Senin, 16 Juni 2014

Capres Pilihan

Gegap gempita sedang melanda rakyat Indonesia dalam pesta demokrasi 5 tahunan. Semakin heboh saat menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden. Maklum calonnya hanya 2 dan sepertinya pendukungnya seimbang.

Dalam pemilihan kali ini saya sedang tidak punya pilihan untuk memilih salah satu. Dari ilmu yang pernah saya dengar, jika tidak ada dua pilhan terbaik maka pilihlah yang paling sedikit mudharatnya atau keburukannya. Nah masalahnya saya juga tidak tau yang mana yang paling sedikit mudharatnya. Tentu tidak ada orang yang sempurna semua mempunyai kebaikan dan keburukan seperti layaknya manusia biasa. 

Saya mencoba melakukan ijtihad politik dengan menganalisis dari sumber-sumber yang ada dan fakta di lapangan. Kemudian bertanya kepada hati saya yang mana harus dipilih disertai dengan berdoa kepada Allah minta dituntun hati saya untuk memilih yang condong kepada banyak kebaikan. Tetapi hasilnya saya masih tetap dalam keraguan. 

Benar partai politik islam sudah menentukan pilihan kepada salah satu pihak, tapi disini letak kekecewaan saya. Setelah melihat hasil pemilu untuk DPR, DPRD dan DPD saya berharap semua partai islam akan bersatu dan berembung memunculkan satu calon yang mereka anggap terbaik. Tapi ternyata mereka hanya memilih dari salah satu calon yang sudah ada. 

Dalam pemilihan presiden yang menjadi penilaian penting adalah kepribadian seorang calon tapi tetap partai pendukungnya mempunyai pengaruh yang besar saat seorang presiden mengambil keputusan. Semoga masih ada kelompok yang memikirkan dan memperbaiki kekurangan sistem yang ada, yang mereka mempunyai ilmu tentang politik dan sistem kenegaraan yang mumpuni. Kalau saya sih jujur ilmu politik saya masih nol tapi saya tetap ingin berkontribusi dan melakukan terbaik apa yang saya bisa.

Semoga Indonesia mendapat pemimpin yang amanah, adil, dan takut kepada Allah. Bukan pemimpin yang hanya memikirkan dirinya dan kelompoknya. Khusus kepada kita sang pemilih jangan mau dan ikut dalam perang statement saling menuding dan mencaci lawan politik karena pemimpin yang dipilih rakyat itu merupakan cerminan dari realita warganya. Tentu kita tidak mau peminpin yang terpilih mempunyai sifat saling tuding, serang dan memcaci maki. Lebih baik cari pemimpin yang bersegara melakukan dan berbicara banyak kebaikan. Yuk sebagai start awal kita mulai pimpin diri kita sendiri sebagai makluk Allah yang berjalan untuk mencapai ridhoNYA.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar