Rabu, 29 Januari 2020

30 Hari Bercerita, Delapan Belas 18


Seharian kemaren hati saya sendu milihat kesedihan mama. Berawal kemaren malam sepupu saya tlp untuk mengabarkan, bapaknya kritis. Om gendut saya memanggilnya dan itu kakak mama. Mama sempat bicara dengan om mengatakan minta maaf karena udah lama ga bisa mengunjungi karena mama juga sakit untuk duduk dan berjalan aja susah. Mama bicara sambil nangis, dan om membalas dengan bergumam karena sudah tidak bisa bicara lagi. 

Mama tipe orang yang galak, kuat dan tangguh. Sangat jarang saya melihat mama menangis tapi kemaren melihat mama bgitu sendu dan menangis saya juga ikutan nangis. Mama dan abang nya ini umur nya beda jauh 10 tahun lebih, tapi mereka dekat, anak om sering becandain mama dengan mengatakan mama adik kesayangan. Saya juga dekat sama om, kami sering ke rumahnya di kampung, yang saya ingat om suka memberi kami uang istilahnya teng teng.

Saya merenung ternyata begini klo sudah tua, saling merindukan saudara, bagaimanapun ikatan darah itu kental tak akan tergantikan walaupun masing-masing sudah punya keluarga sendiri. 

Saya jadi ingan tulisan ustad Faudzil Adhim, "hubungan saudara tak menjamin kita bisa bersama di surga, tapi menyambung hubungan silaturahmi tegas tuntunannya, berharap dengan tetap terjalinnya silaturahmi bisa tetap bersama mendekat kepada aqidah yang lurus dan agama yang haq"

Saat menulis ini di hp, muncul tlp yang mengabarkan om mustapa telah berpulang, innalillahi wainna illaihi rajiun. 

إِنَّ ِللهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلَّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ.

“Sesungguhnya adalah hak Allah untuk mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah (dengan sebab musibah itu).” [HR. Al-Bukhari no. 1284 dan Muslim no. 923]

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه وَأَكْرِمْ نُزُلَه وَوَسِّعْ مُدْخَلَه وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْه دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِه وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِه وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ وَأَعِذْه مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ عَذَابِ النَّارِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar