Jumat, 10 Mei 2013

Ammar Bugis, Penakluk Kemustahilan (Perjuangan Pemuda Berkebutuhan Khusus Melampaui Keterbatasan)


Lumpuh total kecuali lidah dan mata tidak menjadikan seorang Ammar Bugis bersedih dan terpuruk. Yang terjadi lulus cumlaude, menjadi wartawan olahraga, penulis dan hafal Alqur'an 30 juz, Subhanallah.
Sebelum membaca buku ini saya pernah membaca berita Ammar Bugis selintas saja. Kemudian pada saat umroh dan sedang duduk di loby hotel Madinah, saya melihat beberapa pria arab sedang mengelilingi seseorang yang seperti sedang berbaring di kursi roda dan keliatan fisiknya sangat kecil. Pada saat itu awalnya saya kaget dan bertanya itu siapa ya? Rasanya saya pernah liat. Karena rasa penasaran, akhirnya saya goggling dan ketemu profil Ammar Bugis di internet. Setelah pulang ke tanah air saya membeli buku ini.
Buku ini bercerita tentang kegigihan seorang Ammar Bugis melawan keterbatasan. Tidak ada kata pantang menyerah dalam jiwanya. Keluarga juga sangat mendukung semangat Ammar Bugis ini sehingga apapun keinginan dan cita-citanya keluarga selalu membantu.
Kehendak Allah adalah segalanya. Ada hikmah dalam setiap peristiwa. Allah sangat baik dan sayang kepada umatnya, walaupun secara fisik Ammar terbatas tapi Allah mudahkan dia menghafal Qur'an dalam usia 13 tahun, sekolah, bekerja dan melakukan apa yang menjadi kesukaannya.
Buku ini juga menjadi nasehat bagi saya dan kita yang fisiknya Allah berikan sempurna. Ammar saja yang terbatas bisa menghafal 30 juz sedangkan saya... Ahh saya malu menjawabnya :(
"Saya selalu mendayagunakan pengalaman kesuksesan saya untuk menyelesaikan misi yang saya pikul di pundak saya, yaitu berupa cacat fisik yang sama sekali tidak pernah menjadi cacat tekad dan cacat inovasi. Karena cacat yang sesungguhnya adalah cacat tekad, cacat cita-cita dan sikap menyerah pada keadaan, tanpa pernah melawan dan membiarkan hidup dalam penderitaan". Itulah yang menjadi tekad Ammar hingga ia berhasil mewujudkan misinya.
Menjadi seorang penulis dan menceritakan kisahnya dalam buku ini sempat membuat Ammar ragu karena saat menulis buku ini ia sempat kehilangan ide dan materi yang telah ditulisnya di komputer hilang. Tapi karena Ammar merasa bertanggung jawab terhadap masyarakat dan teman-teman dari kalangan berkebutuhan khusus agar mereka dapat mengambil hikmah dan mengubah pandangan masyarakat bahwa orang berkebutuhan khusus itu dianggap hanya menjadi beban.
Buku ini memberi banyak pelajaran bahwasanya orang yang bertakwa, bersungguh-sungguh dan bersabar insya Allah akan menuai kebahagiaan dan keberhasilan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®





Tidak ada komentar:

Posting Komentar