah berikan mereka kemudahan dalam melaksanakan proyeknya , dan Allah juga mudahkan masyarakat untuk membeli perumahan yang mereka tawarkan walaupun di lapangan banyak yang mundur ketika tau harga dan cicilannya. Ketika akal manusia mengatakan tidak sanggup,  Allah yang akan memberikan rezeki , karena rezeki itu di tangan Allah sedangkan hitungan rezeki memakai logika manusia yang terbatas.

Kelak beberapa tahun lagi ketika fasilitas perumahan telah di bangun dan peradaban islam dimulai saya ikut bahagia karena telah menjadi bagiàn remahan debu dari sebuah cita cita dan gagasan besar ini, biidznillah semoga Allah ridho dengan semua rencana ini. Aamiin...

Jangan ditanya berapa saya dapat fee dari pekerjaan ini, saya sampai menjawab tidak tau ketika suami menanyakan setelah beberapa bulan saya menjalani kegiatan ini, loh kok gitu? Iya niat saya bukan cari penghasilan tapi saya ingin mengedukasi orang orang untuk mengenal apa itu perumahan syariah, apa itu akad bathil, dan apa itu riba. Karena saya adalah orang yang pernah melakukan kesalahan dengan itu semua, berharap dengan langkah kecil ini bisa jadi amal kebaikan dan menghapus dosa dosa yang telah saya lakukan.

Sekali lagi saya katakan, halal akadnya, berkah produknya, dan tenang menikmatinya. Yukk beli rumah dengan cara syariah :)

Rabu, 22 November 2017

Mengambil Pemahaman Arti Sebuah Perjalan , Bagi Seorang Tere Liye

Karena Tere Liye nyuruh mikir dari tulisannya ini jadinya saya benar benar mikir :)), yuk ahh kita baca dulu, judulnya aja udah bikin senyum. 

*Harus dibaca!! Keluar pas Ujian PNS atau tes masuk Universitas

Ada bapak2, sebut saja namanya Pak Bambang. Tinggal di perbatasan Indonesia dengan negara lain. Singkat kisah, kalau malam dia ada di Indonesia, pagi2 dia jalan kaki, berjualan di negara lain, sore dia pulang, balik lagi ke Indonesia. Hebat banget Pak Bambang ini, tiap hari dia pergi ke luar negeri. Jalan kaki. Kita pernah begitu? Sepertinya tidak.

Tapi ini sih belum seberapa, sebut saja Mas Emre, namanya khas Turki, karena dia memang tinggal di Istanbul. Mas Emre ini rumahnya di Uskudar, sementara kantornya di dekat Hagia Sophia. Coba buka google maps, kalian akan tahu, Uskudar dan Hagia Sohia terpisah, satu di Benua Asia, satu lagi di benua Eropa, dipisahkan oleh selat Bosphorus. Amboi, kita bisa membayangkan, malam hari Mas Emre di benua Asia, pagi2 dia berangkat naik bus, menuju benua Eropa. Untuk kemudian sorenya, dia naik bus lagi, pulang ke Benua Asia. Wuah, tiap hari, dia bolak-balik antar Benua. Cuma naik Bus.

Ibu2 tua, usia 50-an tahun, Amena, kasusnya lain lagi. Dia adalah pengungsi dari Suriah, terdampar di Paris setahun terakhir. Jadi gelandangan di sana. Sst, dia bukan gelandangan biasa. Lihat, tiap hari dia bisa menatap menara Eiffel. Tapi namanya gelandangan, ya tetap saja gelandangan. Kadang sukarelawan di Paris berbaik hati memberikan selimut dan makanan, perutnya sering lapar, uang tak ada, rumah apalagi, meringkuk kedinginan. Cuma ya itu, meski gelandangan dia bisa selfie sama menara Eiffel tiap hari kalau mau.

Coba pahami tiga situasi ini dengan seksama. Lantas hayatilah, apa definisi perjalanan, definisi petualangan, definisi melihat dunia? Duh, kalau kita pergi ke negara2 lain hanya demi pamer selembar foto, kita harusnya malu dengan Pak Bambang, dia tiap hari keluar negeri, kagak pusing dengan pose terbaik yang harus dishare ke medsos. Apalagi harus lapor, “Eh, lagi di pesawat, nih”, jpret. “Eh, lagi di bandara, loh”, jpret. Lantas senang jika ada yang komen dan memuji foto2 kita. Duuh, kita juga lebih malu lagi sama Mas Emre. Karena dia tiap hari melanglang antar benua, Asia-Eropa, Asia-Eropa. Dan kalau pamer foto di depan menara Eiffel adalah sebuah hal hebat. Catat baik2, ibu2 tua bernama Amena, dia gelandangan di sana, tiap hari lihat Eiffel. Biasa saja.

Lantas apa poin dari sebuah petualangan? Apa definisi dari sebuah perjalanan. Silahkan kalian terjemahkan masing2, tapi sungguh beruntung, orang2 yang setelah melanglang buana, dia pulang, tidak hanya membawa foto2 selfie, tapi juga pemahaman baru, bahwa hidup ini bukan hanya sekadar etalase pameran. Tentu boleh saja posting foto2, manusiawi sekali, tapi selalu pikirkan, apakah kita akan membagikan semua hal kepada dunia? Apakah kita akan melaporkan tiap saat kita lagi apa di medsos? Lantas mulut2 monyong, tubuh2 melengkung kayang, dan pose2 lainnya. Ini pertanyaan yg seharusnya selalu datang setiap kita tergoda mau pamer sesuatu di medsos.

Demikianlah. Apakah kita mau merenungkan soal ini, atau tetap memilih pemahaman lain, tenang saja, tidak ada yang akan memaksa kita. Tulisan ini bukan UU apalagi peraturan militer. Toh, Tere Liye itu cuma penulis, dia tidak memonopoli kebenaran. Siapapun bisa memikirkannya, memilih cara hidupnya. Semoga kita bisa lebih bijak menggunakan medsos. Ini hanya dunia maya. Sehebat apapun kita di dunia maya, sebahagia apapun kita di media sosial atas sanjung, like, komen orang lain, tetap saja, yg tahu persis sebahagia apa kita di dunia nyata adalah diri kita sendiri.

Caiyooo, semoga kalian bersedia memikirkannya. :)

*Tere Liye

Tulisan ini kelihatannya bercanda bikin senyum, tapi emang benar kalau kita mau memikirkannya, sangat dalam maksudnya.
Saya salut deh sama Tere Liye ini, walaupun dalam keadaan kesel, marah tapi tulisannya tetap keren, bahasanya mengalir dan lucu tapi sangat bermakna  buktinya kita disuruh mikir dengan perumpaan yang diberikan hehehe.

Berat juga ya memberikan pemahaman yang baik itu disaat standar tersebut sudah biasa . Misalnya selfie, mungkin bagi orang itu biasa aja, lagi dimana foto, pakai baju apa foto, makan apa pun di jepret. Tere Liye ini mengingatkan kita bahwa budaya pamer itu ngga banget, tanda orang ga bahagia. Walaupun banyak yang koment "saya ga pamer kok cuman nyatat daily activity aja di sosmed" :)

Bagi saya pemahaman itu benar ga usah lapor semuanya di dunia maya toh ga penting juga orang tau, tapi buat yang sering foto  ootd baju klo dia emang jualan baju bagi saya ya sah sah saja. Saya sendiri biasanya klo lagi jalan kemana suka nulis di blog tujuannya sih untuk berbagi mana tau ada yang butuh info tentang destinasi tersebut, karena pengalaman sendiri biasanya sebelum jalan ke suatu tempat saya juga suka cari info, tempat wisata yang bagus dikunjungi, tempat makan dan tempat nginap.

Sekarang kembali ke pada individu masing-masing mau mengambil sikap yang mana, saya yakin kebiasaan ini akan ada akhirnya, pada saatnya nanti mereka akan bosan untuk selalu lapor di dunia maya, mereka butuh ketenangan, keheningan dan privacy, anggap aja saat ini sedang shock budaya, dari zaman yang dulu listrik susah eh sekarang berselancar dunia hanya di telapak tangan .

Buat pengingat saya sendiri bahagia dan kepuasan itu ada di dalam diri, tidak perlu mengumumkannya pada semua orang, cukup kita yang tau, ambil hikmahnya , simpan dalam hati segala prinsip kebaikan, dan laksanakan tanpa nanti

Gitu om Tere, sudah saya pikirkan, bener ga sih? Anggap aja mendekati benar ya hihihi biar saya terus berproses dalam belajar, ciaooooo